BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk seseorang melakukan percobaan atau penelitian. Dalam melakukan percobaan di laboratorium tidak lepas dari penggunaan zat-zat yang beranekaragam, baik yang berbahaya maupun yang aman bagi tubuh manusia. Untuk itulah alat-alat laboratorium diperlukan, selain mempermudah percobaan juga mendukung keselamatan praktikan ketika melakukan percobaan. Namun, tentu saja praktikan tidak dapat secara langsung menggunakan alat-alat laboratorium dan bahan kimia tanpa mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk itu, karena masing-masing alat laboratorium memiliki prosedur-prosedur tersendiri dalam penggunaannya. Setiap percobaan yang dilakukan khususnya pada jurusan pendidikan biologi, selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit kita harus menggunakan gelas ukur bukan gelas beaker. Karena ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur zat cair, sedangkan gelas beaker skala nya tidak akurat dan hanya sebagai wadah atau tempat larutan atau sampel. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, praktikan harus bisa menyesuaikan dan menggunakan peralatan laboratorium dengan tepat sehingga tidak akan mengganggu kelancaran praktikum. Mengingat betapa pentingnya pengetahuan dan prosedur penggunaan peralatan laboratorium serta bahan-bahan kimia, maka dilakukanlah praktikum pengenalan alat dan bahan laboratorium agar praktikan dapat mengetahui nama, fungsi dan cara penggunaan alat-alat dan bahan-bahan yang ada di Laboratorium. Selain itu juga agar setiap praktikan dapat menggunakan alat sesuai prosedur pemakaiannya sehingga praktikum yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, tidak terdapat kesalahan, dapat menghasilkan hasil yang akurat dan juga untuk menjaga keselamatan kerja diri praktikan itu sendiri.
B. Tujuan Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah : 1. Untuk mengetahui peralatan-peralatan dalam laboratorium biologi beserta fungsi dan bagaimana cara penggunaan alat-alat tersebut. 2. Unuk mengetahui bahan-bahan kimia dalam laboratorium biologi beserta fungsi dan bagaimana cara penggunaan dan penanganan bahan tersebut. C. Manfaat Adapun manfaat dilakukannya praktikum ini adalah: 1. Praktikan dapat mengetahui peralatan-peralatan dalam laboratorium biologi beserta fungsi dan bagaimana cara penggunaan alat-alat tersebut. 2. Praktikan dapat mengetahui bahan-bahan kimia dalam laboratorium biologi beserta fungus dan bagaimana cara penggunaan alat-alat tersebut.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laboratorium adalah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan percobaan, pengukuran, penelitian atau riset ilmiah yang berhubungan dengan ilmu sains (kimia, fisika, biologi) dan ilmu-ilmu lainnya. Laboratorium bisa berupa ruangan yang tertutup seperti kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain (Emda, 2014). Secara etimologi kata ”laboratorium” berasal dari kata latin yang berarti ”tempat
bekerja”
dan
dalam
perkembangannya
kata
”laboratorium”
mempertahankan arti aslinya yaitu ”tempat bekerja”, akan tetapi khusus untuk keperluan penelitian ilmiah. Ketika IPA/sains merasa perlu mengadakan ruangruang siswa melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan saing. Sains merupakan suatu ilmu empiris, yaitu ilmu yang didasari atas pengamatan dan eksperimentasi merupakan bagian dari pendidikan sains. Laboratorium yang digunakan untuk kegiatan ini disebut sebagai laboratorium sains sekolah (school science laboratory). Laboratorium diartikan sebagai tempat yang dapat berbentuk ruangan terbuka, ruang tertutup, kebun sekolah, rumah kaca atau lingkungan lain untuk melakukan percobaan atau penelitian. Ruang atau kamar yang dimaksud adalah gedung yang dibatasi dinding, atap, atau alam terbuka. Pengertian laboratorium yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada laboratorium yang berupa ruang tertutup. Laboratorium merupakan suatu wadah atau tempat untuk melakukan eksperimen-eksperimen sebagai pembuktian kebenaran teori-teori yang diberikan dalam kelas, merangsang percobaan tertentu secara terpimpin, atau menemukan sendiri sekaligus meningkatkan daya nalar siswa (Muna, 2016). Umumnya Laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasitas ruangan laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktifitas lainnya. Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktifitasnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan
oleh semua pemakai laboratorium, contohnya penerangan, fentilasi, air, bak cuci, aliran listrik, dan gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebel air, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan p3k, pemadam kebakaran, dan lain-lain (Ristiana, 2016). Menurut Emda (2014) laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai macam kegiatan penelitian (riset), pengamatan, pelatihan dan pengujan ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berrbagai macam disiplin ilmu. Secara fisik laboratorium juga dapat merujuk kepada suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.7 Laboratorium harus dilengkapi dengan berbagai sarana prasarana untuk kebutuhan percobaan. Laboratorium sebagai tempat kegiatan riset, penelitian, percobaan, pengamatan, serta pengujian ilmiah memiliki banyak fungsi, yaitu : 1. Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara teori dan praktik 2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari kalangan siswa, mahasiswa, dosen, atau peneliti lainnya. Hal ini disebabkan laboratorium tidak hanya menuntut pemahaman terhadap objek yang dikaji, tetapi juga menuntut seseorang untuk melakukan eksperimentasi. 3. Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari pembelajar, peserta didik, mahasiswa, dosen dan seluruh praktisi keilmuan lainnya) untuk mencari hakikat kebenaan ilmiah dari suatu objek keilmuan dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial. 4. Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam mempergunakan alat media yang tersedia di dalam laboratorium untuk mencari dan menentukan kebenaran ilmiah sesuai dengan berbagai macam riset ataupun eksperimentasi yang akan dilakukan. 5. Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam keilmuan sehingga akan mendorong mereka untuk selalu mengkaji dan mencari kebebaran ilmiah dengan cara penelitian, ujicoba, maupun eksperimentasi.
6. Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti dalam keterampilan yang diperoleh atau terhadap penemuan yang didapat dalam proses kegiatan kerja di laboratorium. 7. Laboratoriun dapat menjadi sumber belajar untuk memecahkan barbagai masalah melalui kegiatan praktik, baik itu masalah dalam pembelajaran, masalah akademik, maupun masalah yang terjadi ditengah masyarakat yamg membutuhkan penanganan dengan uji laboratorium. 8. Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa, mahasiswa, dosen, aktivis, peneliti dan lain-lain untuk memahami segala ilmu pengetahuan yang masih bersifat abstrak sehingga menjadi sesuatu yang bersifat konkret dan nyata Alat-alat laboratorium yang telah dipergunakan, perlu diusahakan adanya pemeliharaan dan penyimpanan yang sesuai. Perlakuan terhadap setiap jenis peralatan berbeda. Penanganan terhadap alat glass/kaca tentu berbeda dengan alat logam. Dengan pemeliharaan dan penyimpanan alat yang baik dapat memperpanjang usia penggunaan alat-alat tersebut (Ristiana, 2016). Terdapat beberapa macam bahan kimia yang digunakan di Laboratorium mulai dari larutan yang tidak menimbulkan risiko hingga bahan yang sangat berbahaya. Bahan kimia tersebut bergantung pada sifat dan karakteristiknya. Setiap bahan kimia memliki tingkat bahaya yang berbeda-beda. Jenis tingkatan bahaya kimia yang digunakan, peneliti harus berhati-hati dan memperhatikan seluruh petunjuk yang dianjurkan. Secara internasional, kode dan symbol yang mewakili tingkat bahaya berbagai bahan kimia telah seragam. Pemberian symbol pada jenis bahan kimia diperlukan untuk dapat mengenal dengan cepat dan mudah tentang sifat bahaya satu bahan. Pemahaman dengan symbol sangat penting untuk proses penanganan, penyimpanan bahan kimia, serta kemungkinan interaksi antar bahan dan kondisi yang mempengaruhinya (Nugroho, 2016) Menurut Ristiana (2016) ada beberapa cara mengenali bahan kimia yang digunakan dalam praktikum diantaranya melalui sifat, fasa, dan melalui penginderaan. Sifat bahan kimia biasa dilihat dengan melihat symbol bahaya yang
biasa tercantum pada label, misalnya gambar tengkorak untuk bahan beracun, gambar api untuk bahan yang mudah terbakar. Fasa bahan kimia dapat berbentuk padatan, cairan dan gas. Sumardjo (2009) mengatakan bahwa berdasarkan sifatnya, bahan kimia berbahaya dapat diklaisifikasikan atas bahan kimia pengoksidasi, bahan kimia yang mudah meledak, bahan kimia beracun, bahan kimia karsinogenik, bahan kimia yang reaktif terhadap air dan bahan kimia yang reaktif terhadap asam.
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum ini di laksanakan pada : Hari/Tanggal
: Selasa 04 Desember 2018
Waktu
: Pukul 13.00 – 15:00 WITA
Tempat
: Laboratorium Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Makassar
B. Alat dan Bahan 1. Alat Adapun alat yang digunakan yaitu : 1. Erlenmeyer 2. Cawan Petri 3. Kaki Tiga 4. Kawat Kasa 5. Pembakar Spiritus 6. Respirometer 7. Kacamata pengaman 8. Labu didih 9. Labu Ukur 10. Labu Destilasi 11. Gelas Ukur 12. Tabung Reaksi 13. Pembakar Bunsen 14. Gelas Kimia 15. Filler 16. Kondensor 17. Wadah 18. Batang Pengaduk 19. Rak Tabung Reaksi
20. Statif 21. Kaca Pembesar 22. Gelas berbentuk Bundar 23. Hot plate 24. Mortal dan pestle 25. Penjepit Tabung Reaksi 26. Botol Larutan 27. Inkubator 28. Oven 29. Corong 30. Pipet Tetes 31. Pipet Ukur 32. Syringe 33. Mikroskop 2. Bahan Adapun bahan yang digunakan yaitu : 1. NaOH 2. Kloroform 3. Alkohon 4. Aquades 5. Eosin 6. Lancet 7. Metylene Blue 8. Natrium Klorida 9. Formalin 10. KoH 11. HCl 12. Kertas Saring 13. Indikator Universal/Indikator pH 14. Kapas
C. Posedur kerja Adapun prosedur kerjanya ialah : Kegiatan 1 1. Mengenali peralatan laboratorium dan namanya. 2. Mengidentifikasi
fungsi
dan
cara
menggunakan
alat-alat
laboratorium. 3. Menggambar alat-alat laboratorium. Kegiatan 2 1. Mengenali bahan-bahan kimia yang ada dalam laboratorium dan namanya. 2. Mengidentifikasi fungsi dan cara menggunakan bahan kimia tersebut. 3. Menggambar dan menuliskan cara penanganan bahan kimia tersebut.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil pengamatan Tabel 4.1 Alat-alat Laboratorium No 1
Gambar Erlenmeyer
Gambar Pembanding
Keterangan 1. mulut erlenmenyer 2. skala 3. dasar erlenmenyer
2
Cawan pertri
1. penutup 2. wadah
3
Kaki Tiga
1. Penyangga 2. Kaki penyangga
4
Kawat kasa
1. Kawat 2. Asbes
5
Pembakar spiritus
1. penutupspirit us 2. tempat alkohol 3. sumbu 4. dasar spiritus
6
Respirometer
1. Tabung specimen 2. Pipa kapiler
7
Kacamata pengaman
1. Frame 2. Bridge 3. Lensa 4. Tali
8
Labu didih
1. mulut 2. skala 3. dasar
9
Labu Ukur
1. Mulut labu 2. Leher labu 3. Wadah larutan 4. Dasar labu
10
Labu destilasi
5. Mulut labu 6. Lengan labu 7. Leher labu 8. Wadah larutan 9. Dasar labu
11
Gelas Ukur
1. Mulut gelas 2. Skala 3. Dasar gelas
12
Tabung reaksi
1. mulut tabung 2. batang tabung 3. dasar tabung
13
Pembakar Bunsen
1. api 2. batang pemanas 3. dasar pemanas pipa pemanas
14
Gelas Kimia
4. Mulut gelas 5. Skala 6. Dasar gelas
15
Filler
1. Pengemps bola 2. Pengisap udara 3. Tempat darah 4. Pengosongan udara
16
Kondensor
1. Tempat keluar air 2. Kolom kondensor 3. Tempat masuk air
17
Wadah
1. Permukaan atas 2. Dasar
18
Batang pengaduk
19
Rak Tabung Reaksi
1. lubang tempat tabuung 2. dasar rak tabung
20
Statif
21
Kaca pembesar
1. tangkai lup 2. skrup pengendali 3. bingkai lup lensa (cembung) lup
22
Gelas berbentuk bundar
23
Hot plate
1. penutup alat 2. alat sentrifuge 3. tombol aplikasih
24
Mortar dan pestle
1. alu 2. mulut mortal 3. wadah 4. dasar mortal
25
Penjepit tabung reaksi
1. tempat penjepit 2. tunhkai tempat penjepit 3. tangkai pegangan
26
Botol larutan
1. Penutup 2. Skala 3. Dasar botol
27
Inkubator
1. tombol power 2. tombol pengatur suhu 3. indikator 4. timer
28
Oven
1. rak pemanggang 2. pintu 3. pegangan pintu 4. tombol waktu tombolpengaturs uhu
29
Corong
1. Corong atas 2. Corong bawah
30
Pipet tetes
1. karet pipet 2. badan pipet 3. mulut pipet
31
Pipet ukur
1. mulut pipet 2. skala 3. dasar pipet
32
Syringe
1. Silinder berskala 2. Adaptor 3. Jarum Piston
33
Mikroskop
1. Lensa okuler 2. Tabung 3. Sekrup pengarah kasar (Makrometer) 4. Sekrup pengarah halus (Mikrometer) 5. Lengan mikroskop 6. Penjepit objek 7. Kaki mikroskop 8. Badan mikroskop 9. Revolver 10. Lensa objektif 11. Meja objek 12. Kondensor 13. Cermin
Tabel 4.2 Bahan-bahan Laboratorium Gambar 1. NaOH
Gambar pembanding
Fungsi
Untuk menghilangka n noda karatan
Untuk membersihkan saluran pipa
Untuk merontokkan cat
2. Kloroform
Sebagai zat pembius
Untuk melarutkan senyawa organic
Melarutkan lemak
3. Alkohol
Sebagai pelarut
Seabagai antiseptic
Bahan bakar
4. Aquades
Sebagai bahan untuk mencampurka n atau pelarut bahan-bahan kimia
Sebagai pembersih alat-alat laboratorium
5. Eosin
Sebagai indicator oksigen yang dihirup oleh organisme percobaan
6. Lancet
Untuk medapatkan sampel tetes darah
7. Metylen blue
Untuk lebih mempermudah dan memperjelas jika akan mengamati bagian dari suatu sel
8. Natrium klorida
Sebagai unsur utama pada garam dapur
Sebagai zat terlarut
9. Formalin
Sebagai anti bakteri dan pembunuh kuman
Sebagai pengawet
10. KoH/NaOH
Untuk mengikat CO2
11. HcL (Asam klorida)
Komponen utama dalam asam lambung
12. Kertas saring
Berfungsi untuk menjaring larutan
13. Indicator universal/ Indikator PH
Untuk menentukan apakah larutan yang dianalisis bersifat asam dan basa
14. Kapas
Untuk menyerap cairan
B. Pembahasan Praktikum yang berjudul “Pengenalan Alat” ini membahas mengenai alat-alat yang akan di pergunakan dalam Laboratorium. Berikut penjelasan mengenai cara penggunaan alat-alat tersebut. Gelas ukur berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya, terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu. Selain itu juga gelas ukur memiliki fungsi untuk mengukur volume larutan. Cara menggunakannya yaitu larutan dimasukkan kedalam gelas ukur. Sesuaikan dengan volume yang diperlukan. Baca ketepatan volume dengan melihat meniscus ke bawah. Tabung raeksi berupa tabung yang terkadang dilengkapi tutup, terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dan untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecilatau Wadah untuk mereaksikan dua atau lebih larutan/ bahan kimia. Wadah pengembangan mikroba, misalnya dalam pengujian jumlah bakteri. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu lalu dikalibrasi dengan aqua DM setelah itu lap dengan lap atau kertas isap. Kemudian sampel yang akan direaksikan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Erlenmeyer berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya, berfungsi untuk menyimpan dan memanaskan suatu koloni. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap. Kemudian suatu larutan dimasukkan lalu dititrasi, kemudian digoyangkan memutar labu erlenmeyernya larutan, menampung filtrate hasil
penyaringan, dan
menampung titran ( larutan yang dititrasi) pada proses filtrasi. Selain itu juga labu erlenmeyer juga memiliki fungsi untuk menyimpan koloni pada saat pengamatan. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap. Kemudian suatu larutan dimasukkan lalu dititrasi, kemudian digoyangkan memutar labu erlenmeyernya.
Hot plate, alat ini berfungsi untuk menghomogenisasikan suatu larutan yaitu dengan pengadukan. Dengan alat ini proses pengadukan akan lebih cepat, alat ini juga bisa digunakan untuk pembuatan media bakteri. Pipet berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran diujungnya, berfungsi untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan batang pengaduk yang ditutupi dengan kertas isap. Periksa keadaan kerannya dan tetesannya apakah bocor atau tidak. Lalu dikalibrasi dengan larutan yang akan dimasukkan ke dalam buret, periksa apakah ada gelembung atau tidak. Buka keran perlahan untuk mengeluarkan larutannya. Kacamata pembesar adalah alat yang terdiri dari sebuah lensa cembung yang berguna untuk memperbesar benda-benda kecil sehingga Nampak lebih besar dan jelas. Loupe digunakan untuk membesarkan objek serta untuk melihat sel yang berukuran mikroskopis. Cawan petri, adalah sebuah wadah yang berbentuk bundar dan terbentuk dari bahan plastic dan kaca, mempunnyai ukuran berbeda-beda, yang digunakan untuk membiakkan sel dan juga untuk mengkultur bakteri, spora atau biji-bijian. Cawan petri plastik di gunakan hannya satu kali saja.Cawan petri yaitu wadah yang menyerupai mangkuk dengan dasar rata. Cawan ini digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media. Prinsip kerjanya yaitu, medium diletakkan di dalam cawan petri kemudian ditutup dengan menggunakan penutup cawan. Culture chamber, adalah alat untuk mengingkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Didalam laboratorium mikrobiologi digunakan untuk menumbuhkan bakteri pada suhu tertentu,menumbuhkan ragi, dan jamur, menyimpan biakan murni mikroorganisme pada suhu rendah. Mikroskop terdiri dati bagian lensa mikroskop merupakan lensa gabungan (compound lenses) yang disatukan menjadi suatu unit kesatuan. Bagian non optik meliputi antara lain kaki, meja objek dan lengan, Lensa
okuler, tabung, Pengatur kasar/makrometer, Pengatur halus/mikrometer, Revolver, Lensa objektif , Lengan, Meja Objek. Lensa Okuler, lensa yang terletak pada ujung mikroskop, dekat mata (biasanyapembesaraanya 5 kali, 10 kali, 15 kali) Lensa objektif, lensa yang terletak pada tabung, dan menempel pada revolver, lensa ini dengan pembesaran beraneka macam sesuai dengan model dan pabrik pembuatnya. Misalnya 4 kali, 10 kali, 40 kali, dan 100 kali.Meja Preparat, tempat meletakkan objek(preparat yang akan dilihat.Kondensor, tersusun dari lensa gabungan yang berfungsi mengumpulkan sinar. Diafragma, berfungsi mengatur banyaknya sinar yang masuk dengan mengatur bukaan iris. Letak diafragma melekat pada diafragma di bagian bawah. Pada mikroskop sederhana hanya ada diafragma tanpa konensor.Cermin, mempunyai dua sisi, sisi cermin datar dan sisi cermin cekung, berfungsi memantulkan sinar dari sumber sinar. Mikroskop berfungsi untuk memperbesar objek 4 hingga 24 kali sehingga mempermudakan pengamatan pada objek yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Lampu Bunsen, adalah lampu berbahan bakar spiritus yang digunakan untuk sterilisasi panas dan mempertahankan sterilisasi ruang inokulasi, isolasi dan transfer mikroba. Mortal dan pastle ialah alat yang terbuat dari porselen yaitu digunakan untuk menumbuk atau menghancurkan materi sebelum diproses lebih lanjut. Prinsip kerja dari alat ini adalah menggerus atau menumbuk bahan yang akan digunakan yang berbentuk padatan agar menjadi halus dan berbentuk. Pipet ukur Adalah alat yang berbentuk silinder kecildan panjang mirip dengan sedotan,pembuatan pipet ukur dari bahan gelas yang dilengkapi dengan ukuran dalam mililiter(ml), yang berfungsi untuk memindahkan larutan ke dalam suatu wadah dengan berbagai ukuran volume. Cara penggunaan Cairan disedot dengan pipetukur dengan bantuan fillersampai dengan volume yang diinginkan. Pipet tetes sama seperti pipet ukur, akan tetapi pipet tetes ini tidak dilengkapi dengan ukuran volume larutan. Penggunaan pipet tetes yang
tepat adalahdengan menekan bagian karet untuk mengeluarkan udaranya terlebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam zat cair. Jika bagian karet ditekan pada saat pipet didalam zat cair, maka udara yang keluar dari pipet mungkin saja bereakasi dengan zat cair yang akan di ambi. cara penggunaan Untuk menyimpan/mereaksikan suatu zat dalam jumlah yang sangat sedikit. Oven terdiri dari tombol aplikasi selang udara dan penutup dan juga disebut juga sterilisasi kering. Yang berfungsi untuk steririlisasi alatalat yang tahan terhadap panas tinggijuga sterilisasi kering. Disebut juga sterilisasi kering. Yang berfungsi untuk steririlisasi alat-alat yang tahan terhadap panas tinggi yang berfungsi untuk steririlisasi alat-alat yang tahan terhadap panas tinggi. Berfungsi untuk tempat menyimpan hasil penanaman mikroba. Rak tabung memiliki lubang tempat penyimpanan tabung, Tempat penyimpanan
tabung
reaksi
agar
posisi
tabung
tetap
tegak.
Cara menggunakannya yaitu letakkan tabung reaksi kedalam lubanglubang yang ada dalam rak tabung reaksi. Labu Ukur berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup, terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Di bagian leher terdapat lingkaran graduasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas. Ukurannya mulai dari 1 mL hingga 2 L. Cara menggunakannya adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap.
Kemudian
dimasukkan
larutan
yang
akandiencerkan
atau
masukkanzat dengan bantuan kertasisap, agar zat tidak menempel pada dindingdiatas batas atas. Batang Pengaduk memeliki ujung untuk mengaduk larutan terbuat dari bahan non gelas yang berbentuk seperti sendok. Digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi yang umumnya berada pada gelas kimia, Erlenmeyer atau tabung reaksi. Serta digunakan pula sebagai alat bantu untuk
memindahkan
cairan
dari
suatu bejana ke bejanalain.
Cara
menggunakannya yaitum masukan batang pengaduk ke dalam larutan yang akan dicampur Penjepit tabung reaksi berbentik jepitan dan berfungsi untuk menjepit tabung reaksi ketika melakukan pemanasan. Kaki Tiga adalah besi penyangga ring yang berfungsi untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan atau penyangga pembakar spiritus. Cara menggunakannya yaitu diletakkan di antara Bunsen dan kawat kasa. Kawat kasar yang dilapisi dengan asbes berfungsi sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembatas dan untuk menahan labu pada waktu pemanasan priritus atau pemanas bunsen. Prosedur kerjannya Simpan kawat kasa di atas pemanas, lalu simpan tabung reaksi di atas kawat kasa tersebut. Inkubator adalah tempat menyimpan hasil penanaman mikroba. cara penggunaan hubungkan kabel power ke stop kontak kemudian putar tombol power ke arah kiri(lampu power hijau menyala). atur suhu dalam incubator dengan menekan tombol set.Sambil menekan tombol set, putarlah tombol di sebeklah
kanan atas tombol set hingga mnencapai
suhu yang di inginkan.aetelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set.Inkubator akan menyesuaikan setingan suhu secara otomatis setelah beberapa menit. Pipa kapiler terbuat dari kaca, bentuknya seperti huruf L. pipa kapiler berfungsi sebagai alat untuk menentukan titik lebur atau titik leleh suatu senyawa. Cara menggunakan pipa kapiler adalah pipa kapiler disanggah dengan klem dan statif. Lalu larutan atau senyawa yang akan ditentukan titik lelehnya dimasukkan ke dalam pipa kapiler. Lalu thermometer dicelupkan ke dalam larutan atau senyawa tersebut. Bunsen diarahkan di bagian bawah pipa kapiler. Disediakan juga stopwatch untuk menghitung waktu saat senyawa meleleh. Catat hasilnya. Pembakar Bunsen adalah Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakar bunsen. Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari
bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Untuk sterilisasi jarum ose atau yg lain, bagian api yg paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yg berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau metanol. Untuk memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi.Kualitas panas dapat diatur dengan menyesuaikan keping udara. Corong biasanya dari gelas, tapi ada juga dari plastik. Digunakan untuk menolong pada waktu memasukkan cairan ke dalam wadah dengn mulut sempit, contoh : botol, labu ukur, buret, dan lain-lain . cara menggunakannya yaitu untuk memasukan suatu cairan ke dalam tempat yang mulutnya sempit dapat juga digunakan sebagai penyaring setelah diberi kertas saring. Corong buchner untuk menyaring larutan dengan bantuan pompa vacum. Untuk memfiltrasi atau memisahkan suatu cairan (filtrat) dari endapannya (residu), dan biasanya filtratlah yang akan digunakan dalam proses selanjutnya, prosedur kerjanya s iapkan kertas kering yang telah dibentuk seukuran dengan corong, lalu basahi sedikit dengan aqua DM. Pada corong, lalu basahisedikit dengan aqua DM Diselipkan lagi kertas saring di mulut labu ukur agarudara yang masuk memudahkan larutan untuk masuk kedalam labu. Lalu letakkan corong di mulut labu, tuang larutan yang akan disaring. Gelas aeloji untuk menimbang zat,mengeringkan suatu bahan dalam eksikator dapat pula sebagai penutup pemanasan suatu bahan. Pemanas spiritus Untuk memanaskan/membakar suatu zat/larutan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil percobaan ini yaitu: 1. Sebagian besar peralatan praktikum terbuat dari gelas dan beberapa dari kawat dan kayu dengan fungsi nya masing-masing. 2. Ketidak akuratan alat ukur timbangan, salah satunya disebabkan oleh suhu/udara disekelilingnya. Udara/ suhu dapat mempengaruhi suatu zat yang akan ditimbang. 3. Setiap alat memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda,namun beberapa ada yang disamakan fungsinya karena alasan kepraktisan. 4. Alat dan bahan yang diperkenalkan adalah alat dan bahan sederhana dan sering digunakan dalam praktikum. B. Saran Dalam percobaan ini, perlunya kelengkapan alat-alat praktikum yang lebih lengkap lagi. Masih banyak alat-alat praktikum yang perlu dijelaskan,sehingga untuk percobaan berikutnya diharapkan alat-alat laboratoriumnya diperbanyak lagi.