Ulikan Dualisme Ekonomi Indonesia

  • Uploaded by: Harry Samuel Silaban
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ulikan Dualisme Ekonomi Indonesia as PDF for free.

More details

  • Words: 479
  • Pages: 2
ULIKAN DUALISME EKONOMI INDONESIA Sebelum kita melihat lebih jauh apa yang menjadi permasalahan ekonomi Indonesia yang berhubungan dengan dualismenya, kita perlu mengerti lebih dahulu apa pengertian dualisme tersebut. Dualisme adalah suatu keadaan di mana “sang superior” hidup berdampingan dengan “sang inferior” namun tidak memiliki hubungan yang erat, tidak akan mati dengan sendirinya oleh karena alasan waktu, bahkan jurang pemisah antara “sang superior” dan “sang inferior” makin terbuka lebar seiring perkembangan zaman.

Dualisme dapat dipandang dari berbagai

kasanah, seperti sosial, teknologi, geografi (kawasan), dan ekonomi. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah dari sudut pandang ekonomi. Teori dualisme pertama kalinya dikemukakan oleh seorang ekonom Belanda, J.H. Boeke. Teorinya berasal dari suatu fenomena di mana konsep ekonomi Barat yang dibawa dan diterapkan oleh para penjajah ternyata tidak mampu untuk mensejahterakan rakyat jajahannya (dalam hal ini rakyat Indonesia). Dalam artian mengalami kegagalan. Negara eks jajahan (sekarang bisa disebut negara sedang berkembang) memiliki pola dan sistem sosial yang berbeda dengan negara Barat. Pada awalnya pola dan sistem sosial Barat memiliki daya penetrasi yang cukup kuat untuk masuk ke dalam sistem sosial negara jajahannya. Keduanya hidup berdampingan antara sistem sosial liberal Barat dengan sistem sosial lokal negara jajahan (dalam hal ini Indonesia). Tetapi memang pada dasarnya adalah berbeda, tidak mungkin untuk disamasamakan Penetrasi yang dilakukan ternyata tidak (bisa dibaca: kurang) bermakna dan menyokong satu dengan lainnya. Semuanya kelihatan semu, cantik di luar namun ada borok di dalamnya. Tidak menyembuhkan penyakit yang sesungguhnya. Sang superior dan inferior yang dimaksud dalam dualisme ekonomi Indonesia adalah industri dan pertanian. Industri diagung-agungkan oleh kebanyakan pihak, dipandang sebagai penggerak utama perekonomian bangsa, sementara sektor pertanian (kerakyatan), sang soko guru ekonomi, hanya dipandang sebelah mata atau mungkin tidak dipandang sama sekali. Keduanya memang berjalan beriringan, namun tidak terintegrasi sama sekali dan ternganga jurang yang besar di antaranya. . Ini lah dualisme ekonomi bangsa Indonesia.

Indonesia memerlukan resep yang tangguh untuk menyembuhkan penyakit dualisme ekonominya. Salah satu resepnya adalah jangan menomor-satukan salah satu sektor dan menomor-sekiankan sektor lainnya. Sebab, perekonomian yang tangguh adalah perekonomian yang mengintegrasikan seluruh sektornya dan memiki daya dukung yang kuat antara satu sektor dengan yang lain. Memang, sektor industri merupakan salah satu bentuk penetrasi yang dilakukan pihak Barat (seperti yang dibahas dalam paragraf kedua). Namun apakah harus disalahkan seutuhnya ? Jawabannya adalah tidak, apalagi dilihat dari konteks globalisasi saat ini. Sepatutnya kita juga harus berterima kasih kepada mereka yang membawa konsep industri tersebut ke dalam negeri. Bayangkan kalau perekonomian kita seluruhnya didominasi oleh sektor primer ? Semuanya tidak akan memiliki nilai tambah. Sektor pertanian dan industri Indonesia harus saling mendukung satu dengan yang lainnya. Tidak ada gunanya Indonesia dikenal dengan negara agraris dengan kekayaan SDA yang melimpah, jika bahan baku industrinya saja harus diimpor ? Oleh karena itu,adalah penting dan mendesak, tugas kita semua rakyat Indonesia untuk menyembuhkan penyakit ini.

(ditulis oleh seorang mahasiswa biasa dari fakultas pertanian jurusan agribisnis Universitas Padjadjaran yang bernama Harry Samuel Silaban)

Related Documents


More Documents from "Putri Liany"