Umik Intan 3.docx

  • Uploaded by: kurniati ramadhaniah
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Umik Intan 3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,327
  • Pages: 16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan selalu berkembang dan mengalami kemajuan yang sangat pesat, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan melalui pendidikan. Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan dapat dibagi menjadi dua yaitu pendidikan tiga jalur utama, yaitu formal, nonformal, dan informal. Pendidikan formal merupakan pendidikan di sekolah yang di peroleh secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas. Pendidikan formal diatur oleh kurikulum dimana kurikulum mengalami revisi menyesuikan perkembangan, saat ini proses peralihan kurikulum KTSP menjadi kurikulum K13. Banyak hal yang menarik mengenai kurikulum K13 dikarenakan masih banyak belum mengetahu apa sebenarnya Hakikat dan Prinsipprinsip perkembangan pada kurikulum K13 ini. Makalah ini akan membahas lebih jauh mengenai hakikat dan prinsipprinsip perkembangan kurikulum K13 yang perlu diketahui untuk calon pendidik (guru) serta bagi yang ingin mempelajari kurikulum K13 makalah ini juga bisa menjadi acuan. B.

Tujuan

1.

Membantu Bagi calon pendidik untuk mengetahui lebih jauh kurikulum K13

2.

Memperbanyak referensi bacaan mengenai pendidikan

3.

Mengetahui Hakikat dan Prinsip-prinsip perkembangan dari kurikulum K13

1

C. Manfaat Menambah referensi bacaan mengenai pendidikan yang sangat membantu bagi guru dan calon guru maupun orang yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai kurikulum K13.

2

BAB II PEMBAHASAN A. Hakikat kurikulum a.

Pengertian kurikulum Kurikulum didefinisikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan oleh siswa dalam periode waktu tertentu, untuk mencapai gelar/ijazah tertentu. Pengertian ini sering disebut pengertiantrasional atau konservatif, sebab menunjukan kepada rumusan yang pertama kali lahir dan memiliki sifat-sifat untuk cenderung dipergunakan orang pada masanya. Kalau ditelaah lebih lanjut rumusantersebut pada dasarnya sangat mengutamakan mata pelajaran (subject matter) sebagai isi dari pada kurikulum. Oleh karena itu kurikulum dalam pandangan yang tradisional, sering diidentifikasikn dengan “rencana pelajaran”. Terlepas dari pandangan tradisional ataupun dari pandangan modern, hakekat kurikulum pada dasarnya adalah sama yakni program belajar yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada siswa/murid. Program belajar ini membuat tujuantujuan yang akan dicapai, bahan-bahan yang harus dipelajari, berapa lama program itu diberikan, bagaimana program itu harus disusun dan disajikan, serta dengan cara bagaimana mengukur keberhasilan pada program tersebut. Dalam pandangan modern kurikulum mencangkup segala sesuatu yang mempengaruhi pribadi anak/siswa dibaawah tanggung jawab lembaga pendidikan. Para ahli kurikulum seperti Harold Albert, Arden, Frandsen, Roinine, Killpatrreck, Sarimuda Nasution, dan lain-lain, antara lain dapat disarikan pendapatnya sebagai berikutyakni kurikulum jauh lebih luas isinya dan pada sejumlah mata pelajran belaka, dan sebenarnya kurikulum itu seluas segala aspek kehidupan manusia dalam masyarakat modern ini, yang dapat dimasukkan ke dalam tanggung jawab lembaga pendidikan yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki mengembangkan pribadi siwa serta memberi sumbangan untuk kehidupan masyarakat Menurut pandangan modern ini dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah :

1)

Program pendidikan suatu lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaga tersebut.

3

2)

Program pendidikan untuk suatu bidang studi tertentu yang memuat tujuan, materi, utnuk suatu lembaga pendidikan tertentu.

3)

Semua pengalaman belajar yang disusun dan siorganisir menurut pola dan struktur tertentu dan disajikan oleh lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Dari berbagai pengertian kurikulum diatas dapat disimpulkan bahwa Kurikulum adalah suatu pedoman yang terencana dan terorganisir dimana didalamnya tercakup tujuan, pembelajar, pebelajar,sarana dan prasarana, alat/bahan, evaluasi untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada pebelajar dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga penyelenggara pendidikan untuk mencapai suatu tujuan.

b.

Kurikulum sebagai sistem Sistem adalah suatu kesatuan sejumlah elemen (objek, manusia, kegiatan, informasi, dsb) yang terkait dalam proses atau struktur dan dianggap berfungsi sebagai satu kesatuan organisasai dalam mencapai satu tujuan. Jika pemahaman sistem diatas dipergunakan melihat kurikulum itu ada sejumlah komponen yang terkait dan berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, dipandang sistem terhadapa kurikulum, artinya kurikulum itu dipandang memiliki sejumlah komponen-komponen yang saling berhubungan, sebagai kesatuan yang bulat untuk mencapai tujuan.

c.

Strategi pelaksanaan kurikulum Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang digunakan dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh

dalam

melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian,

pelaksanaan bimbiungan dan mengatur kegiatan, baik yang secara \umum berlaku maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran. Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu dilaksanakan disekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus diwujudkan secara nyata disekolah, sehingga mampu mampu mengantarkan anak didik mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan

4

mencapai hasil yang maksimal, jika pelaksanaannya menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak didik. Komponen strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran, penilaian, bimbingan dan penyuluhan dan pengaturan kegiatan sekolah. d.

Evaluasi kurikulum Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum, dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran, keberhasilah siswa, guru dan proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan hasil evaluasi dapat dibuat keputusan kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang diperlukan. Jenis-jenis penilaian meliputi : a) Penilaian awal pembelajaran (Input program) b) Penilaian proses pembelajaran (Program) c) Penilaian akhir pembelajaran.(output program)

e.

Hakikat pengembangan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu, kurikulum 2013 disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Pengembangan kurikulum 2013 bertujuan untuk mendorong peserta didik agar mampu lebih baik dalam melakukan

observasi,

bertanya,

bernalar,

dan

mengkomunikasikan

(mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan ini diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Siswa akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di jamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.

5

Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan Pasal 35, dimana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Penyusunan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan, tematik-integratif juga mengacu pada kurikulum 2006 dimana terdapat beberapa permasalahan, antara lain: (1) konten kurikulum yang masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak; (2) belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (3) kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; (4) belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (5) standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci, sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (6) standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (7) dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir. 1)

Landasan Yuridis Setiap kegiatan pengembangan kurikulum, baik pada level makro maupun mikro, selalu membutuhkan landasan-landasan yang kuat dan didasarkan atas hasil-hasil pemikiran, sosial-budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian yang mendalam, maupun landasan yuridis. Hal ini disebabkan bahwa kurikulum pada hakikatnya merupakan rancangan atau

6

program pendidikan. Sebagai bentuk rancangan program, kurikulum ini menempati posisi/kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, dalam arti akan sangat menjadi penentu terhadap proses pelaksanaan dan hasil-hasil yang ingin dicapai oleh pendidikan. Landasan-landasan tersebut merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh para pengembang kurikulum. Pengembangan dan implementasi kurikulum sekolah harus memiliki landasan yudis sebagai kebijakan publik yang diwujudkan dalam bentuk kebijakankebijakan pendidikan. Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013 yang saat ini diterapkan di Indonesia dilandasi oleh kebijakan perundang-undangan, antara lain: 1.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan

3.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 yang diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

4.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 yang diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

5.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006 yang diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

6.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indobesia Nomor 20 Tahun 2007 yang diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

7

7.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan

2.

Hakikat Kurikulum K13 Inti dari kurikulum 2013 adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap didalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Ini bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melaksanakan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun objek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan pembelajaran 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik. Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, dimana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, ketrampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat. Strategi

pengembangan

pendidikan

dapat

dilakukan

pada

upaya

meningkatkan capaian pendidikan melalui pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; efektivitas pembelajaran melalui kurikulum, dan peningkatan

8

kompetensi dan profesionalitas guru; serta lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan jam pelajaran. Rasionalitas penambahan jam pelajaran dapat dijelaskan bahwa perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output) membutuhkan penambahan jam pelajaran. Dibanyak negara seperti AS dan Korea Selatan, akhir-akhir ini ada kecenderungan dilakukan menambah jam pelajaran. Diketahui juga bahwa perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di indonesia relatif lebih singkat. Bagaimana dengan pembelajaran di Finlandia yang relatif singkat. Jawabnya, di negar yang tingkat pendidikannya berada diperingkat satu dunia,singkatnya pembelajaran didukung dengan pembelajaran tutorial yang baik. Penyusunan Kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan, tematik-integratif mengacu pada kurikulum 2006 dimana ada beberapa permasalahan di antaranya; 1.

konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya pelajaran dan materi dan keluasan dan tingkat kesulitannya melampaui tingkat perkembangan usia anak;

2.

belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional;

3.

kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, ketrampilan, dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan

kebutuhan

misalnya

pendidikan

karakter,

metodologi

pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; 4.

belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional maupun global;

5.

standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru;

9

6.

standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala;

7.

dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.

B.

Prinsip-Prinsip Dalam Pengembangan Kurikulum

1.

Prinsip Dalam Pengembangan Kurikulum Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pembuat kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional.Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti : politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan. Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip – prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Oemar Hamalik (2001) membagi prinsip pengembangan kurikulum menjadi delapan macam

10

a.

Prinsip Berorientasi Pada Tujuan Pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan Nasional.Tujuan kurikulum merupakan penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan tertentu.Tujuan kurikulum mengadung aspek-aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai.Yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah laku peserta didik yang mencakup tiga aspek tersebut dan bertalian dengan aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional. b.

Prinsip Relevansi (Kesesuaian) Pengembanga

kurikulum

yang meliputi

tujuan,

isi

dan

system

penyampaian harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c.

Prinsip Efisiensi dan Efektifitas Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien dan

pendayagunaan dana, waktu, tenaga, dan sumber-sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang optimal. Dana yang terbat harus digunakan sedemikina rupa dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran.Waktu yang tersedia bagi siswa belajar disekolah juga terbatas sehingga harus dimanfaatkan secara tepat sesuai dengan tata ajaran dan bahan pembelajaran yang diperlukan. Tenaga disekolah juga sangat terbatas, baik dalam jumlah maupun dalam mutunya, hendaknya

didaya

gunakan secara

efisien

untuk

melaksanakan

proses

pembelajaran. Demikian juga keterbatasan fasilitas ruangan, peralatan, dan sumber kerterbacaan, harus digunakan secara tepat oleh sswa dalam rangka pembelajaran, yang semuanya demi meningkatkan efektifitas atau keberhasilan siswa.

11

d.

Prinsip Fleksibilitas Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau

dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak statis atau kaku. Misalnya dalam suatu kurikulum disediakan program pendidikan ketrampilan industri dan pertanian. Pelaksanaaan di kota, karena tidak tersedianya lahan pertanian, maka yang dialaksanakan program ketrampilan pendidikan industri. Sebaliknya, pelaksanaan di desa ditekankan pada program ketrampilan pertanian. Dalam hal ini lingkungan sekitar, keadaaan masyarakat, dan ketersediaan tenaga dan peralatan menjadi faktor pertimbangan dalam rangka pelaksanaan kurikulum. e.

Prinsip Kontiunitas Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian,

aspek-spek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepaslepas, melainkan satu sama lain memilik hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikn, tingkat perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, tampak jelas alur dan keterkaitan didalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. f.

Prinsip Keseimbangan Penyusunan kurikulum memerhatikan keseimbangan secara proposional

dan fungsional antara berbagai program dan sub-program, antara semau mata ajaran, dan antara aspek-aspek perilaku yang ingin dikembangkan.Keseimbangan juga perlu diadakan antara teori dan praktik, antara unsur-unsur keilmuan sains, sosial, humaniora, dan keilmuan perilaku. Dengan keseimbangan tersebut diaharapkan terjalin perpaduan yang lengkap dan menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan sumbangan terhadap pengembangan pribadi.

12

g.

Prinsip Keterpaduan Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan,

perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi antara unsur-unsusrnya. Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan semua pihak, baik di lingkungan sekolah maupun pada tingkat inter sektoral. Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuk pribadi yang bulat dan utuh. Disamping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembalajaran, baik dalam interaksi antar siswa dan guru maupun antara teori dan praktek. h.

Mutu Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu, yang berarti

bahwa pelaksanaanpembelajaran yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan,/media yang bermutu. Hasil pendidikan yang bermutu diukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan nasional yang diaharapka. 2.

Prinsip Dalam Pengembangan Kurikulum K13 Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini :

1.

Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran

karena mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi. 2.

Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan

untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. 3.

Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model

kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.

13

4.

Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan

pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi. 5.

Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.

6.

Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.

7.

Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni. 8.

Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.

9. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. 10. Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah. 11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.

14

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kurikulum adalah suatu pedoman yang terencana dan terorganisir dimana didalamnya tercakup tujuan, pembelajar, pebelajar,sarana dan prasarana, alat/bahan, evaluasi untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada pebelajar dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga penyelenggara pendidikan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang harus kita perhatikan; adapun prinsip-prinsip didalam pengembangan kurikulum menjadi dua kelompok yaitu pertama: prinsip – prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, efektivitas. Kedua

prinsip-prinsip

khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Serta adanya prinsipprinsip dasar pengembangan kurikulum yang terkait dengan kurikulum satuan pendidikan. B. Saran Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan didalam pembuatan makalah ini. oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran baik dari dosen maupun dari pembaca. atas kritik dan saran nantinya kamis ucapkan terima kasih

15

DAFTAR PUSTAKA Djatmiko, Istanto Wahju . 2014. Hakikat pengembangan kurikulum 2013 dan implementasinya dalam pembelajaran pada sekolah menengah kejuruan. Teknologi dan Pengembangan Kurikulum 2013.

Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pengembangan kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Marsudi, 2014. Hakikat Kurikulum dan Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Widyaiswara PPPTK Seni Budaya. Nurul, 2016. Hakikat Kurikulum 2013. http://nurulafidah23.blogspot.co.id/.

Sahaja,

Irwan.

2016.

Prinsip

Pengembangan

Kurikulum

2013.

http://irwansahaja.blogspot.co.id/2016/04/prinsip-pengembangan-kurikulum2013.html .

Syaodih, Nana Sukmadinata. 1997. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Jakarta:Bina Aksara

16

Related Documents

Umik Intan 3.docx
April 2020 19
Khutbah Umik
June 2020 13
Intan Yusnizar
May 2020 30
Intan Geo
May 2020 35
Intan Purnama.docx
November 2019 30

More Documents from "intanpurnama"