LAPORAN
PENERAPAN PROSEDUR TETAP KERJA (PROTAP) HIGIENE SANITASI TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN DI FOOD COURT SEHATI BU TRUBUS
Disusun Oleh : KELOMPOK 4 1. Dinan Fadiati
NIM : P07133318002
2. Rahmad Suhendra
NIM :P07133318004
3. Asep Susanto
NIM : P07133318006
4. Zurorotul Munashifah
NIM : P07133318010
5. Kurnia Isa
NIM : P07133318017
PRODI DIV KESEHATAN LINGKUNGAN (ALIH JENJANG) JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2018
PROSEDUR KERJA TETAP (PROTAP) HIGIENE SANITASI TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN 1. Definisi
a. Inspeksi sanitasi TPM adalah usaha melihat dan menyaksikan secara langsung serta menilai tentang keadaan, tindakan atau kegiatan yang dilakukan serta memberikan petunjuk/saran perbaikan. b. Sanitasi TPM adalah upaya yang dilakukan setiap sebelum dan sesudah proses produksi atau pagi dan sore hari dengan menghilangkan sisa-isa bahan dan kotoran guna menjamin kebersihan dan keamanan produk. Tindakan pengawasan yang dilakukan dengan pengambilan sampel usap lantai sebelum dilakukan desinfeksi, setelah desinfeksi dengan metode yang dilaksanakan di TPM, serta setelah desinfeksi menggunakan larutan khlorin (100-250 mg/l) atau iodium (20-25 mg/l). Kemudian diperiksa angka kuman lantai di laboratorium dengan metode Pour Plate.
2. Tujuan
a. Untuk mengetahui penerapan sanitasi di TPM meliputi lokasi, bangunan, fasilitas; pencahayaan; penghawaan; air bersih; air kotor; fasilitas cuci tangan dan toilet; pembuangan sampah; serta ruang pengolahan makanan. b. Untuk mengetahui angka kuman lantai sebelum dilakukan desinfeksi, setelah desinfeksi dengan metode yang dilaksanakan di TPM, serta setelah desinfeksi menggunakan larutan khlorin (100-250 mg/l) atau iodium (20-25 mg/l).
3. Kebijakan
a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1096/MENKES/PER/VI/2011
tentang
Higien Sanitasi Jasaboga, Lampiran Formulir 3 Uji Kelaikan Fisik untuk Higiene Sanitasi Makanan Jasaboga b. Angka kuman lantai dinyatakan aman apabila hasil pemeriksaan kurang dari 1010, yang setara dengan cemaran tinja ke lingkungan. 4. Cara Pelaksanaan
a. Melakukan inspeksi sanitasi berdasarkan formulir berikut : Nama
: ..........
perusahaan Nama
: ..........
pengusaha Nama pemeriksa : .......... Alamat
: ..........
perusahaan Tanggal
: ..........
penilaian
No
Uraian LOKASI,
Bobot X
BANGUNAN,
FASILITAS 1.
Halaman bersih, rapi, tidak 1 becek, dan berjarak sedikitnya 500
meter
dari
lalat/tempat
sarang
pembuangan
sampah serta tidak tercium bau busuk atau tidak sedap yang berasal pencemaran.
dari
sumber
2.
Konstruksi
bangunan
kuat, 1
aman, terpelihara, bersih dan bebas dari barang-barang yang tidak berguna atau barang sisa. 3.
Lantai kedap air, rata, tidak 1 licin, tidak retak, terpelihara dan mudah dibersihkan.
4.
Dinding
dan
langit-langit 1
dibuat dengan baik, terpelihara dan bebas dari debu (sarang laba-laba) 5.
Bagian dinding yang kena 1 percikan air dilapisi bahan kedap air setinggi 2 (dua) meter dari lantai.
6.
Pintu
dan
jendela
dibuat 1
dengan baik dan kuat. Pintu dibuat
menutup
sendiri,
membuka kedua arah dan dipasang alat penahan lalat dan bau. Pintu dapur membuka ke arah luar. PENCAHAYAAN 7.
Pencahayaan sesuai dengan 1 kebutuhan
dan
tidak
menimbulkan bayangan. Kuat cahaya sedikitnya 10 fc pada bidang kerja. PENGHAWAAN
8.
Ruang kerja maupun peralatan 1 dilengkapi ventilasi yang baik sehingga terjadi sirkulasi udara dan tidak pengap. AIR BERSIH
9.
Sumber
air
bersih
aman, 5
jumlah cukup dan bertekanan AIR KOTOR 10. Pembuangan air limbah dari 1 dapur, kamar mandi, WC dan saluran air hujan lancar, baik dan tidak menggenang. FASILITAS CUCI TANGAN DAN TOILET 11. Jumlah cukup, tersedia sabun, 1 nyaman dipakai dan mudah dibersihkan. PEMBUANGAN SAMPAH 12. Tersedia tempat sampah yang 2 cukup, bertutup, anti lalat, kecoa,
tikus
dan
dilapisi
kantong plastik yang selalu diangkat setiap kali penuh. RUANG
PENGOLAHAN
MAKANAN 13. Tersedia luas lantai yang cukup 1 untuk pekerja pada bangunan, dan terpisah dengan tempat tidur atau tempat mencuci pakaian.
14. Ruangan bersih dari barang 1 yang tidak berguna (barang tersebut
disimpan
rapi
di
gudang)
b. Terdiri
dari
cara
pengambilan
sampel
dan
pemeriksaan sampel yaitu sebagai berikut : 1) Pengambilan sampel usap lantai : a) Masukkan swab/lidi kapas steril ke dalam larutan bufer fosfat 5 ml, diperas dengan cara menekankan pada dinding tabung bagian atas
sambil
diputar-putar.
Kemudian
digunakan untuk mengusapkan permukaan lantai seluas 10 cm x 5 cm. (Dilakukan secara aseptis) b) Masukkan kembali swab ke dalam larutan bufer fosfat, aduk dan putar selama 2 menit kemudian peras kembali pada dinding. Keluarkan
dari
tabung
dan
lakukan
penyekaan pada permukaan lantai yang sama sebanyak 3 kali. (Dilakukan secara aseptis) c) Sampel diangkut menuju laboratorium pada suhu 4oC. 2) Pemeriksaan angka kuman lantai metode Pour Plate : a) Pipet beberapa ml kultur bakteri campurkan ke dalam aquades sesuai dengan dilusi yang dikehendaki.
b) Aduk hingga merata dengan cara memutar tabung reaksi dengan telapak tangan selama beberapa kali. c) Pipet larutan dilusi tadi sebanyak ± 1 ml ke dalam cawan petri. d) Tuang media agar yang masih cair (suhu ± 50oC) ke dalam cawan petri tadi. c. Melakukan
penghitungan
konsentrasi
larutan
desinfektan yang digunakan pengelola (menanyakan formulasi pencampuran) untuk pembersihan lantai, pemeriksaan suhu dan pH larutan tersebut. d. Melakukan analisa hasil inspeksi sanitasi dan pemeriksaan angka kuman lantai. e. Memberikan pemaparan kepada pengelola TPM serta memberikan saran perbaikan.
A. Alat dan Bahan 1. Inspeksi Sanitasi tentang tempat pengolahan makanan Alat dan Bahan :
Formulir Inspeksi Sanitasi (khusus bahasan tentang tempat pengolahan makanan)
2. Pemeriksaan angka kuman lantai sebelum dan sesudah desinfeksi lantai menggunakan desinfektan pemilik TPM dan desinfektan yang disarankan : a. Alat 1) Neraca analitik
9) Pipet
2) Petridish
10) Oven
3) Kompor
11) Ember
4) Panci
12) Pel
5) Erlenmeyer
13) Bunsen
6) Beaker Glass
14) Tabung reaksi
7) Gelas ukur
15) Rak tabung
8) Pipet volume
16) Gunting
b. Bahan 1) Aquadest
7) Na2HpO4
2) Bayclin
8) KH2PO4
3) Desinfektan A
9) NaCl
4) PCA
10) Lidi kapas steril
5) Spidol
11) Sarung tangan
6) Label B. Metode Kerja 1. Melakukan Inspeksi Sanitasi menggunakan formulir Inspeksi Sanitasi (khusus bahasan tentang tempat pengolahan makanan).
2. Melakukan pengamatan tentang peracikan desinfektan yang digunakan oleh pemilik TPM (takaran pencampuran serta kandungan bahan aktif pada desinfektan. 3. Melakukan peracikan desinfektan yang disarankan. 4. Membuat media untuk pengambilan dan penanaman sampel angka kuman lantai : a. Membuat Media PBS (untuk pengambilan sampel angka kuman lantai) 1) Menimbang NaCl 1,8 gram, KH2O4 0,36 gram dan Na2HPO4 1,62 gram 2) Mengukur aquades sebanyak 200 ml 3) Mencampurkan bahan tersebut kedalam Erlenmeyer kemudian gojok hingga homogen. 4) Bagi campuran PBS tersebut pada tabung reaksi sebanyak 12 buah masing-masing 10 ml dan tutup tabung dengan kapas 5) Kemudian memanaskan PBS dalam panci yang terdapat air selama 30 menit. 6) Dinginkan PBS b. Membuat Media PCA (untuk penanaman sampel angka kuman lantai) 1) Menimbang 17,9 gram PCA dan mengukur 750 ml aquades 2) Mencampurkan PCA dan aquades dalam Erlenmeyer, gojok hingga homogen 3) Memanaskan larutan tersebut dalam panci yang berisi air selama 30 menit (larutan berwarna bening dan tidak ada butiran PCA) 4) Mendinginkan larutan PCA lalu masukkan ke kulkas jika tidak langsung digunakan (Jika langsung digunakan tunggu larutan PCA menjadi hangat kuku, tidak terlalu dingin karena larutan PCA dapat menggumpal) c. Membuat lidi kapas steril sebanyak 12 pasang untuk usap basah dan kering saat pengambilan sampel angka kuman lantai. d. Membuat larutan pengenceran yang berisi aquadest sebanyak 48 tabung, masing-masing berisi 9 ml. 5. Pengambilan Sampel Angka Kuman
a. Siapkan alat dan bahan b. lakukan inspeksi lingkungan fisik kantin c. Menandai tabung PBS dengan label d. pengambilan sampel dilakukan dengan cara Pre desinfektan A, Post Desinfektan A, Pre desinfektan B dan Post desinfektan B. e. Persiapkan lidi kapas steril kemudian buka tutup tabung reaksi secara aseptis dan masukkan lidi kapas steril ke dalam tabung reaksi PBS f. Usapkan lidi kapas steril tersebut pada lantai dengan luas 2x5 cm dan masukkan lidi kapas masukkan ke larutan PBS g. ambil lidi kapas steril kering untuk membasuh/mengusap lantai tersebut lalu masukkan lidi kapas steril ke larutan PBS h. Lakukan usap tersebut sebanyak 3 kali pada bidang yang ditentukan (pre) i. Mengepel lantai A dengan desinfektan A j. lakukan usap lantai seperti langkah e-h dan didapatkan sampel post desinfektan A k. melakukan usap lantai dengan desinfektan B menurut langkah e-j pada lantai yang berbeda 6. Penanaman dan Penghitungan Angka Kuman a. Siapkan 48 tabung reaksi dan masing tambahkan 10 ml aquades sebagai pengencer tutup dengan kapas b. Panaskan bahan pengencer tersebut selama 30 menit c. Dinginkan pengencer tersebut d. Tandai larutan pengencer tersebut seperti nama pada tabung sampel dan beri keterangan 101, 102, 103 dan 104 e. Mengambil 1 ml sampel kuman pada salah satu sampel lalu masukan tabung pengencer 101 maka didapatkan pengenceran 101 f. Mengambil 1 ml pada tabung pengencer 101 lalu masukan tabung pengencer 102 maka didapatkan pengenceran 102 g. Mengambil 1 ml pada tabung pengencer 102 lalu masukan tabung pengencer 103 maka didapatkan pengenceran 103
h. Mengambil 1 ml pada tabung pengencer 101 lalu masukan tabung pengencer 102 maka didapatkan pengenceran 103 i. Mengambil 1 ml pada tabung pengencer 103 lalu masukan tabung pengencer 104 maka didapatkan pengenceran 104 j. Menyiapkan 4 petridish dan dinamai sesuai tanda dan beri keterangan 101, 102, 103 dan 104 k. Mengambil 1 ml sampel pada masing-masing sampel yang di encerkan menjadi 101, 102, 103 dan 104 ke petridish l. goyangkan sampel hingga merata pada petridish m. Memasukkan PCA hangat semu ke masing-masing petridish sebanyak 15 ml secara aseptis. n. Lakukan langkah e-m pada penanaman kuman pada sampel yang lainnya o. Setelah selesai kemudian tunggu hingga PCA pada petridish mengeras ditandai dengan apabila petridish dibalik tidak tumpah p. Kemudian balik petridish dan bungkus kedalam kertas beruang q. Lakukan penanaman bakteri pada oven dengan suhu 370 selama dua hari r. Selanjutnya setelah 2 hari, lakukan penghitungan bakteri dengan alat coloni counter C. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil a. Inspeksi Sanitasi (khusus bahasan tentang TPM) Nama perusahaan
: Food Court Sehati Bu Trubus
Nama pengusaha
: Bu Trubus
Nama pemeriksa
: Kelompok 4
Alamat perusahaan
: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Tanggal penilaian
: 23 November 2018
No
Uraian
Bobot
X
LOKASI, BANGUNAN, FASILITAS 1.
Halaman bersih, rapi, tidak becek, dan berjarak 1 sedikitnya
500
meter
dari
sarang
lalat/tempat
1
pembuangan sampah serta tidak tercium bau busuk atau tidak sedap yang berasal dari sumber pencemaran. 2.
Konstruksi bangunan kuat, aman, terpelihara, bersih 1
1
dan bebas dari barang-barang yang tidak berguna atau barang sisa. 3.
Lantai kedap air, rata, tidak licin, tidak retak, terpelihara 1
1
dan mudah dibersihkan. 4.
Dinding
dan
langit-langit
dibuat
dengan
baik, 1
1
Bagian dinding yang kena percikan air dilapisi bahan 1
0
terpelihara dan bebas dari debu (sarang laba-laba) 5.
kedap air setinggi 2 (dua) meter dari lantai. 6.
Pintu dan jendela dibuat dengan baik dan kuat. Pintu 1
0
dibuat menutup sendiri, membuka kedua arah dan dipasang alat penahan lalat dan bau. Pintu dapur membuka ke arah luar. PENCAHAYAAN 7.
Pencahayaan sesuai dengan kebutuhan dan tidak 1
1
menimbulkan bayangan. Kuat cahaya sedikitnya 10 fc pada bidang kerja. PENGHAWAAN 8.
Ruang kerja maupun peralatan dilengkapi ventilasi 1
1
yang baik sehingga terjadi sirkulasi udara dan tidak pengap. AIR BERSIH 9.
Sumber air bersih aman, jumlah cukup dan bertekanan
5
5
10. Pembuangan air limbah dari dapur, kamar mandi, WC 1
1
AIR KOTOR
dan saluran air hujan lancar, baik dan tidak menggenang. FASILITAS CUCI TANGAN DAN TOILET 11. Jumlah cukup, tersedia sabun, nyaman dipakai dan 1 mudah dibersihkan. PEMBUANGAN SAMPAH
1
12. Tersedia tempat sampah yang cukup, bertutup, anti 2
1
lalat, kecoa, tikus dan dilapisi kantong plastik yang selalu diangkat setiap kali penuh. RUANG PENGOLAHAN MAKANAN 13. Tersedia luas lantai yang cukup untuk pekerja pada 1
1
bangunan, dan terpisah dengan tempat tidur atau tempat mencuci pakaian. 14. Ruangan bersih dari barang yang tidak berguna (barang 1 tersebut disimpan rapi di gudang)
1
b. Pemeriksaan angka kuman lantai sebelum dan sesudah desinfeksi menggunakan desinfektan pemilik TPM dan desinfektan yang disarankan
Pengenceran
Angka Kuman Lantai
Angka Kuman Lantai
Desinfektan Pemilik TPM
Desinfektan yang Disarankan
Pre
Post
Pre
Post
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
101
198x101
192x101
187x101
143x101
138x101
131x101
185x101
195x101
197x101
141x101
152x101
155x101
102
122x102
105x102
112x102
81x102
73x102
68x102
117x102
124x102
127x102
86x102
102x102
93x102
103
55x103
47x103
41x103
36x103
31x103
35x103
48x103
53x103
50x103
33x103
39x103
42x103
104
27x104
34x104
23x104
19x104
22x104
18x104
22x104
31x104
29x104
15x104
20x104
25x104
Rata-rata
84795
99855
71017,5
58882,5
64920
55777,5
70387,5
94337,5
88667,5
48252,5
62680
75712,5
8479,5
9985,5
7101,75
5888,25
6492
5577,75
7038,75
9433,75
8866,75
4825,25
6268
7571,25
/10cm2 Rata-rata /cm2
Rata-rata /cm2 Penurunan /cm2
8522,25
5986 2536,25
8446,4
6221,5 2224,9
2. Pembahasan a. Inspeksi Sanitasi (khusus bahasan tentang TPM) Formulir Inspeksi Sanitasi yang digunakan adalah Form.JB.2A Uji Kelaikan Fisik Untuk Higiene Sanitasi Makanan Jasaboga
pada
KepMenKes RI Nomor 715/MENKES/SK/V/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Jasaboga khusus bahasan tentang tempat pengolahan makanan. Dalam hal ini, karena penggunaan formulir tidak secara keseluruhan sehingga pembahasan dilakukan secara deskriptif setiap point bukan hasil skoring. Tempat pengolahan makanan yang dipilih menjadi lahan praktek penerapan Prosedur Tetap Kerja (Protap) Higiene Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan adalah Food Court Sehati Bu Trubus. Food Court Sehati Bu Trubus merupakan salah satu food court yang berada di kantin Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Lokasi kantin berada di bagian depan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, dengan halaman yang difungsikan sebagai kantong parkir bagi civitas akademika. Halaman selalu dalam kondisi bersih dari sampah dikarenakan adanya tempat sampah yang mudah dijangkau, serta tidak becek karena terdapat saluran resapan air yang mencukupi. Bangunan kantin merupakan lantai bawah gedung perkuliahan dengan keadaan terbuka yang sebelumnya berfungsi sebagai kantong parkir civitas akademika. Kontruksi bangunan terbuat dari cor beton yang kuat yang pemeliharaannya dibawah naungan langsung bagian Direktorat Poltekkes Kemenkes Yogyakarta sehingga aman digunakan sebagai fasilitas publik. Kondisi bersih dan terbebas dari barang tidak berguna maupun barang sisa. Lantai kantin baik di tempat pengolahan makanan maupun ditempat makan pengunjung terbuat dari keramik dengan kondisi bagus dan tidak licin. Pemeliharaan lantai dilakukan oleh Cleaning Service (pihak ketiga) dengan cara pembersihan dan desinfeksi setiap pagi dan sore hari. Bagian dinding dan langit-langit bersih dan bebas dari sarang laba-laba.
Food Court Sehati Bu Trubus sudah mempunyai fasilitas pencucian alat masak dan alat makan berupa wastafel dengan sumber air yang aman dan mencukupi serta terhubung dengan saluran pembuangan limbah tertutup. Akan tetapi pada tempat pencucian tersebut dinding yang terkena percikan air belum dilapisi bahan kedap air. Kondisi kantin Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang terbuka, mempunyai keuntungan yaitu dari segi pencahayaan dan ventilasi alami yang mencukupi. Akan tetapi tidak tersedianya pintu antara ruang pengolahan dan tempat pengunjung makan memungkinkan masuknya lalat dan binatang pengganggu lainnya ke ruang pengolahan. Kondisi tempat samah yang tidak tertutup juga menjadi potensi perindukan lalat. Ruang pengolahan makanan dan ruang penyajian pada Food Court Sehati Bu Trubus tidak terpisah, dengan luas ruangan yang bebas dari peralatan sebesar 1,8m2. Keadaan ini belum memenuhi persyaratan, dikeranakan tenaga pengolah makanan di Food Court Sehati Bu Trubus sebanyak 2 orang dengan persyaratan luas dapur yang bebas dari peralatan sedikitnya 2 (dua) meter persegi untuk setiap orang pekerja. b. Pemeriksaan angka kuman lantai sebelum dan sesudah desinfeksi menggunakan desinfektan pemilik TPM dan desinfektan yang disarankan Pembersihan dan desinfeksi lantai kantin Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dilakukan oleh Cleaning Service dari pihak ketiga (bukan karyawan) dan dilaksanakan setiap pagi dan sore hari. Desinfektan yang digunakan berupa cairan berwarna merah muda dan dikemas dalam dirigen tanpa keterangan bahan aktif atau komposisi yang terkandung di dalamnya. Takaran yang digunakan untuk desinfeksi lantai adalah 1 air : 1 desinfektan. Sedangkan desinfektan yang disarankan dalam praktek ini adalah larutan klorin 100-250mg/l. Dalam praktek ini desinfektan yang digunakan adalah Bayclin dengan kandungan klorin 5,25%. Hal ini berarti terdapat 5,25 gram klorin dalam 100 ml Bayclin. Dengan kebutuhan klorin 250
ppm, artinya dalam 1 liter air terdapat 250 mg klorin. Perhitungan Bayclin sebagai berikut : 5250 100 𝑚𝑙 = 250 𝑥 5250𝑥 = 25000 𝑥 = 4,76 𝑚𝑙 ≈ 5 𝑚𝑙 Jadi dalam 1 liter air dibutuhkan 5ml Bayclin untuk desinfeksi lantai. Pengambilan sampel dilakukan mendekati waktu makan siang (istirahat) dengan pertimbangan reaksi dari desinfeksi oleh Cleaning Service sudah menghilang dan keadaan TPM yang sudah beroperasi. Layout titik pengambilan sampel sebagai berikut : 1
1
2
2
3
3
Keterangan : 1) Layout lantai tersebut adalah lantai yang bebas dari peralatan. 2) 1 kotak merupakan 1 bidang keramik 30x30 cm. 3) Kotak berwarna kuning adalah bidang lantai yang didesinfeksi menggunakan desinfektan pemilik TPM dan dilakukan usap lantai pre dan post desinfeksi. 4) Kotak berwarna hijau adalah bidang lanta yang didesinfeksi menggunakan desinfektan yang disarankan dan dilakukan usap lantai pre dan post desinfeksi. Pada penanaman sampel dilakukan pengenceran sampai dengan 4 kali dengan asumsi apabila pada pengenceran 104 tercapai nilai 100 koloni maka batas aman yaitu 106 dapat terbaca per 10 cm2. Praktek pemeriksaan angka kuman lantai dilaksanakan menjadi 3 tahap yaitu pembuatan media (21 November 2018), pengambilan sampel usap lantai (23 November 2018) dan pembacaan hasil angka kuman (26 November 2018).
Hasil perhitungan angka kuman menunjukkan bahwa baik pre dan post pada desinfektan pemilik TPM maupun desinfektan yang disarankan tidak lebih dari 105, hasil tersebut tidak melebihi angka cemaran tinja orang dewasa yaitu sebesar 106. Hal ini berarti tenaga pengolah makanan sudah menjaga kebersihan TPM dengan baik seperti menggunakan alas kaki yang bersih dan membuat sampah sisa makanan pada tempat sampah. Penurunan angka kuman pada desinfektan pemilik TPM lebih baik daripada desinfektan yang disarankan. Hal tersebut kemungkinan dipengaruhi bahan aktif yang terkandung dalam desinfektan pemilik TPM lebih besar daripada bahan aktif yang terkandung dalam desinfektan yang disarankan. D. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan a. Secara keseluruhan fisik TPM sudah memenuhi persyaratan, tetapi hal-hal fungsional sebagai komponen penting dalam kontaminasi silang pada makanan belum memenuhi persyaratan. Meliputi tempat sampah tidak tertutup, tidak adanya pintu, tidak adanya dinding kedap air pada tempat pencucian serta luas TPM yang tidak memenuhi standar. b. Desinfektan yang digunakan oleh pemilik TPM sudah mampu meminimalisir angka kuman lantai TPM. 2. Saran a. Bagi Direktorat Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, meliputi : 1) Memperluas tempat pengolahan makanan dengan dilengkapi pintu yang membuak kearah luar sebagai pencegahan masuknya serangga dan binatang pengganggu. Serta membuat sarana pencucian alat yang memenuhi persyaratan. 2) Memisahkan antara tempat pengolahan makanan dengan tempat penyajian makanan. b. Bagi pemilik Food Court Sehati Bu Trubus, meliputi : 1) Menggunakan tempat sampah yang tertutup sehingga terhindar dari tempat perindukan lalat.
2) Melakukan pencucian alat makan dan alat masak dengan hati-hati sehingga percikan air tidak membasahi dinding dan membuat lembab. c. Bagi Cleaning Service (pihak ketiga), meliputi : Menggunakan desinfektan yang dilengkapi dengan keterangan kandungan bahan aktif maupun komposisinya sehingga dapat efektif dan efisien dalam penggunaannya dengan perhitungan yang tepat.
E. Dokumentasi