Tutorial Hijab.docx

  • Uploaded by: Andre Cahyono
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tutorial Hijab.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 713
  • Pages: 15
Langkah – langkah Memodelkan Struktur Balok Sederhana: 1. Buka program SAP2000 Student. 2. Pastikan unit yang aktif adalah N-mm

3. Klik File, lalu pilih New Mode From Template.

Lalu pilih Continuous Beam

4. Atur Number of Spans= 2 ; Span Length = 6000 ; Restraints = Yes ; Gridlines = Yes. Lalu klik Ok.

5. Klik dua kali pada garis vertikal yang berada di sebelah kanan, lalu ubah X Location menjadi 5000.

6. lalu beri centang pada Glue Joints to Grid Lines. Dan pilih Move Grid Line. Lalu klik Ok.

Setelah itu panjang bentang sebelah kanan akan lebih pendek dari bentang sebelah kiri.

7. Divide Balok kiri dan kanan @1 meter. Klik garis horizontal sebelah kiri, lalu pilih menu Edit, lalu klik Divide Frames. Ubah divide into = 6

Ulangi langkah tadi pada garis bentang sebelah kanan, dan ubah nilai Divide into = 5.

Dan pada garis ketiga di bentang B, atur Devide lagi menjadi Divide Into = 2

Dan gambarnya akan menjadi seperti ini :

8. Atur material menjadi beton. Dengan cara, klik menu Define, lalu pilih materials.

Lalu pilih Conc, klik Modify/Show Material.

Maka akan muncul Material Property Data, lalu masukan data seperti di bawah ini.

9. Klik Define, lalu pilih Frame Section. Klik FSEC1 lalu klik Modify/Show Section.

Lalu ubah Material menjadi CONC. Klik Reinforcement.

Akan muncul Reinforcement data. Atur Reinforcement data dengan mengubah Element Class menjadi Beam, dan ubah nilai Top dan Bottom menjadi masing masing 60. Lalu klik Ok. (nilai top dan bottom diperoleh dari 40 + 10 + 0,5 x 19 = 59,6 =60)

10. Klik menu Define, lalu pilih Static Load Cases.

Akan muncul Define Static Load Case Names, ketik MATI di kolom Load. Type = Dead dan atur nilai Self Weight Multipler = 1. Lalu klik Change Load

Ketik HIDUP di kolom Load, ubah Type = Live dan ubah nilai Self Weight Multipler = 0. Lalu klik ok.

11. Klik menu Define, lalu pilih sub menu Load Combination

Klik Add New Combo

Lalu masukan data seperti di bawah ini.

12. Atur analysys option dengan cara meng-klik menu Analyze lalu pilih sub menu Option.

13. Masukan beban sesuai dengan jarak dari titik A = 3 meter dan B = 2,5 meter. Menentukan beban terpusat : Terlebih dahulu ubah satuan menjadi KN – m

Memasukan beban mati di bentang A klik titik ketiga dari kiri, lalu klik menu Assignpilih Joint Static Loads, lalu klik Forces.

Lalu muncul tab Joint Force, ubah nilai force global Z = -20,3 lalu klik Ok.

Memasukan beban mati ke dalam bentang B, klik titik ke empat dari kanan, lalu pilih Assign, klik Joint Static Loads lalu pilih Forces.

Ubah Type Load Case Name menjadi MATI, dan masukan nilai Force Global Z = -15,6.

14. Masukan beban merata pada bentang A dan B dengan cara mengklik semua garis dari titik A sampai titik B.

15. Klik menu Assign lalu pilih Frame Static Loads klik Point And Uniform.

16. Masukan beban merata seperti gambar di bawah ini

17. Lakukan analisis, caranya dengan mengklik menu Analyze, lalu pilih Run. Jika berhasil akan muncul Analysys Complete.

JAWABAN A. Nilai reaksi perletakan pada tumpuan sendi A, tumpuan rol B dan tumpuan rol C akibat beban hidup dan beban mati yang bekerja (kombinasi pembebanan 1 yakni serv = DL + LL dengan menggunakan satuan Kn-m).

Nilai Reaksi Perletakan pada Tumpuan Sendi A adalah 175,64 KN-m

Nilai Reaksi Perletakan pada Tumpuan Sendi B adalah 546,60 KN-m

Nilai Reaksi Perletakan pada Tumpuan Sendi C adalah 124,10 KN-m

B. Nilai lendutan yang terjadi akibat kombinasi pembebanan 1 (serv = DL +LL ) pada tengah bentang B1 (berjarak 3 meter dari titik A) dan pada tengah bentang B2 (berjarak 2,5 meter dari titik B) dengan menggunakan satuan lendutan dalam unit mm. 

Bentang B1 (Jarak 3 meter dari titik A)



Bentang B2 (Jarak 2,5 meter dari titik B)

C. Gambar sketsa bentuk bidang momen lentur (M) dan bidang gaya lintang / geser (L) akibat kombinasi pembebanan 3 (ULT2 = 1,2 DL + 1,6 LL ) dan nilai-nilai momen maksimum dan minimum yang terjadi pada masingmasing gambar bidang momen lentur dan bidang gaya lintang. 

Momen Lentur (M)



Bidang Lintang (L)



Nilai Momen Maksimum (KN-m)



Nilai Momen Minimum (KN-m)



Nilai bidang lintang maksimum(KN-m)



Nilai bidang lintang minimum(KN-m)

Related Documents

Tutorial
May 2020 17
Tutorial
April 2020 17
Tutorial
May 2020 14
Tutorial
May 2020 27
Tutorial
November 2019 34
Tutorial
June 2020 19

More Documents from "Noemi Tessio"