Up Alk Gita.docx

  • Uploaded by: iwan kurniawan
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Up Alk Gita.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,580
  • Pages: 22
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi Indonesia secara makro selama beberapa tahun memperlihatkan pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan pasar modal yang meningkat. Salah satu isu penting dalam pasar modal adalah proteksi terhadap investor yang rendah. Informasi mengenai berbagai relevansi nilai antara standar akuntansi atau secara umum metoda akuntansi bermanfaat bagi penyusun standar di seluruh dunia. Pilihan berbagai metoda akuntansi memungkinkan manajemen untuk melakukan pengelolaan atas laba sesuai dengan keinginan manajemen. Hal ini dikenal dengan istilah manajemen laba. Manajemen laba oleh Schipper (1989) didefinisikan sebagai suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Hal ini sejalan dengan teori keagenan yang menyatakan manajemen akan berusaha memaksimumkan kompensasi, menghindari pelanggaran kewajiban dalam perjanjian

hutang

obligasi

yang

melindungi

pembayaran

dividen

dan

meminimalkan pelaporan laba. Teori keagenan (agency theory) menyatakan bahwa terdapat hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang yaitu manajer. Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara principal dan agent mendorong agen untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada

1

principal dan dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba dalam rangka menyesatkan pemegang saham mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Penelitian Richardson (1998) menunjukkan adanya hubungan positif antara asimetri informasi dengan manajemen laba. U-Thai (2005) meneliti tentang manajemen laba dan proteksi investor dengan sampel 33 negara, Indonesia berada pada kelompok Negara dengan rata-rata manajemen laba tinggi dan tingkat proteksi investor di Indonesia dinilai relatif rendah. Terdapat tiga keadaan yang menyebabkan komunikasi melalui laporan keuangan tidak transparan yaitu: (1) manajer memiliki informasi lebih banyak tentang strategi dan

operasi bisnis

yang dikelolanya dibandingkan dengan

investor, (2) kepentingan manajer tidak selalu selaras dengan kepentingan investor, dan (3) ketidaksempurnaan dari aturan akuntansi dan audit. Luas pengungkapan laporan keuangan perusahaan erat kaitannya dengan mekanisme untuk mengurangi asimetri informasi guna menekan konflik kepentingan yang muncul akibat adanya pemisahan kepemilikan dengan pengelolaan. Botosan serta Bloomfield (1990) dan Wilks menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan maka akan memperkecil asimetri

informasi. Asimetri

informasi

bisa

berkurang

bila

perusahaan

melaksanakan kebijakan pengungkapan yang luas (extent disclousure). Relevansi nilai informasi akuntansi menjelaskan tentang bagaimana investor bereaksi terhadap pengumuman informasi akuntansi. Reaksi ini akan membuktikan bahwa kandungan informasi akuntansi merupakan isu yang sangat penting dan menjadi pertimbangan penting dalam proses pengambilan

2

keputusan investasi, sehingga dapat dikatakan bahwa informasi akuntansi bermanfaat bagi investor (Scott, 2009). Informasi akuntansi diprediksi memiliki nilai relevansi, karena informasi akuntansi secara statistik berhubungan dengan nilai pasar saham. Ketertarikan investor terhadap informasi keuangan sebagai alat untuk mengambil keputusan ekonomis telah lama diteliti oleh Ball dan Brown (1968) Beaver (2006) yang menjelaskan kontribusi laporan laba rugi dan neraca dalam memberikan informasi kepada pemakai. Sumarni dan Rakhmawati (2007) menjelaskan hasil penelitiannya bahwa arus kas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Penelitian Pelly (2013) menunjukkan bahwa arus kas berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian Rahmawati (2008) menunjukkan adanya relevansi informasi nilai buku terhadap harga saham. Masalah akan terjadi saat relevansi laba, nilai buku dan arus kas sebagai alat pengukur kinerja perusahaan dihadapkan dengan praktek manajemen laba yang dilakukan manajer. Hasil penelitian Whelan (2004) menunjukkan bahwa manajemen jangka pendek dan jangka panjang menurunkan relevansi informasi laba. Manjamen laba menurunkan relevansi informasi laba dan nilai buku (Sholihah, 2013). Sedangkan Habib (2004) menemukan kesimpulan bahwa kombinasi antara perataan laba dan manajemen laba berhubungan negatif terhadap relevansi informasi akuntansi. Penelitian mengenai dampak asimetri informasi terhadap relevansi informasi akuntansi masih jarang ditemui. Penelitian mengenai asimetri informasi biasanya dikaitkan dengan disclosure laporan keuangan. Hal ini karena alasan bahwa luas pengungkapan perusahaan erat kaitannya dengan mekanisme untuk mengurangi asimetri informasi guna menekan konflik

3

kepentingan yang muncul akibat adanya pemisahan kepemilikan dengan pengelolaan. Penelitian ini dimotivasi adanya research gap serta akan mencoba menganalisis dampak asimetri

informasi

dan

tindakan

manajemen

laba

terhadap relevansi informasi akuntansi dalam hal ini informasi laba, arus kas dan nilai buku pada pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dampak manajemen laba dan asimetri infornasi terhadap relevansi informasi laba, arus kas dan nilai buku pada perusahaan-perusahaan yang melakukan pengungkapan dalam kategori cukup (adequate), wajar (fair) dan penuh (full) ?

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1) Menganalisis relevansi informasi laba, arus kas dan nilai buku pada perusahaan-perusahaan yang melakukan pengungkapan dalam kategori cukup (adequate), wajar (fair) dan penuh (full). 2) menganalisis dampak manajemen laba terhadap relevansi informasi laba, arus kas dan nilai buku pada perusahaan-perusahaan yang

4

melakukan pengungkapan dalam kategori cukup (adequate), wajar (fair) dan penuh (full). 3) menganalisis dampak asimetri informasi terhadap relevansi informasi laba, arus kas dan nilai buku pada perusahaan-perusahaan yang melakukan pengungkapan dalam kategori cukup (adequate), wajar (fair) dan penuh (full).

5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) menyatakan hubungan keagenan muncul ketika satu atau lebih individu (principal) mempekerjakan individu lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan kekuasaan kepada agen

untuk

membuat

suatu keputusan

atas

nama

principal

tersebut.

Hubungan keagenan mewajibkan agen memberikan laporan periodik pada principal tentang usaha yang dijalankan dan principal akan menilai kinerja agennya melalui laporan keuangan yang disampaikan kepadanya. Dalam teori pensignalan (Signaling Theory) dikemukakan tentang bagaimana seharusnya

sebuah

perusahaan

memberikan

sinyal

kepada

pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan

keinginan

pemilik.

Integritas informasi laporan keuangan yang mencerminkan nilai perusahaan merupakan sinyal positif yang dapat mempengaruhi opini investor dan kreditor atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.

2.1.2

Konsep Pengungkapan (Disclosure) Menurut Wolk, Tearney, dan Dodd dalam Suwardjono (2010),

pengungkapan informasi berkaitan dengan informasi baik dalam statemen keuangan maupun komunikasi tambahan termasuk catatan kaki, peristiwa-

6

peristiwa setelah tanggal statemen, diskusi dan analisis manajemen, prakiraan keuangan dan operasi, dan statement keuangan tambahan. Menurut Hendriksen dan Breda dalam Kieso (2012) terdapat tiga tingkatan pengungkapan yaitu: 1) Pengungkapan Penuh (Full Disclosure) Pengungkapan penuh mengacu pada seluruh informasi yang diberikan oleh perusahaan, baik informasi keuangan maupun non keuangan. Pengungkapan diberikan

oleh

penuh mencakup manajemen

informasi-informasi lainnya yang

yang

menyiratkan

penyajian

seluruh

informasi yang relevan, dan tidak ada informasi atas substansi atau kepentingan bagi kebanyakan investor yang akan dihilangkan atau disembunyikan. 2) Pengungkapan Wajar (Fair Disclosure) Pengungkapan wajar adalah pengungkapan cukup ditambah dengan informasi yang dapat berpengaruh pada kewajaran laporan keuangan. Pengungkapan wajar menyiratkan suatu tujuan etika, yaitu memberikan perlakuan yang sama pada semua calon pembaca. Menurut PSAK (IAI: 2012), pengungkapan wajar adalah catatan atas laporan keuangan yang disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. 3) Pengungkapan Cukup (Adequate Disclosure) Pengungkapan cukup adalah pengungkapan yang diwajibkan oleh standar akuntansi yang berlaku, yang merupakan informasi minimum yang harus disajikan dalam tingkat

7

yang memadai

yang harus

dipenuhi secara menyeluruh, agar tidak menyesatkan jika digunakan untuk pengambilan keputusan.

2.1.3

Relevansi Informasi Akuntansi Konsep relevansi nilai informasi akuntansi menekankan pada “how

accounting information has a value relevant for market participants (investors)?”, Konsekuensi dari konsep ini adalah bahwa informasi akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan harus memberikan nilai manfaat (useful) kepada para penggunanya (users) dalam hal pengambilan keputusan. Konsep relevansi nilai informasi akuntansi menjelaskan tentang bagaimana investor bereaksi terhadap pengumuman informasi akuntansi. Ball dan Brown (1968) membuktikan bahwa informasi akuntansi bermanfaat bagi investor untuk mengestimasi nilai yang diharapkan (expected value) dari tingkat return dan tingkat risiko dari sekuritas. Francis dan Schipper dalam Puspitaningtyas (2012) mengungkapkan bahwa terdapat empat pendekatan

dalam memahami relevansi nilai informasi akuntansi, yaitu: (1)

pendekatan analisis fundamental (2) pendekatan prediksi, (3) pendekatan perwujudan informasi nilai relevans, (4) pendekatan pengukuran relevansi nilai.

2.1.4

Manajemen Laba (Earning Management) Scott (2002) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua.

Pertama, sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan political costs (Opportunistic Earnings

Management).

8

Kedua,

dengan

memandang

manajemen laba dari perspektif efficient contracting (Efficient Earnings Management), dimana manajemen laba memberi manajer suatu

fleksibilitas

untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadiankejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Menurut Setiawati dan Na’im (2000) manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri.

2.1.5

Asimetri Informasi Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki

akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan. Jensen dan Meckling dalam Puput (2001) menambahkan bahwa jika kedua kelompok (agen dan prinsipal) tersebut adalah orang-orang yang berupaya memaksimalkan utilitasnya, maka

terdapat alasan yang kuat untuk meyakini

bahwa agen tidak akan selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan prinsipal.

9

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

Relevansi Informasi Laba, Arus Kas dan Nilai Buku pada Berbagai Tingkat Pengungkapan Dalam Cahyani (2009) dijelaskan bahwa investor dan kreditor

membutuhkan informasi

yang

memadai

dan

relevan

untuk

mendukung pembuatan keputusan ekonominya. Cost-benefit merupakan batas untuk mempertimbangkan diungkapkannya informasi dalam pelaporan. Di satu sisi pengungkapan informasi akan membantu investor untuk membuat keputusan ekonomis users. Di sisi lain, pengungkapan informasi menciptakan atau memperburuk masalah keagenan. Jika manajemen diminta untuk meningkatkan informasi maka manajemen mensyaratkan agar kompensasinya juga naik. Bahkan perusahaan berkeberatan untuk menambah pengungkapan karena dengan menyediakan informasi yang bernilai akan menjadi keuntungan bagi pesaing. Investor akan memiliki ekspektasi nilai perusahaan pada akhir tahun atas pengungkapan aliran kas awal tahun. Studi mengenai dampak luas pengungkapan dalam

kaitannya

dilakukan.

dengan relevansi

Penelitian

empiris

informasi

akuntansi

akuntansi mengenai

belum

relevansi

banyak informasi

akuntansi telah berusaha untuk menemukan nilai relevan atribut akuntansi dalam rangka mempertinggi analisis laporan keuangan. (Ball dan Brown 1968) menguji relevansi nilai laba dan nilai buku . Variabel laba diduga memiliki nilai relevan karena memiliki hubungan statistik dengan harga saham yang mencerminkan nilai perusahaan. Penelitian Kusuma (2006) menunjukkan bahwa

10

laba perlembar saham memiliki korelasi yang kuat terhadap harga saham. Sedangkan Nilai buku diduga memiliki nilai relevan karena nilai buku merupakan pengganti (proksi) untuk pendapatan normal masa depan yang diharapkan (Ohlson 1995), dan perannya sebagai suatu proksi untuk nilai adaptasi dan nilai penolakan (Burgstahler dan Dichev 1997). Sementara itu

hasil

penelitian Chandra (2013) arus kas operasi per lembar saham (CFOPS) yang berpengaruh positif terhadap harga saham. Sedangkan Clubb (1995) yang dikutip oleh Indra dan Fazli (2004) menyatakan bahwa arus kas hanya memberikan dukungan yang lemah bagi investor, hal ini menunjukkan bahwa data arus kas tidak mempunyai kandungan informasi jika dilihat pengaruhnya terhadap harga saham. Oleh karena itu rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah: Hipotesis 1a: Relevansi Laba, Arus kas dan Nilai Buku akan berkurang pada tingkat pengungkapan cukup (adequate disclosure) Hipotesis 1b: Relevansi Laba, Arus kas dan Nilai Buku akan meningkat pada tingkat pengungkapan wajar (fair disclosure) Hipotesis 1c: Relevansi Laba, Arus kas dan Nilai Buku akan meningkat pada tingkat pengungkapan penuh (full disclosure)

Dampak Manajemen Laba terhadap Relevansi Laba, Arus Kas dan Nilai Buku pada Berbagai Tingkat Pengungkapan Dalam Widiastuti (2002) interpretasi yang lebih luas, pengungkapan terkait dengan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan maupun informasi tambahan (Wolk dan Tearney:1997). Peningkatan pengungkapan laporan keuangan akan mengurangi asimetri informasi sehingga peluang manajemen

11

untuk melakukan manajemen laba semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat pengungkapan

laporan

keuangan

dan

manajemen

laba

memiliki hubungan yang negatif sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Lobo dan Zhou (2001); Siregar dan Bachtiar (2003) serta (Halim et al., 2005). Perusahaan yang melakukan manajemen laba akan mengungkapkan lebih sedikit informasi dalam laporan keuangan agar tindakannya tidak mudah terdeteksi. Dan sebaliknya pada perusahaan yang melakukan pengungkapan lebih luas, seharusnya semakin kecil kemungkinan melakukan tindakan manajemen laba, sehingga relevansi informasi laba akan lebih tinggi. Sementara itu dampak manajemen laba terhadap relevansi informasi akuntansi telah dijelaskan oleh Kusuma (2006) bahwa relevansi laba turun ketika perusahaan melakukan manajemen laba karena ketika perusahaan melakukan manajemen laba, maka angka laba yang dilaporkan tidak dapat mencerminkan nilai sebenarnya sehingga angka tersebut tidak dapat dipercaya. Begitu juga penelitian Whelan (2004) menemukan bahwa perusahaan yang melakukan manajemen laba jangka pendek maupun jangka panjang akan menurunkan laba, namun tidak berdampak pada nilai buku. Sedangkan arus kas merupakan informasi dalam laporan keuangan yang tidak terdistorsi oleh kebijakan akrual yang merupakan proksi dari manajemen laba karena prinsip penyusunan laporan arus kas adalah basis kas. Oleh karena itu rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah: Hipotesis 2a : Manajemen Laba akan menurunkan relevansi informasi Laba, Arus Kas dan Nilai Buku pada tingkat pengungkapan cukup (adequate disclosure).

12

Hipotesis 2b: Manajemen Laba akan menurunkan relevansi informasi Laba, dan meningkatkan relevansi informasi Arus Kas dan Nilai Buku pada tingkat pengungkapan wajar (fair disclosure) Hipotesis 2c: Manajemen Laba akan menurunkan relevansi informasi Laba, dan meningkatkan relevansi informasi Arus Kas dan Nilai Buku pada tingkat pengungkapan penuh (full disclosure)

Dampak Asimetri Informasi terhadap Relevansi Laba, Arus Kas dan Nilai pada Berbagai Tingkat Pengungkapan Investor dan kreditor membutuhkan informasi yang memadai dan relevan untuk mendukung pembuatan keputusan ekonominya. Oleh karena itu perusahaan menyediakan informasi asimetri

informasi.

untuk

memenuhi

tujuan

users

dan

mengurangi

Informasi yang diungkap oleh perusahaan memberikan

sinyal yang menggambarkan

kualitas perusahaan. Dalam rangka untuk

menurunkan asimetri informasi berupa adverse selection, Scott (2009) menyarankan agar perusahaan melakukan pengungkapan penuh (full disclosure). Hasil penelitian Eleswarapu et all (2004) menunjukkan bahwa asimetri informasi menurun setelah ada regulasi fair disclosure. Perspektif asimetri informasi mengimplikasikan bahwa manajer berupaya untuk mengurangi asimetri informasi guna memaksimumkan nilai perusahaan dengan cara yang dikehendaki. Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure principle), mengakui bahwa sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan serangkaian trade-off penilaian. Trade-offini terjadi antara (1) kebutuhan pengungkapan secara cukup terinci,

(2)

13

kebutuhan

untuk

memadatkan

penyajian agar informasi dapat dipahami. Di samping itu penyusun laporan keuangan juga harus memperhitungkan biaya pembuatan dan penggunaan laporan keuangan (Cahyani:2009). Semakin banyak informasi yang disampaikan, maka hal ini merupakan signal positif bagi perusahaan, sehingga akan mengurangi asimetri informasi. Oleh karena itu rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah: Hipotesis 3a : Asimetri Informasi akan menurunkan relevansi informasi Laba, Arus Kas dan Nilai Buku pada tingkat pengungkapan cukup (adequate disclosure). Hipotesis 3b: Asimetri Informasi akan menurunkan relevansi informasi Laba, dan Arus Kas serta meningkatkan relevansi informasi Nilai Buku pada tingkat pengungkapan wajar (fair disclosure) Hipotesis 3c: Asimetri Informasi akan menurunkan relevansi informasi Laba, dan meningkatkan relevansi informasi Arus Kas dan Nilai Buku pada tingkat pengungkapan penuh (full disclosure)

14

BAB VI METODE PENELITIAN

4.1 Definisi Operasionalisasi Variabel 1) Laba (X1) Dalam penelitian ini Laba diproksikan dengan laba per lembar saham. 2) Arus Kas Operasi (X2) Dalam penelitian ini proksi atas variabel arus kas adalah Arus Kas Operasi perlembar saham. 3) Nilai Buku (X3) Nilai Buku dalam penelitian ini dihitung dengan membagi selisih antara total aktiva (TA) dengan total utang (TU) dengan jumlah saham yang beredar (SB). 4) Manajemen Laba (X4) Manajemen laba (DACC) dapat diukur melalui discretionary accruals yang dihitung dengan cara menselisihkan total accruals (TACC) dan nondiscretionary

accruals

(NDACC).

Dalam

menghitung

DACC,

digunakan Modified Jones Model dalam Rahmawati dkk (2007). 5) Asimetri Informasi (X5) Dalam penelitian ini, asimetri informasi diproksikan dengan relative bid ask spread. SPREAD i,t = α0+α1 PRICE i,t +α2 VAR i,t+ α3 TRANS i,t+ α4 DEPTH i,t + ADJSPREADi,t 6) Harga Saham (Y)

15

Harga saham penutupan pada akhir bulan keempat tahun berikutnya.

4.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan pada industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang konsisten terdaftar di BEI pada tahun 2013-2015. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana sampel dalam penelitian diambil dengan persyaratan yaitu yang selama tahun 2013–2015 berturut-turut konsisten terdaftar di BEI dan aktif melakukan perdagangan saham.

4.3 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah disusun oleh badan atau organisasi tertentu, sehingga telah siap digunakan. Untuk memperoleh data sekunder tersebut penulis melakukan studi dokumentasi. Studi dokumentasi tersebut dilakukan dengan mengumpulkan seluruh data sekunder dari Bursa Efek Indonesia. Berupa literature maupun diskusi untuk memperoleh dan mengetahui faktor-faktor utama pendukung yang berkaitan dengan penelitian.

4.4 Teknik Analisis Data 1) Cluster analysis dengan statistik deskriptif kuantitatif.

16

Cluster

analysis

digunakan

untuk

mengelompokkan

perusahaan-

perusahaan dalam kategori pengungkapan yang dilakukan,

yaitu

pengungkapan cukup, pengungkapan wajar, dan pengungkapan penuh (Yulianto:2012). 2) Moderated Regression Analysis (MRA) atau uji interaksi MRA merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) dengan rumus persamaan sebagai berikut: Y = a + b1X1+ b2X1X4 + b3X1X5 + b4X2 + b5X2X4+ b6X2X5 + b7X3 + b8X3X4 + b9X3X5 + e Dimana : Y

= Return Saham

a

= Konstanta

b1–b9

= koefisien regresi

X1

= Laba

X2

= Arus Kas

X3

= Nilai Buku

X4

= Manajemen Laba

X5

= Asimetri Informasi

Variabel perkalian antara X1,

X2,

X3 terhadap

X4 dan X5 disebut

juga variabel moderat oleh karena menggambarkan pengaruh moderating variabel X4 dan X5 terhadap hubungan X1, X2, X3, dan Y. Sedangkan variabel X1, X2, X3 merupakan pengaruh langsung terhadap Y.

17

4.5 Uji Asumsi Klasik Model regresi linier berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi semua asumsi klasik yaitu normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

4.6 Uji Hipotesis 1) Uji t Pengujian ini digunakan untuk membuktikan apakah koefisien regresi tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan antar variabel independen yaitu tersebut dapat digunakan untuk memprediksi Y atau dapat dikatakan bahwa X1, X2, X3, dan moderat X4 dan X5 secara parsial berpengaruh terhadap Y. 2) Uji F Pengujian ini digunakan untuk membuktikan apakah koefisien regresi tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan antar variabel independen dan menguji model regresi

tersebut

dapat

digunakan

untuk

memprediksi Y atau dapat dikatakan bahwa X1, X2, X3, dan moderat X4 dan X5 secara bersama-sama berpengaruh terhadap Y. 3) Uji Determinasi (R2) Uji determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable independen.

18

DAFTAR PUSTAKA

Ahsan Habib. 2010. Impact Of Earnings Management On Value-Relevance Of

Accounting

Information: Empirical

Evidence

From

Japan,

Department Of Accounting And Information Systems, Faculty Of Business Studies, University Of Dhaka, Dhaka-1000, Bangladesh. Alex Dontoh. 2008. The Declining Value Relevance Of Accounting Information And Non- Information-Based Trading: An Empirical Analysis, Nyu Stern School Of Business Suresh Radhakrishnan, University Of Texas At Dallas Joshua Ronen, Nyu Stern School Of Business. Agus Indra Tenaya. 2006. Decision Usefullness, Trade Off Antara Reliability dan Relevance, Universitas Udayana. Astuti Sri Sumarni, Rahmawati. 2007. Relevansi Nilai Informasi Arus Kas dengan Rasio Laba dan Perubahan Laba Harga Sebagai Variabel Moderasi : Hubungan Non Linier, JAAI. Ball, Ray dan Philip Brown (1968), An Empirical Evaluation Of Accounting Income Numbers, Journal Of Accounting Research. Becker, Connie L, Mark Devon, James Jiambalvo, KR Subramanyam. 1998. The Effect Of Audit Quality on Earnings Management, Contemporary Accounting Rezearch. Bernardi, Sutrisno, Asih. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan, dan Implikasinya terhadap Asimetri Informasi, Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang.

19

Cahyani Nuswandari. 2013. Pengungkapan Pelaporan Keuangan Dalam Perspektif Signalling Theory Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank, Semarang. Fransiska Anggraini, Yavida Nuri. 2013. Pengujian Peran Perlindungan Investor

dan

Kultur

terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan

Keluarga, Studi Internasional, Yogyakarta. Gholamreza Karami1 & Farzad Hajiazimi. 2013. Value Relevance Of Conditional Conservatism And The Role Of Disclosure: Empirical Evidence From Iran International Business Research; International Journal of Accounting and Financial Reporting Vol. 6, No. 3. Hadri Kusuma. 2006. Dampak Manajemen Laba Terhadap Relevansi Informasi Akuntansi: Bukti Empiris Dari Indonesia Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Himma Putri Sholihah. 2013. The Effect Of Earnings Management On The Value Relevance Of Earnings And Book Value University Of Brawijaya Malang. Jensen and Meckling. 1976. Theory Of The Firm, Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure, Journal Of Financial Economics. Julia Halim, Carmel Meiden, dan Rudolf Lumban Tobing. 2005. Pengaruh Manajamen Laba pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur Yang Termasuk dalam Indeks LQ 45, Simposium Nasional Akuntansi No 8. Jamal Barzegari Khanagha. 2011. Value Relevance Of Accounting Information In The United Arab Emirates, Faculty Of Economics, Management And Accounting, Yazd University, Iran

20

Juha Kinnunena And Markku Koskelab. 2002. Who Is Miss World In Cosmetic Earnings Management? An Analysis Of Small Upward Rounding Of Net Income Numbers Among 18 Countries, University Of Helsinki Revised. Kusmuriyanto, Mustaghfiroh. 2002. Pengaruh Deviden, Laba Perusahaan, Dan Indeks Harga Saham Terhadap Harga Saham Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Media Ekonomi dan Manajemen vol 11, No 2, Jakarta. Natalia Semenova. 2011. Asymmetry In Value Relevance Of Environmental Performance Information: Contingency Effects Of Size And Industry Åbo Akademi University, Journal School Of Business And Economicsi-20500 Turku, Finland Pelly Chandra (2013), Pengaruh Laba Dan Arus Kas Terhadap Harga Saham Dalam Kaitannya Dengan Siklus Hidup Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur, Jurnal Ilmiah Univ Bakrie Vol 1 No 02, Jakarta. Rahmawati. 2008. Relevansi Nilai Informasi Akuntansi Dengan Pendekatan Terintegrasi: Hubungan Nonlinier Jrai. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Vol 9 No 2 2006. Regina Reizky Ifonie. 2012. Pengaruh Asimetri Informasi Dan Manajemen Laba Terhadap Cost Of Equity Capital Padaperusahaan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol 1, No. 1, Jakarta Scott, W.R.. 2009. “Financial Accounting Theory”. Prentice-Hall International, Inc., New Jersey.

21

Schipper, K..1989.“Commentary on Earnings Management”Accounting Horizons, August Sujoko Efferin. 2008. Stevanus Hadi Darmadji, Yuliawati Tan, Metode Penelitian

Akuntansi,

Mengungkap Fenomena dengan Pendekatan

Kuantitatif dan Kualitatif, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sylvia Veronica, dan Yanivi S Bachtiar. 2003. Hubungan Antara Manajemen laba dan tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan, Simposium Nasional Akuntansi No 6. Vedran Capkuna 2008. Anne Cazavan-Jenyb, Thomas Jeanjeana And Lawrence A.Weissc Earnings Management And Value Relevance During The Mandatory Transition To Ifrs. Widiastuti. 2007. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Manajemen Laba

dan

Dampaknya

terhadap Return Saham, Akuntabilitas. Jurnal

Business Accounting Reiew, Volume. 2, No, 1, 2014.Jakarta Zarah Puspitaningtyas. 2011.

Relevansi

Nilai

Informasi

Akuntansi

Dan

Manfaatnya Bagi Investor, Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Issn 14110393 Vol. 1, No. 2 Universitas Jember, Jawa Timur.

22

Related Documents

Up Alk Gita.docx
June 2020 0
Alk Paper.doc
June 2020 7
Alk Kinase
May 2020 6
Tugas Alk-fix.docx
August 2019 15
Alk No 3
October 2019 8

More Documents from "Juang Fatih"

Up Alk Gita.docx
June 2020 0
2325967119828953.pdf
April 2020 27
Tutorial Aio Cbt.txt
June 2020 3
Bros.docx
December 2019 21