UJIAN TENGAH SEMESTER METODELOGI PENELITIAN
DOSEN Prof. Dr. Sutrisno T., Ak., CA.
ANGGOTA DISKUSI Ariel Dalesar Eltho / NIM: 165020300111042 Hanif Raihan O. / NIM: 165020300111056 M. Rizqi Sudirman / NIM: 165020301111083 Dewi Cahya Mawadah / NIM: 165020301111084
Akuntansi Universitas Brawijaya Malang 2018
1a. Metoda ilmiah adalah proses keilmuan untuk mendapat pengetahuan secara sistematis, demi memperoleh pengetahuan itu sendiri dan/atau memecahkan suatu masalah, secara sistematis melalui penelitian yang dilakukan, yang juga disertai dengan bukti fisis. Penelitian memiliki hubungan yang erat dengan science (ilmu) karena penelitian muncul disebabkan adanya fenomena yang tidak biasa yang dianggap perlu dilakukannya penelitian berdasarkan ilmu-ilmu pengetahuan tertentu untuk mengungkapkan fenomena tersebut. Hasil dari penelitian tersebut adalah sebuah ilmu baru yang ke depannya akan berkembang terusmenerus. 1b. Motivasi dan kontribusi penelitian menjadi sangat penting dalam usulan penelitian, karena kedua hal tersebut yang nantinya akan mengarahkan peneliti kepada tujuan penelitian. 2a. Penelitian deduktif adalah penelitian yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam penelitian deduktif, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Penelitian deduktif umumnya digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus sementara penelitian induktif menekanan pada pengamatan utnuk kemudian menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut, penelitian ini sering disebut sebagai sebuah penelitian dengan pendekatan pada pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum. 2b. Paradigma penelitian kualitatif meyakini bahwa dalam suatu sistem kemasyarakatan terdapat suatu ikatan yang menimbulkan keteraturan, keteraturan ini terjadi secara alamiah, oleh karenanya tugas seorang peneliti sosial adalah mencari dan menemukan keteraturan itu sementara paradigma penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai teknik penelitian ilmiah yang menggunakan metode statistik, dilakukan dengan mengumpulkan, menyusun, meringkas, serta mempresentasikan data hasil penelitian tersebut dalam bentuk angka atau statistik, dari angkaangka atau statistik tersebut kemudian peneliti membuat kesimpulan dan keputusan yang logis. 3a. Tujuan dari telaah literatur adalah untuk mengidentifikasi sebuah cara baru dalam menerjemahkan dan memspesifikasi jarak yang ada dengan penelitian sebelumnya serta menyelesaikan kontradiksi antara penelitian yang sudah ada sebelumnya. Hubungan telaah literatur dengan perumusan hipotesis yang baik adalah dengan dilakukannya telaah literatur, maka peneliti dapat melakukan kajian teoritis, membuat kerangka teori, lalu membentuk kerangka konsep. Berdasarkan kerangka konsep inilah peneliti mendeskripsikan hipotesisnya. 3b. Penelitian deduktif adalah penelitian yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam penelitian deduktif, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Penelitian deduktif umumnya digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus sementara penelitian induktif menekanan pada pengamatan utnuk kemudian menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut, penelitian ini sering disebut sebagai sebuah penelitian dengan pendekatan pada pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum. 4a. Paradigma penelitian kualitatif meyakini bahwa dalam suatu sistem kemasyarakatan terdapat suatu ikatan yang menimbulkan keteraturan, keteraturan ini terjadi secara alamiah, oleh karenanya tugas seorang peneliti sosial adalah mencari dan menemukan keteraturan itu 1
sementara paradigma penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai teknik penelitian ilmiah yang menggunakan metode statistik, dilakukan dengan mengumpulkan, menyusun, meringkas, serta mempresentasikan data hasil penelitian tersebut dalam bentuk angka atau statistik, dari angkaangka atau statistik tersebut kemudian peneliti membuat kesimpulan dan keputusan yang logis. 4b. Penelitian kualitatif seperti bidang sosial dapat diterapkan untuk bidang akuntansi yang berkarakter kuantitatif karena, meskipun akuntansi merupakan sistem informasi finansial, dalam informasi finansial terkandung keputusan - keputusan manajemen yang mempengaruhinya, sehingga isu - isu seperti isu etika bisnis dan keperilakuan yang dapat diteliti menggunakan penelitian kualitatif. 5a. Faktor yang menentukan ukuran sampel penelitian adalah: 1. Derajat keragaman dari populasi Makin besar derajat keragaman, maka ukuran sampel yang diperlukan akan lebih besar. Contoh, jika populasinya adalah mahasiswa masyarakat Indonesia, maka sampel yang diperlukan akan lebih besar jika dibandingkan jika populasinya masyarakat Malang. Karena, tingkat keragaman masyarakat Indonesia lebih tinggi daripada masyarakat Malang. 2. Presisi yang ditentukan peneliti Presisi yang lebih tinggi mengharuskan peneliti memperbesar peluang bahwa statistik sesuai dengan parameter sebenarnya. Mau tak mau, agar presisinya tinggi, ukuran sampel yang peneliti butuhkan juga harus lebih besar. Semakin besar ukuran sampel memberikan jaminan bahwa harapan dari statistik sama dengan nilai parameternya. 3. Rancangan analisis Ukuran sampel yang peneliti gunakan, sebesar tertentu, biasa telah diyakini oleh peneliti bahwa ukuran sampel sudah memenuhi aspek keterwakilan dan kecukupan terhadap populasi. Namun, terkadang kebutuhan analisis yang berbeda justru membuat ukuran sampel yang peneliti tentukan sebelumnya belum mewakili dan belum cukup. Contoh, pada awalnya peneliti menentukan unit analisis dari penelitiannya adalah penduduk yang berprofesi sebagai supir ojek online dengan sampel sebanyak 100 responden, seandainya unit analisis tersebut diubah menjadi penduduk yang berprofesi sebagai supir ojek online berdasarkan jenjang pendidikannya, maka ukuran sampel yang sebelumnya harus ditambah agar mewakili masing – masing jenjang pendidikan supir ojek online. 4. Tenaga, biaya, dan waktu Bila secara teknik sampling peneliti sudah baik, namun ukuran sampel tertentu tidak bisa diterapkan begitu saja dalam penelitian. Adakalanya tenaga pelaksana penelitian minim sehingga beban kerja lebih berat, hal ini menjadi alasan untuk mengurangi besarnya ukuran sampel. Ukuran sampel tertentu juga dipengaruhi oleh biaya pelaksanaan, apabila jumlah sampelnya sebanyak 100, tapi memerlukan biaya yang mahal, mengurangi ukuran sampel adalah jalan keluarnya. Pada posisi inilah, dalam menentukan ukuran sampel, peneliti harus memilih antara mengoptimalkan biaya atau meminimalkan keragaman yang terjadi. Aspek ini oleh para ahli statistika diracik sedemikian rupa sehingga menghasilkan formula ukuran sampel dengan biaya optimum dan ukuran sampel dengan varians minimum.
2
5b. Waktu Keberlakuan: Apakah data mempunyai keberlakuan waktu? Apakah data dapat kita peroleh pada saat diutuhkan. Jika saat dibutuhkan data tidak tersedia atau sudah kedaluwarsa, maka sebaiknya jangan digunakan lagi untuk penelitian kita. Kesesuaian: Apakah data sesuai dengan kebutuhan kita? Kesesuaian berhubungan dengan kemampuan data untuk digunakan menjawab masalah yang sedang diteliti. Ketepatan: Apakah kita dapat mengetahui sumber-sumber kesalahan yang dapat mempengaruhi ketepatan data, misalnya apakah sumber data dapat dipercaya? Bagaimana data tersebut dikumpulkan atau metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut? Biaya: Berapa besar biaya untuk mendapatkan data tersebut? Jika biaya jauh lebih dari manfaatnya, sebaiknya kita tidak perlu menggunaknnya. 6a. Dalam pengujian hipotesis, lebih ditekankan pada penentuan tingkat signifikansi alpha dari beta karena umunya terdapat dua kesalahan yang dilakukan peneliti dalam pengujian hipotesis: 1. Kesalahan Tipe I Kesalahan peneliti karena menolak hipotesa nol padahal hipotesa nol adalah benar. Contohnya: menghukum orang yang tidak bersalah. Kesalahan tipe I diberi symbol alpha: a 2. Kesalahan tipe II Keputusan peneliti mendukung hipotesa nol padahal hipotesa nol adalah salah. Contohnya: melepaskan orang yang bersalah. Kesalahan tipe II diberi symbol beta: b. Kesalahan tipe I dan II dapat dikurangi dengan menambah jumlah sample. Kesalahan tipe I lebih serius dibandingkan dengan kesalah tipe II. Oleh karena itu keputusan yang digunakan peneliti dalam pengujian hipotesis lebih ditekankan pada penetapan tingkat signifikansi alpha daripada beta. 6b. Penelitian mahasiswa berupa karya tulis kesarjanaan (skripsi), magister (tesis), dan disertasi (doktor) relatif lebih formal dibanding laporan dari jenis penelitian yang lain karena karya tulis kesajarnaan merupakan syarat kelulusan yang utama pada masing-masing jenjang pendidikan di tingkat perguruan tinggi, sehingga format penyusunanannya menjadi lebih formal. 7a. Parsimonia adalah kemampuan untuk melakukan penyederhanaan untuk hal-hal yang dianggap rumit. Reliabilitas adalah tes akan seberapa konsisten suatu alat ukur dalam mengukur konsep yang diukur sementara validitas adalah ujian seberapa baik instrumen yang dikembangkan untuk mengukur konsep tersebut 7b. Literatur yang dipublikasikan, antara lain dalam bentuk : buku teks, jurnal, atau textdatabases. Penjelasin dari masing – masing literatur adalah sebagai berikut: a. Buku teks merupakan salah satu jenis literatur yang dipublikasikan yang berisi banyak informasi sebagai sumber penemuan masalah penelitian. Dari buku teks, peneliti dapat menggunakan daftar referensi untuk memilih artikel asli atau buku-buku yang relevan dengan masalah penelitian. b. Jurnal merupakan jenis literatur yang dipublikasikan yang berisi artikel-artikel yang menelaah berbagai macam konsep-konsep teoritis. Artikel yang dimuat dalam jurnal akademik atau jurnal profesional dapat berupa artikel teoritis atau hasil penelitian empiris c. Text-databases merupakan jenis literatur yang dipublikasikan yang berisi kompilasi daftar buku, jurnal, majalah atau literatur lainnya yang dipublikasikan secara periodik. Text-databases dapat berupa cetakan dalam bentuk buku, disket, pita magnetik, 3
laser disk, compact disk (CD ROMs), atau dipublikasikan melalui web site dalam jaringan internet. 8. Skala nominal: skala pengukuran untuk data kualitatif yang tidak memiliki urutan (contoh: pria & wanita) Skala ordinal: skala pengukuran untuk data kualitatif yang memiliki urutan (contoh:SD, SMP, SMA) Skala interval: skala pengukuran untuk data kuantitatif yang memiliki urutan (contoh: umur 1-5, 6-10, 11-15) Skala rasio: merupakan skala perbandingan, misalnya return on asset, return on equity, dsb.
4