Bab 1 Pendahuluan 1.Pengertian Psikologi Pendidikan Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia di dalam dunia pendidikan yang meliputi studi sistematis tentang proses-proses dan faktorfaktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia yang tujuannya untuk mengembangkan dan meningkatkan keefisien di dalam pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Dari dua definisi ini maka jelas fokus dari psikologi pendidikan adalah proses belajar mengajar.Arthur S. Reber mengatakan bahwa psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas, pengembangan dan pembaharuan kurikulum, ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan, sosialisasi proses-proses dan interaksi prosesproses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif, dan penyenggaraan pendidikan keguruan. Berikut definisi psikologi dari beberapa tokoh:
Wilhelm Wundt: Psikologi adalah ilmu yang mempelajari kesaradan Manusia
Woodworth dan Marquis: Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, yang terlihat maupun yang tidak telihat meliputi aktivitas fisik, emosional, dan berpikir.
2. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan Sebagian buku menunjukan lingkup yang luas, sedangkan buku-buku yang lain menunjukkan ingkup yang lebih sempit atau terbatas. 1. Teori Pendidikan 2. Praktik Pendidikan 3. Hubungan antara teoritis dan praktis BAB 2 Aktivitas Manusia 1. Pengamatan Manusia mengenal dunia ini secara riil, baik dirinya sendiri maupun dunia sekitarnya dimana dia ada, dengan melihatnya, mendengarnya, membawanya atau mengecapnya. Cara mengenal objek yang demikian itu disebut mengamati, sedangkan melihat, mendengar dan seterusnya disebut modalitas pengamatanPada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah
aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu dapat dicari beberapa kaidah hukum psikologi yang mendasarinya hukum-hukum tersebut, sehingga dengan demikian akan dapat memahami anak didiknya dengan lebih baik. Berikut beberapa pengaturan pengamatan:
Pengaturan menurut sudut pandangan ruang
Pengaturan menurut sudut pandangan waktu
Pengaturan menurut sudut pandangan gestalt Adapun proses-proses pengamatan adalah sebagai berikut: 1.Penglihatan 2.Pendengaran 3.Rabaan 4.Pembauan (penciuman) B.Fantasi Yaitu daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan tanggapantanggapan yang ada, dan tanggapan baru itu tidak harus dengan benda-benda yang ada. Dapat pula fantasi itu dilukiskan sebagai fungsi yang memungkinkan manusia untuk berorientasi dalam alam imajinasi melampaui dunia riil.
Klasifikasi Secara garis besar fantasi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu: 1) Fantasi tidak sadar (tidak disengaja) 2) Fantasi disadari (disengaja)
Nilai Praktis Fantasi. 1) Fantasi memungkinkan orang menetapkan diri dalam hidup kepribadian orang lain 2) Fantasi memungkinkan orang untuk menyelami sifat-sifat kemanusiaan
Beberapa Catatan Praktis 1)Mengingat
besarnya
faedah
fantasi
itu
bagi
kehidupan
manusia
sehari-hari
2)Dalam pada itu harus dijaga, supaya perkembangan fantasi itu tetap sehat. C. Ingatan Yaitu beberapa proses dan pengaruh-pengaruh yang lampau, secara teori dapat dikembangkan / dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
Mencamkan, yaitu menerima kesan-kesan
Menyimpan kesan-kesan, dan
Atas dasar kenyataan itulah, maka biasanya ingatan didefinisikan sebagai kecakapan
D. Berfikir Terdapat dua kesimpulan arti mengenai berfikir, yaitu: a.Bahwa berfikir itu adalah aktivitas, jadi subjek yang berfikir aktif, dan b.Bahwa berfikir itu sifatnya ideasional Bab 3 Pembelajaran Kontruktivisme Dan Konstekstual A. Pembelajaran Kontruktivisme
Konstruktivisme merupakan teori psikologi tentang pengetahuan yang menyatakan bahwa manusia membangun dan memanai pengetahuan dari pengalamannya sendiri.. Pembelajaran konstruktivistik memandang bahwa peserta didik secara terus-menerus memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan aturan-aturan lama dan merivisi aturan-aturan tersebut jika tidak sesuai lagi.Pembentukan teori konstruktivisme pada umunya dikaitkan dengan Jean Piaget, yang mengartikulasikan mekanisme internalisasi pengetahuan pada peserta didik. Untuk mendorong agar peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan belajar, maka: (a) lingkungan belajar harus menunjukkan suasana demikratis. (b) kegiatan pembelajaran berlangsung interaktif terpusat pada peserta didik. (c) pendidik memperlancar proses belajar sehingga mampu mendorong peserta didik Pendekatan Pembelajaran Pendekatan kontruktivisme menekankan pembelajaran dari atas ke bawah dan bukan dari bawah ke atas. Pembelajaran dari atas ke bawah berarti peserta didik mulai memecahkan masalah yang kompleks kemudian menemukan ( dengan bantuan pendidik ) ketrampilan dasar yang diperlukan.Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam teori rekonstruksi disebut belajar generative ( generative learning ). Asumsinya adalah bahwa semua kegiatan belajar adalah menemukan ( discovery ). Apabila pendidik menyampaikan informasi kepada peserta didik, peserta didik harus melakukan operasi mental agar informasi itu dapat mereka miliki. Strategi belajar generatif mengajarkan peserta didik tentang cara – cara mengoperasikan mental mereka ketika menghadapi informasi baru. B. Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran konstektual merupakan konsep belajar mengajar yang membantu pendidik menghubungkan isi materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata, memotivasi peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dengan kehidupan nyata, seperti anggota keluarga, warga negara, dan pekerja serta mempersyaratkan belajar dan bekerja keras.Pembelajaran konstektual merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi peserta didik untuk memahami makna materi pembelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan sehari – hari ( konteks pribadi, sosial dan cultural ) sehingga peserta didik memiliki pengetahuan atau ketrampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan ( transfer belajar ) dari satu permasalahan atau konteks ke permasalahan atau konteks lain. Landasan Pemikiran Pendekatan kontekstual mendasarkan pada pemikiran tentang belajar sebagai berikut : Proses belajar Transfer belajar Peserta didik Karakteristik Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran kontekstual memiliki karakteristik yang berbeda dengan yang lain yaitu sebagai berikut : 1. Proses Pembelajaran Mencakup berbagai disiplin ilmu pengetahuan sehingga peserta didik memperoleh prespektif terhadap kehidupan nyata. Mereka memahami bagaimana pengetahuan dan ketrampilan itu berhubungan dengan kehidupan sekarang atau masa yang akan datang. 2. Tujuan Pembelajaran
Standar disiplin pengetahuan yang diterapkan.
Pengetahuan dan keterampilan yang ditetapkan dan memiliki kompetensi tertentu.
Menggunakan ketrampilan berpikir tingkat tinggi, berpikir kritis dan pembuatan Keputusan. Pendekatan Pembelajran Kontekstual
Pembelajaran berbasis masalah Penggunaan keragaman konteks Pengelompokan peserta didik Dukungan belajar peserta didik mengatur diri sendiri
BAB 4 Pembawaan Dan Lingkungan A. Pembawaan Pembawaan ialah
seluruh
kemungkinan-kemungkinan
atau
kesanggupan-
kesanggupan (potensi) yang terdapat pada seorang individu dan yang selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan). Misalnya: sejak dilahirkan anak mempunyai kesanggupan untuk dapat berjalan, potensi berkata-kata, potensi untuk belajar ilmu pasti, pembawaan untuk bahasa, untuk menggambar, intelegensi yang baik dan lain-lain. Beberapa Macam Pembawaan Adalah Sebagai Berikut: Pembawaan Jenis Pembawaan Ras Pembawaan Jenis Kelamin Pembawaan Perseorangan Bentuk tubuh dan warna kulit Sifat-sifat B. Lingkungan Lingkungan ialah faktor yang datang dari luar diri individu, merupakan pengalamanpengalaman, alam sekitar, pendidikan dan sebagainya. Pengaruh pendidikan dan pengaruh lingkungan sekitar itu sebenarnya terdapat perbedaan. Pada umumnya pengaruh lingkungan bersifat pasif, dalam arti bahwa lingkungan tidak memberikan suatu paksaan kepada individu. Lingkungan memberikan kemungkinan-kemungkinan atau kesempatan-kesempatan kepada individu.
Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material
jasmaniah di dalam tubuh. Dan secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dari konsensi, kelahiran hingga kematiannya. Keluarga Sekolah Masyarakat Keadaan alam sekitar
C. Macam-Macam Lingkungan Menurut Sartain lingkungan itu dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Lingkungan alam/ luar (external or psyical environment) 2. Lingkungan dalam (internal environment) 3. Lingkungan social/masyarakat ( social evironment) Yang dimaksud dengan lingkungan luar adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini selain manusia. Dan yang dimaksud dengan lingkungan dalam adalah segala sesuatu yang termasuk lingkungan luar. Dan semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita disebut sebagai lingkungan social. Jadi dalam hal kepribadian kita adalah hasil dari interaksi antara gen-gen dan lingkungan kita, karena interaksi ini maka tiap-tiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda satu sama lain. Bab 5 Gejala Dan Kemauan 1. Pengertian Kemauan Kemauan merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia, dapat diartikan sebagai aktivitas psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan. Tujuan adalah titik akhir dari gerakan yang menuju pada sesuatu arah. Adapun tujuan kemauan adalah pelaksanaan suatu tujuan-tujuan, harus diartikan dalam suatu hubungan.Dalam istilah sehari-hari, kemaun dapat disamakan dengan kehendak atau hasrat. Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Dalam berfungsinya kehendak ini bertautan dengan fikiran dan perasaan. Untuk memudahkan mempelajarinya dibagi atas: Dorongan Macam-macam dorongan yang lain ialah: 1)
Dorongan keamanan
2)
Dorongan menonjolkan diri
3)
Dorongan ingin tahu
Keinginan Hasrat Kecenderungan Hawa nafsu
2. Hasrat Yang Berpusat Pada Kejasmanian Gejala hasrat ini berhubungan dengan gerak dan perbuatan yang berpusat pada kejasmanian atau kewiyasaan. Di antara gejala hasrat ini ada yang terdapat pada tumbuh tumbuhan, binatang maupun manusia. Aspek jasmaniah merupakan hal yang nampak keluar. 1) Tropisme
Foto-tropisme positif, yaitu gerak mengarah cahaya. Misalnya tumbuh-tumbuhan mengarah kepada matahari, laron menyongsong sinar, dan sebagainya.
Foto-tropisme negatif, yaitu bergerak menghindara perangsang cahaya. Misalnya jenis ikan tertentu yang selalu menjauhi sinar. 2) Refleks
Pada gerak refleks terdapat hubungan erat antara perangsang dan reaksi, yakni reaksi terhadap perangsang itu.
Gerak refleks berlangsung di luar kesadaran (tidak disadari).
Gerak refleks bersifat mekanis (bergerak dengan sendirinya) dan tidak mempunyai tujuan tertentu. 3) Insting
Instink lebih majemuk dan refleks. Gerak-gerak insting lebih kompleks darpada gerak-gerak refleks yang serba terikat dengan jenis perangsang.
Instink merupakan kemampuan untuk bergerak kepada suatu tujuan dengan tidak memerlukan latihan lebih dahulu.. 5) Kebiasaan Gerak perbuatan yang berjalan dengan lancar dan seolah-olah berjalan dengan sendirinya, disebut kebiasaan. 6) Nafsu Dorongan yang terdapat pada tiap-tiap manusia dan memberi kekuatan berindak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup tertentu, disebut nafsu. Nafsu dalam terminologi psikologi lebih dikenaldengan sebuah konasi (daya karsa). 7) Keinginan Nafsu yang telah mempunyai arah tertentu dan tujuan tertentu disebut keinginan. 8) Kecenderungan (tendency)
Kecenderungan vital (hayat)
Kecenderungan perseorangan
10) Kemauan
Gejala kemauan merupakan dorongan dari dalam yang dimiliki oleh manusia, karena kemauan merupakan dorongan yang disadari dan dipertimbangkan.
Gejala kemauan berhubungan erat dengan satu tujuan. Kemauan mendorong timbulnya perhatian/minat-minat, mendorong gerak aktivitas ke arah tercapainya suatu tujuan.
Bab 6 Hakekat Pembelajaran A.
Pengertian Pembelajaran Sebelum melangkah lebih jauh ke dalam materi pembelajaran, sebaiknya mengetahui
lebih dulu tentang hakikat belajar. Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian sebagai suatu pola baru yang berupa kecakapan sikap kebiasaan, atau suatu pengertian. Belajar pada hakikatnya merupakan suatu usaha, suatu proses perubahan yang terjadi pada individu sebagai hasil dari pengalaman atau hasil dari pengalaman interaksi dengan lingkungannya. Belajar dalam pengertian yang lain yaitu suatu upaya untuk menguasai sesuatu yang baru. Konsep ini mengandung dua hal: pertama; usaha untuk menguasai, hal ini bermakna menguasai sesuatu dalam belajar, kedua; sesuatu yang baru dalam arti hasil yang diperoleh dari aktivitas belajar.Dalam defenisi lain dijelaskan bahwa Belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Pembelajaran yang berorientasi bagaimana perilaku pendidik yang efektif, beberapa teori belajar mendeskripsikan pembelajaran sebagai berikut: Usaha pendidik membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan perilaku peserta didik. Cara pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir agar memahami apa yang dipelajari. Memberikan kebebasan pada peserta didik untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. B. Komponen-Komponen Pembelajaran Secara eksplisit tujuan pembelajaran yang diupayakan adalah instructional effect, biasanya berupa kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimaksudkan untuk mempermudah dalam menentukan kegiatan pembelajaran yang tepat diharapkan setelah PBM (Proses Belajar Mengajar) akan memeperoleh hasil belajar dan dampak pengiring berupa kesadaran akan sifat, pengetahuan, tenggang rasa, kecermatan dalam bahasa, dsb.2.
Subyak Belajar
Merupakan komponen utama, karena berperan sebagai subyek dan obyek. Sebagai subyek karena peserta didik adalah individu yang melakukan PBM. Sebagai obyek karena kegiatan