UNIVERSITAS GUNADARMA MAKALAH BAHASA INDONESIA 1
“PERANAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA”
Nama
: Diva Nurul Falah (12518059) Febriana (12518541) Syifa Salsabila Ruswanda (16518952)
Kelas
: 1PA16
Jurusan
: Psikologi
Dosen
: Budiman, S.Ikom.
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma 2018
MAKALAH BAHASA INDONESIA 1 “PERANAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA”
Disusun oleh : KELOMPOK 1 1. Diva Nurul Falah (12518059) 2. Febriana (12518541) 3. Syifa Salsabila Ruswanda (16518952) Kelas : 1PA16
Dosen : BUDIMAN, S.Ikom.
FAKULTAS PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2018
PERANAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
1.
PERANAN DAN PENTINGNYA BAHASA INDONESIA DALAM KONSEP ILMIAH
Bahasa adalah alat komunikasi lingual manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial. Bahasa Indonesia dalam konsep ilmiah mempunyai fungsi yang sangat penting, karena bahasa merupakan media pengungkap gagasan penulis. Bahasa yang digunakan dalam konsep penulisan ilmiah adalah Bahasa Indonesia Ilmiah. Bahasa Indonesia merupakan sarana untuk mendukung pembuatan suatu karya tulis. Untuk penggunaan bahasa dalam suatu karya ilmiah berarti menitikberatkan suatu bahasa sebagai alat komunikasi berupa tulisan. Karenanya, dalam pembuatan karya tulis ilmiah atau akademik menuntut kecermatan dalam penalaran dan bahasa. Dalam hal bahasa, karya tulis semacam itu (termasuk laporan penelitian) harus memenuhi ragam bahasa standar (formal) atau bukan bahasa informal atau pergaulan. Ragam bahasa karya tulis ilmiah atau akademik hendaknya mengikuti ragam bahasa yang penuturnya adalah terpelajar dalam bidang ilmu tertentu. Ragam bahasa yang dimaksud adalah mengikuti kaidah bahasa baku untuk menghindari ambigiutas makna karena karya tulis ilmiah tidak terikat oleh waktu. Dengan demikian, ragam bahasa karya ilmiah sedapat-dapatnya tidak mengandung bahasa yang sifatnya kontekstual seperti ragam bahasa jurnalistik. Tujuannya agar karya tersebut dapat tetap dipahami oleh pembaca yang tidak berada dalam situasi atau konteks saat karya tersebut diterbitkan. Masalah ilmiah biasanya menyangkut hal yang sifatnya abstrak atau konseptual yang sulit dicari alat peraga atau analoginya dengan keadaan nyata. Nah dalam keadaan itulah bahasa indonesia yang baik dan benar dibutuhkan. Pengertian dari karya ilmiah sendiri adalah laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium , artikel jurnal, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Karya tulis ilmiah menurut Brotowijoyo dalam Arifin (1985: 8—9) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Untuk dapat disebut karya tulis ilmiah, maka ada persyaratan yang harus dipenuhi misalnya, penulisan angka, penulisan judul, penulisan tanda baca, penulisan kutipan dan sebagainya. Yang terpenting gagasan mudah dipahami dengan dituangkan dalam bahasa yang jelas dan secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
Sehingga menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca (Keraf,1980:36). Semua syarat yang berlaku dalam karya tulis tersebut adalah baku dan mutlak bagi semua penulisan karya tulis. Karena informasi yang ada dan terkandung di dalam karya tulis harus dapat dipertanggungjawabkan dan berguna bagi banyak orang. Melihat hal-hal tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa Indonesia yang baku dan sesuai EYD sangat berperan penting. Seandainya tidak ada bahasa Indonesia yang baku dan sesuai EYD ini, maka dalam sebuah karya ilmiah akan terdapat banyak sekali makna yang tidak sesuai antara penulis dengan yang membacanya, karena setiap orang mempunyai bahasa yang berbeda dan memiliki arti masing-masing dalam bahasa yang digunakan. Sehingga jika mengikuti bahasa Indonesia yang baku dan sesuai EYD maka hasilnya adalah informasi yang penting dan berguna dapat tersampaikan pada masyarakat luas. Kebahasaan dalam karya ilmiah sebenarnya adalah memanfaatkan kaidah kebahasaan untuk mengungkapkan gagasan secara cermat. Kaidah ini menyangkut struktur kalimat, diksi, perangkat peristilahan, ejaan, dan tanda baca. Bahasa yang digunakan pada penulisan ilmiah pada umumnya menggunakan bahasa yang biasanya jarang muncul pada kamus Bahasa Indonesia dan bahasa yang dicantumkan pada suatu tulisan ilmiah memiliki suatu arti dan makna dari berbagai bidang ilmu. Contoh kata yang memiliki arti ilmiah yaitu: konservatif, generalisasi, liberal, serta masih banyak lagi kata yang dipakai dalam penulisan ilmiah. Faktor yang perlu diperhatikan peran bahasa indonesia dalam konsep ilmiah yaitu Bermakna isinya 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jelas uraiannya Berkesatuan yang bulat Singkat dan padat Memenuhi kaidah kebahasaan Memenuhi kaidah penulisan dan format karya ilmiah Komunikasi secara ilmiah
Dalam menyerap pemikiran seseorang yang telah diungkapkan melalui bahasa Indonesia, seseorang yang ingin mengetahui isi pemikiran seseorang pun harus mengerti bahasa yang digunakan oleh si penulis. Karya ilmiah seseorang yang formal dan menggunakan bahasa yang baku akan mudah dimengerti jika pembacanya juga mengerti tentang aturan-aturan penulisan formal dan bahasa yang baku pula. Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengungkapkan dan menyerap hasil pemikiran, peranan bahasa Indonesia sangatlah penting.
PENULISAN KARYA ILMIAH Penulisan karya ilmiah menggunakan bahasa ragam resmi, sederhana, dan lugas, serta selalu dipakai untuk mengacu hal yang dibicarakan secara objektif. Bahan dalam karangan disebut ilmiah apabila lafal, kosa kata, peristilahan, tata kalimat, dan ejaan mengikuti bahasa yang telah ditetapkan sebagai pola atau acuan bagi komunikasi, resmi, baik tertulis maupun lisan. Kesulitan utama dalam pembakuan bahasa Indonesia ialah dalam bidang ejaan dan peristilahan. Jadi, kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan ini adalah sangat penting sekali bahasa Indonesia dalam peran penulisan ilmiah karena kita bisa mengembangkan berbagai macam tulisan dan tulisan ini juga mempunyai aturan penulisan yang sudah ditetapkan, yaitu ada pengertian makalah, karakteristik makalah, dan sistematik makalah jadi kita tidak hanya sembarangan saja menulis. Mengapa bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam karya ilmiah? Alasannya adalah data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Jadi, apabila karya ilmiah tersebut tidak menggunakan atau tidak menjadikan bahasa Indonesia sebagai peranan yang penting dalam karya ilmiah tersebut, berarti karya ilmiah tersebut tidak dapat dijadikan suatu acuan (referensi) untuk kegiatan pengkajian selanjutnya, atau dengan kata lain karya ilmiah tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan.
2.
MEMAHAMI FUNGSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI ALAT UNTUK MENYERAP DAN MENGUNGKAPKAN HASIL PEMIKIRAN
Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa Indonesia, yang terdiri atas berbagai suku dan etnis dengan latar belakang bahasa yang berbeda. Bahasa dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan sarana untuk menyampaikan suatu informasi. Hanya dengan bahasalah kita dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Walaupun Bahasa Indonesia sudah berperan sebagai alat pemersatu tetapi belum dapat berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan. Hal tersebut mengharuskan kita menerjemahkan semua buku ilmu pengetahuan di dunia ini ke dalam bahasa Indonesia. Fungsi utama Bahasa adalah sebagai alat komunikasi, atau sarana untuk menyampaikan informasi (fungsi informatif).
Sebagai alat komunikasi
Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan komunikan yang menjadi perhatian utama kita. a. Bahasa sebagai alat komunikas, bahasa merupakan alat untuk merumuskan maksud kita. b. Dengan komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan ketahui kepada orang lain. c. Dengan komunikasi, kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh orang-orang sejaman kita. d. Alat untuk berkomunikasi dapat melalui lisan dan tulisan. Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk simbol bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki cirri khas tersendiri. Suatu simbol bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya kata ’sarang’ dalam bahasa Korea artinya cinta, sedangkan dalam bahasa Indonesia artinya kandang atau tempat. e. Sedangkan berkomunikasi secara lisan oleh susunan dari simbol (huruf) yang dirangkai menjadi kata bermakna dan dituliskan. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.
Jadi bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya dengan satu bahasa melainkan banyak bahasa. Contohnya : 1. Bunyi tong-tong memberi tanda bahaya 2. Adanya asap menunjukkan bahaya kebakaran 3. Alarm untuk tanda segera berkumpul 4. Bedug untuk tanda segera melakukan sholat 5. Telepon genggam untuk memanggil orang pada jarak jauh 6. Simbol – tanda stop untuk pengguna jalan, simbol laki-laki dan perempuan bagi pengguna toileambar peta yang menunjukkan jalan 7. Suasana gemuruh kentongan dipukul tanda ketika ada bahaya 8. Adanya asap tampak dari kejauhan pertanda kebakaran 9. Bunyi alarm (suasana tanda bahaya gempa bumi/bencana alam) dsb. Tetapi, bahasa pada dasarnya lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan informasi karena bahasa juga berfungsi : 1. Untuk tujuan praktis : mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari. 2. Untuk tujuan artistik : manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindahindahnya guna pemuasan rasa estetis manusia. 3. Sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, di luar pengetahuan kebahasaan. 4. Untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia, selama kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri (tujuan filologis). Dikatakan oleh para ahli budaya, bahwa bahasalah yang memungkinkan kita membentuk diri sebagai makhluk bernalar, berbudaya, dan berperadaban. Dengan bahasa, kita membina hubungan dan kerja sama, mengadakan transaksi, dan melaksanakan kegiatan sosial dengan bidang dan peran kita masing-masing. Dengan bahasa kita mewarisi kekayaan masa lampau, menghadapi hari ini, dan merencanakan masa depan. Peranan Bahasa Indonesia dapat kita lihat saat kita berbicara ataupun menulis untuk menggungkapkan hasil pemikiran. Susunan kata-kata atau kalimat yang digunakan tidak mungkin keluar begitu saja tanpa aturan. Kita harus memilih kata-kata dan menyusun katakata tersebut sesuai dengan aturan dalam Bahasa Indonesia. Seperangkat aturan yang mendasari pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan sebagai pedoman berbahasa inilah yang disebut Tata Bahasa. Penggunaan Tata Bahasa yang tepat, akan mempermudah pendengar atau pembaca yang menyimak kita untuk mengerti, memahami, dan menyerap maksud dari pemikiran kita.
Bahasa memiliki peranan sebagai alat untuk mengekspresikan dan menunjukkan kemampuan seseorang. Misalnya saja karya ilmiah seseorang, dia bisa mengekspresikan pemikirannya melalui bahasa secara bebas. Namun, kita harus memikirkan siapa yang akan membacanya, dan tujuan dari tulisan tersebut. Dengan sedikit uraian diatas tentang fungsi Bahasa Indonesia, maka saya akan memberikan pendapat tentang peranan Bahasa Indonesia dalam konsep ilmiah sebagai alat untuk menyerap dan mengungkapkan hasil pemikiran ialah pentingnya Bahasa Indonesia di kehidupan sehari-hari kita untuk mengungkapkan hasil pemikiran, pendapat atau menceritakan sesuatu menurut diri kita sendiri lalu kita bagikan ke orang lain agar orang lain mengerti apa yang kita maksud dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Contohnya, ketika kita melihat berita di televisi lalu kita akan membuat ringkasan dan pendapat tentang berita terkait maka secara tidak langsung untuk mengerjakan tersebut kita akan menggunakan bahasa Indonesia yang dikerjakan secara lisan dan tulisan agar orang lain pun mengerti apa yang kita maksud. 3.
MENUNJUKKAN RASA WAJIB PADA PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA
DIRI
SENDIRI
TERHADAP
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Bangsa yang terbentuk dari beraneka ragam suku dan budaya. Bangsa Indonesia adalah cermin kemajuan ditunjang dengan berbagai simbol pemersatu bangsa. Salah satu jembatan pemersatu itu bernama Bahasa Indonesia. Sejak kali pertama diproklamirkan pada Sumpah Pemuda 1928 pada butir ke 3 yaitu “Kami putra putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia”. Sebagai bagian erat bangsa Indonesia, Bahasa Indonesia memiliki kedudukan istimewa. Selain itu bahasa adalah cermin dari karakter bangsa seperti sebuah kutipan “Bahasa Itu Menunjukkan Bangsa”. Dari kutipan tersebut sudah jelas bahwa cara masyarakat menggunakan bahasa menunjukkan cara berfikir masyarakat. Mengapa demikian? Karena bahasa adalah hasil dari sebuah pemikiran. Seperti dikatakan Stephen R Covey, seorang pakar psikologi menyatakan, bahwa suatu ucapan (hasil bekerjanya lidah dan bibir) itu terlahir sebagai hasil dari proses berfikir (pikiran). Permasalahannya adalah masyarakat Indonesia saat ini menggunakan bahasa seringkali tidak pada tempatnya. Setidaknya ada 5 hal yang harus digarisbawahi tentang bagaimana masyarakat Indonesia menggunakan bahasanya. Diantaranya sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
Bahasa global yang menggejala, Bahasa “Asal Nyambung”, Penggunaan bahasa asing yang tidak tepat, Sikap tak acuh dalam berbahasa Indonesia, dan Meluapnya Bahasa Eufisme dan Sarkasme.
Jati diri Bahasa Indonesia memperlihatkan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sederhana, Tata bahasanya mempunyai sistem sederhana, mudah dipelajari, dan tidak rumit. Kesederhanaan dan ketidakrumitan inilah salah satu hal yang mempermudah bangsa asing ketika mempelajari bahasa Indonesia. Setiap bangsa asing yang mempelajari Bahasa Indonesia dapat menguasai dalam waktu yang cukup singkat. Namun, kesederhaan dan ketidak rumitan tersebut tidak mengurangi kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia dalam pergaulan dan dunia kehidupan bangsa Indonesia di tengahtengah pergaulan antarbangsa. Bahasa Indonesia telah membuktikan diri dapat dipergunakan untuk menyampaikan pikiran-pikiran yang rumit dalam ilmu pengetahuan dengan jernih, jelas, teratur, dan tepat. Bahasa Indonesia menjadi ciri budaya bangsa Indonesia yang dapat diandalkan di tengah-tengah pergaulan antarbangsa pada era globalisasi ini. Bahkan, Bahasa Indonesia pun saat ini menjadi bahan pembelajaran di negara-negara asing seperti Australia, Belanda, Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Cina, dan Korea Selatan.