1. Diagnosis banding penurunan kesadaran karena metabolik dan structural Menentukan kelainan neurologi perlu untuk evaluasi dan manajemen penderita. Pada penderita dengan penurunan kesadaran, dapat ditentukan apakah akibat kelainan struktur, toksik atau metabolik. Pada koma akibat gangguan struktur mempengaruhi fungsi ARAS langsung atau tidak langsung. ARAS merupakan kumpulan neuron polisinaptik yang terletak pada pusat medulla, pons dan mesensefalon, sedangkan penurunan kesadaran karena kelainan metabolik terjadi karena memengaruhi energi neuronal atau terputusnya aktivitas membran neuronal atau multifaktor. Diagnosis banding dapat ditentukan melalui pemeriksaan pernafasan, pergerakan spontan, evaluasi saraf kranial dan respons motorik terhadap stimuli. -
Membedakan sebab metabolik dengan struktural
Beberapa pemeriksaan diketahui sangat baik dalam membedakan antara penyebab koma metabolik atau struktural. Pemeriksaan seperti pemeriksaan neurologi yang baik, CT scan, CSF. Anamnesis bertujuan untuk mencari tanda –tanda patologi intra kranial contohnya hemiparese, kejang, nyeri kepala yang dapat mengarahkan diagnosis pada koma karena etiologi struktural. Pemeriksaan fisik neurologi bertujuan untuk mencari tanda-tanda lateralisasi, tanda fokal dan gejala lain seperti hemiparese, pupil yang anisokor, papiledema, hambatan pada gerakan bola mata, parese nervus fasialis, tanda rangsang meningeal dan temuan-temuan lainnya. Pemeriksaan laboratorium misalnya analisa gas darah dapat mendiagnosis adanya proses koma karena asidosis metabolik, laboratorium fungsi ginjal yaitu ureum dan kreatinin dapat mendiagnosis koma karena uremia, dan masih banyak lagi pemeriksaan laboratorium lainnya. Pemeriksaan imaging seperti CT Scan dapat mendiagnosis secara visualisasi langsung sebagian besar proses yang terjadi di dalam otak. Pemeriksaan CSF juga dapat mendeteksi adanya infeksi virus atau bakteri misalnya pada meningitis akut atau mendeteksi perdarahan pada perdarahan sub arachnoid.
Berikut adalah diagnosis banding berdasarkan kelompok besar yang mengenai etiologi dari penurunan kesadaran.
Golongan besar
Jenis penyakit
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium dan penunjang
Koma dengan gejala
Perdarahan
Hemiplegia,
Lesi hiperdens pada CT
fokal dan lateralisasi
intracerebral
hipertensi, pernafasan
scan
siklik, pupil anisokor
Perdarahan
Respirasi siklik,
Lesi hiperdens pada CT
subdural
hipertensi,
scan; LCS
hemiparese,
xanthochromic dengan
pembesaran pupil
kadar protein rendah
unilateral
Sumbatan
Extensor posturing,
Arteri basilaris yang
arteri basilaris
tanda babinski
hiperdens, CSF yang
bilateral, hilangnya
normal
respon okuosefalik Koma tanpa tanda
Meningitis
Demam, kaku kuduk,
Edema serebri,
fokal dan lateralisasi,
bakterial akut
tanda kernig, nyeri
meningeal enhancement,
kepala
protein yang meningkat
tapi ada tanda rangsang meningeal
dan glukosa menurun pada LCS
Perdarahan
Pernafasan disertai
CT scan: perdarahan
subarakhnoid
mengorok, hipertensi,
pada sisterna dan sulcus,
kaku kuduk, tanda
LCS berwarna darah atau
kernig
xantochrom.
Koma tanpa tanda
Intoksikasi
Hipotermia, hipotensi,
Kadar alkohol darah
fokal, lateralisasi dan
alkohol
flushing pada kulit,
meningkat
tanda iritasi meningeal
nafas berbau alkohol
Koma diabetik
Tanda-tanda
Hiperglikemia,glikosuria
dehidrasi, pernafasan
Asidosis, ketonemia,
kussmaul, nafas
ketonuria
berbau “fruity”
Uremia
Hipertensi, kulit
Protein dan silinder pada
kering dan pecah-
urin, BUN dan creatinine
pecah, nafas berbau
serum meningkat,
urin
anemia, asidosis, hipokalsemia
Koma hepatik
Asites, jaundice, tanda
Peningkatan kadar NH3
hipertensi portal,
darah, LCS berwarna
asterixis (flapping
kuning dengan kadar
tremor)
protein normal atau sedikit meningkat; enzim transaminase meningkat
2. Terapi dan tatalaksana Penurunan Kesadaran ? Prinsip pengobatan kesadaran dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat, pengobatan dilakukan bersamaan dalam saat pemeriksaan. Pengobatan meliputi dua komponen utama yaitu umum dan khusus. a.
Umum
- Tidurkan pasien dengan posisi lateral dekubitus dengan leher sedikit ekstensi bila tidak ada kontraindikasi seperti fraktur servikal dan tekanan intrakranial yang meningkat. - Posisi trendelenburg baik sekali untuk mengeluarkan cairan trakeobronkhial, pastikan jalan nafas lapang, keluarkan gigi palsu jika ada, lakukan suction di daerah nasofaring jika diduga ada cairan.
- Lakukan imobilisasi jika diduga ada trauma servikal, pasang infus sesuai dengan kebutuhan bersamaan dengan sampel darah. - Pasang monitoring jantung jika tersedia bersamaan dengan melakukan elektrokardiogram (EKG). - Pasang nasogastric tube, keluarkan isi cairan lambung untuk mencegah aspirasi, lakukan bilas lambung jika diduga ada intoksikasi. Berikan tiamin 100 mg iv, berikan destrosan 100 mg/kgbb. Jika dicurigai adanya overdosis opium/ morfin, berikan nalokson 0,01 mg/kgbb setiap 5-10 menit sampai kesadaran pulih (maksimal 2 mg).
b.
Khusus
-
Pada herniasi
1.
Pasang ventilator lakukan hiperventilasi dengan target PCO2: 25- 30 mmHg.
2.
Berikan manitol 20% dengan dosis 1-2 gr/ kgbb atau 100 gr iv. Selama 10-20 menit kemudian dilanjutkan 0,25-0,5 gr/kgbb atau 25 gr setiap 6 jam.
3.
Edema serebri karena tumor atau abses dapat diberikan deksametason 10 mg iv lanjutkan 4-6 mg setiap 6 jam.
4. Jika pada CT scan kepala ditemukan adanya CT yang operabel seperti epidural hematom, konsul bedah saraf untuk operasi dekompresi. -
Pengobatan khusus tanpa herniasi
1. Ulang pemeriksaan neurologi yang lebih teliti. 2. Jika pada CT scan tak ditemukan kelainan, lanjutkan dengan pemeriksaan pungsi lumbal (LP). Jika LP positif adanya infeksi berikan antibiotik yang sesuai. Jika LP positif adanya perdarahan terapi sesuai dengan pengobatan perdarahan subarakhnoid.