Uji Kelarutan Biomolekul Lipid Fahmi.docx

  • Uploaded by: Muhammad Fahmi Azhari
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Uji Kelarutan Biomolekul Lipid Fahmi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,210
  • Pages: 18
UJI KELARUTAN BIOMOLEKUL LIPID Muhammad Fahmi Azhari A., G011181504 Universitas Hasanuddin Makassar

Abstrak Lipid merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam pelarut polar dan hanya dalam pelarut organik atau nonpolar. Lipid adalah senyawa penting yang ada didalam tubuh. Lipid berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pertukaran materi, tempat cadangan makanan.dan sebagai pelarut vitamin. Praktikum uji kelarutan biomolekul lipid dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kelarutan lipid pada pelarut tertentu. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu minyak kelapa, alkohol 96 %, kloroform, aquades, dan larutan Na2CO3. Sedangkan, alat-alat yang digunakan yaitu tabung reaksi, pipet ukur, dan pipet tetes.Praktikum ini dilakukan dengan langkah metodologis yaitu penyiapan alat dan bahan serta pengamatan tingkat kelarutan pada lipid. Dengan menggunakan kloroform lipid dapat larut. Pada praktikum ini disimpilkan bahwa lipid dapat larut pada senyawa non polar. Kata Kunci: Kloroform, Lipid, Non polar. Abstract Lipids are organic compounds which are insoluble in polar solvents and only in organic or nonpolar solvents. Lipids are important compounds in the body. Lipids function as a place for the exchange of matter, where food is stored and as a vitamin solvent. The practice of the solubility test of lipid biomolecules was carried out aimed to determine the level of lipid solubility in certain solvents. The ingredients used in this lab are coconut oil, alcohol 96%, chloroform, aquades, and Na2CO3 solution. Meanwhile, the tools used are test tubes, measuring pipettes, and drops pipettes. This practice is carried out with methodological steps, namely preparation of tools and materials as well as observing the level of solubility in lipids. Using chloroform, lipid can dissolve. In this lab it is concluded that lipids dissolve in nonpolar compounds. Keywords: Chloroform, Lipid, Non polar.

Pendahuluan Lipid adalah sekumpulan senyawa dalam tubuh yang memiliki ciri-ciri yang serupa dengan malam, gemuk (grease), atau minyak. Jadi dapat pula dikatakan Lipid adalah kumpulan zat-zat yang berasal dari tanaman atau hewan yang tidak dapat larut dalam air karena merupakan senyawa non polar. Lipid merupakan ester asam lemak yang tersebar di alam dalam bentuk nabati maupun hewani. Kegunaan lipid sebagai pelindung seluler karena lipid merupakan bagian integral dari membrane seldan lipid sebagai pelindung aseluler karena lipid merupakan pelindung organisme dalam bentuk jaringan integument (Susanti dkk, 2011). Fungsi lipid seperti minyak dan lemak yakni sebagai nutrisi dan juga merupakan sumber energi utama yang digunakan sebagai energi cadangan makanan yang disimpan pada jaringan adiposa dalam tubuh, dalam bentuk lipoprotein fosfalipid yang berfungsi sebagai pengangkut zat-zat yang melewati membran sel. Steroid senyawa-senyawa memiliki beberapa fungsi misalnya kolestrol berperan dalam proses pengangkutan lemak dalam tubuh. Estrogen dan testoleron berfungsi sebagai hormon kelamin: dehidroksikolestrol dan ergastrol berperan sebagai provitamin D (Sutresna, 2009). Lipid (lemak) adalah kelompok senyawa heterogen yang berkaitan baik secara aktual maupun potensial dengan asam lemak. Sifat dari lemak secara umum tidak larut dalam air, sehingga lapisan lipid pada permukaan perairan dapat menghalangi masuknya cahaya matahari dalam badan air sehingga proses fotosintesis terhambat dan kadar oksigen menjadi rendah dan menyebabkan organisme aerobik mati. Lipid dapat didegradasi dengan menggunakan bakteri.Kemampuan bakteri dalam mendegradasi lipid dapat diketahui dengan melihat pertumbuhannya pada media uji cair yang diberi penambahan minyak sawit. Intensitas pertumbuhan mikroba dalam media cair dianalisis berdasarkan tingkat kekeruhan menggunakan metode spektrofotometri serta aktivitas bakteri juga mampu menurunkan kadar lipid (Januar, 2013). Lipid dapat diuji dengan beberapa uji seperti uji kelarutan seperti uji Salkowski dan uji Lieberman Buchard. Uji Salkowski adalah uji untuk kolesterol. Uji ini bersifat uji kualitatif. Adapun uji kolesterol yang bersifat kuantitatif adalah uji

Lieberman Buchard. UJi Lieberman Buchard dapat menggunakan instrumen kolorimetri.Lipid akan larut pada beberapa pelarut organik seperti eter, kloroform, beberapa jenis lipid juga ada yangdapat larut dalam alkali dan asam pada proses penyabunan. Gliserol dalam bentuk bebas dapat mengalami dehidrasi membentuk aldehid akrilat. Ada dua jenis asam lemak yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh (Nisa, 2010). Selain itu adapula metode lain yang dapat digunakan yaitu metode ekstraksi. Mula-mula menimbang margarin, kemudian dibungkus dengan kertas saring. Lalu dimasukkan kedalam alat soklet untuk diekstraksi. Setelah itu lemak diekstraksi pada petroleum eter dengan menggunakan soklet selama 5-8 jam. Labu lemak dipisahkan dari alat pengektraksian lalu pelarut dipisahkan dari labu yang berisi lemak. Kemudian labu dikeringkan dalam oven dan ditimbang sampai bobot tepat. Kemudian mencatat hasil pengamatan (Lapenris 2009). Peranan lipid pada tanaman sangat penting karena biomolekul lipid sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dimana lipid berperan sebagai cadangan energi dan pelindung organ tubuh vital tanaman agar dapat menghasilkan produksi dalam jumlah yang maksimal serta menghasilkan produk yang berkualitas. Praktikum uji kelarutan biomolekul lipid sangat dibutuhkan agar kita dapat mengetahui sifat-sifat kelarutan pada lipid yang sangat berguna untuk memberikan pengetahuan yang lebih mendalam tentang reaksi-reaksi kimia atau interaksi molekul yang terjadi pada tanaman yaitu mempelajari sifat, struktur dan fungsi komponen dari lipid, untuk menambah wawasan tentang reaksi kimia atau interaksi molekul yang terjadi pada tanaman salah satunya interaksi molekul lipid. Tujuan Tujuan dilakukannya praktikum uji kelarutan biomolekul lipid ini yaitu untuk mengetahui tingkat kelarutan lipid pada pelarut tertentu. Metode Praktikum uji kelarutan biomolekul lipid dilaksanakan di Laboratorium Ekofisiologi dan Nutrisi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada hari Rabu, 20 Februari 2019 pukul 14.50 WITA sampai selesai.

Bahan yang digunakan adalah minyak kelapa, alkohol 96%, kloroform, aquades, larutan Na2CO3. Adapun alat yang digunakan yaitu 4 buah tabung reaksi, dan pipet tetes. Langkah kerja dari praktikum uji fisikokimia minyak tanaman adalah sebagai berikut : 1.

Menyiapkan 4 buah tabung reasi yang bersih dan kering. Kemudian berturutturut diisi dengan air suling, alkohol 96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3 0,5% sebanyak 1 ml.

2.

Menambahkan 2-3 tetes minyak kelapa pada setiap tabung.

3.

Menghomogenkan larutan, kemudian dibiarkan beberapa saat.

4.

Mengamati kelarutan yang terjadi.

5.

Mencatat kelarutan ke dalam tabel pengamatan. Selain itu adapula metode lain yang dapat digunakan yaitu metode ekstraksi.

Mula-mula menimbang margarin, kemudian dibungkus dengan kertas saring. Lalu dimasukkan kedalam alat soklet untuk diekstraksi. Setelah itu lemak diekstraksi pada petroleum eter dengan menggunakan soklet selama 5-8 jam. Labu lemak dipisahkan dari alat pengektraksian lalu pelarut dipisahkan dari labu yang berisi lemak. Kemudian labu dikeringkan dalam oven dan ditimbang sampai bobot tepat. Kemudian mencatat hasil pengamatan (Lapenris 2009).

Hasil dan Pembahasan Berdasarkan tabel hasil pengamatan uji kelarutan biomolekul lipid dengan parameter kelarutan dan terbentuknya emulsi, pada masing-masing tabung dengan bahan indikator yang berbeda diperoleh data yang berbeda pula.Ujikelarutan biomolekul lipid dengan bahan tersebut menghasilkan reaksi-reaksi saat direaksikan dengan bahan indikator.

Tabel 3. Hasil Kelarutan Lipid pada Beberapa Pelarut Tertentu Hasil Pengamatan (+/-) No.

Zat Pelarut Larut

Tidak Larut

Terbentuk Emulsi

1.

Aquades

-

+

-

2.

Alkohol 96%

-

+

-

3.

Kloroform

+

-

-

4.

Na2CO3

-

-

+

Sumber : Data Primer, 2019 Tabel 4. Data Penetapan Kadar Lemak Margarin Pada Saat Pemanasan Nama Sampel

Urutan Berat Labu Berat Labu Berat Percobaan Kosong +Sampel Sampel Percobaan I 115,9762 g 121,0651 g 5,0889 g Margin Percobaan II 114,9625 g 120,1275 g 5,1650 g Sumber: Penentuan Kadar Lemak Pada Margarin Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi, 2019 Tabel 5. Data Penetapan Kadar Lemak Margarin Sesudah Penguapan Nama Sampel

Urutan Berat Labu + Berat Lemak Percobaan Sampel Percobaan I 120,1080 g 4,1318 g Margin Percobaan II 119,2650 g 4,3025 g Sumber: Penentuan Kadar Lemak Pada Margarin Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi, 2019 Pada tabung pertama dengan bahan indikator air suling, hasil pengujian membuktikan minyak kelapa tidak dapat larut pada larutan air suling. Tabung kedua dengan bahan indikator alcohol 96% membuktikan bahwa dengan pencampuran alkohol dan minyak membuktikan bahwa minyak tidak dapat larut di alkohol. Pada tabung ketiga dengan bahan indikator kloroform membuktikan bahwa minyak kelapa dapat larut pada pelarut kloroform. Pada tabung terakhir yaitu tabung keempat dengan bahan Na2CO3membuktikan bahwa minyak kelapa tidak mampu larut pada pelarut Na2CO3 dan membentuk emulsi. Dari keempat tabung tersebut diperoleh hasil yang berbeda-beda. Haernuryadin (2015) mengatakan bahwa Lipid

sebagai senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter, aseton, kloroform, dan benzene. Dari hasil yang diperoleh, hanya ada satu bahan indikator yang mampu melarutkan lemak. Mengapa demikian? Seperti yang dijelaskan oleh Haernuryadin (2015) diatas, memang benar bahwa pelarut organik termasuk didalamnya kloroform mampu melarutkan minyak kelapa. Seperti yang kita ketahui bahwa kloroform adalah pelarut nonpolar, dan lemak juga adalah substasi nonpolar sehingga kedua bahan tersebut dapat bersatu sebagaimana yang dikatakan oleh Azhari (2015) bahwa ”pelarut polar akan melarutkan senyawa polar, dan pelarut nonpolar akan melarutkan senyawa nonpolar”. Bahan indikator selanjutnya yang tidak mampu melarutkan lemak adalah air dan Na2CO3, hal itu terjadi karena air merupakan pelarut polar dan pada pelarut air, hanya gliserol yang larut karena air dan gliserol sama-sama bersifat polar. Pada hasil praktikum hanya ada satu pelarut yang mampu membentuk emulsi pada bahan utama minyak kelapa yaitu Alkohol, sebenarnya alkohol panas dapat melarutkan semua sampel uji. Alkohol bersifat polar sehingga seharusnya hanya melarutkan gliserol. Akan tetapi, suhu alkohol yang tinggi dapat membantu proses pelarutan sampel karean meningkatkan frekuensi tumbukan antarpartikel di dalam larutan. Alkohol dingin hanya melarutkan asam oleat. Seharusnya asam oleat tidak larut pada alkohol dingin karena perbedaan sifat polaritasnya (Azhari, 2015). Pada alkohol lapisan atas alcohol yang agak keruh dan bagian bawah berupa minyak dan terbentuk gelembung cairan kecil-kecil. Hal ini menunjukan minyak tidak larut dalam alcohol karena alkohol bersifat polar dan lipid bersifat nonpolar. Selain itu tampak adanya emulsi yang tampak secara makroskopis tampak homogenya (Haernuryadin, 2015). Hasil dari percobaan uji kelarutan biomolekul lipid yang dilakukan di praktikum dengan metode lain sangat berbeda. Dimana saat praktikum hanya membutuhkan waktu sekitar 90 menit untu pengujiannya. Sedangkan, metode lain yang saya dapat membutuhkan waktu 5-8 jam dan bahan yang digunakan saat praktikum lebih sederhana dan terjangkau meski sama-sama menguji lipid.

Kesimpulan Dari hasil pengamatan uji kelarutan lipid dapat disimpulkan bahwa minyak tidak larut dalam air dan minyak, Na2CO3 tidak dapat larut dalam minyak dan membentuk emulsi, namun minyak dapat larut dalam kloroform. Minyak dapat larut dalam kloroform karena kloroform bersifat nonpolar dan minyak tidak larut dalam ketiga pelarut lainnya karena bersifat polar. Suatu larutan polar atau nonpolar akan larut dengan pelarut yang bersifat sama. m Ucapan Terima Kasih Dengan terselesaikannya artikel ilmiah ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada asisten pembimbing atas bimbingan, arahan dan koreksi selama penyusunan dan penulisan artikel ilmiah. Dan kepada teman-teman yang telah membantu dan mendukung dalam mengerjakan artikel ilmiah ini.

Daftar Pustaka Azhari, M.A. 2015. Uji kelarutan, Akrolein, Ketidakjenuhan, Ketengikan, dan Kolesterol Pada Lipid. Bogor: Departemen Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut pertanian Bogor. Haernuryadin, Kevin. 2015. Laporan Akhir Praktikum Biokimia Karbohidrat. Sumedang: Laboratorium Biokimia dan Fisiologi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Januar, Wilhelmus, dkk. 2013. Kemampuan Isolat Bakteri Pendegradasi Lipid Dari Instalasi Pengolahan Limbah Cair PPKS PTPN-XIII Ngabang Kabupaten Lanadak.Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi,Pontianak, Lapenris, Edison. 2009. Penentuan Kadar Lemak Pada Margarin Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi. Departemen Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara, Medan. Nisa rosiyana, An,dkk.2010. Struktur dan Fungsi biomolekul. Departemen Biokimia, FMIPA, IPB. Sutresna, Nana. Kimia. Bandung: Grafindo, 2009. Susanti dkk. “Kelarutan Lipid Serta Pengaruh Emulgator Terhadap Kelarutan Lipid”, Jurnal Biokimia Praktikum, 2, no. 2, 2011 h. 1-7

LAMPIRAN

Gambar 1. Proses pengambilan sampel minyak dan menempatkan di tabung reaksi

Gambar 2. Proses penambahan minyak ke dalam sampel

Gambar 3. Sampel dihomogenkan

Gambar 4. Sampel aquades + minyak

Gambar 5. Sampel alkohol + minyak

Gambar 6. Sampel kloroform + minyak

Gambar 7. Sampel Na2CO3 + minyak

Artikel Ilmiah Biokimia Tanaman

UJI KELARUTAN BIOMOLEKUL LIPID

NAMA

: MUHAMMAD FAHMI AZHARI

NIM

: G011181504

KELAS

: BIOKIMIA G

KELOMPOK : 42 ASISTEN

: 1. HARLAND YEHEZKIEL OSMAR 2. SENSI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2019

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BIOKIMIA KARBOHIDRAT Oleh: Kelas: C Kelompok: 9 KEVIN HAERNURYADIN

200110140248

NUR MUHAMMAD GHIFARI

200110140249

RIKI RISWARA

200110140250

SINDY BELAMITA

200110140251

YULYSTIRA

200110140252

Tanggal Praktikum: Selasa, 03 Maret 2015 (Karbohidrat 1) Selasa, 10 Maret 2015 (Karbohidrat II)

LABORATORIUM BIOKIMIA DAN FISIOLOGI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2015

Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic seperti eter, aseton, kloroform, dan benzene. Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu Asam lemak, Lemak dan fosfolipid Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti “triester (dari) gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat sebarang: pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair. Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak Dengan reagen HubI’s Iod yang berupa larutan iod dalam alkohol dan mengandung sedikit HgCl2, maka kemungkinan hilangnya warna iod akan berbeda untuk penambahan jenis minyak yang berbeda, karena kandungan ikatan rangkap setiap jenis minyak memang berbeda. Semakin banyak ikatan rangkap semakin cepat warna iod hilang, karena berarti seluruh I2 telah digunakan untuk memutuskan ikatan rangkap Proses hidrolisis yang menggunakan basa akan menghasilkan gliserol dan sabun. Oleh karena itu sering disebut reaksi penyabunan (Saponifikasi). Apabila rantai karbon pendek, maka jumlah mol asam lemak besar, sedangkan jika rantai karbon panjang, jumlah mol asam lemak kecil. Jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram lemak disebut bilangan penyabunan Diantara sekian banyak jenis minyak, minyak kelapalah yang paling sering digunakan. Minyak kelapa diperoleh dari ekstraksi terhadap. Minyak kelapa kasar mengandung komponen bukan minayk seperti fosfatida, gum, sterol (0,06%-

Related Documents

Lipid
June 2020 22
Lipid
April 2020 29
Lipid
November 2019 40

More Documents from ""

Laporan Poc.docx
November 2019 5
Janji.docx
June 2020 2
Surat Pernyataan.docx
June 2020 26
Teori Tambahan Dc.docx
November 2019 21