Tutor 2.doc

  • Uploaded by: Дикин Любовник Кырен
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tutor 2.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 702
  • Pages: 4
Tuberkulosis Paru (selanjutnya disebut sebagai TB paru) adalah suatu bentuk tersering dari penyakit Tuberkulosis. Tuberkulosis adalah penyakit infeksi multi sistemik yang paling umum, dengan berbagai macam manifestasi dan gambaran klinis, dimana paru-paru adalah lokasi yang paling umum untuk perkembangan penyakit tuberkulosis ini.

Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular paru-paru yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis, yang merusak jaringan paru-paru dengan manifestasi berupa gejala batuk lebih dari 3 minggu yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa, demam, keringatan malam hari, batuk darah, dan penurunan berat badan.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya gambaran klinis klasik, Mantoux test atau tuberculin skin test (TST), pemeriksaan foto rontgen dada, sputum BTA, kultur dahak, ataupun interferon-gamma release assay (IGRA) spesifik antigen

Faktor Risiko

Faktor risiko terkena Tuberkulosis Paru (TB paru) adalah sering terpapar dengan pengidap TB aktif dan kekebalan tubuh yang menurun.

Terpapar Dengan Pengidap TB Aktif

Orang yang sering terpapar dengan pengidap TB aktif memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita penyakit ini. Orang yang sering terpapar diantaranya adalah:

seseorang yang berkunjung ke daerah atau negara dimana TB sangat umum, termasuk Indonesia Orang yang tinggal atau bekerja di tempat dimana TB lebih umum, seperti rumah penampungan tuna wisma, penjara, ataupun panti werdha Petugas kesehatan yang bekerja dengan pengidap TB aktif Masyarakat kurang mampu yang tidak memiliki akses kesehatan memadai Kekebalan Tubuh Yang Menurun

Orang yang memiliki kekebalan tubuh yang tidak adekuat juga lebih mudah terkena infeksi TB. Pada populasi ini, manifestasi TB juga biasanya lebih berat. Populasi yang dimaksud contohnya adalah pada:

Orang yang terkena infeksi HIV Orang dengan silikosis Orang yang mendapat transplantasi organ Orang yang sedang dalam pengobatan kortikosteroid/imunosupresan, atau antagonis tumor nekrosis faktor alfa Anak usia kurang dari 5 tahun Seseorang yang telah terinfeksi dengan basil TB dalam dua tahun terakhir Orang dengan masalah kesehatan sehingga sulit bagi tubuhnya melawan penyakit, seperti pada keganasan hematologis, kanker kepala-leher, gagal ginjal terminal, gastrektomi, operasi bypass intestinal, sindrom malabsorpsi kronis, atau gizi buruk Merokok, penyalahgunaan alkohol dan/atau obat-obat terlarang Seseorang yang terkena TB laten atau TB aktif di masa lampau, namun pengobatannya tidak tuntas

Epidemiologi Tuberkulosis paru (TB paru) di Indonesia masih cukup tinggi. TB merupakan salah satu dari sepuluh tertinggi penyebab kematian di seluruh dunia.

Global

TB merupakan salah satu dari sepuluh tertinggi penyebab kematian di seluruh dunia. Sekitar dua milyar orang atau 1/3 penduduk dunia diperkirakan terkena TB laten.

Dari 10,4 juta orang terkena TB di tahun 2015, 1,8 juta berakhir dengan kematian (diantaranya ada 0,4 juta kematian orang yang terkena TB dan HIV). Dari satu juta anak-anak usia ≤14 tahun yang terkena TB, sebanyak 170.000 anak-anak meninggal akibat penyakit ini pada tahun 2015.

Lebih dari 95% kematian TB tersebut terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, 60% kematian tersebut ada pada enam negara, secara berurutan: India, Indonesia, China, Nigeria, Pakistan dan Afrika Selatan.

Sekitar 480.000 orang menjadi resisten terhadap obat anti TB, dengan multidrug-resistant TB (MDR-TB).

Insiden TB menurun rata-rata 1,5% per tahunnya sejak tahun 2000. Hal ini perlu diakselerasikan ke penurunan 4%-5% tiap tahunnya supaya mencapai tujuan "End TB Strategy" di tahun 2020. Mengakhiri epidemik TB sebelum tahun 2030 adalah salah satu target kesehatan dari Sustainable Development Goals. [11,12, 22]

Indonesia

Pada tahun 2015, insiden kasus baru TB paru, termasuk HIV dengan TB, adalah 395 per 100.000 populasi. Insiden meningkat seiring dengan meningkatnya usia, dimana laki-laki lebih banyak terkena dibanding wanita.

Angka kematian atau mortalitas TB adalah 40 per 100.000 populasi. Keberhasilan terapi (treatment success rate) pada pengidap TB baru dengan smear-positif adalah 84% untuk yang terdaftar sebagai pasien di tahun 2014.

Pada tahun 2011, terungkap tiga faktor yang menyebabkan tingginya kasus TB di Indonesia, yaitu: Waktu pengobatan TB yang relatif lama, sekitar 6-8 bulan, menjadikan penderita TB berhenti berobat (drop out) setelah merasa sehat meski proses pengobatan belum selesai Masalah TB diperberat dengan adanya peningkatan infeksi HIV/AIDS yang berkembang cepat Munculnya permasalahan kebal terhadap bermacam obat (MDR-TB)

Prognosis tuberkulosis paru (TB paru) tergantung pada diagnosis dini dan pengobatan. Tuberkulosis extra-pulmonary membawa prognosis yang lebih buruk.

Komplikasi

Komplikasi tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyebaran TB keluar jaringan paru atau disebut sebagai extra-pulmonary tuberculosis. TB Paru dapat menyebar ke pleura dan menyebabkan TB Pleura. Pada ruang pleura dapat terjadi respon hipersensitivitas terhadap protein kuman TB. Keadaan ini menyebabkan nyeri pleura dan demam, bahkan terkadang empiema juga dapat terbentuk.

Related Documents

Tutor Flash
June 2020 8
Tutor Kom.docx
June 2020 9
Tutor Asfiksia.docx
April 2020 4
Php Tutor
May 2020 14
Html Tutor
April 2020 64
Tutor Delphi
June 2020 24