Uji Sifat Reduksi Vitamin C Perlakuan
REAKSI UJI Tabung 1 (Vitamin C)
Sesudah Dipanaskan
Tabung2 (Glukosa)
HASIL PENGAMATAN Warna (Coklat) Endapan (Orange) Warna (Biru tosca, bening) Endapan (tidak ada)
KESIMPULAN
Terjadi reaksi reduksi
Hasil Pengamatan Larutan benedict berfungsi untuk mengetahui apakah suatu zat atau larutan mengalami reaksi pereduksian gula yang terkandung, dengan perubahan warna dari biru – hijau – merah bata/ merah kecoklatan. Akan tetapi terkadang larutan benedict dapat mengalami perubahan warna apabila terdapat substansi pereduksi yang bukan gula, seperti vitamin C. Benedict merupakan larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah. Jika tidak ada zat yang mereduksi, maka larutan benedict ini tetap jernih sesudah percobaan. Hal yang terpenting adalah terjadinya kekeruhan (endapan halus/kasar) dan bukan perubahan warna.Pemanasan bertujuan untuk mengubah kuprioksida yang berwarna hitam menjadi kuprioksida berwarna merah bata, dan dengan pemanasan reaksi akan berjalan lebih cepat karena energi aktivasi yang digunakan hanya sedikit. Vitamin C merupakan reduktor kuat. yang mampu mereduksi ion Cu 2+ dari pereaksi benedict menjadi ion Cu + dengan membentuk endapan Cu2O yang berwarna hijau kekuningan hingga merah bata. Pada percobaan tabung ke 1 yang diberikan vitamin C sebanyak 4 tetes dan larutan benedict sebanyak 2 mL menghasilkan endapan berwarna orange dan warna larutan cokelat yang menandakan bahwa pada tabung 1 terdapat vitamin C yang mampu mereduksi ion Cu 2+ dari pereaksi benedict menjadi ion Cu + dengan membentuk endapan Cu2O yang berwarna hijau kekuningan hingga merah bata. Hal itu menandakan bahwa, vitamin C yang terkandung dalam bahan-bahan tersebut telah mengalami oksidasi. Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa, vitamin C sangat mudah mengalami oksidasi, sehingga dapat hilang atau berkurang selama proses pengolahan maupun penyimpanan. Vitamin C sangat mudah dirusak oleh pemanasan, karena vitamin C mudah dioksidasi (Chatarina, 2010). Sedangkan pada tabung ke 2 yang diberikan larutan glukosa sebanyak 4 tetes dan larutan beendict sebanyak 2 mL menghasilkan warna larutan biru tosca yang bening dan tidak terdapat endapan. Hal tersebut sesuai dengan teori pada percobaan dengan menggunakan uji benedict dimana warna larutan akan berubah dari biru – hijau – merah bata/ merah kecoklatan bergantung kepada seberapa banyak kandungan gula yang ada pada larutan terebut. Ketika larutan glukosa bereaksi dengan + larutan benedict maka akan terbentuk Cu yang tidak larut dalam air sehingga menimbulkan endapan .
Semakin tinggi kadar gula pereduksi maka warna larutan di akhir percobaan akan semakin mendekati warna merah bata dan semakin banyak pula endapan yang terbentuk. Pada tabung ke-2 dihasilkan warna biru tosca dan tidak adanya endpapan. Hal terebut menandakan bahwa pada tabung ke-2 mengandung gula pereduksi akan tetapi dalam kadar yang sedikit PUSTAKA Johnston Adams.2001.BIOLOGY.Oxford University Press Chaerani, Annisa Nurul. 2010. Penentuan Adanya Vitamin C Secara Kualitatif. Cimahi: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan