Uts Ekonomi Makro

  • Uploaded by: reza ananta
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Uts Ekonomi Makro as PDF for free.

More details

  • Words: 3,150
  • Pages: 15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian yang sebenarnya corak kegiatan ekonomi adalah jauh lebih rumit dari yang kita bayangkan. Untuk memberikan gambaran yang lebih mendekati dari keadaan yang sebenarnya dalam makalah ini akan di bahas tentang perekonomian tiga sektor. Sistem Perekonomian tiga sektor merupakan perekonomian yg terdiri dari sektor-sektor rumah tangga, perusahaan dan pemerintah. Dengan demikian dalam menganalisis perekonomian tiga sektor pada hakikatnya akan diperhatikan peranan dan pengaruh pemerintah ke atas kegiatan dalam suatu perekonomian. Dalam perekonomian tiga sektor kegiatan luar negeri masih diabaikan. Dalam menganalisis perekonomian tiga sektor masih tetap dimisalkan kegiatan ekspor dan impor tidak dilakukan. Ini berarti analisis yang dibuat masih memisalkan bahwa barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi tidak dijual ke luar negeri dan masyarakat atau perusahaan tidak membeli dan menggunakan barang-barang dan jasa yang diimpor. Disebabkan oleh ketiadaan perdagangan luar negeri maka perekonomian tiga sektor dinamakan juga perekonomian tertutup.

1.2 Rumusan Masalah A. Apa maksud dari aliran pendapatan dan syarat keseimbangan? B. Apa saja jenis-jenis pajak? C.. Apa maksud dari pengeluaran pemerintah? D. Apa masalah makroekonomi? E. Apa itu kebijakan fiskal?

1.3 Tujuan A. Agar mahasiswa mengerti apa maksud dari aliran pendapatan dan syarat keseimbangan? B. Agar mahasiswa mengerti apa saja jenis-jenis pajak? C. Agar mahasiswa mengerti apa maksud dari pengeluaran pemerintah? D. Agar mahasiswa mengerti apa masalah makroekonomi? E. Agar mahasiswa mengerti apa itu kebijakan fiskal?

1

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Aliran Pendapatan dan Syarat Pendapatan Analisis keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor bertujuan untuk menunjukan penentuan pendapatan nasional dalam perekonomian dimana terdapat pemerintah, untuk memahami analisis tersebut dengan baik perlulah terlebih dahulu disadari pola aliran pendapatan dan pengeluaran yang berlaku dalam perekonomian tersebut dan selanjutnya dari gambaran tersebut ditunjukkan syarat keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor.

A. Aliran Pendapatan dan Pengeluaran Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan. Tiga jenis aliran yang baru tersebut adalah : i. Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah. Pembayaran pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah. Ia merupakan sumber pendapatan pemerintah yang terutama. ii.

Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini menggambarkan

nilai pengeluaran pemerintah keatas barang-barang dan jasa yang diproduksikan oleh sektor perusahaan. iii. Aliran pendapatan dari sektor pemerintah sektor rumah tangga. Aliran itu timbul sebagai akibat dari pembayaran keatas konsumsi faktor-faktor produksi yang dimiliki sektor rumah tangga oleh pemerintah. Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : i.

Pembayaran kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan kepada faktor- faktor

produksi. ii.

Pembayaran pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.

Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber yaitu : i.

Dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan utang oleh perusahaan.

ii.

Dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.

2

B. Syarat Keseimbangan Keseimbangan: Y = AE, atau Y = C + I + G Keterangan: Y : penawaran agregat AE : pengeluaran agregat C : konsumsi rumah tangga I : investasi perusahaan G : pengeluaran pemerintah membeli barang dan jasa Jika C dikurangi dari setiap ruas, maka dalam perekonomian tiga sektor I dan G adalah suntikan kedalam sirkulasi aliran pendapatan, sedangkan S dan T adalah kebocoran. Sebagai kesimpulan dapatlah dirumuskan bahwa dalam perekonomian tiga sektor yang mencapai keseimbangan akan berlaku keadaan : I + G = S + T Contoh : Jika diket: C = 60 + 0,75 Y dan S = 0,25 Y - 100 I = 120 G = 60 Hitung Y keseimbangan! (Ingat persamaan C diatas untuk pajak tetap T = 40) Jawab : Y=C+I+G Y = 60 + 0,75 Y + 120 + 60 Y = 0,75 Y + 240 Y – 0,75 Y = 240 0,25 Y = 240 Y = 960

I+G=S+T 120 + 60 = 0,25 Y – 100 + 40 180 = 0,25 Y – 60 Y = 960 3

2.2 Jenis-jenis Pajak Pajak adalah iuran wajib yang dibayar oleh wajib pajak berdasarkan norma-norma hukum untuk membiayai pengeluaran kolektif guna meningkatkan kesejahteraan umum yang balas jasanya tidak diterima secara langsung. 1.

Pajak objektif : pajak yg dikenakan berdasarkan aktivitas ekonomi para wajib pajak

Misalnya PPN dikenakan kpd mereka yang membeli barang dan jasa kena pajak 2.

Pajak subjektif : pajak yang dipungut dengan melihat kemampuan wajib pajak. Misalnya

pendapatan. Jika pendapatan makin besar, maka beban pajaknya makin besar 3. Pajak langsung : jenis pungutan pemerintah yang secara langsung di kumpulkan dari pihak yang wajib membayar pajak.( pajak yang secara langsung di pungut dari orang yang berkewajiban untuk membayar pajak). 4.

Pajak tak langsung : pajak yang bebannya dapat di pindah2 kan kepada pihak lain.( yang

menanagung beban pajak tersebut adalah para konsumen. Ex : Impor.

B. Bentuk-bentuk pajak pendapatan Di samping dengan cara penggolongan seperti yang baru diterangkan,sistem pajak dapat pula dibedakan dibedakan berdasarkan penggolongan yaitu sebagai berikut : 1. Pajak regresif Sistem pajak yang persentasi pungutan pajaknya menurun apabila pendapatan yang dikenakan pajak menjadi bertambah tinggi dinamakan pajak regresif. Dalam sistem ini, pada pendapatan rendah, pajak yang dipungut meliputi bagian yang tinggi dari pendapatan tersebut. Tetapi, semakin tinggi pendapatan semakin kecil persentasi pajak itu dibandingkan dengan keseluruhan pendapatan. 2. Pajak proporsional Persentasi pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai tingkat pendapatan, yaitu dari pendapatan yang sangat rendah kepada yang sangat tinggi,dinamakan pajak proporsional. 3. Pajak progresif Sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila pendapatan semakin meningkat dinamakan pajak progresif. Berikut adalah satu contoh hipotesis dari pajak progresif.

4

Pendapatan yang dipajak

Persentasi pajak

1.

Sampai Rp 500 ribu

2%

2.

Rp 501 ribu – Rp 2 juta

4%

3.

Rp 2.001 juta – Rp 5 juta

10%

4.

Lebih Rp 5 juta

20%

Pajak progresif menyebabkan pertambahan nominal pajak yang dibayar akan semakin cepat apabila pendapatan semakin tinggi.

2.3 Efek Pajak Ke Atas Konsumsi dan Tabungan Pengaruh pajak terhadap konsumsi dan tabungan pada perekonomian tiga sektor ada dua, yaitu sebagai berikut. 1. Pengaruh pajak tetap (yaitu jumlahnya sama pada berbagai tingkat pendapatan nasional) atas pengeluaran konsumsi dan tabungan. 2. Pengaruh pajak proporsional atas pengeluaran konsumsi dan tabungan. Setiap pemungutan pajak akan menimbulkan perubahan terhadap pendapatan disposibel (Yd). Pajak sebanyak T akan menyebabkan pendapatan disposibel turun sebanyak T. Maka: ∆Yd = T Kemerosotan pendapatan disposibel akan mengurangi konsumsi dan tabungan RT. Jumlah konsumsi dan tabungan yang berkurang adalah sama dengan pengurangan pendapatan diposible. Maka : ∆Yd = -T = ∆C + ∆S. Disamping tergantung pada perubahan pendapatan disposibel pengurangan konsumsi dan tabungan ditentukan oleh MPC dan MPS. Perhitungannya dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan : ∆C = MPC x T ∆C = MPS x T 2.4 Pengeluaran pemerintah Pajak yang diterima pemerintah akan digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan pemerintah. Dinegara-negara yang sudah sangat maju, Pajak adalah sumber utama dari pembelanjaan pemerintah, sebagian dari pengeluaran pemerintah adalah untuk membiayai administrasi pemerintahan dan untuk membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan, membayar gaji pegawaipegawai pemerintah, membiayai sistem pendidikan dan kesehatan rakyat, membiayai pembelanjaan untuk angkatan bersenjata dan membiayai berbagai jenis infrastruktur yang 5

penting artinya dalam pembangunan adalah beberapa bidang penting yang akan dibiayai pemerintah.

1. Penentu-penentu pengeluaran pemerintah a. Proyeksi jumlah pajak yang di terima: Dalam menyusun anggaran belanja pemerintah harus terlebih dahulu membuat proyeksi mengenai jumlah pajak yang akan diterimanya. Makin banyak jumlah pajak yang akan dapat di kumpulkan, makin banyak pula perbelanjaan pemerintah yang akan di lakukan. b. Tujuan-tujuan ekonomi yang ingin dicapai: Mengatasi masalah pengangguran, menghidari inflasi dan mempercepat pembangunan ekonomi. Untuk mempercepat kegiatan tersebut seringkali membelanjakan uang yang lebih besar dari pendapatan yang di peroleh oleh pajak. c. Pertimbangan politik dan keamanan: Pertimbangan-pertimbangan politik dan kestabilan negara selalu menjadi salah satu tujuan penting dalam menyusun anggaran belanja pemerintah. Kekacauan politik, keamanan. Keadaan seperti itu akan menyebabkan kenaikan perbelanjaan pemerintah yang sangat besar.

2.5 Permasalahan Makro Ekonomi Ekonomi makro atau ekonomi difokuskan pada pergerakan dan kecenderungan dalam ekonomi sebagai suatu keseluruhan. Ini adalah merupakan sebuah bidang ekonomi yang mempelajari keseluruhan perilaku perekonomian. Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa ekonomi makro adalah bagian dari teori ekonomi yang mempelajari ekonomi dalam totalitasnya atau secara keseluruhan. Marilah sekarang kita coba untuk mengerti bagaimana hal itu berbeda dari mikro ekonomi. Mikro ekonomi berkaitan dengan unit-unit ekonomi individual seperti dalam rumah tangga, sebuah perusahaan atau suatu industri tertentu. Sebaliknya, ekonomi makro berhubungan dengan sistem ekonomi secara keseluruhan seperti pendapatan nasional, total tabungan dan investasi, jumlah tenaga kerja, total permintaan, total penawaran, tingkat harga umum dan lain lain. Permasalahan Ekonomi makro

6

Sekarang setelah kita memahami arti dan pentingnya ekonomi makro, mari kita coba untuk memahami beberapa masalah umum dalam ekonomi makro. Beberapa masalah yang umum dalam ekonomi makro adalah adalah inflasi, pengangguran, neraca pembayaran dan lain lain. Jadi sekarang mari kita mengenal mereka lebih baik.

Permasalahan ekonomi makro timbul ketika ekonomi tidak mencapai tujuannya secara penuh, seperti misalnya ada pengangurran terselubung, kurangnya stabilitas, dan pertumbuhan ekonomi. Sebagai akibatnya ada efek yang mengikuti. Pengangguran terjadi ketika ada sebagian dari tenaga kerja tidak teserap. Inflasi merayap di saat perekonomian menjadi kurang stabil. Fase pertumbuhan stagnan muncul ketika perekonomian tidak mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi dengan memadai. Semua masalah ini baik disebabkan oleh terlalu sedikit atau terlalu banyak permintaan pada jumlah produksi kotor. Misalnya, pengangguran timbul dari terlalu sedikit permintaan dan inflasi muncul akibat terlalu banyak permintaan.

1. Penggangguran Anggaplah bahwa ada 4 karung beras dan ada 10 buruh angkut yang siap untuk mengangkat. Tapi hanya 4 dari mereka bisa mengangkat karung-karung beras tersebut. Jadi enam orang sisanya tidak digunakan di sini.

Dengan cara yang sama pengangguran muncul ketika faktor-faktor produksi yang bersedia dan mampu menghasilkan barang dan jasa tidak aktif terlibat dalam produksi. Pengangguran berarti perekonomian tidak mencapai tujuan ekonomi makro akan penyerapan seluruh tenaga kerja.

Pengangguran merupakan masalah karena:

Output yabng dihasilkan lebih sedikit dan dengan demikian timbul masalah kelangkaan dalam perekonomian. Hal ini terjadi sebab tenaga kerja yang menganggur menerima pendapatan yang lebih sedikit. Hal ini secara bertahap akan mengurangi standar hidup. 7

Dengan demikian tingkat pengangguran pada akhirnya memberitahu kita berapa banyak orang dalam angkatan kerja yang tidak dapat menemukan pekerjaan. Hal ini umumnya dapat diamati bahwa ketika ekonomi akan bertumbuh dari periode ke periode. Pertumbuhan ekonomi ditunjukkan dengan tingkat pertumbuhan PDB dan tingkat pengangguran yang cenderung rendah. Hal ini disebabkan karena dengan meningkatnya tingkat PDB, output menjadi lebih tinggi, dan karenanya jumlah buruh yang diperlukan untuk menyeimbangi tingkat produksi. Secara umum, keadaan ekonomi yang baik akan memiliki tingkat pengangguran lebih rendah dan sebaliknya.

2. Inflasi Kenaikan tingkat harga secara konsisten dan terus-menerus akan menyebabkan inflasi. Secara sederhana dalam Inflasi ada kenaikan umum dalam harga barang dan jasa dari waktu ke waktu. Dalam hal demikian, harga umumnya naik dari bulan ke bulan dan tahun ke tahun. Dengan adanya beban ini, perekonomian tidak mencapai tujuan stabilitasnya. Inflasi menyebabkan peningkatan rata-rata harga produk dan jasa. Dalam keadaan inflasi dapat dilihat bahwa beberapa harga naik di atas rata-rata, beberapa naik di bawah ratarata, dan beberapa harga barang bahkan menurun.

Inflasi merupakan masalah karena:

Karena ada kenaikan harga barang dan jasa, daya beli uang menurun. Hal ini pada gilirannya akan mengurangi kekayaan finansial dan menurunkan standar hidup. ketidakpastian yang lebih besar untuk melakukan perencanaan jangka panjang. Pendapatan dan kekayaan cenderung didistribusikan sembarangan di antara berbagai sektor ekonomi dan di antara pemilik sumber daya.

3. Siklus Bisnis Pengangguran dan inflasi merupakan masalah yang cenderung timbul pada fase yang berbeda dari siklus bisnis. Kemungkinan masalah ini akan berbeda-beda. Pada saat tertentu, masalah pengangguran berkurang dan inflasi menjadi sesuatu yang lebih harus diperhatikan. Di lain waktu, masalah pengangguran lebih harus diperhatikan daripada 8

masalah inflasi. Sekarang kita akan memahami bagaimana kedua masalah tersebut terhubung dengan dua fase utama dari siklus bisnis. 

Tahap Kontraksi

Dalam fase kontraksi dari siklus bisnis akan terjadi penurunan secara umum dalam kegiatan perekonomian. Keseluruhan permintaan agregat berkurang yang berarti bahwa output yang dihasilkan lebih sedikit, dan dengan demikian lebih sedikit sumber daya yang digunakan dalam proses produksi.

Dengan alasan ini, pengangguran cenderung menjadi masalah utama di sini. Tetapi pada saat yang sama karena pasar cenderung memiliki lebih banyak surplus dari kekurangan, inflasi cenderung tidak menjadi masalah selama fase ini. 

Tahap Ekspansi Selama fase ekspansi dari siklus bisnis ada peningkatan secara umum dalam kegiatan ekonomi. Dengan demikian kenaikan permintaan agregat secara keseluruhan mengarah kepada tingkat produksi yang lebih tinggi dan sumber daya yang dipergunakan berada pada tingkat yang lebih tinggi. Permintaan lebih dari penawaran. Oleh karena itu pasar lebih cenderung memiliki kekurangan dibandingkan surplus. Dengan demikian inflasi cenderung menjadi masalah utama selama fase ini. Namun, dengan produksi yang kuat, banyak orang yang dibutuhkan untuk mengatasi dengan permintaan akan tenaga kerja dan dengan demikian pengangguran cenderung tidak menjadi masalah.

4. Suku Bunga Suku bunga adalah biaya yang dikenakan oleh bank untuk memberikan pinjaman. Perusahaan meminjam uang dari bank-bank dari waktu ke waktu dan karenanya peningkatan suku bunga akan mempengaruhi bisnis secara langsung.

Dengan kenaikan suku bunga akan menyebabkan peningkatan beban bunga. Dalam kasus seperti itu usaha harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk membayar kembali 9

pinjaman. Perubahan pada tingkat suku bunga juga mempengaruhi pelanggan. Pada gilirannya, ini juga akan mempengaruhi perusahaan. Individu dalam kasus demikian harus membayar jumlah yang lebih tinggi untuk meminjam uang, yang akhirnya menyebabkan penurunan permintaan untuk produk besar.

5. Pertumbuhan Stagnan Pertumbuhan stagnan terjadi ketika pasokan produk tidak meningkat atau menurun di bawah patokan. Peningkatan total produksi barang dan jasa umumnya diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi. Hal ini diperlukan untuk mengimbangi peningkatan populasi dan harapan standar hidup yang meningkat.

Pertumbuhan stagnan timbul jika total produksi tidak mengikuti harapan-harapan ini. Oleh karena itu tujuan ekonomi makro akan pertumbuhan ekonomi tidak tercapai. Alasan paling memungkikan untuk pertumbuhan stagnan dapat dikaitkan dengan kuantitas dan kualitas sumber daya yang digunakan untuk produksi.

Jadi mari kita memahami alasan-alasan penyebab pertumbuhan stagnan secara rinci. Kuantitas dari empat faktor produksi dapat membatasi pertumbuhan produksi. Faktorfaktor ini adalah tenaga kerja, modal, tanah, dan kewirausahaan. Jika orang malas memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan menghabiskan waktunya melakukan apa-apa selain tidur di sofa ruang tamu orang tuanya, maka total jumlah tenaga kerja menurun. Dengan demikian jumlah tenaga kerja didasarkan pada populasi keseluruhan dan bagian dari populasi bersedia dan mampu bekerja.

Jika misalnya, peraturan pemerintah dan pajak tinggi mengurangi minat beberapa industri untuk membangun pabrik baru di sektor manufaktur, itu akan menguarangi kuantitas modal. Jadi di atas adalah semua permasalahan ekonomi makro. Dapat dilihat bahwa masalah ekonomi makro akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan dari mayarakat dalam suatu Negara.

10

2.6 Kebijakan Fiskal Kata fiskal berasal dari bahasa latin, fiscus yaitu nama seorang pemegang kuasa atas keuangan pertama pada zaman Romawi kuno. Secara harfiah berarti keranjang atau tas. Adapun kata fisc dalam bahasa Inggris berarti pembendaharaan atau pengaturan keluar masuknya uang dalam kerajaan. Fiskal digunakan untuk menjelaskan bentuk pendapatan Negara atau kerajaan yang dikumpulkan dari masyarakat dan oleh pemerintahan Negara atau kerajaan dianggap sebagai pendapatan lalu digunakan sebagai pengeluaran dengan program-program untuk menghasilkan pencapaian terhadap pendapatan nasional, produksi dan perekonomian serta digunakan pula sebagai perangkat keseimbangan dalam perekonomian. Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pihak pemerintah guna mengelola dan mengarahkan kondisi perekonomian ke arah yang lebih baik atau yang diinginkan dengan cara mengubah atau memperbarui penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Salah satu hal yang ditonjolkan dari kebijakan fiskal ini adalah pengendalian pengeluaran dan penerimaan pemerintah atau negara.

1. Tujuan Kebijakan Fiskal Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan fiskal adalah untuk menentukan arah, tujuan, sasaran, dan prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan perekonomian bangsa. Adapun tujuan-tujuan dikeluarkannya kebijakan fiskal secara rinci adalah sebagai berikut. a. Mencapai kestabilan perekonomian nasional. b. Memacu pertumbuhan ekonomi. c. Mendorong laju investasi. d. Membuka kesempatan kerja yang luas. e. Mewujudkan keadilan sosial. f. Sebagai wujud pemerataan dan pendistribusian pendapatan. g. Mengurangi pengangguran. h. Menjaga stabilitas harga barang dan jasa agar terhindar dari inflasi. 11

2. Macam-macam Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal dibagi menjadi 2 (dua) yaitu menurut segi teori dan menurut jumlah penerimaan dan pengeluaran. A. Kebijakan Fiskal dari Segi Teori Kebijakan Fiskal Fungsional Merupakan kebijakan untuk pertimbangan pengeluaran anggaran dan penambahan kesempatan kerja yang dilakukan oleh pemerintah karena akibat tidak langsung dari pendapatan nasional.

Kebijakan Fiskal yang Disengaja Merupakan kebijakan fiskal yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang sedang dihadapi dengan cara memanipulasi anggaran belanja secara sengaja, baik melalui perubahan perpajakan maupun perubahan pengeluaran pemerintah. Ada tiga bentuk dari macam kebijakan fiskal ini yaitu.

1. Membuat perubahan pada pengeluaran pemerintah 2. Membuat perubahan pada sistem pemungutan pajak 3. Membuat perubahan secara serentak baik pada pengelolaan pemerintah maupun sistem pemungutan pajak Kebijakan Fiskal Tak Disengaja Kebijakan ini dimaksudkan untuk mengendalikan kecepatan siklus bisnis supaya tidak terlalu fluktuatif. Dalam kondisi depresi, kebijakan ini dimaksudkan untuk menambah aktivitas kegiatan ekonomi yang terjadi. Sedangkan dalam keadaan inflasi, kebijakan ini akan mengurangi aktivitas tersebut. Jenis penstabil otomatis atau kebijakan fiskal tak disengaja yaitu pajak proporsional, pajak progresif, kebijakan harga minimum, asuransi pengangguran.

B. Kebijakan Fiskal dari Penerimaan dan Pengeluaran Kebijakan Fiskal Seimbang

12

Kebijakan fiskal seimbang merupakan kebijakan yang membuat antara penerimaan dan pengeluaran menjadi sama jumlahnya. Salah satu kelebihan dari

kebijakan fiskal

seimbang yaitu Negara tidak perlu meminjam dana dari pihak dalam Negeri atau luar Negeri. Sedangkan kelemahannya, kondisi perekonomian akan menjadi terpuruk apabila keadaan perekonomian negara dalam kondisi tidak menguntungkan.

Kebijakan Fiskal Surplus Kebijakan fiskal surplus merupakan kebijakan yang mana jumlah pendapatan harus sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah pengeluaran. Kebijakan fiskal ini merupakan cara untuk menghindari inflasi.

Kebijakan Fiskal Defisit Kebijakan fiskal defisit yaitu kebijakan yang berlawanan dengan kebijakan surplus. Berarti jumlah pendapatan lebih rendah dari jumlah pengeluaran. Beberapa kelebihan dari kebijakan fiskal ini adalah bisa mengatasi kelesuan dan depresi pertumbuhan perekonomian. Sedangkan untuk kekurangannya adalah anggaran negara selalu dalam keadaan kekurangan.

Kebijakan Fiskal Dinamis Kebijakan fiskal dinamis merupakan suatu kebijakan yang mirip dengan kebijakan fiskal seimbang namun dengan ditambah improvisasi yaitu sama besar jumlahnya tetapi seiringnya waktu kedua-duanya akan bertambah besarnya. Kegunaan dari kebijakan ini adalah menyediakan pendapatan yang bisa untuk memenuhi kebutuhan pemerintah yang bertambah seiring berjalannya waktu.

Sekian pembahasan mengenai kebijakan fiskal. Pengaturan keluar masuknya keuangan adalah hal terpenting bagi setiap badan usaha. Untuk itu, diperlukan adanya laporan keuangan yang baik. Kini, Anda dapat membuat laporan keuangan perusahaan dengan mudah menggunakan software akuntansi. Jurnal adalah salah satu software akuntansi online yang dapat membantu Anda mengelola keuangan hingga membuat laporan keuangan secara instan di mana pun dan kapan pun. 13

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Ekonomi tiga sektor adalah perekonomian yang meliputi dalam sektor perusahaan, rumah tangga dan pemerintah. Pajak yang dipungut pemerintah dapat dibedakan menjadi beberapa cara. Cara yang pertama adalah membedakannya dengan cara pajak langsung dan pajak tak langsung. Cara lain adalah pajak regresif, pajak proporsional dan pajak progresif. Keseimbangan PN dapat ditunjukkan melalui dua pendekatan yaitu pendekatan pengeluaran agregat, penawaran agregat dan pendekatan suntikan bocoran. Multiplier dalam ekonomi tiga sektor dapat dibedakan kepada dua jenis yaitu multiplier dalam sistem pajak tetap dan multiplier dalam sistem pajak proporsional. Jenis- jenis penstabilan otomatik yang utama adalah pajak proporsional dan pajak progresif program asuransi pengangguran. Sistem harga minimum kebijakan fiskal diskresioner dilakukan dengan menambah pengeluaran agregat pada waktu pengangguran mengurangi pada waktu inflasi.

3.2 Saran Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, namun walaupun demikian akan mencoba memberi saran yang mungkin akan dapat membangun. Adapun saran penyusun kepada para pembaca kiranya dapat memahami isi tulisan, masukan, kritikan, dan tanggapan guna penyempurnaan tulisan makalah ini.

14

15

Related Documents

Uts Ekonomi Makro
August 2019 33
Ekonomi Makro
July 2020 27
Pengenalan Makro Ekonomi
December 2019 28
Makro Ve Mikro Ekonomi
June 2020 31
Makro Ekonomi 1
December 2019 32
Makro Ekonomi 2
December 2019 15

More Documents from ""