trained to work in the front line of a healthcare system and to take the initial steps to provide care for any health problem(s) that patients may have. The general practitioner takes care of individuals in a society, irrespective of the patient’s type of disease or other personal and social characteristics, and organises the resources available in the healthcare system to the best advantage of the patients. The general practitioner engages with autonomous individuals across the fi elds of prevention, diagnosis, cure, care, and palliation, using and integ keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi Bagi dokter keluarga, kemampuan mendiagnosis secara akurat merupakan hal yang sangat penting untuk menilai prognosis dan memberikan keputusan managemen yang tepat, seperti terapi atau merujuk sebagai bagian dari comprehensiveness of care dan continuity of care.1,2 Dan di era keterbukaan dan emansipasi ini, salah diagnosis, berdampak buruk pula bagi dokter dalam hal kepercayaan, nama baik dan aspek hukum.2 Merujuk pada karakteristik utama dokter keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter Indonesia secara eksplisit disebutkan “dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist Bagi dokter keluarga, kemampuan mendiagnosis secara akurat merupakan hal yang sangat penting untuk menilai prognosis dan memberikan keputusan managemen yang tepat, seperti terapi atau merujuk sebagai bagian dari comprehensiveness of care dan continuity of care.1,2 Dan di era keterbukaan dan emansipasi ini, salah
diagnosis, berdampak buruk pula bagi dokter dalam hal kepercayaan, nama baik dan aspek hukum.2 Merujuk pada karakteristik utama dokter keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter Indonesia secara eksplisit disebutkan “dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist Bagi dokter keluarga, kemampuan mendiagnosis secara akurat merupakan hal yang sangat penting untuk menilai prognosis dan memberikan keputusan managemen yang tepat, seperti terapi atau merujuk sebagai bagian dari comprehensiveness of care dan continuity of care.1,2 Dan di era keterbukaan dan emansipasi ini, salah diagnosis, berdampak buruk pula bagi dokter dalam hal kepercayaan, nama baik dan aspek hukum.2 Merujuk pada karakteristik utama dokter keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter Indonesia secara eksplisit disebutkan “dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist Bagi dokter keluarga, kemampuan mendiagnosis secara akurat merupakan hal yang sangat penting untuk menilai prognosis dan memberikan keputusan managemen yang tepat, seperti terapi atau merujuk sebagai bagian dari comprehensiveness of care dan continuity of care.1,2 Dan di era keterbukaan dan emansipasi ini, salah diagnosis, berdampak buruk pula bagi dokter
dalam hal kepercayaan, nama baik dan aspek hukum.2 Merujuk pada karakteristik utama dokter keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter Indonesia secara eksplisit disebutkan “dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist Bagi dokter keluarga, kemampuan mendiagnosis secara akurat merupakan hal yang sangat penting untuk menilai prognosis dan memberikan keputusan managemen yang tepat, seperti terapi atau merujuk sebagai bagian dari comprehensiveness of care dan continuity of care.1,2 Dan di era keterbukaan dan emansipasi ini, salah diagnosis, berdampak buruk pula bagi dokter dalam hal kepercayaan, nama baik dan aspek hukum.2 Merujuk pada karakteristik utama dokter keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter Indonesia secara eksplisit disebutkan “dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist Bagi dokter keluarga, kemampuan mendiagnosis secara akurat merupakan hal yang sangat penting untuk menilai prognosis dan memberikan keputusan managemen yang tepat, seperti terapi atau merujuk sebagai bagian dari comprehensiveness of care dan continuity of care.1,2 Dan di era keterbukaan dan emansipasi ini, salah diagnosis, berdampak buruk pula bagi dokter dalam hal kepercayaan, nama baik dan aspek
hukum.2 Merujuk pada karakteristik utama dokter keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter Indonesia secara eksplisit disebutkan “dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist Bagi dokter keluarga, kemampuan mendiagnosis secara akurat merupakan hal yang sangat penting untuk menilai prognosis dan memberikan keputusan managemen yang tepat, seperti terapi atau merujuk sebagai bagian dari comprehensiveness of care dan continuity of care.1,2 Dan di era keterbukaan dan emansipasi ini, salah diagnosis, berdampak buruk pula bagi dokter dalam hal kepercayaan, nama baik dan aspek hukum.2 Merujuk pada karakteristik utama dokter keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter Indonesia secara eksplisit disebutkan “dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist Bagi dokter keluarga, kemampuan mendiagnosis secara akurat merupakan hal yang sangat penting untuk menilai prognosis dan memberikan keputusan managemen yang tepat, seperti terapi atau merujuk sebagai bagian dari comprehensiveness of care dan continuity of care.1,2 Dan di era keterbukaan dan emansipasi ini, salah diagnosis, berdampak buruk pula bagi dokter dalam hal kepercayaan, nama baik dan aspek hukum.2
Merujuk pada karakteristik utama dokter keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter Indonesia secara eksplisit disebutkan “dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist Bagi dokter keluarga, kemampuan mendiagnosis secara akurat merupakan hal yang sangat penting untuk menilai prognosis dan memberikan keputusan managemen yang tepat, seperti terapi atau merujuk sebagai bagian dari comprehensiveness of care dan continuity of care.1,2 Dan di era keterbukaan dan emansipasi ini, salah diagnosis, berdampak buruk pula bagi dokter dalam hal kepercayaan, nama baik dan aspek hukum.2 Merujuk pada karakteristik utama dokter keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter Indonesia secara eksplisit disebutkan “dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist Bagi dokter keluarga, kemampuan mendiagnosis secara akurat merupakan hal yang sangat penting untuk menilai prognosis dan memberikan keputusan managemen yang tepat, seperti terapi atau merujuk sebagai bagian dari comprehensiveness of care dan continuity of care.1,2 Dan di era keterbukaan dan emansipasi ini, salah diagnosis, berdampak buruk pula bagi dokter dalam hal kepercayaan, nama baik dan aspek hukum.2 Merujuk pada karakteristik utama dokter
keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter Indonesia secara eksplisit disebutkan “dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist “dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist trained to work in the front line of a healthcare system and to take the initial steps to provide care for any health problem(s) that patients may have. The general practitioner keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter Indonesia secara eksplisit disebutkan “dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist trained to work in the front line of a healthcare system and to take the initial steps to provide care for any health problem(s) that patients may have. The general practitioner keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter Indonesia secara eksplisit disebutkan “dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen
et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist trained to work in the front line of a healthcare system and to take the initial steps to provide care for any health problem(s) that patients may have. The general practitioner keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter Indonesia secara eksplisit disebutkan “dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist trained to work in the front line of a healthcare system and to take the initial steps to provide care for any health problem(s) that patients may have. The general practitioner keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter Indonesia secara eksplisit disebutkan “dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist trained to work in the front line of a healthcare system and to take the initial steps to provide care for any health problem(s) that patients may have. The general practitioner keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter Indonesia secara eksplisit disebutkan “dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan
selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist trained to work in the front line of a healthcare system and to take the initial steps to provide care for any health problem(s) that patients may have. The general practitioner keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter Indonesia secara eksplisit disebutkan “dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist trained to work in the front line of a healthcare system and to take the initial steps to provide care for any health problem(s) that patients may have. The general practitioner keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter Indonesia secara eksplisit disebutkan “dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist trained to work in the front line of a healthcare system and to take the initial steps to provide care for any health problem(s) that patients may have. The general practitioner keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter Indonesia secara eksplisit disebutkan
“dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist trained to work in the front line of a healthcare system and to take the initial steps to provide care for any health problem(s) that patients may have. The general practitioner keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter Indonesia secara eksplisit disebutkan “dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist trained to work in the front line of a healthcare system and to take the initial steps to provide care for any health problem(s) that patients may have. The general practitioner keluarga (tabel 1), diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar merumuskan penyakit defi nitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefi nisikan untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya. Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter Indonesia secara eksplisit disebutkan “dengan pendekatan dokter keluarga”.5 Alasan selanjutnya, dengan mengacu defi nisi Olesen et al6 tentang dokter umum secara implisit terdapat “kemiripan” dengan pendekatan dokter keluarga. “The general practitioner is a specialist trained to work in the front line of a healthcare system and to take the initial steps to provide care for any health problem(s) that patients may have. The general practitioner rating the sciences of biomedicine, medical psychology, and medical sociology.