UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA FPB KPK MELALUI MODEL TABEL UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA FPB KPK MELALUI MODEL TABEL BAGI SISWA KELAS VI SDN TLOGOMOJO SEMESTER GENAP TAHUN 2013 Disusun Oleh : MUNIRI S.Pd SD Kepala SDN Tlogomojo, Batangan, Kab. Pati DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PATI KECAMATAN BATANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu indikator materi pelajaran Matematika kelas 6 pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) SD Gunungsari 01 yaitu menentukan FPB atau KPK dari dua bilangan atau lebih. Materi FPB dan KPK mulai diberikan dari kelas IV jadi bukan materi baru. Meskipun bukan materi baru penulis berusaha agar para siswa benar-benar memahami konsep FPB dan KPK dengan menggunakan pohon faktor. Alokasi waktu untuk materi FPB dan KPK yaitu 3 kali pertemuan selama 3 jam pelajaran @ 35 menit. Setelah para siswa belajar FPB dan KPK dengan menggunakan pohon faktor ternyata hasil penilaiannya kurang memuaskan. Hal ini penulis ketahui setelah mengadakan analisis hasil ulangan. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa rata-rata nilai ulangan harian dari 29 siswa adalah 4,8. Dari hasil tersebut maka penulis harus mengulang atau melakukan perbaikan proses pembelajaran materi FPB dan KPK dengan menggunakan pohon faktor. Instrospeksi yang penulis lakukan, penulis menduga bahwa penggunaan pohon faktor dalam mencari FPB dan KPK membuat siswa menjadi jenuh. Setiap kali menyelesaikan soal siswa harus membuat pohon faktor. Jika siswa diberi sepuluh soal nomor soal FPB dan KPK maka siswa harus membuat dua puluh pohon faktor. Hal ini membuat siswa bosan dan cepat lelah. Akhirnya menjadi kurang konsentrasi dalam belajar. Dari instrospeksi di atas, maka penulis perlu menciptakan cara atau model lain yang membuat siswa lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Untuk menjawab tantangan tersebut di atas, penulis membuat cara atau model Tabel untuk menentukan FPB dan KPK . Harapan penulis model Tabel tersebut dapat membantu dan mempermudah siswa menentukan FPB dan KPK sekaligus menyenangkan siswa karena dapat menentukan FPB dan KPK dengan cepat dan mudah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut “Apakah melalui model Tabel dapat meningkatkan hasil belajar FPB dan KPK siswa kelas VI SDN Gunungsari 01? “ C. Tujuan Penelitian Tujuan karya tulis ini secara umum adalah adalah memberikan informasi yang jelas tentang apa, mengapa, dan
bagaimana pembelajaran FPB dan KPK dengan model Tabel dilaksanakan. Secara lebih khusus, tujuan penulisan karya tulis ini sebagai berikut : a. Memberikan informasi dan contoh tentang bagaimana merangcang sebuah program pembelajaran FPB dan KPK dengan model Tabel. b. Memberikan informasi dan contoh tentang bagaimana menyajikan program pembelajaran FPB dan KPK dengan model Tabel c. Memberikan informasi dan contoh tentang bagaimana melakukan penilaian proses dan hasil belajar dalam program pembelajaran FPB dan KPK dengan model Tabel. d. Memberikan motivasi kepada para guru untuk lebih bersemangat dan berkreasi dalam membelajarkan siswanya. D. Manfaat Penelitian Perbaikan pembelajaran FPB dan KPK dengan model Tabel di kelas VI SDN Gunungsari 01 yang dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi guru selaku peneliti, siswa, institusi maupun pendidikan secara umum. 1. Manfaat bagi guru a. Akan menambah wawasan guru untuk berimprovisasi dalam proses kegiatan pembelajaran guna mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi sebagai akibat pengembangan / pembaharuan kurikulum. b. Dengan dilaksanakan peneltian tindakan kelas ini, guru dapat mengetahui secara tepat dan bertambah wawasan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran dengan menggunakan model yang bervariasi kepada siswa termasuk model Tabel. c. Untuk meningkatkan dan mengembangkan ketrampilan dalam menyusun, menyajikan, dan menilai program pembelajaran. 2. Manfaat bagi siswa a. Siswa akan senang belajar Matematika dengan cara yang sesuai perkembangan daya nalarnya sehinggga ilmu dan pengetahuan yang diperoleh siswa akan terasa lebih bermanfaat dan hasil belajar meningkat. b. Penelitian Tindakan Kelas ini sangat menguntungkan siswa karena siswa adalah subjek langsung dari penelitian ini yang dikenai tindakan, seharusnya ada perubahan-perubahan dalam diri siswa baik secara kognitif, afektif, maupun perilaku dan kebiasaan-kebiasaan yang lebih efektif. c. Untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran. 3. Manfaat penelitian bagi pendidikan a. Dapat menganalisis perubahan tingkah laku yang menyertai peningkatan pembelajaran mata pelajaran Matematika b. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika. c. Memberikan sumbangan pemikiran sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di Sekolah Dasar. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Belajar Menurut Sudjana ( 1989 : 28), belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Sedangkan Suryasubrata (1993 : 249), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah : Faktor internal meliputi faktor yang bersifat fisiologis dan faktor yang bersifat psikologis. Faktor-faktor yang bersifat psikologis antara lain : intelegensia, bakat, dan emosi. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh dalam proses belajar anak. Dan faktor eksternal meliputi : faktor orang tua dan keadaan ekonomi keluarga. Sedangkan Gagne menyatakan belajar terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi ( M. Ngalim Purwanto, 1997:84) Dari pendapat di atas maka tujuan seseorang belajar adalah ingin mendapatkan sesuatu yang sebelumnya belum dimiliki atau belum diketahui. Proses mendapatkannya ada pada pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dengan menggunakan berbagai model atau teknik pembelajaran. Model mengajar adalah cara yang
digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu, peranan model mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses pembelajaran (Sudjana, 1989: 76). Model mengajar merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan sesuatu pada saat berlangsungnya pembelajaran (Suryosubroto, 1997 : 43) Model adalah pola (contoh, acuan, ragam, dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan ( Kamus Bahasa Indonesia Bergambar, 2008 : 554 ). Tabel berarti merumuskan atau menyusun dalam bentuk yang tepat ( Kamus Bahasa Indonesia Bergambar, 2008 : 220 ). Model Tabel penulis simpulkan suatu contoh pembelajaran yang dibuat atau disusun dalam bentuk yang praktis, singkat, dan tepat sehingga mudah dipahami oleh siswa. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dari suatu metode dapat ditutupi oleh metode lainnya. Oleh karena itu tidak ada metode mengajar yang paling baik. Dengan demikian guru tidak hanya menggunakan satu metode dalam proses mengajarnya, tetapi dapat menggunakan beberapa metode. 2. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses pembelajaran banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep. Oleh karena itu, perwujudan proses dapat terjadi dalam berbagai model. Bruce Joyce dan Marshal Weil mengemukakan 22 model mengajar yang dikelompokkan ke dalam 4 hal, yaitu (1) proses informasi, (2) perkembangan pribadi, (3) interaksi sosial, dan (4) modifikasi tingkah laku ( Moh.Uzer Usman, 1995:1 ) Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang baik, guru dan siswa harus bersama-sama aktif sehingga proses pembelajaran tidak menjemukan. Keaktifan siswa meliputi siswa tertarik pada pelajaran yang diajarkan dan mau bertanya. Dalam hal ini keaktifan guru, maka guru harus dapat membangkitkan minat dan mendorong semangat siswa untuk bertanya dan mencoba melakukan sesuatu yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dihadapi. Guru yang kreatif dalam pembelajaran diharapkan dapat membangkitkan minat dan mendorong semangat siswa untuk bertanya dan mencoba melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pelajaran yang dihadapi serta suasana kelas terasa lebih hidup karena terjadi komunikasi multi arah antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. 3. Alat Peraga Alat peraga merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan sesuatu atau isi pelajaran, memperjelas, dan menarik perhatian siswa sehingga dapat mendorong proses pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar. Alat peraga sebaiknya mudah cara penggunaanya, tidak berbahaya, mudah dicari, murah harganya, dan lebih utama lagi siswa dapat membuatnya sendiri ( Ahmad DS, 1996:1) Dengan demikian alat peraga pendidikan merupakan alat pembelajaran yang sangat penting dalam proses pembelajaran karena dengan menggunakan alat peraga pembelajaran akan lebih menarik dan hasil yang diperoleh tidak verbalisme. Barang-barang yang tidak bermanfaat di lingkungan sekitar sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk membuat alat peraga. Tergantung dari kejelian guru dalam memanfaatkannya. Supaya penggunaan alat peraga dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka guru harus menggunakannya dengan semaksimal mungkin. Meskipun dengan benda yang sederhana, asalkan guru dapat menggunakannya dengan tepat, maka materi yang diberikan kepada siswa akan dapat diterima dengan jelas. Siswa SD akan suka dan tertarik pada benda yang berwarna-warni. Oleh karena itu, agar penggunaannya dapat mencapai sasarannya, guru dituntut untuk dapat mengatasi hal-hal yang dapat menghambat dalam penggunaannya. Siswa SD kemampuan berfikirnya berada pada taraf berfikir konkrit, artinya siswa akan memahami hakikat sesuatu bila disertai dengan bendanya. Alat peraga permainan Tabel akan membantu siswa untuk memahami suatu peristiwa. Hal ini terkait langsung dengan kualitas rangsangan berfikir yang diperoleh siswa. Berdasarkan teori penerimaan rangsang, secara berjenjang daya mengingat hanya mencapai 10 % apabila hanya membaca, dan akan meningkat menjadi 20 % apabila disertai dengan mendengarkan keterangan. Jika
kedua hal tersebut diikuti dengan melihat benda secara konkrit daya ingat mencapai 30 %. Akan meningkat lagi ke 50 % apabila seseorang membaca, mendengar, melihat atau mengamati kejadian. Jika terjadi diskusi terhadap sesuatu yang dipelajari maka ingatan akan mencapai 70 % dan mencapai 90 % jika melakukan percobaan. Dari gambaran tersebut terlihat bahwa untuk dapat mencapai daya tangkap yang tinggi, penggunaan alat peraga permainan Tabel sangat diperlukan. 4. Alat Peraga Permainan Tabel a. Alat dan Bahan 1) Alat permainan Tabel yaitu papan melamin yang berukuran 50cm x 50cm. Papan tersebut dibuat 5 kotak lajur dan 8 kotak baris. 2) Kartu bilangan prima 3) Spidol Broad maker KPK 64 78 90 FPB 2 32 39 45 2 2 16 39 45 0 2 8 39 45 0 2 4 39 45 0 2 2 39 45 0 2 1 39 45 0 3 1 13 15 0 3 1 13 5 0 5 1 13 1 0 13 1 1 1 0 KPK=26x32x5x13 FPB = 2 b. Kegunaan Alat peraga permainan Tabel dapat digunakan untuk memudahkan siswa memahami konsep FPB dan KPK yaitu menentukan hasil FPB dan KPK secara bersamaan dengan lebih mudah , efisien, dan praktis. 5. Teknik Pembelajaran a. Penyusunan Program Pembelajaran Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VI/I Kompetensi Dasar : Menggunakan sifat-sifat pengerjaan hitung termasuk pengerjaan hitung campuran, FPB, dan KPK Indikator : Menentukan FPB dan KPK dari dua bilangan atau lebih dengan beberapa cara Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran 1 kali pertemuan 1. Hasil Belajar Menentukan FPB dan KPK 1. Menentukan FPB dari 2 bilangan atau lebih 2. Menentukan KPK dari 2 bilangan atau lebih 2. Langkah Pembelajaran A. Langkah Awal 1. Apersepsi tentang FPB dan KPK 2. Persiapan alat peraga permainan Tabel 3. Penjelasan tentang tujuan pembelajaran 4. Pemberian motivasi B.Kegiatan Inti 1. Informasi : penjelasan FPB dan KPK serta penggunaan permainan Tabel.
2. Guru mendemonstrasikan alat peraga model Tabel untuk menentukan hasil FPB dan KPK dari dua bilangan atau lebih. 3. Beberapa siswa mendemonstrasikan alat peraga model Tabel untuk menentukan hasil FPB dan KPK dari dua bilangan atau lebih. 4. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok tiap kelompok paling banyak 5 anak. Salah seorang mengisi kolom Tabel yang lain menjadi pengamat. 5. Tiap kelompok memperhatikan soal FPB dan KPK dengan cermat. Contoh : Tentukan FPB dan KPK dari bilangan 40, 36, dan 60. Berdasarkan soal di atas, salah satu siswa dalam kelompok mengerjakan pada kolom Tabel yang disediakan. KPK 40 36 60 FPB 2 20 18 30 2 2 10 9 15 2 2 5 9 15 – 3535– 3515– 5111– Gambar 2.2 KPK = 2x2x2x3x3x5 = 360 FPB = 2×2 = 4 6. Guru mengawasi dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam menggunakan alat permainan model Tabel 7. Tiap kelompok melaporkan hasil kerja untuk membandingkan dengan kelompok lain. 8. Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa. C.Kegiatan Akhir 1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran. 2. Siswa mengerjakan ulangan harian 3.Sarana, Sumber, dan Bahan Belajar 1. Buku Paket Matematika Kelas VI 2. Alat permainan model Tabel 3. Lembar kerja tentang FPB dan KPK 4.Penilaian 1. Kinerja praktik ( siswa mengerjakan lembar kerja dengan alat peraga permainan model Tabel secara berkelompok dan lembar refleksi ) 2. Kinerja tertulis ( siswa mengerjakan ulangan harian ) B.KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Pada tahap awal sebelum guru menggunakan model Tabel hasil belajar FPB dan KPK siswa kelas VI SDN Gunungsari sangat rendah. Guru berupaya melakukan variasi pembelajaran, yaitu mengemas pembelajarannya dengan menggunakan model Tabel. Penelitian ini akan membuktikan adanya peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model Tabel siswa kelas VI SDN Gunungsari , Batangan, Pati. Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : melalui bermain model Tabel dapat meningkatkan hasil belajar tentang FPB dan KPK siswa kelas VI SDN Gunungsari. Untuk memberikan penjelasan dapat digambarkan dalam kerangka berpikir sebagai berikut : BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN Gunungsari Kecamatan Batangan pada peserta didik kelas VI semester 2 tahun pelajaran 2010/2011. Karena penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini dilakukan pada kelas yang menjadi tanggung jawab peneliti. Pemilihan kelas VI berdasarkan pertimbangan bahwa kelas ini merupakan kelas yang mendapat pelajaran model Tabel masih perlu ditingkatkan penguasaan kompetensinya. Perbaikan pembelajaran Matematika dilaksanakan dalam 3 siklus dengan jadwal seperti terlihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Matematika Kelas VI No. Siklus Hari, Tanggal Waktu 1 I Rabu, 17 Februari 2011 07.00 – 08.10 2 II Rabu, 3 Maret 2011 07.00 – 08.10 3 III Rabu, 17 Maret 2011 07.00 – 08.10 B.Subjek Penelitian Peserta didik kelas VI SDN Gunungsari berjumlah 29 siswa terdiri dari 17 siswa putra dan 12 siswa putri. C.Sumber Data Data peneltian akan dikumpulkan dari (1) Perangkat pembelajaran yang dibuat guru; (2) Daftar nilai; (3) Buku sumber pelajaran; (4) Hasil observasi; (5) Angket siswa, masukan, saran dari observer yang dilakukan sebelum, selama, dan sesudah tindakan penelitian. D.Teknik Dan Alat Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data berbentuk tes, tugas, dan observasi. Bentuk tugas berupa kegiatan bermain model Tabel waktu istirahat atau waktu senggang di rumah secara berkelompok. Hasilnya dilaporkan secara tertulis oleh masing-masing ketua kelompok dengan menggunakan patokan nilai yang telah disepakati. Lembar observasi digunakan untuk menilai keaktifan peserta diskusi, dan perubahan tingkah laku terhadap pembelajaran Matematika. Sedangkan lembar angket digunakan untuk mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran Matematika. Alat pengumpul data yang digunakan alat pengumpulan data tergantung pada teknik yang digunakan. Teknik tes, alatnya dapat berbentuk butir soal tes.Teknik non tes, alatnya dapat berbentuk pedoman dan lembar observasi. E.Teknik Analisis Data 1. Data kuantitatif menggunakan analisis diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1, nilai tes setelah siklus 2 dan nilai tes setelah siklus 3. 2. Data kualitatif hasil pengamatan menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. F.Indikator Kinerja Indikator keberhasilan kinerja dalam penelitian ini dalam bentuk hasil belajar siswa khusus pada model Tabel ialah : (1) Adanya peningkatan perolehan nilai rata-rata ulangan harian dari 48,14 menjadi minimal 78,23 (2) Peningkatan peran aktif siswa dalam pembelajaran. G.Pelaksanaan Penelitian Siklus Pertama Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur 4 tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan (observasi), dan (4) refleksi. Langkah-langkah dalam siklus 1 adalah :
1. Perencanaan meliputi : (a) menyusun RPP (b)Penyusunan skenario pembelajaran dengan model Tabel.(c) Membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan kemampuan heterogen. (d) Memberikan penjelasan mengenai teknis pembelajaran. (e) Menyiapkan instrumen observasi. 2. Pelaksanaan Tindakan a. Kegiatan Awal (7 menit) Guru menggali materi prasyarat dengan mengajak siswa bercerita. Dilanjutkan menyampaikan masalah kontekstual dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut (penugasan dan menemukan). b. Kegiatan Inti (33 menit) Guru memberikan informasi awal tentang FPB dan KPK serta mengadakan tanya jawab dengan siswa. Siswa berkelompok. Setiap kelompok diberi materi yang berbeda. Siswa mengerjakan tugas bagiannya. Siswa yang memiliki nomor yang sama berkumpul dalam satu kelompok (tim ahli). Setiap tim ahli bermain model formatur. Siswa kembali ke kelompok semula. Secara bergantian siswa mempresentasikan hasil jawaban tim ahli kepada teman lainnya, semua anggota kelompok mencatat hasilnya. Diskusi kelas mengungkapkan perasaan serta menyelesaikan permasalahan kontekstual. c. Kegiatan Penutup (30 menit) Menekankan kembali simpulan sebagai konsep pemecahan masalah kontekstual (refleksi). Dilanjutkan evaluasi yaitu siswa secara individu mengerjakan soal selama 20 menit serta tindak lanjut berupa PR melanjutkan bermain model Tabel di rumah secara kelompok. 3. Observasi ) pada tempat yang disediakan dan sedikit komentar sebagai masukan dan saran.Observasi penelitian ini dibantu oleh seorang guru kelas tiga dan kepala sekolah dengan cara merekam perubahan perilaku, proses, dan hasil tindakan perbaikan yang tentu saja terfokus pada perilaku mengajar guru, perilaku belajar siswa, interaksi antara guru dan siswa serta media yang digunakan dengan menggunakan format atau lembar pengamatan / observasi, di mana pengamat tinggal membubuhkan tanda ( Penulis mengamati hasil kerja siswa dan menilai siswa dalam bekerja. Kemudian menganalisis data siklus I dari hasil observasi yang dilakukan. 4. Refleksi Hasil Penelitian Refleksi hasil penelitian dilakukan untuk menganalisa data hasil observasi/pengamatan, menghitung peningkatan hasil belajar siswa dan perubahan tingkah laku. Refleksi juga digunakan untuk mengidentifikasi kendala dan kekurangan pada siklus pertama untuk diperbaiki dan dilaksanakan pada siklus kedua. H.Pelaksanaan Penelitian Siklus Kedua Langkah- langkah pada siklus 2 prinsipnya sama dengan siklus 1 hanya pada pelaksanaan tindakan siswa dibekali dengan kemampuan prasyarat mencari pengalaman dari soal-soal ujian akhir sekolah dengan menggunakan model Tabel, menggunakan waktu luang di rumah maupun di sekolah dengan bermain model Tabel. Kegiatan bertanya jawab tentang hasil bermain dan kerja kelompok merupakan kegiatan wajib saat istirahat. Ternyata siswa mendapat respon yang baik ketika bertanya kepada temannya.. I. Pelaksanaan Penelitian Siklus Ketiga Langkah- langkah pada pelaksanaan tindakan siklus 3 prinsipnya sama dengan siklus 2, hanya pada pelaksanaan tindakan siswa dibekali dengan kemampuan prasyarat mencari pengalaman dari soal cerita yang disediakan guru yang diambil dari ujian akhir sekolah bertaraf nasional. Menggunakan waktu luang di rumah maupun di sekolah dengan bermain model Tabel. Sehingga siswa benar-benar dapat menjawab setiap pertanyaan FPB dan KPK dengan baik dan benar. J.JADWAL PENELITIAN NO KEGIATAN FEBRUARI MARET APRIL 1234512345123 1 Penyusunan proposal √
2 Penyusunan instrument √ 3 Siklus 1 √ 4 Pengolahan data √ 5 Siklus 2 √ 6 Pengolahan data √ 7 Siklus 3 √ 8 Pengolahan data dan analisis data √ 9 Penyusunan draf laporan √ 10 Finalisasi Laporan akhir √ √ √ K. DAFTAR PUSTAKA Ahmad DS. 1996. Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar IPA Sekolah Dasar. Jakarta Depdikbud. Arikunto Suharsimi, Suhardjono, Supardi.2006. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Bumi Aksara. Jurnal Pendidikan Widya Tama, Volume 3 No.4. Desember 2006. LPMP Jawa Tengah : Semarang 2006. Fitri A. & Marie Anny. 2008. Kamus Bahasa Indonesia Bergambar. Jakarta Galeri Lontara. Mikarsa Hera Lestari, Agus Taufik, Puji Lestari Prianto. 2006. Pendidikan Anak di SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Moh. Uzer Usman.1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya Poerwadarminta,W.J.S. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Slavin Robert E. 2008.CooperatiVIe Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media. Suciati, dkk. 2004. Belajar & Pembelajaran 2. Jakarta : Universitas Terbuka. Supardi.2005. Penyusunan Proposal dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas. Wardani I.G.A.K, Kuswaya Wihardit, Noehi Naosetion. 2006. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta : UniVIersitas Terbuka. Winataputra Udin S. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka. Winataputra Udin S. 2007. Materi dan Pembelajaran IPS. Jakarta : Universitas Terbuka. Wiriatmojo, Rochiati. 2005. Model Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya. Share this:
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR MELALUI PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB A. Judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR MELALUI PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB B. Penulis Nama Tempat Tugas No. Tlp
: Tika Kartika, S.Pd.SD. : SD Negeri 2 Sukajaya, Kec. Cimerak, Kab. Ciamis : 085223493710
C. Abstrak Abstrak Kata Kunci: Pembelajaran Matematika, Hasil Belajar Siswa, dan Metode Tanya Jawab Penelitian ini dilakukan dalam rangka memperbaiki kinerja guru dan siswa dalam pembelajaran matematika tentang materi ajar Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB). Sebelumnya hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, menunjukkan rendah, dan bahkan sebagian besar dari mereka kurang mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Salah satu faktor penyebabnya adalah penggunaan metode yang kurang tepat. Untuk mengatasinya digunakan metode pemberian tugas yang diformulasikan dengan metode pemberian tugas secara individu. Untuk memperbaiki hingga seluruh siswa kelas tersebut mencapai harapan, diperlukan dua siklus. Dalam setiap siklusnya menempuh empat tahapan: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Setelah melalui proses, akhirnya diperoleh data, yang kemudian data tersebut dianalisis. Hasil analisis, dapat diambil simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sebelum diadakan perbaikan pembelajaran, kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam memenuhi tuntutan pembelajaran diketahui masih rendah. Hal ini ditunjukan melalui hasil tes formatif dari 26 peserta didik yang mendapat nilai 58 ke atas sebanyak 14 peserta didik, sedangkan sisanya memperoleh nilai kurang dari 58. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran siklus I, kemampuan siswa meningkat, yakni dari 14 peserta didik yang mendapat nilai di atas 58, menjadi sebanyak 19 peserta didik atau 73,07% dengan nilai rata-rata 62,69. Terlebih dengan peningkatan setelah dilakukan siklus II, kemampuan peserta didik meningkat dari 19 peserta didik yang mendapat nilai diatas 58, menjadi sebanyak 24peserta didik atau 92,30% dengan nilai rata-rata 72,30.
D. Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah
Matematika, mata pelajaran yang dianggap monster yang menakutkan atau dengan kata lain matematika merupakan pelajaran paling sulit. Banyak para siswa dibuat pusing untuk mencari jawabannya. Tapi itu hanya anggapan siswa saja, sebenarnya pembelajaran matematika yang menekankan kepada nalar, yang kongkrit yang didalamnya terdapat materi yang dikaitkan dengan kegiatan masyarakat seharihari, seperti menjumlah, mengurang, mengalikan, dan membagi sebagai aplikasi dari pembelajaran ini. Begitu penting materi ini diangkat, karena materi ini terdapat kegiatan mengukur, menimbang bahkan menakar.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran matematika lebih ditekankan, harus dikuasai oleh siswa. Para siswa dituntut berpikir kritis yang bernalar logika. Upaya meningkatkan kemampuan dasar siswa dilakukan berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar dilakukan melalui komunikasi timbal balik yang saling berperan aktif dalam melaksanakannya di lapangan, dan tidak hanya sekedar pemberikan informasi searah dengan upaya mengembangkan kreativitas dan keterampilan yang dimiliki sehingga mampu menentukan dan memecahkan masalah sendiri. (Suciati, 2005). Tujuan pengajaran matematika, yaitu agar: 1. Peserta didik mampu menghadapi pembahasan perubahan kemampuan dalam berpikir yang kongkrit dan dapat memecahkan persoalan atau masalah. 2. Peserta didik menggunakan dengan tepat media dalam kehidupan sehari-hari. Melihat tujuan yang diemban oleh mata pelajaran matematika maka seharusnya pembelajarannya di sekolah-sekolah merupakan suatu kegiatan yang disenangi, menantang, dan bermakna bagi peserta didik. Kegiatan belajar mengajar mengandung arti interaksi dari berbagai komponen, seperti guru, murid, materi ajar dan sarana lain yang digunakan pada saat kegiatan berlangsung. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan interaksi guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa serta antara siswa dengan sumber belajar lainnya dalam satu kesatuan waktu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan Berdasarkan uraian di atas dapat diasumsikan bahwa matematika mempunyai nilai yang penting dan strategis dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang cerdas, unggul, handal dan bermoral semenjak dini/usia SD. Hal yang menjadi hambatan selama ini dalam pembelajaran matematika adalah media dan metode yang dipilih guru kurang tepat sehingga siswa cenderung bosan dan terkadang takut pada pelajaran ini yang pada akhirnya berimbas pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan/rendah. Dari materi Kelipatan Pesekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya, maka guru harus pandai menerapkan metode apa yang sesuai agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis membahas materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dengan menggunakan faktor prima, metode yang
digunakan adalah tanya jawab dan latihan-latihan. Proses belajar mengajar melibatkan siswa agar berperan aktif untuk memecahkan soal-soal latihan. Disamping itu siswa diberikan kesimpulan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. Dalam upaya memperbaiki pembelajaran tentunya diperlukan strategi yang terarah, agar faktor-faktor penyebab dari rendahnya kemampuan siswa dapat di atasi. Dilihat dari segi pembelajaran matematika faktor apa yang timbul, sehingga pembelajaran ini sulit diterima oleh siswa, faktor tersebut, yaitu sebagai berikut: 1. Siswa tidak terampil dalam menjumlah, mengurang, cara mengalikan dan bahkan tidak mampu membagikan suatu bilangan. 2. Siswa tidak mau bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Oleh karena itu, guru dan siswa harus berinteraksi dengan baik guna memecahkan masalah yang dihadapi. Langkah guru dalam membimbing siswa secara individual, guru dapat menggunakan pendekatan remedial yang bersifat kuratif. Pendekatan ini merupakan salah satu kegiatan bersifat bertahap dalam memahami mata pelajaran. Dalam penjelasan guru ketika berlangsung ada sebagian yang belum dapat memahami pelajaran. Untuk siswa tersebut guru memberi dapat memberi bantuan secara individual, dengan memberi tugas atau latihan-latihan. Dalam Undang – Undang RI Nomor 14 Tahun 2005, tentan Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada usia dini, jalur pendidikan anak usia dini melalui jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pen didikan menengah. Dalam hal ini peran dan tanggung jawab guru sangatlah strategis sekali. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari sebagai guru yang berperan sebagai pengajar dan pendidik di Sekolah Dasar, penulis melakukan penelitian terhadap hasil belajar siswa di kelas IV dengan tujuan mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap pelajaran matematika pada awal semester ganjil pada tahun pelajaran 2012/2013. Dari hasil penelitian dapat diperoleh data penguasaan siswa terhadap pelajaran matematika khusus materi KPK dan FPB berkisar di bawah 50%. Berdasarkan data yang diperoleh maka perlu dilakukan usaha perbaikan dan peningkatan pembelajaran agar siswa dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajarnya pada mapel matematika khususnya dalam menentukan KPK dan FPB. Untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik, guru harus menggunakan metode dan pendekatan yang bervariasi agar siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran melalui pengalaman langsung. Bruner (1982) menjelaskan pentingnya tekanan pada kemampuan peserta didik dalam berpikir intuitif dan analitik akan mencerdaskan peserta didik membuat prediksi dan terampil dalam menemukan pola (pattern) dan hubungan (relations). Oleh sebab itu guru berusaha mengembangkan pembelajaran yang menuntut ketertiban siswa untuk aktif dalam proses pembentukan pengetahuan dan menggabungkan pengetahuan yang telah dipelajari dengan pengetahuan yang dimilikinya dalam memecahkan suatu permasalahan. Berdasarkan pengalaman yang diperoleh dalam penelitian, penulis menerapkan metode tanya jawab dan pemberian tugas individual pada siswa kelas IV SD Negeri 2
Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, dengan harapan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. b. Identifikasi Masalah Setiap mata pelajaran diharapkan dapat membentuk kecakapan hidup bagi peserta didik untuk memasuki kehidupan nyata dimasyarakat. Pendidikan diharapkan sebagai alat bagi siswa agar mampu memecahkan dan mengatasi masalah – masalah yang dihadapi pada kehidupan nyata dengan cara yang lebih baik dan lebih cepat. Berdasar pemahaman diatas, Peran serta guru sebagai tenaga profesional adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik, tentu erat kaitannya dengan hasil belajar siswa, (UU RI No. 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen). Melihat hasil yang diperoleh siswa terhadap pelajaran matematika khusus pada materi penggunaan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB sangat rendah dari 7 siswa hanya 2 orang yang mencapai penguasaan materi ≥ 70 %. Rendahnya kemampuan siswa dalam menguasai perkalian dan pembagian, dan kesulitan siswa memahami fungsi KPK dan FPB Keberhasilan siswa dalam pembelajaran ditunjukkan oleh kemampuan siswa dalam menguasai tujuan pembelajaran dan dapat dilihat dari hasil evaluasi yang diberikan guru. Suatu pembelajaran dapat berhasil jika guru mampu dengan tepat memilih dan menerapkan metode dan merumuskan tujuan serta mentukan alat penilai. Sikap yang ditunjukan guru, kemampuan guru dapat memahami, kelemahan dan kelebihan yang dimiliki siswa. Siswa adalah individu yang unik, yang memiliki sifat tertentu baik kemampuan, niat, bakat, cara berpikir dan daya serap yang berbeda harus dapat dihargai oleh guru. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti meminta bantuan supervisor untuk mengidentifikasi masalah, atas kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan maka terungkaplah beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu: 1. Siswa mengalami kesulitan menjawab soal-soal yang diberikan. 2. Penjelasan yang diberikan guru belum mendapat respon yang tepat bagi siswa. Dalam pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis materi pokok “menentukan KPK dan FPB” penulis menemukan kurangnya keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, yang disebabkan karena guru dominan hanya menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran, dan siswa tidak termotivasi sehingga pembelajaran menjadi tidak menarik dan tidak menantang. Tidak ada siswa yang mau bertanya terhadap materi yang diajarkan meskipun diberi kesempatan. Oleh karena itu guru sebagai peneliti membutuhkan teman sejawat yang berperan sebagai pemberi saran dan masukan untuk kemajuan siswa baik dalam hal pembelajaran maupun pemilihan metode yang tepat untuk peserta didik. Selain teman sejawat dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas ini banyak pihak yang membantu kelancaran dan keberhasilan PTK ini di antaranya: 1. Kepala Sekolah tempat penelitian beserta rekan guru 2. Siswa-siswi Kelas IVSD Negeri 2 Sukajaya. c. Cara Pemecahan Masalah Salah satu materi pokok bahasan yang masih menjadi kendala bagi siswa mereka belum mampu menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil dan Faktor Persekutuaan Terbesar dengan menggunakan faktor prima. Rendahnya kemampuan siswa terutama pada perkalian dan pembagian dengan benar maka mereka akan kesulitan memecahkan masalah. Berdasarkan masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran materi menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan faktor prima. Penulis berdiskusi dengan teman sejawat, setelah materi diberikan kepada siswa ternyata hasil belajar yang diperoleh kurang memuaskan. Dari identifikasi masalah di atas dapat dianalisis bahwa penyebabnya adalah: 1. Kurangnya penguasaan terhadap bilangan yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian. 2. Siswa tidak bersungguh-sungguh pada hal penjelasan sudah terperinci. Adapun alternatif pemecahan masalah yang dipilih untuk mengembangkan dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa dalam menentukan KPK dan FPB adalah dengan menggunakan metode tanya jawab serta pemberian tugas individual, sehingga proses belajar mengajar terlaksana secara aktif dan sekaligus hasil belajar siswa dapat meningkat. d. Rumusan Masalah Masalah utama yang ingin dicarikan pemecahannya melalui penelitian tindakan Kelas IV ini adalah “Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan dalam menentukan KPK Dan FPB Siswa Kelas IV
e.
1. 2. 3. 4. f. 1. 2. 3.
SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2012/2013 menggunakan metode tanya jawab pada mata pelajaran matematika?” Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan suatu metode tanya jawab guna perbaikan pembelajaran agar hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai secara rinci. Tujuan yang ingin dicapai adalah: Mengkaji faktor penyebab rendahnya penguasaan materi pembelajaran matematika terutama pada penjelasan KPK dan FPB. Memperdalam dan mempertajam pemahaman siswa terhadap terhadap materi KPK dan FPB dengan keterampilan mengali dan membagi. Meningkatkan kemampuan guru dalam menuntaskan pembelajaran materi yang berkaitan dengan KPK dan FPB. Untuk mengetahui efektivitas metode yang telah digunakan dalam meningkatkan mutu pembelajaran matematika. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat: Bagi Peneliti Sebagai latihan melakukan penelitian tindakan kelas Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh angka kredit. Dapat mengetahui berbagai metode pembelajaran,sehingga menjadi peka terhadap dinamika di kelasnya. Meningkatkan kinerja guru yang lebih profesional dan inovatif. Bagi Siswa Sebagai wujud pengalaman belajar yang berpusat pada subyek didik, dirasakan menyenangkan, Bisa memacu aktivitas belajar, Meningkatkan hasil belajar mengenai pemecahan masalah yang menyangkut menentukan KPK dan FPB. Bagi Sekolah Sebagai masukan Kepala Sekolah untuk mengambil kebijakan dalam menentukan hambatan dan kelemahan penyelenggaraan pembelajaran, sebagai upaya memperbaiki dan mengatasi masalah – masalah pembelajaran yang dihadapi di kelas sehingga dapat menemukan cara yang tepat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan harapan akan diperoleh hasil belajar yang optimal demi kemajuan lembaga sekolah.
E. Kajian Teori a. Pembelajaran Matematika di SD Dalam pembelajaran matematika terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) matematika sebagai alat untuk menyelesaikan masalah, dan (2) matematika merupakan sekumpulan keterampilan yang harus dipelajari. Tujuan pembelajaran matematika di SD dapat dilihat di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 SD. Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut, (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algortima, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirikan solusi yang diperoleh, (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika sifat-sifat ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Selain tujuan umum yang menekankan pada penataan nalar dan pembentukan sikap
siswa serta memberikan tekanan pada ketrampilan dalam penerapan matematika juga memuat tujuan khusus matematika SD yaitu: (1) menumbuhkan dan mengembangkan ketrampilan berhitung sebagai latihan dalam kehidupan sehari-hari, (2) menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika, (3) mengembangkan kemampuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut, (4) membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin. b. FPB dan KPK Beserta Ruang Lingkupnya Rahadian (2009) menuliskan bahwa pengertianFPB (Faktor persekutuan terbesar) merupakan faktor-faktor pembagi yang paling besar dari suatu bilangan dan faktor pembagi itu sendiri adalah Angka-angka yang dapat membagi suatu bilangan adalah Faktor Persekutuan Terbesar, sedangkan pengertian dari KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) adalah kelipatan dari suatu bilangan tapi yang nilainya paling kecil. Namun yang lebih singkatnya dalam pengertiannya KPK yakni bilangan yang bisa dibagi dan FPB bilangan yang bisa membagi. Maksudnya yakni bilangan FPB bisa Membagi KPK dan KPK bisa dibagi FPB. Dalam pencarian FPB dan KPK biasanya menggunakan faktor prima dan faktorisasi prima dengan pola pohon faktor. Faktor prima adalah faktor-faktor suatu bilangan yang berbentuk bilangan prima. Faktorisasi prima merupakan perkalian dari semua faktor-faktor primanya. Cara menentukan faktor prima dengan membagi bilangan tersebut dengan bilangan prima sampai bersisa bilangan prima. Hal tersebut dinamakan pohon faktor. Langkah-langkah pengerjaan FPB: 1. Menentukan faktorisasi prima dari bilangan-bilangan itu. 2. Mengambil faktor yang sama dari bilangan-bilangan itu. 3. Jika faktor yang sama pangkatnya berbeda, ambillah faktor yang pangkatnya terkecil. c. Metode Pembelajaran Tanya Jawab Metode Tanya jawab dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran yang membuat suatu topik atau masalah yang dilakukan guru dan siswa sebagaimana yang diharapkan agar siwa tidak pasif lagi dalam belajarnya agar dapat menghasilkan nilai yang memuaskan. Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru. Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam metode tanya jawab ini antara lain: 1. Tujuan yang akan dicapai dari metode tanya jawab. 2. Untuk mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa. 3. Untuk merangsang siswa berpikir. 4. Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami. Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu diajukan, yakni pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran: 1. Pertanyaan ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah tertanam pada siswa. Biasanya pertanyaan berpangkal kepada apa, kapan, di mana, berapa, dan yang sejenisnya.
2. Pertanyaan pikiran, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berpikir anak dalam menanggapi suatu persoalan. Biasanya pertanyaan ini dimulai dengan kata mengapa, bagaimana. Berhasil tidaknya metode tanya jawab, sangat bergantung kepada tehnik guru dalam mengajukan pertanyaanya. Metode tanya jawab biasanya dipergunakan apabila: 1. Bermaksud mengulang bahan pelajaran. 2. Ingin membangkitkan siswa belajar. 3. Tidak terlalu banyak siswa. 4. Sebagai selingan metode ceramah. 5. Penyelidikan yang mengarahkan siswa beripikir secara ilmiah. 6. Pertanyaan fakta atau masalah dapat mengarahkan belajar seperti yang dituju oleh suatu mata pelajaran yang dapat membantu siswa mengetahui bagian-bagian yang perlu diketahui dan diingat. 7. Pertanyaan dapat digunakan untuk tujuan latihan dan mengulang. 8. Siswa belajar menjawab pertanyaan dengan benar. 9. Siswa juga diajak berani bertanya untuk kepentingan proses belajar mengajar dalam kehidupan bermasyarakat. 10. Selain itu siswa belajar mengemukakan pertanyaan yang layak dan menghargai pertanyaan orang lain. 11. Pertanyaan-pertanyaan oleh guru atau siswa dapat menimbulkan suasana kelas hidup dan gembira. 12. Siswa memperoleh kesempatan ikut berpartisipasi dalam proses kegiatan belajar mengajar .dari jawaban-jawaban yang diperoleh, dapat merupakan umpan balik bagi guru mengenai pengetahuan, sikap dan sifat-sifat siswa serta hasil proses belajar mengajarnya. Kelebihan metode pembelajaran tanya jawab 1. Peserta didik dapat mengembangkan keberanian dan ketrampilan dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. 2. Pertanyaan yang dilontarkan dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik, sekalipun ketika itu peserta didik sedang rebut. 3. Merangsang peserta didik untuk berlatih mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan. 4. Pertanyaan yang jelas lebih mudah dipahami peserta didik. Kekurangan metode pembelajaran tanya jawab 1. Banyak waktu terbuang. 2. Apabila peserta didik tidak siap, maka peserta didik merasa takut, dan apalagi bila guru kurang dapat mendorong peserta didik, maka peserta didik juga menjadi tidak berani untuk bertanya. 3. Terbatasnya jumlah waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap peserta didik. Selanjutnya metode diskusi. Langkah-langkah penggunaan metode pembelajaran tanya jawab: 1) Persiapan (1) menentukan topik (2) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK) (3) menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TPK tertentu (4) mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan siswa
2) Pelaksanaan (1) menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK) (2) mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab (siswa tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang lain) (3) guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi (4) guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas (5) guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan jawabannya,sehingga dapat merumuskan secara sistematis (6) tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang, dan bukan dalam suasana yang tegang dan penuh persaingan yang tak sehat di antara para siswa (7) pertanyaan dapat ditujukan pada seorang siswa atau seluruh kelas, guru perlu menggugah siswa yang pemalu atau pendiam, sedangkan siswa yang pandai dan berani menjawab perlu dikendalikan untuk memberi kesempatan pada yang lain (8) guru mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah saja (9) pertanyaan ada beberapa macam, yaitu pertanyaan pikiran, pertanyaan mengungkapkan kembali pengetahuan yang dikuasai, dan pertanyaan yang meminta pendapat, perasaan, sikap, serta pertanyaan yang hanya mengungkapkan fakta-fakta saja. Beberapa cara mengajukan pertanyaan: 1) gunakan variasi pertanyaan yang terbuka dan tertutup . 2) gunakan bahasa yang baik dan benar serta pilihlah kata-kata secara cermat. 3) dengarkan baik-baik jawaban anak-anak. sikap mengatakan dengan kata-kata lain. pertanyaan- pertanyaan anak dan mengarahkannya kembali. 4) jaga pertanyaan supaya pendek dan sederhana . 5) mulailah dari apa yang sudah diketahui murid-murid. 6) akui bila anda sendiri tidak tahu, tetapi kemudian usahakan mendapatkan jawabannya. 7) angkat tangan dan seorang tiap kali untuk mendapat jawaban. 8) berikan setiap orang kesempatan untuk menjawab pada waktu tertentu. 9) waspada terhadap pengalihan perhatian atau jawaban yang “tolol” dan usahakan untuk meredamnya. 10) gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti. 11) jagalah agar pertanyaan itu singkat Metode Tanya jawab pada pembelajaran matematika ternyata memberikan beberapa manfaat dalam meningkatkan hasil belajar siswa, antara lain: 1) Pembelajaran berlangsung lebih efektif. 2) Keaktifan siswa lebih meningkat. 3) Terjadi interaksi yang positif antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru. 4) Proses pembelajaran berjalan lebih terarah dan lebih menarik. 5) Pemahaman dan hasil belajar siswa dalam menentukan KPK dan FPB meningkat. F. Metodologi Penelitian a. Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Bertempat di SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis. Kondisi sekolah terletak di pedesaan yang dikelilingi persawahan. Tingkat ekonomi keluarga siswa adalah beragam. Sebagian besar orang tua murid bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang. Materi matematika yang dibelajarkan kepada siswa
2. 3.
4.
5. 6.
selama ini lebih banyak bersifat verbalistik dan belum dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Waktu Penelitian Waktu penelitian berlangsung pada bulan Agustus sampai September 2011. Mata Pelajaran Fokus dari penelitian ini adalah pembelajaran Matematika Kelas IV semester I Tahun Pelajaran 2012/2013, khususnya pada materi bilangan bulat dalam menentukan KPK dan FPB dengan faktor prima. Kelas Peneliti mengajar kelas IV, sehingga subyek penelitian adalah siswa kelas IV sebanyak 26 orang, terdiri dari 12 siswa putra dan 14 siswa putri. Alur dan Karakteristik Per Siklus Siklus I Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Pengamatan Refleksi Siklus II Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Pengamatan Refleksi Jadwal Perbaikan Jadwal pelaksanaan Siklus I dan Siklus II, sebagai berikut. Tabel 1 Jadwal Perbaikan No. Hari/Tgl Jam Ke Waktu Siklus 1 16 Agustus 1-2 07.00I 2011 07.35 07.3508.10 2 23 Agustus 1-2 07.00II 2011 07.35 07.3508.10
7. Karakteristik Siswa Siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis termasuk dalam kategori anak pada masa pertumbuhan oleh sebab itu diperlukan pengawasan dan bimbingan terhadap mereka. Pada masa ini anak memiliki karakteristik dan kepribadian yang berbeda-beda. Karakteristik siswa kelas IV yaitu: 1) Memiliki Pola Pikir sederhana 2) Masih dalam taraf Perkembangan dan Pertumbuhan 3) Senang terhadap sesuatu yang baru dan menyenangkan 4) Suka meniru terhadap apa yang diperoleh 5) Masih dalam tahap bermain sambil belajar.
1) 2)
3)
4)
b.
G. A. a.
Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepribadian siswa kelas IV, antara lain: Fisik, Faktor fisik yang dapat mempengaruhi karakter dan kepribadian anak adalah postur tubuh, kesehatan, keutuhan tubuh dan keberfungsian tubuh. Intelegensi, Tingkat intelegensi individu mempengaruhi perkembangan kepribadian. Anak yang memiliki intelegensi tinggi akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya daripada anak yang memiliki intelegensi rendah. Keluarga, Suasana atau iklim keluarga yang penting bagi perkembangan kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang harmonis akan memiliki karekteristik dan kepribadian yang cenderung positif, tetapi anak yang dikembangkan dalam lingkungan yang tidak harmonis atau broken home cenderung mengalami kelainan dalam penyesuaian dengan lingkungannya. Kebudayaan, tiap kelompok masyarakat memiliki tradisi, adat, dan kebudayaan yang berbeda. Pengaruh kebudayaan memberikan efek bagi karakteristik dan kepribadian baik positif dan negatif. Berdasarkan data tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode tanya jawab diduga dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa SD Negeri 2 Sukajaya Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis. Prosedur Per Siklus Praktik pembelajaran dibagi menjadi dua tahapan, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I terdiri dari atas empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus II terdiri dari atas empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Deskripsi per siklus Data nilai pada tes formatif sebelum perbaikan pembelajaran pembelajaran matematika dengan pokok materi Kelipatan PersekutuanTerkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB), dikelas 4 semester 1 SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis tahun pelajaran 2012/2013, dinilai tidak memuaskan. Adapun hasil tes dimaksud (sebelum perbaikan pembelajaran) disajikan pada tabel. 1 berikut. Tabel 1 Nilai Hasil Tes Formatif Sebelum Perbaikan Sebelum No Statistik Perbaikan 1. Nilai terendah 45 2. Nilai tertinggi 75 3. Jumlah nilai 1500 4. Rata-rata 57,69 5. Banyak peserta didik dengan nilai <58 14 6. Banyak peserta didik dengan nilai ≥58 12 7. Ketuntasan klasikal 53,84 8 Kriteria Ketuntasan Minimal 58
Dari tabel terlihat hasil evaluasi mata pelajaran matematika dari 26 peserta didik yang mendapat nilai kurang dari 58 ada12 dan nilai 58 keatas ada 14 dengan ketuntasan belajar hanya 53,84 % dengan nilai rata-rata 57,69 untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
Tabel 2 Tabulasi Frekuensi Hasil Nilai Hasil Tes Formatif Sebelum Perbaikan Rentang Nilai Jumlah peserta didik 25-45 4 46-65 20 66-85 2 86-100 Hasil evaluasi dari 26 peserta didik yang mendapat nilai 25-45 sebanyak 4 peserta didik, 46-65 sebanyak 20 peserta didik, 66-85 sebanyak 2 peserta didik. Apabila hasil evaluasi kegiatan sebelum perbaikan pembelajaran tersebut disajikan dalam diagram, maka akan disajikan sebagai berikut.
Dari hasil belajar seperti dilihat dari gambar 1 dan 2 di atas, peneliti mencoba melakukan suatu upaya strategis, yakni mengadakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab yang diformulasikan dengan metode pemberian tugas secara individual. Adapun gambaran dari hasil penelitian terhadap perbaikan pembelajaran tersebut, dapat dideskripsikan sebagai berikut.
1. Siklus I Perbaikan pembelajaran matematika tentang materi ajar Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dikelas IV semester 1 pada SDNegeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dengan menggunakan metode tanya jawab yang diformulasikan dengan metode pemberian tugas secara individual, diawali dengan kegiatan menyusun rencana. Dalam penyusunan rencana tersebut, bersandar pada hasil refleksi awal. Barulah setelah segala sesuatunya direncanakan, menempuh langkah selanjutnya, yakni melaksanakan perbaikan pembelajaran, mengamati pelaksanaan pembaikan, dan merefleksi hasil perbaikan. Lebih jelasnya mengenai hal itu, sebagai berikut. 1) Perencanaan Perencanaan yang dilaksanakan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari perencanaan pada siklus I. Perbaikan-perbaikan yang dilaksanakan sebagai bentuk perencanaan pada siklus II ini meliputi : Rencana kegiatan peneliti terdiri dari (1) menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II melalui teknik tanya jawab, (2) menyusun instrument penilaian yaitu meliputi tes tulis, lembar pengamatan, wawancara, jurnal guru, dan dokumentasi foto yang akan digunakan dalam pembelajaran, (3) menentukan metode Tanya jawab, (4) memberikan hadiah kepada siswa jika dapat mengerjakan tes dengan tepat, (5) memotivasi siswa agar lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajaran matematika materi menentukan KPK dan FPB, (6) menyusun rancangan evaluasi program. 2) Pelaksanaan Tindakan merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Urutan pelaksanaan tindakan sebagai berikut: (1) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang pernah dipelajari siswa, yang ada kaitannya dengan materi yang akan diberikan dan memotivasi siswa sebagai langkah awal dalam pembelajaran. (2) Menjelaskan materi pokok perbaikan. (3) Membuktikan hasil menentukan KPK dan FPB. (4) Bertanya jawab dari hasil pembuktian menentukan KPK dan FPB. (5) Menjelaskan cara mengerjakan soal-soal latihan pada lembar kerja. (6) Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang ada pada lembar kerja. (7) Membahas soal-soal yang dikerjakan siswa dari lembar kerja. (8) Memberikan evaluasi. (9) Memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah. Berdasarkan perbaikan pembelajaran siklus I pemahaman peserta didik terhadap konsep operasi hitung bilangan diperoleh hasil yang lebih baik. Adapun hasil perbaikan pembelajaran siklus I, disajikan dalam tabel 3. Tabel 3 Nilai Hasil Tes Formatif Siklus I No Statistik Setelah Perbaikan (Siklus I) 1. Nilai terndah 45 2. Nilai tertinggi 80 3. Jumlah nilai 1630 4. Rata-rata 62,69 5. Banyak peserta didik dengan nilai <58 19
6. 7. 8
Banyak peserta didik dengan nilai ≥58 Ketuntasan klasikal Kriteria Ketuntasan Minimal
7 73,07 58
Dari hasil tes formatif pada perbaikan pembelajaran siklus I nilai rata-ratanya meningkat menjadi prosentase ketuntasan 73,03% dengan nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 80, untuk jelasnya peneliti sajikan pada tabel berikut. Tabel 4 Tabulasi Frekuensi Nilai Hasil Tes Formatif Siklus I Rentang Nilai Jumlah peserta didik 25-45 1 46-65 19 66-85 6 86-100 Hasil evaluasi dari 26 peserta didik yang mendapat nilai 25-45 sebanyak 1 Peserta didik, 46-65 sebanyak 19 peserta didik, 66-85 sebanyak 6 peserta didik. Apabila hasil tes formatif setelah perbaikan pembelajaran siklus I di atas disajikan dalam diagram, akan tampak seperti berikut.
3) Pengamatan Selama perbaikan pembelajaran siklus I berlangsung peneliti dibantu teman sejawat yang bertugas membantu melakukan observasi, data penelitian diambil berdasarkan pengamatan teman sejawat terhadap aktivitas guru dan peserta didik. Guru sebagai subjek peneliti terlibat langsung dalam perencanaan, pelaksanaan dan refleksi. Pengamatan adalah mengamati hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran menentukan KPK dan FPB. Pengamatan pada siklus I ini dilihat dari data tes dan nontes. Data tes berupa tes. Data nontes diperoleh dengan menggunakan pedoman pengamatan, wawancara, dan dokumentasi foto. 4) Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang telah terjadi pada tahap tindakan. Dalam hal ini, peneliti melakukan analisis terhadap hasil tes dan nontes yang berupa hasil Pengamatan, jurnal guru, dokumentasi, dan hasil wawancara yang telah dilakukan. Refleksi ini memberikan gambaran kekurangan atau kelemahan pada siklus I sehingga nantinya dapat dicari pemecahannya dan mempertahankan atau meningkatkan kelebihan yang terdapat dalam siklus I. Berdasarkan hasil penelitian dari teman sejawat dengan menggunakan format Pengamatan yang tersedia dapat diperoleh penyebab kegagalan pembelajaran siklus I: (1) Guru menerangkan hanya menggunakan metode ceramah. (2) Guru kurang menarik perhatian siswa. (3) Guru kurang memberi kesempatan siswa bertanya. (4) Guru kurang memberikan penjelasan yang mudah dimengerti siswa Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I guru dalam penyampaian materi menggunakan metode ceramah sehinga hasilnya belum memenuhi tujuan yang diharapkan, guru kurang banyak memberikan motivasi dengan jalan memberikan banyak bahan acuan dan kurang banyak dalam memberikan tugas, sehingga kemampuan siswa dalam mengerjakan soal KPK dan FPB kurang maksimal. hal ini terlihat dari hasil nilai yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal evaluasi, yang mendapat nilai di atas 70 sebanyak 3 anak atau mencapai 42% , yang 4 anak mendapat nilai 70 ke bawah atau mencapai 58 %. Dari hasil tersebut di atas peneliti dan teman sejawat sepakat mengadakan perbaikan pembelajaran siklus II. 2. Siklus II Hasil perbaikan siklus I sudah ada perubahan kearah yang lebih baik dibandingkan pada proses pembelajaran sebelumnya. Walaupun masih ada sebagian peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar. Keberhasilan ini digunakan peneliti untuk menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II. Proses tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Proses tindakan siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi siklus I. Berdasarkan refleksi siklus I telah dijabarkan kekurangan-kekurangan yang memerlukan perbaikan dalam pembelajaran matematika dalam menentukan KPK dan FPB untuk itu dilaksanakanlah siklus II. Pelaksanaan siklus II melalui tahap yang sama dengan siklus I, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. 1) Perencanaan Perencanaan yang dilaksanakan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari perencanaan pada siklus I. Perbaikan-perbaikan yang dilaksanakan sebagai bentuk perencanaan pada siklus II ini meliputi : Rencana kegiatan peneliti terdiri dari (1) menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II melalui teknik tanya jawab, (2) menyusun instrument penilaian yaitu meliputi tes tulis, lembar pengamatan, wawancara, jurnal guru, dan dokumentasi foto yang akan digunakan dalam pembelajaran, (3) menentukan metode Tanya jawab, (4) memberikan hadiah kepada siswa jika dapat mengerjakan tes dengan tepat, (5) memotivasi siswa agar lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajaran matematika materi menentukan KPK dan FPB, (6) menyusun rancangan evaluasi program. 2) Pelaksanaan
Tindakan yang dilaksanakan peneliti dalam proses pembelajaran menentukan KPK dan FPB pada siklus II ini sesuai dengan tindakan dengan perencanaan yang telah disusun. Tindakan yang dilaksanakan peneliti secara garis besar adalah melaksanakan proses pembelajaran dengan metode tanya jawab. Tindakan ini meliputi tiga tahap, yaitu apersepsi, inti pembelajaran, dan penutup. (1) Pertama, tahap apersepsi Tahap ini digunakan sebagai awal pembelajaran Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti proses pembelajaran. Guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai langkah-langkah dan tujuan pembelajaran. Kemudian siswa diberi bimbingan dan arahan agar dalam pelaksanaan kegiatan anak-anak mengikuti dengan baik sehingga diperoleh hasil yang maksimal dan memuaskan. (2) Kedua, tahap inti pembelajaran Kegiatan pembelajaran siklus II ini dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut: Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang pernah dipelajari siswa, yang ada kaitannya dengan materi yang akan diberikan dan memotivasi siswa sebagai langkah awal dalam pembelajaran. Guru menjelaskan materi pokok perbaikan. Membuktikan hasil menentukan KPK dan FPB. Bertanya jawab dari hasil pembuktian menentukan KPK dan FPB. Menjelaskan cara mengerjakan soal-soal latihan pada lembar kerja. Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang ada pada lembar kerja. Membahas soal-soal yang dikerjakan siswa dari lembar kerja. Memberikan evaluasi. Memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah tahap selanjutnya. Guru merefleksi pembelajaran tersebut. (3) Pada tahap terakhir yaitu penutup Pada tahap ini meliputi beberapa bagian, antar lain : Guru dan siswa mendiskusikan manfaat dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru bertanggung jawab kepada siswa tentang kesulitan menentukan KPK dan FPB. Guru dan siswa mengadakan refleksi sebagai bahan evaluasi. Pada proses perbaikan pembelajaran siklus II, dapat berlangsung dengan baik. Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi berupa tes formatif untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik. Hasil siklus II disajikan pada tabel berikut. Tabel 5 Nilai Hasil Tes Formatif Siklus II No Statistik Setelah Perbaikan (Siklus II) 1. Nilai terndah 50 2. Nilai tertinggi 100 3. Jumlah nilai 1880 4. Rata-rata 72,30 5. Banyak peserta didik dengan nilai <58 24 6. Banyak peserta didik dengan nilai ≥58 2 7. Ketuntasan klasikal 92,30
8
Kriteria Ketuntasan Minimal
58
Dari hasil perbaikan pembelajaran siklus II nilai rat-rata meningkat menjadi porsentase ketuntasan 92,30% dengan nilai terendah 50 dan tertinggi 100. Untuk lebih jelasnya peneliti sajikan pada tabel berikut. Tabel 6 Tabulasi Frekuensi Nilai Hasil Tes Formatif Siklus II Rentang Nilai Jumlah Peserta Didik 45-54 2 60-69 8 70-79 11 80-100 5 Hasil tes formatif dari 26 peserta didik yang mendapat nilai 45-59 sebanyak 2 orang, 60-69 sebanyak 8 orang, 70-79 sebanyak 11 orang, 80-100 sebanyak 5 orang. Untuk lebih jelasnya hasil tes formatif perbaikan siklus II dapat disajikan dalam diagram berikut.
3) Pengamatan Pada siklus II ini selama proses pembelajaran berlangsung, siswa tetap diamati. Pengamatan dilakukan untuk peningkatan hasil tes dan perilaku siswa. Pengamatan ini adalah mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa selama penelitian berlangsung. Dalam melakukan pengamatan peneliti dibantu oleh teman sejawat seperti siklus I. sasaran yang diamati meliputi perubahan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran, yang berupa jurnal guru, dan hasil wawancara yang dilakukan setelah pembelajaran selesai. Pengamatan ini sesuai pedoman Pengamatan, dokumentasi foto, jurnal guru, dan wawancara pada siklus I. 4) Refleksi Refleksi pada siklus II merupakan koreksi dan perenungan akhir dalam penelitian ini. Semua kendala atau kelemahan tentang pembelajaran menentukan KPK dan FPB melalui metode Tanya jawab ditemukan mulai dari awal sampai dengan hasil akhir pada siklus I akan di atasi pada siklus II. Refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan teknik pembelajaran menentukan KPK dan FPB, untuk melihat peningkatan kemampuan menentukan KPK dan FPB dan mengetahui perubahan perilaku siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II
guru telah berhasil memotivasi siswa, hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam menyeleseikan soal yang berkaitan dengan KPK dan FPB dengan tepat. B. Pembahasan Setelah menguraikan data hasil penelitian ini, selanjutnya peneliti membahasnya, dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran, yang diupayakan melalui penggunaan metode tanya jawab yang diformulasikan dengan metode pemberian tugas secara individual. Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan diperoleh gambaran, seperti tertuang pada tabel berikut. Tabel 7 Peningkatan Hasil Tes Formatif Sebelum Perbaikan, Siklus I, dan Siklus II Pra siklus Siklus I Siklus II Jumlah Jumlah Jumlah No Uraian peserta % peserta % peserta % didik didik didik 1 Tuntas 14 53,84 19 73,07 24 92,30 2 Belum tuntas 12 46,15 7 26,92 2 7,69 Apabila hal itu dituangkan dalam bentuk grafik akan lebih jelas lagi taraf peningkatannya. Adapun grafik dimaksud, sebagai berikut.
Dengan melihat adanya peningkatan dari sebelum dan sesudah siklus I dan siklus II, hal ini menunjukkan upaya yang dilakukan berhasil mengatasi masalah yang dihadapi siswa. Artinya, penggunaan metode tanya jawab yang diformulasikan dengan metode pemberian tugas secara individual merupakan suatu upaya yang tepat. Peningkatannya itu terbukti dari hasil tes formatif siklus II dengan rata-rata nilai 72,30 dengan ketuntasan klasikal 92,30%. Dengan tercapainya tingkat pembelajaran siklus II adalah keberhasilan mencapai ketuntasan belajar. H. Simpulan dan Saran a. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sebelum diadakan perbaikan pembelajaran, kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam memenuhi tuntutan pembelajaran diketahui masih rendah. Hal ini ditunjukan melalui hasil tes formatif dari 26 peserta didik yang mendapat nilai 58 keatas sebanyak 14 peserta didik, sedangkan sisanya memperoleh nilai kurang dari 58.Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran siklus I,kemampuan siswa meningkat, yakni dari 14 peserta didik yang mendapat nilai di atas 58, menjadi sebanyak 19 peserta didik atau 73,07% dengan nilai rata-rata 62,69. Terlebih dengan peningkatan setelah dilakukan siklus II, kemampuan peserta didik meningkat dari 19 peserta didik yang mendapat nilai diatas 58, menjadi sebanyak 24peserta didik atau 92,30% dengan nilai rata-rata 72,30. b. Saran Berdasarkan simpulan tersebut ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, adalah sebagai berikut. 1. Disarankan kepada siswa agar terus berlatih dalam menentukan KPK dan FPB mengingat pentingnya peranan matematika dalam kehidupan manusia. Dengan rajin berlatih maka siapapun bisa meningkatkan dalam menentukan KPK dan FPB. Ingat motto: “Bisa karena biasa”. 2. Disarankan pula kepada sejawat guru yang lain agar terus berusaha meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya dalam melaksanakan pembelajaran. Dan manakala menghadapi masalah yang serupa dengan yang ada dalam penelitian ini, kiranya bisa dicoba mengatasinya dengan cara menerapkan metode tanya jawab. Karena metode ini telah terbukti bisa meningkatkan aktivitas belajar, kemampuan dalam menentukan KPK dan FPB, dan prestasi belajar siswa dalam menentukan KPK dan FPB. Selain itu juga karena metode tanya jawab memiliki banyak kelebihan sebagai metode pembelajaran. 3. Disarankan kepada Kepala Sekolah supaya memotivasi guru untuk selalu kreatif dalam pembelajaran dengan memilih metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak dan up to date sehingga pembelajaran dapat lebih menarik dan anak tertantang untuk mengikuti serta secara tidak langsung hasil belajar anak didik meningkat secara signifikan. I. Daftar Rujukan Andayani ,dkk (2009). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta. Universitas Terbuka. E.C Wragg. (1997) Ketrampilan mengajar di Sekolah Dasar, diterjemahkan/disadur oleh: Anwar Jasin, Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta Sumber:http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2116351-kelebihan-dankekurangan-metode-tanya/#ixzz1VvZlXcfb. Diakses 24 Agustus 2011. Herdian. (2010). Kemampuan Pemahaman Matematika. Sumber: http://herdy07.wordpress.com/?s=kemampuan+pemahaman+matematis. Diakses 24 Agustus 2011 Heruman (2007). Model Pembelajaran Matematika di SD. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Kunandar (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Bandung. Rajawali Press Muhsetyo, Gatot dkk (2010). Pembelajaran Matematika SD. Jakarta. Universitas Terbuka. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1990), Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
Rahadian. (2009). FPB (Faktor Persekutuan Terbesar). Sumber:http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-matematika/matematika-fpbfaktor-persekutuan-terbesar/. diakses pada tanggal 27 Agustus 2011. Rahadian. (2009). KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil). Sumber:http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-matematika/matematika-kpkkelipatan-persekutuan-terkecil/. Diakses pada tanggal 27 Agustus 2011. Suciati (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, Universitas Terbuka. Susilo, Joko (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.