Udang merupakan produk andalan ekspor perikanan, yang memberikan kontribusi devisa yang cukup besar bagi Indonesia. Udang tersebut diekspor dalam beberapa bentuk. Sebagian besar (70,0 %) diekspor dalam bentuk beku, kemudian dalam bentuk olahan (27,9 %), dan udang segar (1,5 %), yang telah menyumbang devisa miliaran US$.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), komoditas utama ekspor hasil perikanan Indonesia adalah rumput laut, udang, cumi-sotong-gurita, tuna, cakalang-tongkol, dan kepiting-rajungan. Dari sisi volume, rumput laut ada di peringkat pertama, sedikit mengungguli udang. Sedangkan secara nilai, ekspor udang menyumbang paling besar dengan nilai 1,462 miliar dollar AS. Komoditas-komoditas ini diekspor ke sejumlah negara tujuan utama, yaitu Amerika Serikat, Jepang, China, Uni Eropa, ASEAN, Taiwan, Korea Selatan, dan Timur Tengah.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat hingga akhir tahun ekspor hasil perikanan jelang akhir tahun 2018 mencapai US$5 miliar atau naik 10 % dari tahun 2017 yang sebesar US$4,52 miliar. Dan ekspor udang masih menjadi primadona ekspor hasil perikanan hingga akhir tahun ini, yang mencapai US$1,8 miliar, dengan volume 180.000 ton. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan perikanan (PDSPKP) KKP, Rifky Effendi Hardijanto, pada keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin (10/12/2018). Menurutnya, dalam dua hingga tiga tahun mendatang akan terus berupaya mendongkar peningkatan ekspor udang nasional. “Target kami bisa meningkatkan ekspor udang iagar nilainya bisa mencapai US$2,8 miliar untuk dua atau tiga tahun ke depan,” katanya. Lebih jauh Rifky menjelaskan, agar bisa mencapai nilai ekspor udang sebesar US$2,8 miliar, dibutuhkan tambahan volume ekspor udang sebesar 100.000 ton. Untuk itu, PDSPKP tengah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP untuk bisa meningkatkan produksi udang budidaya dalam negeri. "Selama ini produksi udang budidaya merupakan penyumbang terbesar ekspor udang nasional yang mencapai 80% dari sisanya dari perikanan tangkap," imbuhnya. Selain menggenjot produksi udang, Rifky mengatakan, KKP juga menggenjot produksi ikan lainnya seperti tuna yang berada di urutan kedua terbesar penyumbang ekspor. Kemudian untuk cakalang dan
tongkol di urutan kelima dan rumput laut di urutan keenam dari segi nilai ekspor tapi kedua dari segi volume. Adapun untuk pangsa pasar, Amerika Serikat (AS) masih menjadi pasar tujuan ekspor udang terbesar Indonesia. Dan di AS ekspor udang dari Indonesia merupakan yang terbesar kedua setelah India. Selain AS, Eropa juga masuk dalam pangsa pasar udang kita. Dan saat ini, Indonesia berada di urutan ke-16 pengekspor udang ke benua biru tersebut. Dengan nilai US$ 84 juta saja dari pasar udang Eropa. Padahal tahun lalu, nilai pasar ekspor udang Uni Eropa mencapai US$ 6 miliar, tapi Indonesia hanya mampu meraup sebesar. “Selain AS, Eropa sangat besar peluangnya, makanya harus kita garap maksimal mulai tahun depan,” tandasnya.