Urtikaria Sop.docx

  • Uploaded by: yuni
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Urtikaria Sop.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 819
  • Pages: 4
STIKes PATRIA HUSADA BLITAR

Standar Operating Procedure (SOP): Perawatan Pasien Urtikaria Pengertian

Urtikaria adalah suatu reaksi vaskuler pada kulit akibat bermacammacam sebab. Sinonim panyakit ini adalah biduran, kaligata, hives, nettle rash. Ditandai oleh edema setempat yang timbul mendadak dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit, sekitarnya dapat dikelilingi halo. Dapat disertai angioedema. Penyakit ini sering dijumpai pada semua usia, orang dewasa lebih banyak terkena dibandingkan dengan usia muda. Penderita atopi lebih mudah mengalami urtikaria dibandingakan dengan orang normal. Penisilin tercatat sebagai obat yang lebih sering menimbulkan urtikria.

Penyebab



Alergi terhadap obat, makanan, alergen inhalasi, gigitan atau sengatan serangga



Penyakit infeksi (virus, parasit)



Riwayat trauma faktor fisik (panas, dingin, sinar matahari, sinar UV, radiasi)

Gambaran Klinis



Penyakit sistemik (contoh: lupus eritematosus sistemik)



Riwayat atopi pada diri dan keluarga



Penyakit auto imun dan kolagen



Pasien merasa tidak sehat



Ruam atau pacth eritema



Bercak gatal putih sampai merah muda



Lesi umumnya berwarna merah muda, udematus dengan berbagi bentuk dan ukuran dan disekelilingnya eritema



Lesi umumnya memberi rasa gatal hingga nyeri dan seperti sensasi terbakar



Jarang bertahan >12-24 jam



Udem di saluran nafas menyebabkan sumbatan jalan nafas



Bentuk papul dengan ukuran bervariasi, mulai dari papular hingga plakat



Kadang-kadang disertai demografisme, berupa edema linier di kulit yang terkena goresan benda tumpul, timbul dalam waktu kurang lebih 30 menit

Pemeriksaan



Pada lokasi tekanan dapat timbul lesi urtikaria



Tanda lain dapat berupa lesi bekas garukan



Pemeriksaan darah (eosinofil),urin dan feses rutin (memastikan

Penunjang

adanya fokus infeksi tersembunyi) 

Uji gores (scratch test) untuk melihat dermografisme



Tes eliminasi makanan dengan cara menghentikan semua makanan yang dicurigai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu per satu



Tes fisik: tes dengan es (ice cube test), tes dengan air hangat

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan Urtikaria.

Petugas

1. Mahasiswa semester IV 2. Perawat.

Persiapan pasien

1. Lakukan pemeriksaan ditempat yang tepat 2. Posisikan pasien senyaman mungkin

Klasifikasi

1. Berdasarkan waktu berlangsungnya serangan, urtikaria dibedakan atas urtikaria akut (<6 minggu atau selama 4 minggu terus menerus) dan kronis (>6 minggu). 2. Berdasarkan morfologi klinis, urtikaria dibedakan menjadi urtikaria papular (papul), gutata (tetesan air), dan girata (besar-besar). 3. Berdasarkan luas dan dalamnya jaringan yang terkena, urtikaria dibedakan menjadi urtikaria lokal (akibat gigitan serangga atau kontak), generalisata (umumnya disebabkan oleh obat atau makanan), dan angioedema. 4. Berdasarkan penyebab dan mekanisme terjadinya, urtikaria dpat dibedakan menjadi: a. Urtikaria Imunologik, yang dibagi lagi menjadi:



Keterlibatan IgE

reaksi hipersensitifitas tipe I (Coombs

and Gell) yaitu pada atopi dan adanya antigen spesifik. 

Keikutsertaan komplemen

reaksi hipersensitifitas tipe II

dan III (Coombs and Gell), dan genetik. 

Urtikaria kontak

reaksi hipersensitifitas tipe IV (Coombs

and Gell). b. Urtikaria non imunologik (obat golongan opiat, aspirin, serta trauma fisik). c. Urtikaria idiopatik (tidak jelas penyebab dan mekanismenya). Penatalaksanaan

Prinsip Penatalaksanaan Tatalaksana pada layanan primer dilakukan dengan first-line therapy, yaitu memberikan edukasi pasien tentang oenyakit urtikaria (penyebab dan prognosis) dan terapi farmakologi sederhana Urtikaria Akut 

Atasi keadaan akut terutama pada angiodemakarena dapat terjadi obstruksi saluran nafas. Penanganan dapat dilakukan di UGD bersama-sama dengan/atau konsultasikan ke dokter spesialis THT



Bila disertai obstruksi saluran nafas, diindikasikan pemberian epinefrin

subkutan

yang

dilanjutkan

dengan

pemberian

kortikosteroid prednison 60-80 mg/hari selama 3 hari, dosis diturunkan 5-10 mg/hari Urtikaria Kronik 1. Pasien menghindari penyebab yang dapat menimbulkan urtikaria seperti: a. Kondisi yang terlalu panas , stres, alkohol, dan agen fisik b. Penggunaan antibiotik penisilin, aspirin, NSAID, dan ACE inhibitor c. Agen lain yang diperkirakan dapat menyebabkan urtikaria 2. Pemberian Farmakologi: a. Antihistamin oral nonsedatif, misalnya ioratadin 1x10 mg per hari selama 1 minggu b. Bila tidak berhasil dikombinasi denga Hiroksisin 3x25 mg atau Defebdiramin 4x25-50 mg per hari selama 1 minggu

c. Apabila urtikaria karena dingin, diberikan Siproheptadin 3x4 mg per hari lebih efektif selama 1 minggu terus menerus d. Antipruritus topikal: cooling antipruritic lotion, seperti krim menthol 1% atau 2% selama 1 minggu terus menerus e. Apabila terjadi angioedeme atau urtikaria generalisata, dapat diberikan Prednison oral 60-80 mg per hari dalam 3 kali pemberian selama 3 hari dan dosis diturunkan 5-10 mg per hari 3. Pemberian Non Farmakologi: Yang bisa dilakukan untuk pengobatan secara Non Farmakologi ini adalah dengan menghindari alergen yang diperkirakan sebagai penyebab dari urtikaria, tetapi pada umumnya hal ini sulit dilaksanakan. Urtikaria Kronis sering tidak berespon dengan baik pada manipulasi diet. Urtikaria kronis dapat menetap selama bertahun-tahun Konseling Dan

Pasien dan keluarga diberitahu mengenai:

Edukasi



Prinsip pengobatan adalah indentifikasi dan eliminasi faktor penyebab urtikaria

Kriteria Rujukan



Penyebab urtikaria perlu menjadi perhatian setiap anggota keluarga



Pasien dapat sembuh sempurna



Rujukan ke dokter spesialis bila ditemukan fokus infeksi.



Jika urtikaria berlangsung kronik rekuren.



Jika pengobatan Fist-line therapy gagal.



Jika kondisi memburuk, yang ditandai dengan makin bertambahnya. patch eritema, timbul bula, atau bahkan disertai sesak.

Sumber rujukan

DAFTAR PUSTAKA Tim Penyusun (2014). Panduan Praktik Klinis. Edisi Revisi Tahun 2014. Jakarta.

Related Documents


More Documents from "Reni"