BAB II UJI BENKLEMAN BEAM
Disusun Oleh : Brama putra. P
1603781
Megah ultari
1603909
Muhammad rifki
1603920
Yullia rachmawati 1605904 TEKNIK SIPIL A Laboratorium Jalan dan Transportasi FPTK-UPI
LABORATORIUM JALAN DAN TRANSPORTASI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Jl. Dr. Setiabudi No. 229 – Bandung 40154 – Indonesia Telp : 022-2013161/4 Ext. 34044
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………… i DAFTAR ISI…………………………………………………………………... ii BAB II UJI BENKELMAN BEAM.....………………………………………..1 1.1 Pendahuluan………………………………………………………….......….1 1.2 Tujuan…………………………………………………………………...…...1 1.3 Pengertian……………………………………………………………………2 1.4 Objek Penelitian……………………………………………………………...2 1.5 Alat dan Bahan……………………………………………………………….2 1.6 Persiapan Benda Uji………………………………………………………….4 1.7 Cara Pengujian………………………………………………………………..4 1.8 Diagram Alir Pikir……………………………………………………………5 1.9 Hasil Pengamatan…………………………………………………………….6 1.10 Kesimpulan………………………………………………………………….9 LAMPIRAN
ii
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
BAB II UJI NILAI KELENDUTAN DENGAN BENKELMAN BEAM
1.1 Pendahuluan Metode pengujian lendutan perkerasan lentur dengan alat Benkelman Beam ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian perkerasan jalan dengan alat Benkelman Beam (BB) yaitu mengukur gerakan vertikal pada permukaan lapis jalan dengan cara mengatur pemberian beban roda yang diakibatkan oleh beban tertentu dengan tujuan untuk memperoleh data dilapangan yang akan bermanfaat bagi penilaian struktur peramalan performance perkerasan dan perencanaan overlay. Alat Benkelman Beam terdiri dari dua batang yang mempunyai panjang total pada umumnya (366+0.16) cm, yang terdiri dari dua bagian dengan perbandingan 1:2 terhadap titik pivot. Alat ini dilengkapi dengan tumit batang (beam toe) yang dipasang pada ujung batang yang panjang untuk mentransfer beban roda ke permukaan perkerasan. Selain itu juga dilengkapi dengan jam ukur (dial gauge) sebagai alat untuk membaca lendutan yang terjadi. Skema alat Benkelman Beam ditampilkan pada Gambar 1.
Gambar Skema Benkelman Beam Prinsip pengukuran lendutan dengan alat Benkelman Beam adalah pemberian beban static yang berupa sumbu tunggal belakang yang beroda ganda dari sebuah truk pada permukaan perkerasan. Lendutan yang terjadi akibat pembebanan akan
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
1
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
ditransfer oleh batang alat tersebut dan selanjutnya akan diukur oleh jam ukur yang menjadi satu kesatuan dari alat tersebut.
Adapun prisip pengukuran kedua macam lendutan tersebut adalah sebagai berikut: a. Pengukuran Lendutan Balik Prinsip pengukuran lendutan balik adalah penentuan besarnya lendutan yang terjadi pada permukaan perkerasan dengan mengukur perpindahan permukaan perkerasan ke posisi semula setelah beban yang bekerja padanya dihilangkan (rebound) dari struktur perkerasan. b. Pengukuran Lendutan Langsung Prinsip dari pengukuran lendutan langsung adalah mengukur lendutan yang terjadi sebenarnya pada titik-titik jarak tertentu dari pusat beban dimana beban tersebut masih berpengaruh.
1.2 Tujuan Untuk mencari lendutan balik pada perkerasan lentur berdasarkan pengukuran menggunakan alat Benkelman Beam. Tata cara pelaksanaan dan analisis data lendutan balik berpedoman pada SNI 2416-2011 dan Bina Marga Pd T-2005-B.
1.3 Pengertian Mengukur kelendutan jalan menggunakan alat benkelman beam sepanjang 0+060 sta.
1.4 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan adalah aspal yang berada di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK).
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
2
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
1.5 Alat dan Bahan Peralatan Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah: 1) Truk dengan spesifikasi standar dengan uraian sebagai berikut: a) berat kosong truk (5 ± 0,1) ton; b) jumlah as 2 buah, dengan roda belakang ganda; c) beban masing-masing roda belakang ganda (4,08 ± 0,045) ton atau beban gandar 8,16 ton; d) ban dalam kondisi baik dan dari jenis kembang halus (zig-zag) dengan ukuran: 25,4 cm x 50,8 cm atau 10 inci x 20 inci, 12 ply; e) tekanan angin ban (5,5 ± 0,07) kg/cm2 atau (80 ± 1) psi; f) jarak sisi antara kedua bidang kontak ban pada permukaan jalan antara 10 cm sampai dengan 15 cm.
Gambar Spesifikasi truk standar 2) Alat Benkelman Beam terdiri dari dua batang dengan panjang total (366 ± 0,16) cm, yang terbagi menjadi dua bagian dengan perbandingan 1 : 2 oleh sumbu O, dengan perlengkapan sebagai berikut: a) arloji pengukur (dial gauge), berskala mm dengan ketelitian 0,025 mm atau dengan ketelitian yang lebih baik; b) alat penggetar (buzzer); c) alat pendatar (waterpass).
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
3
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
Gambar Skema benkleman beam 3) Alat penyetel Benkelman Beam yang terdiri dari: a) pelat landasan (L) untuk landasan pelat penyetel dan tiang arloji pengukur; b) pelat penyetel (T) yang dapat turun naik pada salah satu sisi (S); c) engsel (E) untuk menghubungkan pelat landasan (L) dan pelat penyetel (T); d) sekrup pengatur (SP1) untuk mengatur pelat landasan (L) dalam kedudukan yang stabil; e) sekrup pengatur (SP2), untuk menggerakkan pelat penyetel (T) turun naik pada bagian sisi (S), yang dihubungkan oleh engsel (E); f) tiang (TA), untuk kedudukan arloji pengukur alat penyetel; g) arloji pengukur alat penyetel (AP1).
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
4
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
Gambar Alat Penyetel Benkleman Beam
5) Peralatan pengukur temperatur yang terdiri dari: a) termometer udara dan termometer permukaan: kapasitas 80°C, dengan ketelitian 1°C ; b) alat-alat penggali sederhana, pahat dan palu; c) payung atau alat pelindung lainnya terhadap sinar matahari.
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
5
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
Gambar Termometer Udara, Termometer Permukaan Dan Termometer Digital 6) Rolmeter 3 m dan 30 m; 7) Formulir-formulir lapangan dan handboard; 8) Minyak arloji pengukur dan alkohol murni untuk membersihkan batang arloji pengukur; 9) Perlengkapan keamanan bagi petugas dan tempat pengujian sebagai berikut : a) tanda batas kecepatan lalu lintas pada saat melewati tempat pengujian ditempatkan lebih kurang 50 m di depan dan di belakang truk; b) lampu tanda peringatan; c) bendera yang selalu dipasang pada truk selama pengujian; Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
6
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
d) tanda pengenal pada kain yang dipasang pada truk di bagian depan dan bagian belakang; e) tanda pengamanan lalu lintas yang dipegang oleh petugas (tanda “STOP/JALAN’); f) pakaian khusus petugas yang warnanya dapat dengan mudah dilihat oleh pengendara lalu lintas (misalnya pakaian berwarna oranye).
Gambar Perlengkapan keamanan 10) Kamera untuk foto dokumentasi.
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
7
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
1.6 Persiapan Benda Uji Siapkan benkelman beam, rollmeter, arloji, pengukur suhu pada lokasi pengukuran.
1.7 Cara Pengujian 1) Penyiapan truk Penyiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Truk dimuati hingga beban masing-masing roda belakang ban ganda (4,08 ± 0,045) ton, penimbangan dilakukan pada masing-masing roda belakang ban ganda dan beban gandar merupakan penjumlahan dari beban masing-masing roda belakang tersebut; 2) Ban belakang diperiksa dan tekanan angin pada ban dibuat (5,5 ± 0,07) kg/cm2 atau (80 ± 1) psi, dan diukur setiap 4 (empat) jam sekali; 3) Bila tidak atau belum dilakukan pengujian dan truk berhenti lebih dari 40 (empat puluh) jam, selama masih dimuati beban, maka sebaiknya truk ditahan dengan balok-balok kayu untuk menghindari rusaknya per truk akibat beban. 2) Penyiapan alat Benkelman Beam Secara umum penyiapan alat Benkelman Beam sebelum penyetelan adalah sebagai berikut: 1) Pasang batang Benkelman Beam sehingga sambungan kaku; 2) Periksa arloji pengukur, bila perlu batang arloji dibersihkan dengan minyak arloji/alkohol murni guna memperkecil gesekan; untuk mengurangi terjadinya karat, hindari pemakaian air sebagai pembersih; 3) Pasang arloji pengukur pada tangkai sedemikian rupa sehingga batang arloji pengukur arahnya vertikal pada tangkai Benkelman Beam. a) Cara mengukur ketelitian Cara mengukur ketelitian, adalah sebagai berikut:
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
8
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
1) Dengan batang pengukur dalam keadaan terkunci, tempatkan Benkelman Beam pada bidang yang datar, kokoh dan rata, misalnya pada tanah; 2) Atur kaki (K) sehingga Benkelman Beam dalam keadaan datar; 3) Tempatkan alat penyetel dalam bidang yang sama dan atur sehingga alat penyetel berada di bawah tumit batang (TB) dari batang pengukur, kemudian atur landasan hingga datar dan mantap; 4) Lepaskan pengunci (P) atau batang pengukur dan turunkan ujung batang perlahan-lahan hingga tumit batang terletak pada pelat penyetel (T); 5) Atur arloji pengukur (AP2) Benkelman Beam pada dudukannya hingga batang ujung arloji pengukur bersinggungan dengan bagian belakang batang pengukur, lalu dikunci dengan erat; 6) Atur arloji pengukur alat penyetel (AP1) pada dudukannya hingga ujung batang arloji pengukur bersinggungan dengan batang pengukur tepat di atas tumit batang (TB), kemudian dikunci dengan erat; 7) Atur kedudukan batang arloji pengukur Benkelman Beam dan batang arloji alat penyetel sehingga batang arloji bisa bergerak ± 5 mm; 8) Dalam kedudukan seperti 7), atur kedua jarum arloji pengukur pada angka nol; 9) Hidupkan alat penggetar (B), kemudian turunkan pelat penyetel dengan memutar sekrup pengatur (SP2), sehingga jarum arloji pengukur alat penyetel menunjukkan penurunan batang arloji pengukur 0,25 mm, catat pembacaan kedua arloji pengukur pada formulir yang telah tersedia; 10) Lakukan seperti 9), berturut-turut pada setiap penurunan batang arloji pengukur 0,25 mm sampai mencapai penurunan 2,50 mm, catat pembacaan kedua arloji pengukur pada formulir yang telah tersedia; 11) Dalam keadaan kedudukan terakhir, naikkan pelat penyetel berturut-turut pada setiap kenaikan batang arloji pengukur 0,25 mm, sampai mencapai kenaikan 2,50 mm (tumit batang kembali pada kedudukan semula); 12) Jika hasil pembacaan arloji pengukur Benkelman Beam, berbeda dengan hasil pembacaan pada arloji pengukur alat penyetel, berarti ada kemungkinan kesalahan pada alat, seperti gesekan pada sumbu yang terlalu besar atau pelurupeluru sumbu yang terlalu longgar;
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
9
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
13) Jika selisih pada 9), sama atau lebih kecil 0,05 mm maka alat masih dianggap baik, tetapi jika lebih besar dari 0,05 mm maka alat tersebut perlu diperiksa dan diperbaiki.
Gambar Alat benkleman beam dan alat penyetel b) Pengukuran dimensi alat Perbandingan panjang batang alat Benkelman Beam mempengaruhi hasil perhitungan lendutan, oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran dimensi alat sebagai berikut: 1) Panjang batang dari tumit batang ke sumbu O ( = A ); 2) Panjang batang dari sumbu O ke arloji pengukur ( = B ); 3) Panjang batang dari tumit batang ke kaki depan ( = C ); 4) Panjang batang dari kaki depan ke kaki belakang ( = D ). 5) Jika A : B tidak sama dengan 2 : 1 maka alat tersebut perlu diperiksa dan diperbaiki. 3) Penentuan titik-titik pengujian Titik pengujian ditentukan sebagai berikut: 1) Untuk jalan tanpa median dengan tipe jalan 1 lajur, 2 lajur, 3 lajur, 4 lajur dan 6 lajur; 2) Untuk jalan dengan median tipe jalan 2 x 1 lajur, 2 x 2 lajur dan 2 x 3 lajur, maka jalan tersebut masing-masing dianggap sebagai jalan 1 (satu) arah dan
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
10
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
letak titik pengujian seperti tipe jalan 1 lajur, 2 lajur, dan 3 lajur untuk masingmasing arah.
4) Pengukuran lendutan Terdapat 3 (tiga) jenis pengukuran lendutan yang dilakukan yaitu pengukuran lendutan balik maksimum, lendutan balik titik belok dan cekung lendutan. Dalam penempatan tumit batang dan kaki-kaki Benkelman Beam, hindari titik yang telah mengalami kerusakan permukaan jalan seperti pelelehan aspal (bleeding) atau retak (cracking) dan dalam melaksanakan pengukuran lendutan, temperatur permukaan jalan harus lebih rendah atau sama dengan 40°C. a) Pengukuran lendutan balik maksimum 1) Tentukan titik pengujian jalan tanpa median atau dengan median (lihat 6.3) atau disesuaikan dengan kebutuhan; 2) Tentukan titik pada permukaan jalan yang akan diuji dan diberi tanda (+) dengan kapur tulis; 3) Pusatkan salah satu ban ganda pada titik yang telah ditentukan tersebut; apabila yang diuji ada disebelah kiri sebuah jalur maka yang dipusatkan adalah ban ganda kiri, apabila yang akan diuji adalah kiri dan kanan pada suatu jalur maka yang dipusatkan pada titik-titik yang telah ditetapkan tersebut ialah ban ganda kiri dan ban ganda kanan; 4) Tumit batang (beam toe) Benkelman Beam diselipkan di tengah-tengah ban ganda tersebut, sehingga tepat di bawah pusat muatan sumbu gandar, dan batang Benkelman Beam masih dalam keadaan terkunci; 5) Atur ketiga kaki sehingga Benkelman Beam dalam keadaan datar (waterpass); 6) Lepaskan kunci Benkelman Beam, sehingga batang Benkelman Beam dapat digerakkan turun naik; 7) Atur batang arloji pengukur sehingga menyinggung dengan bagian atas dari batang belakang;
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
11
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
8) Hidupkan penggetar (buzzer) untuk memeriksa kestabilan jarum arloji pengukur; 9) Setelah jarum arloji pengukur stabil, atur jarum pada angka nol, sehingga kecepatan perubahan jarum lebih kecil atau sama dengan 0,025 mm/menit atau setelah 3 (tiga) menit, catat pembacaan ini sebagai pembacaan awal (lihat Lampiran F); 10) Jalankan truk perlahan-lahan maju ke depan dengan kecepatan maksimum 5 km/jam sejauh 6 m; setelah truk berhenti, arloji pengukur dibaca setiap menit, sampai kecepatan perubahan jarum lebih kecil atau sama dengan 0,025 mm/menit atau setelah 3 (tiga) menit, catat pembacaan ini sebagi pembacaan akhir; 11) Catat temperatur permukaan jalan (tp) dan temperatur udara (tu) pada tiap titik pengujian; temperatur tengah (tt) dan temperatur bawah (tb) bila perlu dicatat setiap 2 (dua) jam; 12) Tekanan angin pada ban selalu diperiksa bila dianggap perlu setiap 4 (empat) jam dan dibuat selalu (5,5 ± 0,07) kg/cm2 atau (80 ± 1) psi (lihat Lampiran B); 13) Apabila diragukan adanya perubahan letak muatan, maka beban gandar belakang truk selalu diperiksa dengan timbangan muatan; 14) Periksa dan catat tebal lapis permukaan, serta data lain yang diperlukan;
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
12
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
b) Pengukuran lendutan balik titik belok 1) Tentukan titik pengujian jalan tanpa median atau dengan median, sama dengan cara mengukur lendutan balik maksimum (lihat 6.4.1 a)) atau disesuaikan dengan kebutuhan; 2) Tentukan titik pada permukaan jalan yang akan diuji dan diberi tanda (+) dengan kapur tulis; 3) Pusatkan salah satu ban ganda pada titik yang telah ditentukan, apabila yang diuji sebelah kiri sebuah jalan maka yang dipusatkan ialah ban ganda kiri, apabila yang diuji adalah kiri dan kanan pada suatu jalur maka yang dipusatkan pada titik yang telah ditetapkan tersebut ialah ban ganda kiri dan ban ganda kanan; 4) Tumit batang (beam toe) Benkelman Beam diselipkan di tengah-tengah ban ganda tersebut, sehingga tepat dibawah pusat muatan sumbu ganda dan batang Benkelman Beam sejajar dengan arah truk; Benkelman Beam masih dalam keadaan terkunci; 5) Atur ketiga kaki sehingga Benkelman Beam dalam keadaan datar (waterpass); 6) Lepaskan kunci Benkelman Beam, sehingga batang Benkelman Beam dapat digerakkan turun naik; 7) Atur batang arloji pengukur sehingga bersinggungan dengan bagian atas dari batang belakang; 8) Hidupkan penggetar (buzzer) untuk memeriksa kestabilan jarum arloji pengukur; 9) Setelah jarum arloji pengukur stabil, atur jarum pada angka nol sehingga kecepatan perubahan jarum lebih kecil atau sama dengan 0,025 mm/menit atau setelah 3 (tiga) menit, catat pembacaan ini sebagai pembacaan awal; 10) Jalankan truk perlahan-lahan maju ke depan dengan kecepatan maksimum 5 km/jam sejauh 0,30 m untuk penetrasi, asbuton dan laburan atau sejauh 0,40 m untuk beton aspal; setelah truk berhenti, arloji pengukur dibaca setiap menit, sampai kecepatan perubahan jarum lebih kecil atau sama dengan 0,025 mm/menit atau setelah 3 (tiga) menit; catat pembacaan ini sebagai pembacaan antara;
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
13
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
11) Jalankan truk perlahan-lahan maju ke depan dengan kecepatan maksimum 5 km/jam sejauh 6 m dari titik awal pengujian; setelah truk berhenti, arloji pengukur dibaca setiap menit, sampai kecepatan perubahan jarum lebih kecil atau sama dengan 0,025 mm/menit atau setelah 3 (tiga) menit; catat pembacaan ini sebagai pembacaan akhir; 12) Catat temperatur permukaan jalan (tp) dan temperatur udara (tu) tiap titik pengujian; temperatur tengah (tt) dan temperatur bawah (tb) bila perlu dicatat setiap 2 (dua) jam; 13) Tekanan angin pada ban selalu diperiksa bila dianggap perlu setiap 4 (empat) jam dan dibuat selalu (5,5 ± 0,07) kg/cm2 atau (80 ± 1) psi; 14) Apabila diragukan adanya perubahan letak muatan, maka beban gandar belakang truk selalu diperiksa dengan timbangan muatan; 15) Periksa dan catat tebal lapis permukaan, serta data lain yang diperlukan; c.) Pengukuran cekung lendutan 1) Tentukan titik pengujian, pengujian pada umumnya dilakukan pada titik-titik lendutan balik yang memerlukan data tambahan, atau disesuaikan dengan kebutuhan; 2) Tentukan titik pada permukaan jalan yang akan diuji dan diberi tanda (+) dengan kapur tulis; 3) Tempatkan truk arah kemuka sejauh 6 m dari titik yang akan diuji; 4) Letakkan tumit batang (beam toe) Benkelman Beam pada titik yang akan diuji kemudian: 5) periksa kedudukan batang sehingga as jalan dan kaki batang terletak pada landasan yang stabil/mantap; 6) atur jarum arloji pengukur pada angka nol. 7) Beri tanda pada permukaan jalan mulai dari titik kontak batang, dengan jarak 10 cm, 20 cm, 30 cm, 40 cm, 50 cm, 70 cm,100 cm, 150 cm, 200 cm, dan 600 cm arah ke muka;
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
14
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
8) Truk dijalankan mundur perlahan-lahan sehingga tumit batang terselip di antara salah satu ban ganda belakang dan truk berhenti pada saat pusat muatan ban ganda belakang berada di atas titik kontak belakang; 9) Pada waktu truk berjalan mundur dan ban ganda belakang sudah berada 2 m di depan titik kontak batang, dan diperkirakan batang tidak akan tepat masuk diantara ban ganda yang bersangkutan maka truk harus maju lagi untuk memperbaiki arah; 10) Pada kedudukan ban ganda belakang tersebut pada 6), dilakukan pembacaan; pembacaan arloji pengukur dilakukan setiap menit, sampai kecepatan perubahan jarum lebih kecil atau sama dengan 0,025 mm/menit atau setelah 3 menit; catat pembacaan ini sebagai pembacaan lendutan maksimum; 11) Kemudian jalankan truk maju perlahan-lahan sejauh 10 cm dari titik kontak batang, pembacaan dilakukan lagi setiap menit sampai kecepatan perubahan jarum lebih kecil atau sama dengan 0,025 mm/menit atau setelah 3 menit; 12) Truk dijalankan lagi maju perlahan-lahan pada jarak 20 cm, 30 cm, 40 cm, 50 cm, 70 cm, 100 cm, 150 cm, 200 cm, dan 600 cm, dari titik kontak batang dan pembacaan dilakukan pada tiap-tiap jarak tersebut di atas sesuai 8); catat pembacaan tersebut sebagai pembacaan cekung lendutan; 13) Periksa dan catat tebal lapis permukaan, serta data lain yang diperlukan; 5) Pengukuran temperatur Maksud pengukuran temperatur adalah untuk mencari faktor koreksi penyesuaian temperatur terhadap temperatur standar 35°C. Pengukuran dapat dilakukan terhadap: a)
Temperatur udara (tu) dan temperatur permukaan (tp); dengan menggunakan Tabel H.1 (Lampiran H) akan diperoleh temperatur tengah (tt) dan temperatur bawah (tb);
b) Temperatur udara (tu); temperatur permukaan (tp); temperatur tengah (tt) dan temperatur bawah (tb).
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
15
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
Cara yang umum dipergunakan adalah cara 6.5.1 a), sedangkan cara 6.5.1 b) dapat digunakan untuk tujuan penelitian; dalam mencari faktor penyesuaian temperatur, diperlukan juga tebal dan jenis konstruksi lapis permukaan yang sekaligus dilakukan bersama-sama dengan pengukuran temperatur. Temperatur lapis permukaan (TL) dihitung dengan persamaan: TL = 1/3 (tp + tt + tb) Keterangan: TL
adalah temperatur lapis permukaan (°C);
tp
adalah temperatur permukaan (°C);
tt
adalah temperatur tengah (°C);
tb
adalah temperatur bawah (°C).
a) Cara menggunakan dan membaca termometer Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran temperatur khususnya jika tidak menggunakan termometer digital: 1) Semua air raksa di dalam termometer harus saling berhubungan (untuk termometer yang kurang baik sering dalam keadaan terpisah, sehingga dapat memungkinkan terjadinya salah pembacaan); 2) Termometer diletakkan dengan hati-hati agar alas termometer tersebut menempel pada permukaan perkerasan; 3) Pembacaan termometer harus diusahakan sejajar mata, agar temperatur yang terbaca adalah temperatur yang sebenarnya (tinggi air raksa tepat pada angka yang terbaca). b) Cara mengukur temperatur udara (tu) Pengukuran ini dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Pengukuran dilakukan dengan menggunakan termometer udara (dapat berupa termometer digital); 2) Pada siang hari pengukuran dilakukan di tempat teduh dan terbuka (di bawah pohon atau pelindung lainnya); sedangkan pada malam hari pengukuran bisa Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
16
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
dilakukan langsung di tempat pekerjaan dan terbuka; pengukuran tidak boleh terpengaruh sumber panas lainnya (misalnya: mobil/truk, mesin, dan api); 3) Pembacaan dilakukan setelah pengukuran berjalan sekitar 5 (lima) menit; temperatur yang terbaca dicatat dalam formulir yang tersedia. 4) Sebagai pembanding, informasi mengenai temperatur udara dapat diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). c) Cara mengukur temperatur permukaan (tp) Pengukuran ini dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Pengukuran dilakukan dengan menggunakan termometer permukaan (dapat berupa termometer digital); 2) Bersihkan permukaan yang akan diukur dari kotoran atau debu yang melekat; 3) Lindungi termometer dari sinar matahari langsung dengan payung atau alat pelindung lainnya; 4) Pembacaan dilakukan setelah pengukuran berlangsung 5 (lima) menit; hasil pembacaan temperatur dicatat dalam formulir yang tersedia; 5) Jika menggunakan termometer digital maka dibuat lubang yang tidak terlalu dalam (± 0,3 cm) agar batang/kabel sensor dapat masuk dan pada lubang tersebut diberi oli secukupnya. d) Cara mengukur temperatur tengah (tt) Pengukuran temperatur tengah dapat dilakukan secara langsung atau secara tidak langsung. Pengukuran temperatur secara langsung dilakukan pada kedalaman setengah tebal lapis permukaan. Pengukuran yang umum digunakan adalah secara tidak langsung dan ketentuan sebagai berikut: 1) Jumlahkan hasil pembacaan temperatur udara c.4) dan hasil pembacaan temperatur permukaan d.4); 2) Catat tebal lapis permukaan; 3) Hitung setengah tebal lapis permukaan; 4) Dari 1), dan 3), diperoleh tt.
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
17
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
e) Cara mengukur temperatur bawah (tb) Pengukuran temperatur bawah dapat dilakukan secara langsung atau secara tidak langsung. Pengukuran temperatur secara langsung dilakukan pada kedalaman dasar tebal lapis permukaan. Pengukuran yang umum digunakan adalah secara tidak langsung dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Jumlahkan hasil pembacaan temperatur udara (lihat c.3) dan hasil pembacaan temperatur permukaan (lihat d.4)); 2) Catat tebal lapis permukaan; 3) Dari f.1) dan f.2) diperoleh tb.
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
18
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
1.8 Diagram Alir Pikir
Mulai
Pemilihan Lokasi Dan Survey pendahuluan
Pengumpulan data
Data Primer :
Data Sekunder:
1. Data pengukuran suhu
1. data struktural 2. data kapasitas beban jalan
2. Data kelendutan jalan dengan benkelman beam
Analisis Data: 1. Plotting grafik nilai faktor koreksi lendutan 2. Mencari nilai faktor keseragaman 3. Menghitung lendutan wakil 4. Kesimpulan dan saran Selesai
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
19
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
1.9 Hasil Pengamatan Pengujian Benkleman Beam dilakukan pada pukul 09.30-10.00 WIB. Pengujian dilakukan di parkiran FPTK UPI Universitas Pendidikan Indonesia. Kondisi cuaca pada saat pengujian berlangsung adalah cerah. Berikut merupakan data hasil survey uji benkelman beam yang diperoleh pada titik 1 hingga titik 5 yang diukur : Dimana: JK
: Jenis Konstruksi
C
: Faktor Lingkungan
TU
: Temperatur Udara
Ft
: Faktor Koreksi Suhu
LP
: Lebar Perkerasan (m)
Tad
: tidak ada data
TP
: Temperatur Permukaan
Kr
: Jenis Kerusakan
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
20
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
Tabel Formulir Survey Benkleman Beam pada Sta 0+000 Nama Kota : Bandung Seksi : Universitas Pendidikan Indonesia Ruas : Jalan Parkiran FPTK UPI Nama Kota Seksi Ruas
surveyor Tanggal Survei lembar ke
: Bandung Surveyor : Universitas Pendidikan Indonesia Tanggal Survei Pengukuran Lendutan Lembar ke : Jalan Gedung FPBS ke Museum
Sta 0 + 000 Pengukuran Lendutan Pembacaan Antara Awal Akhir JK Sta 0 + 000 Arloji Pembacaan Pengukuran (0m) d0 (0.6 m) d1 Antara (1 m) d2 (3m ) Akhir d3 LPJK Awal Arloji
(0 m) d0 (0.3 m) d1 (0.9 m) d2 (3 m) d3 LP BanPengukuran Ganda 0 0.05 0.055 0.055 C Ban Ganda Kanan 0 0.14 0.19 0.18 C Kiri
: Kelompok 5 : 24 Maret 2019 : Kelompok 1 : 12 Mei 2018 : 1 dari 3
Aspal
TU
Aspal 5m
TU
5m
TP
1.5
ft
1.5
6.93
TP 29.9 13.17 ft
31.6
1.52
1.08
Gambar 3.2. Nilai Faktor Koreksi Lendutan Gambar 3.2 Nilai Faktor Koreksi Lendutan Catatan: Lapis Permukaan : Aspal beton Penetrasi Butas Pelaburan Keadan Cuaca : Panas Mendung Gerimis
Kerusakan : Retak - Retak Gelombang Ambles Berlubang Lepas - lepas Belahan Beralur Tambahan
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
09.30 Jam : 16:00 Skala Arloji : 0.01
21
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
Tabel Formulir Survey Benkleman Beam pada Sta 0+015 Nama Kota : Bandung Seksi : Universitas Pendidikan Indonesia Ruas : Jalan Parkiran FPTK UPI Nama Kota Seksi Ruas
surveyor Tanggal Survei lembar ke
: Bandung Surveyor : Universitas Pendidikan Indonesia Tanggal Survei Pengukuran Lendutan Lembar ke : Jalan Gedung FPBS ke Museum
Sta 0 + 015 Pengukuran Lendutan Pembacaan Antara Awal JK Sta 0 Akhir + 000 Arloji Pembacaan Pengukuran (0m) d0 (0.6 m) d1 Antara (1 m) d2 (3m ) Akhir d3 LPJK Awal Arloji (0 m) d0 (0.3 m) d1 (0.9 m) d2 (3 m) d3 LP BanPengukuran Ganda 0 0.075 0.078 0.078 C Ban Ganda Kanan 0 0.14 0.19 0.18 C Kiri
: Kelompok 5 : 24 Maret 2019 : Kelompok 1 : 12 Mei 2018 : 1 dari 3
Aspal
TU
Aspal 5m
TU
5m
TP
1.5
ft
1.5
10.83
TP 29.9 12.33 ft
31.6
1.52
1.08
Gambar 3.2. Nilai Faktor Koreksi Lendutan Gambar 3.2 Nilai Faktor Koreksi Lendutan Catatan: Lapis Permukaan : Aspal beton Penetrasi Butas Pelaburan Keadan Cuaca : Panas Mendung Gerimis
Kerusakan : Retak - Retak Gelombang Ambles Berlubang Lepas - lepas Belahan Beralur Tambahan
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
09.30 Jam : 16:00 Skala Arloji : 0.01
22
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
Tabel Formulir Survey Benkleman Beam pada Sta 0+030 Nama Kota : Bandung Seksi : Universitas Pendidikan Indonesia Ruas : Jalan Parkiran FPTK UPI Nama Kota Seksi Ruas
surveyor Tanggal Survei lembar ke
: Bandung Surveyor : Universitas Pendidikan Indonesia Tanggal Survei Pengukuran Lendutan Lembar ke : Jalan Gedung FPBS ke Museum
Sta 0 + 030 Pengukuran Lendutan Pembacaan Antara Awal JK Sta 0 Akhir + 000 Arloji Pembacaan Antara Pengukuran (0m) d0 (0.6 m) d1 (1 m) d2 (3m ) d3 Awal Akhir LP JK Arloji (0 m) d0 (0.3 m) d1 (0.9 m) d2 (3 m) d3 LP Ban Pengukuran Ganda 0 0.13 0.16 0.18 C Ban Ganda Kanan 0 0.14 0.19 0.18 C Kiri
: Kelompok 5 : 24 Maret 2019 : Kelompok 1 : 12 Mei 2018 : 1 dari 3
Aspal
TU
Aspal 5m
TU
5m
TP
1.5
ft
1.5
13.53
TP 29.9 13.83 ft
31.6
1.52
1.08
Gambar 3.2. Nilai Faktor Koreksi Lendutan Gambar 3.2 Nilai Faktor Koreksi Lendutan Catatan: Lapis Permukaan : Aspal beton Penetrasi Butas Pelaburan Keadan Cuaca : Panas Mendung Gerimis
Kerusakan : Retak - Retak Gelombang Ambles Berlubang Lepas - lepas Belahan Beralur Tambahan
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
09.30 Jam : 16:00 Skala Arloji : 0.01
23
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
Tabel Formulir Survey Benkleman Beam pada Sta 0+045 Nama Kota: Bandung Seksi : Universitas Pendidikan Indonesia Ruas : Jalan Parkiran FPTK UPI Nama Kota Seksi Ruas
surveyor Tanggal Survei lembar ke
: Bandung Surveyor : Universitas Pendidikan Indonesia Tanggal Survei Pengukuran Lendutan Lembar ke : Jalan Gedung FPBS ke Museum
Sta 0 + 045 Pengukuran Lendutan Pembaca Antara Awal JK Sta 0Akhir + 000 an Arloji Pembacaan Pengukuran (0m) d0 Awal (0.6 m) d1 (1Antara m) d2 (3m ) d3 Akhir LP JK Arloji Ban Pengukuran (0 m) d0 (0.3 m) d1 (0.9 m) d2 (3 m) d3 LP Ganda 0 0.179 0.18 0.18 C Ban Ganda 0 0.14 0.19 0.18 C Kanan Kiri
: Kelompok 5 : 24 Maret 2019 : Kelompok 1 : 12 Mei 2018 : 1 dari 3
Aspal
TU
Aspal 5m
TU
5m
TP
1.5
ft
1.5
12.67
TP 29.9 14.70 ft
31.6
1.52
1.08
Gambar 3.2. Nilai Faktor Koreksi Lendutan Gambar 3.2 Nilai Faktor Koreksi Lendutan Catatan: Lapis Permukaan : Aspal beton Penetrasi Butas Pelaburan Keadan Cuaca : Panas Mendung Gerimis
Kerusakan : Retak - Retak Gelombang Ambles Berlubang Lepas - lepas Belahan Beralur Tambahan
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
09.30 Jam : 16:00 Skala Arloji : 0.01
24
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
Tabel Formulir Survey Benkleman Beam pada Sta 0+060 Nama Kota Seksi Ruas
: Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia : Jalan Parkiran FPTK UPI
Nama Kota Seksi Ruas
surveyor Tanggal Survei lembar ke
: Bandung Surveyor : Universitas Pendidikan Indonesia Tanggal Survei Pengukuran Lendutan Lembar ke : Jalan Gedung FPBS ke Museum
Sta 0 + 060 Pengukuran Lendutan Pembacaan Antara Awal JK Sta 0 +Akhir 000 Arloji Pembacaan Pengukuran (0m) Awal d0 (0.6 m) d1 Antara (1 m) d2 (3m )Akhir d3 LPJK (0 m) d0
0
Kiri
0
(0.3 m) d1 (0.9 m) d2
0.05
0.055
0.14
0.19
(3 m) d3
0.055
0.18
C
: Kelompok 1 : 12 Mei 2018 : 1 dari 3
Aspal
TU
Aspal 5m
TU
LP
5m
TP
C
1.5
ft
Arloji
BanPengukuran Ganda Ban Ganda Kanan
: Kelompok 5 : 24 Maret 2019
1.5
12.50
TP 29.9 15.03 ft
31.6
1.52
1.08
Gambar 3.2. Nilai Faktor Koreksi Lendutan Gambar 3.2 Nilai Faktor Koreksi Lendutan Catatan: Lapis Permukaan : Aspal beton Penetrasi Butas Pelaburan Keadan Cuaca : Panas Mendung Gerimis
Kerusakan : Retak - Retak Gelombang Ambles Berlubang Lepas - lepas Belahan Beralur Tambahan
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
09.30 Jam : 16:00 Skala Arloji : 0.01
25
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
b) Perhitungan 1) Perhitungan Lendutan Balik Setelah mendapatkan data dari lapangan yang berupa pembacaan pada alat Benkelman Beam, yang hasilnya dapat dilihat pada diatas maka berdasarkan Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metode Lendutan (PD T 05-2005 B), untuk lendutan balik tiap titik dengan Metode Benkelman Beam dihitung dengan rumus: = 2 (d3 – d0) . Ft . C . FKB-BB
d
Dimana : d
= lendutan balik (mm)
d1 = pembacaan antara (mm)
d0
= pembacaan awal (mm)
d2 = pembacaan antara (mm)
d3
= pembacaan akhir (mm)
Ca
= faktor pengaruh air tanah (faktor musim) = 1,2 jika pemeriksaan dilakukan pada musim kemarau = 0,9 jika pemeriksaan dilakukan pada musim hujan
Ft
= Faktor penyesuaian temperatur lapis permukaan t1 didapat dengan menggunakan grafik.
FKB-BB = faktor koreksi beban uji Benkleman Beam = 77,343 x beban uji (ton) -2,0715 = 77,343 x (8,2) -2,0715 = 0,99 Sehingga didapat: Tabel Akumulasi perhitungan lendutan perkerasan jalan Sta. 0 + 000 0 + 015 0 + 030 0 + 045 0 + 060
Ban Bacaan Arloji Gandar d0 (mm) d3 (mm) Kanan 0 0.055 Kanan 0 0.078 Kanan 0 0.18 Kanan 0 0.18 Kanan 0 0.055
Temperatur (0 C) TU TP (TI) 6.93 31.6 10.83 13.17 13.53 13.83 12.67 14.70 12.50 15.03
ft
C
FKB-BB
d (mm)
1.52 1.52 1.52 1.52 1.52
1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
0.99 0.99 0.99 0.99 0.99
0.25 0.35 0.81 0.81 0.25
Dalam bentuk grafik terlihat sebagai berikut:
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
26
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
Lendutan Balik Ruas Jalan Parkiran FPTK UPI 0.90 0.80 0.70 0.60 0.50 0.40 0.30 0.20 0.10 0.00 0+000
0+010
0+020
0+030
0+040
0+050
0+060
Grafik Hubungan Lendutan tiap Stationing
Jumlah lendutan pada Sta 0 + 00 hingga Sta 0 + 80 adalah Σd
= 0.25 + 0.35 + 0.81 + 0.81 + 0.25 = 2,47 mm
Jumlah data (n)
=5
Nilai lendutan balik rata-rata
d d
d n d 2,47 0,5mm n 5
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
27
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
2) Perhitungan Nilai Faktor Keragaman (FK) Tabel Perhitungan Standar Deviasi Sta.
Ban Gandar
0 + 000 0 + 015 0 + 030 0 + 045 0 + 060
Kanan Kanan Kanan Kanan Kanan
d (mm) d rerata 0.25 0.35 0.81 0.81 0.25 jumlah D rerata S
0.25 0.35 0.81 0.81 0.25 2.47
0.062 0.124 0.660 0.660 0.062 1.57 0.5 1.55
n . d 2 . d n n 1
Nilai standard deviasi S
d^2
2
Dimana : d = nilai lendutan rerata n = jumlah data n ( d 2 ) d n ( n 1)
5 (1.57) 2.47 1.55 5 ( 5 1)
2
S
2
𝑆
Faktor keseragaman FK = 𝐷 𝑥 100 % dengan batasan : - FK ≤ 15 % sangat seragam - FK = 15 % - 20 % seragam - FK = 20 % – 25 % baik - FK = 25 % - 30 % cukup - FK = 30 % - 40 % jelek - FK > 40 % tidak seragam. Pembagian seksi-seksi diusahakan dengan keseragaman tidak lebih besar dari 40 % dan setiap seksi panjangnya tidak kurang dari 500 m (untuk kemudahan pelaksanaan overlay).
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
28
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN MATERIAL PERKERASAN JALAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK – UPI Jl. Dr. Setiabudi No.207 Bandung 40154 Tlp. (022) 2010611
Sehingga, Faktor keseragaman data nilai lendutan dari stasion 0 + 00 sampai dengan 0 + 60, FK
S 1.55 x 100 % x 100 % 3.13 % d 0.5
3) Perhitungan Lendutan Wakil Nilai lendutan balik yang mewakili D= d +2S
untuk jalan arteri/tol
D = d + 1,64 S untuk jalan kolektor D = d + 1,28 S untuk jalan lokal
Nilai lendutan balik di lapangan (untuk jalan lokal) sebelum di overlay yang mewakili, D = d + 1,28 S = 0,5 + (1,28 . 1.55) = 2.47 mm. D wakil untuk jalan lokal tingkat kepercayaan 90% maka: D = 2.47 x 90% = 2.23 mm
1.10 Kesimpulan Berdasarkan data hasil praktikum Benkleman Beam pada ruas jalan Gedung FPBS sampai dengan Museum Pendidikan UPI (Sta 0+00 – Sta 0+60) yang diolah dengan mengacu pada Pd T-05-2005-B, penulis menyimpulkan: 1) Nilai lendutan rerata
= 0,5 mm
2) Lendutan wakil
= 2,23 mm
3) Standar Deviasi
= 1.55
4) Faktor Keseragaman
= 3,13%
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
29
Lampiran
Gambar 1. Benkelman Beam
Gambar 3. Benkelman Beam
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam
Gambar 2. Benkelman Beam
Gambar 4. Benkelman Beam
Lampiran
Gambar 1. Alat Benkelman Beam
Gambar 2. Arloji pengukur (dial gauge)
Gambar 3. Alat Pengukur Suhu Digital
Gambar 4. Alat Ukur Jarak
Kelompok 5 – Praktikum Benkelman Beam