Turki Usmani

  • Uploaded by: Very Rahman
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Turki Usmani as PDF for free.

More details

  • Words: 5,869
  • Pages: 24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah diketahui bahwa Islam mengembangkan sayapnya dengan melakukan ekspansi ke negara-negara tetangga. Ekspansi ini bertujuan untuk meperkenalkan Islam dan memajukan Negara-negara yang telah dikuasai Islam mengalami kemajuan dan kemunduran, layaknya sebuah roda yang selalu berputar kadang diatas dan kadang berada dibawah. Begitu pun dengan Islam, kemajuan kekuasaan Islam yang dicapai pada masa Abbasiyah, dan keruntuhannya ketika diserang bangsa Mongol. Saat itu kekuasaan politik Islam mengalami kemunduran. Wilayah kekuasaan Islam terpecah-pecah kedalam kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan saling memusuhi. Tidak berhenti di situ, beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol, bahkan Timurlenk menghancurkan pusat-pusat kekuasaan Islam yang lain.1 Dalam suasana infreoritas seperti itu, muncul kesadaran politik umat Islam secara kolektif, kesadaran kolektif ini mengalami kemajuan dengan ditandai oleh berdirinya tiga kerajaan besar, Usmani di Turki, Mughal di India, dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani inilah yang paling pertama berdiri dan paling lama bertahan dibandingkan dua lainnya. Dari hal inilah yang melatarbelakangi penyusunan makalah ini untuk mengkaji lebih dalam bagaimana kebijakan politik pada masa itu, serta pengembangan intelektualnya dan kondisi sosial, ekonomi, keberagaman budaya serta peradaban Islam.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan

menjadi pembahasan dalam makalah ini yaitu: 1. Bagaimana kebijakan politik kerajaan Turki Ustmani? 2. Bagaimana perkembangan intelektual pada masa kerajaan Turki Usmani?

1

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1997), h. 129.

1

3. Bagaimana faktor-faktor kejayaan dan kemunduran peradaban Islam di Turki dipandang dari sisi kondisi sosial, ekonomi, keberagamaan dan budaya?

C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dalam makalah ini sebagai berikut 1. Mengetahui kebijakan politik kerajaan Turki Ustmani. 2. Mengetahui perkembangan intelektual pada masa kerajaan Turki Usmani. 3. Mengetahui faktor-faktor kejayaan dan kemunduran peradaban Islam di Turki dipandang dari sisi kondisi sosial, ekonomi, keberagamaan dan budaya.

2

BAB II PEMBAHASAN A. Kebijakan Politik Dinasti Turki Ustmani Sebelum kerajaan Turki Ustmani memasuki era baru sebagai sebuah kerajaan setelah penaklukan Konstantinopel pada 1435 M yang dipimpin oleh Muhammad II (Sang Penakluk, 1451 M – 1481 M)2, sejarah mencatat beberapa fase berdirinya kerajaan besar ini sebagaimana berikut: 1. Fase Migrasi Bangsa Turki dan Pembentukan Rezim Turki-Saljuk di Anatolia (1071 M – 1243 M) Warga Oghuz3 yang mendirikan imperium Saljuk di Iran terus melempangkan jalan mereka meuju Georgia, Armenia dan Anatolia Bizantium serta mendirikan negara dan masyarakat Saljuk lainnya di daerah-daerah tersebut. Pada perang Manzikert tahun 1071, pasukan Turki berhasil memperdaya kaisar Bizantium, Romonos I. Pada abad berikutnya, mereka telah tersebar luas di penjuru Asia kecil. Orang-orang yang mengadakan migrasi tersebut diorganisir menjadi kelompok-kelompok pasukan kecil yang dinamakan ghaziz dibawah kepemimpinan seorang kepala suku (beys) atau seorang tokoh sufi (babas). Dari beberapa rezim yang berdiri pada akhir abad ke-11, maka dinasti Saljuk di Anatolia tengah dan dibagian barat daya Anatolia dengan ber-ibukota di Konya, dengan gigih membangun kembali seluruh perlengkapan pemerintahan Islam Turki Saljuk. Mereka membentuk sebuah pasukan militer yang besar dari budak-budak Turki dan Kristen, menunjuk para gubernur propinsial, membentuk kepala-kepala bagi pejabat-pejabat pemerintah yang lebih rendah, dan bahkan mencoba memungut pajak dari warga pastoral. Beberapa langkah yang energik ini ditempuh dalam rangka memukimkan

2

Philip K. Hitti, History of The Arabs, terj. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2014), h. 906. 3 Salah satu kabilah bangsa Turki yang mendiami daerah Mongol dan daerah Utara Cina, yang kemudian pindah ke Turki, Persia dan Irak. Mereka memeluk Islam kira-kira abad IX atau X, yaitu ketika mereka menetap di Asia tengah. Hal ini karena mereka bertetangga dengan dinasti Samani dan dinasti Ghaznawi. Lihat, Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1997), h. 130.

3

kelompok-kelompom nomadic. Selain itu, Turki Saljuk juga mengembangkan perekonomian

masyarakat

pemukiman

dengan

membangun

beberapa

caravansaries. Lalulintas laut dikembangkan dari beberapa pelabuhan laut di Laut Hitam, Aegean dan Laut Tengah.4 Pada tahun 1242 M – 1243 M pasukan Mongol mengalahkan Turki Saljuk dan menjadikan mereka sebagai budak serta mendukung keseimbangan kekuatan di Anatolia dari negara yang berpenduduk tentara pastoral yang memusat dan dari beberapa wilayah kesultanan kecil lainnya. Lantaran hasrat untuk segera menghindari diri dari penindasan bangsa Mongol, dan dengan dimotivasi oleh problem penduduk serta hasrat untuk mendapatkan lahan subur, harta rampasan dan derajat keluhuran di medan perang suci, beberapa kelompok pasukan tentara berskala kecil terlibat dalam pertempuran melawan imperium bizantium. Beberapa pimpinan lokal yang berhasil secara gemilang memandang diri mereka sebagai pahlawan di tengah tradisi kultur ketentaraan Turki-Asia Tengah.5 2. Fase Kebangkitan Utsmaniyah (1280 M – 1453 M) Setelah Ertugrul meninggal, kedudukannya sebagai pimpinan Turki digantikan oleh anaknya Utsman. Dan setelah itu Turki Saljuq mendapat serangan bangsa Mongol, dinasti ini kemudian terpecah menjadi dinasti-dinasti kecil. Pada saat itulah Utsman mengklaim kemerdekaan secara penuh wilayah yang didudukinya, yang semula merupakan pemberian Sultan Saljuq sendiri, sekaligus memproklamasikan berdirinya kerajaan Turki Utsmani. Inilah asal mula mengapa kemudian diberikan nama dinasti Utsmani. Hal ini berarti bahwa putra Ertugrul inilah dianggap sebagai pendiri kerajaan Utsmani.6 Sebagai sultan pertama, Utsman (1281 M – 1234 M) lebih banyak mencurahkan

perhatiannya

kepada

usaha-usaha

untuk

memantapkan

kekuasaannya dan melindunginya dari segala macam serangan, khususnya 4

Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, terj. Ghufron A. Mas’adi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000), h.470. 5 Ibid, h. 472. Salah satu pemimpin dari pasukan tersebut adalah Ertugrul (w. 1280 M), dan dari anaknyalah “Ustman” Turki Ustmani berdiri setelah hancurnya Turki Saljuk. Dan hal inilah yang menyebabkan sejarah Islam mencatat bahwa bangsa Turki berhasil mendirikan Turki Saljuk dan Turki Usmani. Lihat, Syafik A. Mughani, Sejarah kebudayaan Islam Di Turki, (Jakarta: Logos, 1997), h. 52. 6 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, ………. h. 130.

4

Bizantium yang memang ingin menyerang. Ekspansinya dimulai dengan menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukan kota Broessa Tahun 1317 M, dan Broessa dijadikan sebagai ibu kota kerajaan.7 Adapun para pemimpin Dinasti Turki Utsmani pada fase ini dapat dilihat dibawah ini : 1.Utsman 1 (1299) 2.Urkhan (1326) 3.Murad I (1359) 4.Bayzid I (1389) Sulayman (Penuntut) (1403 - 1410)

5.Muhammad 1(Penguasa Tunggal (1403 - 1413)

Musa (Penuntut) (1403 1413)

6. Murad II (1421)

Putra Utsman, Urkhan, membentuk pasukan yang tangguh kemudian dikenal dengan Inkisyariyah (Janissary)8 untuk membentengi kekuasaannya. Basis kesatuan ini berasal dari pemuda-pemuda tawanan perang. Kebijakan kemiliteran ini lebih dikembangkan oleh pengganti Urkhan yaitu Murad I dengan

membentuk

sejumlah

korps

atau

cabang-cabang

Janissary.

Pembaharuan secara besar-besaran dalam tubuh organisasi militer oleh Urkhan dan Murad I tidak hanya bentuk perombakan personil pemimpinnya, tetapi juga dalam keanggotaanya. Seluruh pasukan militer dididik dan dilatih dalam asrama militer dengan pembekalan semangat perjuangan Islam. Kekuatan militer

Syafik A. Mughani, Sejarah kebudayaan Islam Di Turki, ……. h. 54. Janissary artinya organisasi militer baru, yaitu pengawal elite dari pasukan turki yang kemudian dihapuskan pada tahun 1826. Janissary (berasal dari bahasa Turki Utsmaniyah: ‫( ينيچرى‬Yeniçeri) yang berarti "pasukan baru") adalah pasukan infanteri yang dibentuk oleh Sultan Murad I dari Kekalifahan Bani Seljuk pada abad ke-14. Pasukan ini berasal dari bangsa-bangsa Eropa Timur yang wilayahnya berhasil dikuasai oleh Turki. Utsmani Tentara ini dibentuk tak lama setelah Kekaisaran Byzantium kalah oleh Turki Utsmani. Alasan utama pembentukan laskar Janisari adalah karena tentara Turki Utsmani yang ada tidak memadai, terutama karena terdiri dari suku-suku yang kesetiaanya diragukan. Janisari awalnya adalah para tahanan perang (terutama yang asalnya dari Eropa Timur - Balkan) yang diampuni tetapi dengan syarat harus membela Kekaisaran Turki Utsmani. Jannisary sendiri dibagi manjadi dua kesatuan, yaitu: infantri dan kavaleri. 7

8

5

Janissary berhasil mengubah Negara Utsmani yang baru lahir ini menjadi mesin perang yang paling kuat dan memberikan dorongan yang besar sekali bagi penaklukan negeri-negeri non Muslim.9 Pada masa Urkhan inilah dimulai usaha perluasan wilayah yang lebih agresif dibanding pada masa Utsman. Dengan mengandalkan Jannisary, Urkhan dapat menaklukan Azmir (Smirna) tahun 1327 M, Thawasyanly (1330 M), Uskandar (1338 M), Ankara (1354 M) dan Gallipoli (1356 M). Daerah-daerah ini merupakan bagian benua Eropa yang pertama kali diduduki oleh kerajaan Utsmani.10 Ekspansi yang lebih besar lagi terjadi pada masa ini meliputi daerah Balkan, Andrinopel, Mesodonia, Sofia (Bulgaria), dan seluruh wilayah yunani. Andrinopel kemudian dijadikan sebagai ibu kota kerajaan yang baru. Setelah Murad I tewas dalam pertempuran melawan pasukan Kristen, ekspansi berikutnya dilanjutkan oleh putranya Bayazid I. Pada tahun 1391 M, pasukan Bayazid I dapat merebut benteng Philladelpia dan Gramania atau Kirman (Iran). Dengan demikian kerajaan Utsmani secara bertahap menjadi suatu kerajaan besar.11 Suatu hal yang sangat disayangkan bahwa Bayazid I tewas dalam pertempuran melawan Timurlenk. Tewasnya Bayazid I dan sebagian besar pasukannya menyebabkan hampir seluruh wilayah Usmani jatuh ketangan Timurlenk.12 3. Fase Imperium Ustmani yang Mendunia (Abad 14 – Abad 18) Penaklukan kota Constatinopel dan negeri Balkan merupakan tonggak yang sangat menentukan dalam sejarah Utsmani. Selain memuaskan bangsa Turki, imperium Utsmani dan ambisi umat Islam, penaklukan tersebut menjadikan mereka leleuasa. Rezim Utsmani menjadi pejuang muslim terbesar dalam perjuangan agama. Muhammad II Al –Fatih (Sang Penakluk 1444 M – 1446 M) menggabungkan hasrat bangsa Turki untuk mengalahkan orang-orang kafir dengan ambisi imperium Romawi. Ia menampilkan diri sebagai penerus bagi kaisar kaisar Bizantium, membangun sejumlah istana kerajaan, dan menggunakan sejumlah kitab hukum. Kesenian dan kebijakkan yang 9

Mahmudunnasir, Islam Konsepsi Dan Sejarahnya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994), h. 376. 10 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, ………. h. 130-131. 11 Ibid, h. 141. 12 Syafik A. Mughani, Sejarah kebudayaan Islam Di Turki, ……. h. 59.

6

dikembangkannya melambangkan ambisi membentuk sebuah imperium yang mendunia. Imperium ini mengembangkan sayapnya sapai sejauh wilayahwilayah perbatasan Iran dan menguasai propinsi-propinsi Arab di Timur Tengah dan Afrika Utara dan tempat-tempat suci di Arabia. Penguasaan terhadap Damaskus, Kairo, Makkah, Madinah menyebabkan gelombang besar perpindahan ulama ke Istanbul. Selain bergelar sebagi Ghaji atau pejuang agama, penguasa penguasa Utsmani juga menggunakan gelar sebagai “Penyelamat Dua Kota Suci” dan sebagai “Pelindung Syariah”. Muslim diseluruh penjuru dunia berkiblat kepada imperium ini untuk mendapatkan dukungan militer dan politik. Rezim Mamluk di Mesir, Muslim di Gujarat dan Aceh memohon bantuan dalam pertemputan laut melawan Portugis. Muslin di Spanyol memohon bantuan Imperium Utsmani untuk menghadapi gerkan reconquiata Kristen. Warga muslim Sunni di Asia tengah berseru ikatan persaudaraan mereka dengan rezim Utsmani dalam melawan Safawiyah dan bangsa Rusia. Dari kedudukan rezim Utsmani yang dominan di kalangan Muslim wilayah timur, Utsmani hanya mengembangkan kekuasaannya kearah utara dan barat atas wilayah Eropa Utara dan Tengah serta wilayah Laut Tengah. Pengembangan wilayah Timur berlangsung setelah penaklukan kota Konstatinopel. Pada tahun 1514 terjadilah perang Chaldiran antara Turki Utsmani dengan Safawiyah. Perang ini yang menentukan pihak Utsmani dalam menguasai Anatolia Timur dan Mesopotamia Utara serta untuk menguasai jalur perdagangan yang penting dari Tabriz ke Aleppo dan Bursa. Dari sini Turki Utsmani terus bergerak antara tahun 1516 dan 1517 untuk mengambil alih kekeuasaan Imperium Mamluk atas Syiria dan Mesir serta kota suci Muslim di Arabia.13 Selama beberapa waktu tertentu beberepa unsur kepentingan Utsmani dialihkan kepada Dunia Arab dan Samudera Hindia, namun permusuhan Utsmani dengan Iran yang telah berkobar dan berlanjut secara sporadis selama lebih dari satu abad yakni sejak penaklukan Utsmani terhadap Baghdad (1534

13

Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, terj. Ghufron A. Mas’adi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000), h. 478-479.

7

M) sampai pada perjanjian Qasr Shirin (1639 M) yang memberikan kota Baghdad dan negeri Iraq kepada pihak Utsmani dan Iran mendapatkan Caucasus. Perang antara Iran Safawiyah dan Imperium Utsmani merupakan peristiwa sejarah yang membagi-bagi tanah air Islam. Persaingan Safawiyah– Utsmani ini melepaskan Utsmani dari akar-akar kebudayaan Islam di Iran dan cenderung pada proses pen-Turki-an. Ketidakharmonisan hubungan antara Iran dan Utsmani juga memperkuat pengaruh bangsa Arab dalam pengembangan secara lebih jauh terhadap peradaban Utsmani.14 Di eropa tengah Turki Utsmani melalui perundingan Zsitva Torok (1606). Perundingan ini dilakukan setalah terjadinya perang antara 1593 – 1606. Dengan adanya parjanjian ini Turki menguasai Rumania, Hungaria dan Transyilvenia tetapi para sultan Utsmani harus mengakui kaisar Habsburg dalam kedudukan yang seimbang dengan diri mereka. Dengan perjanjian ini juga secara Implisit bahwa serangan Utsmani harus dipersempit sebatas pada wilayah perbatasan. Adapun di Eropa Utara terjadi persaingan antara bangsa Rusia dan Imperium Utsmani dalam merebut kekuasaan atas daerah – daerah di Laut Hitam dan daerah-daerah antara Laut Hitam dan Laut Caspia.15 Pada akhir abad ke 17 Utsmani telah menciptakan imperium berskala dunia yang terbentang dari wilayah barat Laut Tengah sampai ke Iran dan dari Ukraina sampai ke Yaman. Dinamisme yang mendorong ekspansi pemerintah Utsmani berskala dunia ini berasal dari karakteristik bangsa Turki dan Masyarakat Utsmani. Tulang Punggung penaklukan Utsmani adalah para petualang dari kalangan pasukan Ghazi yang disatukan dibawah kepemimpinan kepala-kepala militer yang populer atau dibawah kepemimpinan tokoh-tokoh yang dimuliakan. Adapun tujuan dari serangkaian perang suci tersebut adalah untuk membentik sebuah Negara yang imperial yang kapasitas organisionalnya sangat istimewa, mengerahkan sebuah teknologi militer yang maju dengan perlengkapan berbagai persenjataan dan sejumlah pasukan yang toleran yang mampu berasimiliasi dengan penduduk non Muslim dan berkompromi kepada mereka demi kepentingan pemerintah Utsmani.16 14

Ibid, h. 480-481. Ibid, h. 485. 16 Ibid, h. 486. 15

8

Abad 16 merupakan periode ekspansi yang paling agresif sedangkan abad 17 merupakan periode pertahanan dan abad 18 merupakan periode awal bagi kegagalan yang serius bagi upaya ekpansi imperium Utsmani.

B. Perkembangan Intelektual Kerajaan Turki Utsmani Kemajuan bidang Intelektual Turki Utsmani tampaknya tidak lebih menonjol dibandingkan bidang politik dan kemiliteran. Aspek-aspek intelektual yang dicapai adalah: 

Terdapat dua surat kabar yang muncul pada masa itu yaitu: Berita harian Takvini Veka dan Jurnal Tasviri Efky, Pendidikan, terjadi transformasi pendidikan dengan mendirikan sekolah-sekolah dasar, menengah, dan perguruan tinggi, fakultas kedokteran, fakultas hokum dan mengirinkan pelajar yang berprestasi ke Prancis.



Sejarawan Istana, Arifi karyanya sha-name-I-Al-I Osman, cerita tentang keluarga raja-raja Utsmani. Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kerajaan Turki Utsmani tersebut tidak terlepas daripada kelebihan-kelebihan yang mereka miliki, antara lain, mereka adalah bangsa yang penuh semangat, berjiwa besar dan giat. Diliputi semangat perang salib. Mereka memiliki kekuatan militer yang besar. Kekuasaan mereka meliputi tiga benua: Eropa, Asia dan Afrika. 1. Pendidikan pada Masa Turki Ustmani Setelah Mesir jatuh dibawah kekuasaan Turki Usmani, lalu Sultan Salim

memerintahkan, supaya kitab-kitab diperpustakaan dan barang-barang yang berharga di Mesir dipindahkan ke Istanbul. Anak-anak Sultan Mamluk, UlamaUlama, Pembesar-Pembesar yang berpengaruh di Mesir, semuanya dibuang ke Istambul, setelah mengundurkan diri sebagai khalifah dan menyerahkan pangkat khalifah itu kepada Sultan Turki. Dengan demikian Sultan Turki memegang dua kekuasaan: kekuasaan sebagai Sultan dalam urusan duniawi dan kekuasaan sebagai Khalifah dalam urusan

agama.

Dengan

berpindahnya

ulama-ulama

dan

kitab-kitab

perpustakaan dari Mesir ke Istanbul, maka Mesir menjadi mundur dalam ilmu pengetahuan dan pusat pendidikan berpindah ke Istanbul, tempat kedudukan

9

Sultan dan Khalifah.dan Istambullah yang menjadi pusat pendidikan dan kebudayaan saat itu. Selain itu Sultan Salim mengumpulkan kepala-kepala perusahaan yang termashur di Mesir berjumlah kurang lebih 1000 orang banyaknya. Semua mereka dipindahkan ke Istambul,Mesir terpaksa ditutup. Itulah salah satu sebab mundurnya perusahaan di Mesir pada masa Turki Usmani. Setelah Sultan Salim wafat, lalu digantikan oleh anaknya Sultan Sulaiman Al-Qanuni (926-974 H. = 1520-1566 M). Pada masa Sultan Sulaiman itu kerajaan Utsmaniyah sampai kepuncak kebesaran dan kemajuan yang gilang gemilang dalam sejarahnya. Laut putih tengah, laut hitam, dan laut merah semua dalam kekuasaannya. Luas negaranya dari Makkah ke Budapes dan dari Baghdad ke Aljajair. Tetapi sesudah wafat Sultan Sulaiman kerajaan Utsmaniyah mulai mundur sedikit demi sedikit. Pada masa Turki Usmani pendidikan dan pengajaran mengalami kemunduran, terutama diwilayah-wilayah, seprti Mesir, Baghdad dan lain-lain. Yang mula-mula mendirikan madrasah pada masa Turki Usmani ialah Sultan Orkhan (wafat tahun 761 H. = 1359 M.). kemudian diikuti oleh Sultan-Sultan keluarga Utsmaniyah dengan mendirikan madrasah-madrasah, yang didirikan oleh Sultan Sulaiman Al-Qanuni. Sultan-sultan pada masa Utsmaniyah banyak mendirikan masjid-masjid dan madrasah-madrasah terutama di Istambul dan Mesir. Tetapi tingkat pendidikan itu tidak mengalami perbaikan dan kemajuan sedikitpun. Pada masa itu banyak juga perpustakaan yang berisi kitab-kitab yang tidak sedikit bilangannya. Tiap-tiap orang bebas membaca dan mempelajari isi kitab itu. Bahkan banyak pula ulama, guru-gru, ahli sejarah dan ahli syair pada masa itu. Tetapi mereka-mereka itu hanya mempelajari kaidah-kaidah ilmuilmu Agama dan Bahasa Arab, serta sedikit ilmu berhitung utuk membagi harta warisan dan ilmu miqat untuk mengetahui waktu sembahyang. Mereka tidak terpengaruh oleh pergerakan ilmiyah di Eropa dan tidak mau pula mengikuti jejak zaman kemajuan Islam pada masa Harun Ar-Rasyid dan masa AlMakmun, yaitu masa keemasan dalam sejarah Islam. Demikianlah keadaan

10

pendidikan dan pengajaran pada masa Utsmaniyah Turki, sampai jatuhnya sultan /khalifah yang terakhir tahun 1924 M.17 Sistem pengajaran yang dikebangkan pada Turki Utsmani adalah menghafal matan-matan meskipun murid-murid tidak mengerti maksudnya, seperti menghafal Matan Al-Jurmiyah, Matan Taqrib, Matan Al-Fiyah, Matan Sultan, dan lain-lain. Murid-murid setelah menghafal matan-matan itu barulah mempelajari syarahnya. Karena pelajaran itu bertambah berat dan bertambah sulit untuk dihafalkannya. Sistem pengajaran diwilayah ini masih digunakan sampai sekarang. Pada masa pergerakan yang terakhir, masa pembaharuan pendidikan Islam di Mesir dan Syiria (Tahun 1805 M) telah mulai diadakan perubahan-perubahan di sekolah-sekolah (Madrasah) sedangkan di Masjid masih mengikuti sistem yang lama.18 Badri Yatim memberikan gambaran tentang kondisi ilmu pengetahuan pada masa Turki Utsmani sebagai berikut: “Sebagai bangsa yang berdarah militer, Turki Utsmani lebih banyak mefokuskan kegiatan mereka dalam bidang kemiliteran, sedangkan dalam bidang ilmu pengetahuan mereka kelihatan tidak begitu menonjol. Karna itulah dalam khazanah Intelektual Islam kita kita tidak menemukan ilmuan terkemuka dari Turki Usmani. Namun demikian mereka banyak berkiprah dalam pengembangan seni arstektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah, seperti Masjid Al-Muhammmadi, atau Masjid Jami Sultan Muhammad Al-Fatih, Masjid Agung Sulaiman Dan Masjid Abi Ayyub Al-Anshari. Masjidmasjid tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi yag indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah masjid asalnya gereja Aya Sofia. Hiasan kaligrafi itu dijadikan penutup gambar-gambar kristiani yang ada sebelumnya.”.19 Meskipun pada masa Turki Utsmani pendidikan Islam kurang mendapat perhatian yang serius dan juga terhambat kemajuannya, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa tiap-tiap masa pasti akan memunculkan tokoh-tokoh atau

17

Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1989), h. 164-165 Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 276 19 Badri Yartim, Sejarah Peradaban Islam, …….. h. 126 18

11

ulama-ulama kenamaan. Walaupun jumlah ulama pada masa itu tidak sebanyak pada masa Abbasiyah yang merupakan puncak keemasan Islam.

2. Ulama-Ulama Termasyhur pada Masa Turki Ustmani Ulama-ulama yang termashur pada masa Turki Usmani diantaranya yaitu: a. Syeikh Hasan Ali Ahmad As-Syafi’I yang dimasyhurkan dengan AlMadabighy,Jam’ul Jawami dan syarah Ajrumiyah (wafat tahun 1170 H. = 1756M.) pengarang hasiyah b. Ibnu Hajar Al-Haitsami (wafat tahun 975H. = 1567M.) pengarang Tuhfah. c. Syamsuddin Ramali (wafat tahun 1004H. = 1959H.) pengarang Nihayah. d. Muhammad bin Abdur Razak, Murtadla Al-Husainy Az-Zubaidy, pengarang syarah Al-Qamus, bernama Tajul Urus (wafat tahun 1205H. = 1790M.) e. Abdur Rahman Al-Jabarity (wafat tahun 1240H. = 1825M.), pengarang kitab tarikh mesir, bernama Ajaibul-Atsar Fit-Tarajim Wal-Akhbar. f. Syekh Hasan Al-Kafrawy As-Syafi’I Al-azhary (wafat tahun 1202H. = 1787M.).pengarang kitab nahwu Syarah Ajrumiyah, barnama Kafrawy. g. Syeikh Sulaiman bin Muhamad bin Umar Al-Bijirmy As-Syafi’i (wafat tahun 1212H. = 1806M.), pengarang syarah-syarah dan hasyiahhasyiah. h. Syeikh Hasan Al-Attar (wafat tahun 1250H. = 1834M.), ahli ilmu pasti dan ilmu kedokteran i. Syeikh Muhammad bin Ahmad bin Arfah Ad-Dusuqy Al-Maliki (wafat tahun 1230H. = 1814M.) ahli filsafat dan Imu falak serta ahli ilmu ukur.20

20

Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, ………. h. 277-278

12

C. Kejayaan Dinasti Turki Ustmani Perkembangan ekspansi Turki Usmani yang sangat luas diikuti dengan kemajuan-kemajuan diberbagai bidang, seperti: 1. Kondisi Sosial Turki Utsmani Penduduk selanjutnya dikendalikan melalui penertiban aktivitas Ekonomi oleh Negara. Dari sudut pandangan Utsmani, perekonomian warga penduduk yang mapan merupakan syarat utama bagi kelangsungan hidup resmi Utsmani, dan sejumlah penaklukan pada periode pertama Utsmani juga bertujuan untuk menguasai beberapa jalur perdagangan dan beberapa jalur produktif. Serangkaian penaklukan di Iran, di propinsi Arab, mesir dan Samudra India, juga merupakan sebagian dari program pembentukan lalu lintas yang menyalurkan barang-barang di wilayah timur ke seluruh penjuru Imperium Utsmani. Beberapa rute perziarahan (haji) mengantarkan warga dari berbagai wilayah imperium ini ke Makkah dan Madinah. Makkah merupakan sebuah kota pusat perdagangan. Dalam rentangan abad 15 dan 14, bursa menjadi pusat perdagangan terbesar di Anatolia dan sebagai dermaga terbesar dalam pertukaran barang-barang dari negari Timur ke Istambul, Polandia dan Rusia. Secara umum, sejumlah penaklukan Utsmani menunjukkan persaingan ekonomi di Anatolia, Timur Tengah dan Balkan. Utsmani mendesak kalangan pembajak dan memulihkan keamanan lalu lintas perdagangan di Laut Tengah dan di Samudera Hindia. Mereka menstimulasi negri-negri yang dilalui lalu lintas tersebut dengan membangun sejumlah jembatan. Satu-satunya proyek Negara terbesar adalah pembangunan kota Istambul untuk mendukung kemegahan sang sultan dan sebagai kebutuhan bagi kegiatan administrasi dan perdagangan. Untuk meningkatkan jumlah penduduk pemerintah Utsmani mengharuskan pedagang-pedagang muslim dari tempat Anatolia ke Istambul. Sebagian besar warga Balkan juga melaksanakan perpindahan ke Istambul. Untuk menopang sarana pemukiman, pemerintah memberikan tanah, rumah dan konsesi pajak kepada klompok migran yang baru ini. Kota Istambul dibangun dengan merekontruksi beberapa institusi publik seperti sekolahan, rumah sakit dan lain sebagainya. Setiap lingkungan

13

ketetanggaan mengelilingi sebuah institusi keagamaan dan institusi public yang penting dan beberapa fasilitas pertemuan warga. Beberapa kebijakan Utsmani juga berusaha menertibkan aktivitas perekonomian untuk kepentingan Negara. Perhatian utama imperium adalah memperlengkapi kota Istambul..21 2. Bidang Ekonomi Turki Utsmani Sejarah perekonomian Utsmani dibagi ke dalam dua periode. Pertama, Periode klasik yang mana berbasis kepada pertanian, khilafah Utsmani memberikan keleluasaan kepada setiap wilayah untuk mengembangkan potensi pertaniannya. Kedua, era reformasi yaitu era perbaikan pengaturan sistem pemerintahan, terdiri atas perbaikan sistem administrasi publik dan perubahan sistem politik pada masa itu dari tangan militer kepada publik, tujuannya untuk memberikan fungsi layanan publik yang lebih baik. Pada periode reformasi birokrasi dan sistem administrasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat Utsmani kepada provinsi-provinsi, kita bisa melihat itu justru menjadi salah satu sebab kehancuran utsmani (the fall of the ottoman empire). Hal ini dipertegas dengan tulisan El-Ashkeradministrationdi wilayah Syiria dan Mesir menjadi contohnya. Hal ini terjadi terlalu seringnya terjadi pergantian pasha (raja muda) di kedua wilayah ini, rata-rata masa jabatannya hanya kurang dari dua tahun. Pada periode 1517-1697 ada 133 pasha yang bergiliran memimpin Damaskus. Begitpun yang terjadi di wilayah Mesir selama kurun waktu 280 tahun Utsmani memerintah di Mesir, ada hampir 100 pashayang memimpin kantor pemerintahan. Sumber pendapatan Utsmani banyak diperoleh dari perluasan wilayah (ekspansi militer) serta dari sektor fiskal, yaitu pajak. Pendapatan negara juga banyak mengandalkan sektor pertanian.Khilafah Utsmani belum banyak mengandalkan pendapatan negara dari industri manufaktur serta perdagangan. Berbanding terbalik dengan bangsa Eropa yang sudah mengandalkan perdagangan dan Industri sebagai sumber utama pendapatan, kaum merkantilis Eropa semakin giat mengembangkan industri mereka dan perluasan wilayah untuk menunjang industri sedangkan Utsmani wilayah kekuasaanya semakin berkurang dan pengelolaan lahan pertaniannya masih dikelola dengan cara-cara yang konservatif. Sebagai sebuah negara besar pada eranya, Khilafah Utsmani mempunyai banyak potensi-potensi yang menjadi penunjang pendapatan negara dan kekuatan

21

Badri Yartim, Sejarah Peradaban Islam, …….. h. 132.

14

militernya. Semua sumber daya ekonomi terdapat di wilayah Utsmani, berikut ini adalah berbagai kekuatan ekonomi di wilayah Turki: a. Daratan. Di Anatolia, Khilafah Utsmani diwarisi sebuah jalur Caravanserai dari pendahulu mereka yaitu Selçuk Turks. Jalur ini menjadi semacam keuntungan bagi Utsmani, karena akan menjamin keamanan pengantaran barang dan rombongan karapan dagang dengan di sediakannya penginapan bagi para pedagang serta hewanhewan tunggangannya di wilayah Jalur Caravanserai. Jalur Caravanserai ini berada di sepanjang wilayah Balkan. b. Laut. Dibawah Sultan Bayazid II, Utsmani mempunyai kekuatan angkatan laut yang kuat. Angkatan laut ditugaskan untuk memberangus para perompak dan melindungi kapal dagang. Secara diplomatik, dengan kekuatan angkatan militer yang kuat lebih lanjut akan menguntungkan, membuat rasa aman masyarakat di wilayah pesisir Utsmani serta kekuatan untuk terus melakukan ekspansi wilayah. Untuk mempertahankan hagemoni Utsmani di laut timur Mediterania, pengembangan akademi angkatan laut terus digalakan. Tujuannya untuk membantu dan mengawasi hubungan dagang antara khilafah Utsmani dengan Venice. Jalur perdagangan yang ada di bawah komando Utsmani ada beberapa wilayah, yaitu Aegean dan Laut Timur Mediterania (komoditas perdagangan di wilayah ini yaitu gandum), kemudian antara Laut Merah dengan Teluk Persia (komoditas perdagangan utamanya yaitu rempahrempah), Laut Hitam dan Laut Barat Mediterania (komoditasnya yaitu gandum dan kayu). c. Pertanian. Khilfah Utsmani adalah negara pertanian (agrikultur) karena mempunyai lahan yang subur. Rata-rata sumber penghasilan warganya berasal dari usaha keluarga berskala kecil di bidang pertanian dan pajak sektor pertanian ini berkontribusi 40% bagi sumber pendapatan pajak negara.Ada beberapa faktor peningkatan produktivitas sektor

pertanian Utsmani, seperti perbaikan irigasi, pemberian subsidi, serta

peningkatan peralatan pertanian yang modern yang dilakukan pada abad 19 M. Daerah-daerah yang menjadi sumber pertanian Utsmani yaitu daerah-daerah pegunungan, seperti di Anatolia, salah satu wilayah di provinsi Syiria. Kebijakan politik pemerintah pusat Utsmani, sekali lagi menjadi kemunduran pertanian Utsmani. Wewenang pejabat-pejabat di daerah terlalu besar, akibatnya untuk menekan pajak

15

yang besar banyak para petani memberikan suap kepada para pejabat untuk mengatur pajak mereka.22

3. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya Kebudayaan Turki Utsmani merupakan hasil perpaduan berbagai

kebudayaan seperti kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia mereka banyak mengambil ajaran-ajaran beretika dan bertata krama dalam istana raja-raja. Organisasi birokrasi dan kemiliteran banyak diserap dari Bizantium. Dan prinsip-prinsip ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, keilmuan dan huruf diambil dari bangsa Arab. Walaupun pengembangan ilmu pengetahuan tidak mendapat perhatian besar Usmani, namun mereka mengembangkan seni arsitektur berupa bangunan Masjid yang indah, misalnya masjid Al-Muhammadi atau masjid Jami’ Sultan Muhammad Al-Fatih, masjid agung Sulaeman dan masjid Ayyub al-Ansari, masjid al- Ansari merupakan sebuah masjid yang semula adalah gereja Aya Shopia. Kesemua masjid ini dihiasi dengan kaligrafi yang indah. Pada masa Sulaeman banyak dibangun masjid, sekolah, rumah sakit, gedung-gedung, pemakaman, saluran air, filla dan permandian umum terutama dikota-kota besar Disebutkan bahwa 235 buah dari bangunan itu dibangun dibawah kordinator hojasinan.Seorang arsitek asal Anatolia.23 Kemajuan dibidang intelektual pada masa pemerintahan Turki Usmani tidak begitu menonjol, adapun aspek-aspek intelektual yang dicapai yaitu: a. Terdapat dua buah surat kabar yang muncul pada masa itu, yaitu berita harian terkini Feka ( 1831 ) dan jurnal Tasfiri efkyar (1862) dan terjukani ahfal (1860). b. Terjadi tranfomasi pendidikan, dengan mendirikan sekolah-sekolah dasar dan menengah (1881) dan perguruan tinggi (1869), juga mendirikan Fakultas kedokteran dan fakultas Hukum. Disamping itu para Pelajar yang berprestasi dikirim keprancis untuk melanjutkan studinya, yang sebelumnya itu tidak pernah terjadi.24

22

Badri Yartim, Sejarah Peradaban Islam, …….. h. 133-135. Ibid. h. 136. 24 Ajid Thahir, Perkembangan Peradaban Di Kawasan dunia Islam, Melacak Akar-Akar Sejarah Sosial, Politik an Budaya Islam, (Jakarata: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h.187-188 23

16

4. Bidang Keagamaan Dalam tradisi, Agama memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial dan politik. Pihak penguasa sangat terikat dengan syariat Islam sehingga fatwa Ulama menjadi hukum yang berlaku.Mufti sebagi pejabat urusan Agama tertinggi berwenang memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan.Tanpa legitimasi Mufti keputusan hukum kerajaan tidak bisa berjalan. Pada masa ini kegiatan terus berkembang pesat. Al-bektasi dan Al-maulawi merupakan dua aliran tarekat yang paling besar.Tarekat bektasi sangat berpengaruh terhadap kalangan

tentara

sehingga

mereka

sering

disebut

tentara

bektasi

Yennisari.Sementara tarekat maulawi berpengaruh besar dan mendapat dukungan dari penguasa dalam mengimbangi yennisari bektasi.Ilmu pengetahuan seperti fikih, tafsir, kalam dan lain-lain, tidak mengalami perkembangan.Kebanyakan penguasa Usmani cenderung bersikap taklid dan fanatik terhadap suatu mazhab dan menentang mazhab-mazhab lainnya.25 Menurut Ajid Tahir dalam bukunya menyebutkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan sehingga Turki Usmani memperoleh kemajuan antara lain: a. Adanya sistem pemberian hadiah berupa tanah kepada tentara yang berjasa , b. Tidak adanya diskriminasi dari pihak penguasa, c. Kepengurusan organisasi yang cakap, d. Pihak Turki memberikan perlakuan baik terhadap saudara-saudara baru dan memberikan kepada mereka hak rakyat secara penuh, e. Turki telah menggunakan tenaga-tenaga profesional dan terampil, f. Kedudukan sosial orang-orang Turki telah menarik minat penduduk negeri-negeri Balkan untuk memeluk agama Islam, g. Rakyat memeluk agama Kristen hanya dibebani biaya perlindungan (jizyah) yang relatife murah dibandingkan pada masa Bizantium, h.

Semua

penduduk

memperoleh

kepercayaannya masing-masing dan

25

Badri Yartim, Sejarah Peradaban Islam, …….., h. 137.

17

kebebasan

untuk

menjalankan

i. Karena Turki tidak fanatik agama, wilayah-wilayah Turki menjadi tempat perlindungan orang-orang Yahudi dari serangan kerajaan Kristen di Spanyol dan Portugal pada abad XVI.

D. Kemunduran dan Kehancuran Dinasti Turki Utsmani Pemerintahan sultan Turki yang ke X, yaitu Sulaeman I (1520-1566) merupakan masa pemerintahan terpanjang dibangdingkan dengan SultanSultan lainnya. Selama pemerintahannya berhasil meraih kesuksesan dengan masuknya beberapa wilayah Negara besara Turki.Bahkan mempersatukan umat Islam dengan non Muslim dibawah kekuasaannya. Namun disisi lain tandatanda keruntuhan juga sudah mulai muncul kepermukaan. Pandangan tersebut lebih disebabkan oleh ketergantungan kerajaan ini kepada kesinambungan kekuatan politik seorang Sultan. Periode keruntuhan kerajaan Turki Usamani termanifestasi dalam dua priode yang berbeda pula, yaitu : pertama, priode desentralisasi yang dimulai pada awal pemeritahan Sulatan Salim II (1566-1574) hingga tahun 1683 ketika angkatan bersenjata Turki Usmani gagal dalam merebut kota Fiena untuk kedua kalinya. Kedua, priode dekompresi yang terjadi dengan munculnya anarki internal yang dipadukan dengan lepasnya wilayah taklukan satu per satu. Pada abad ke 16 kelompok derfisme telah menjadi kelompok yang solid dan mendominasi kekuatan politik bahkan menggeser posisi para aristoerat Turki tua.Namun pada prkembangan selanjutnya terjadi konflik intern yang menyebabkan mereka berkotak-kotak dan terjebak dalam politik praktis. Mereka menngkondisikan Sultan agar lebih suka tinggal menghabiskan waktunya di Istana Keputren ketimbang urusan pemerintahan, agar tidak terlibat langsung dalam intrik-intrik politik yang mereka rancang. 26 Dengan mengeksploitasi posisinya di mata penguasa terhadap rakyat mereka memanipulasi pajak dengan kewajiban tambahan kepada petani, akibatnya banyak penduduk yang berusaha untuk masuk ke dalam korp Jannisari. Hal ini mengakibatkan membengkakanya jumlah keanggotaan

26

Ibid, h. 163.

18

Jannisari yang hingga pertengahan abad ketujuh belas mencapai jumlah 200.000 orang. Faktor-Faktor penyebab hancurnya Turki Usmani.Untuk menentukan faktor penyebab utama kehancuran kerajaan Turki usmani merupakan persoalan yang tidak mudah. Dalam sejarah lima abad akhir abad ke tiga belas sampai abad ke Sembilan belas Kerajaan Turki Usmani merupakan sebuah proses sejarah panjang yang tidak terjadi secara tiba-tiba.27 Mengamati sejarah keruntuhan Kerajaan Turki Usmani, dalam bukunya Syafiq A. Mughani melihat tiga hal kehancuran Turki Usmani, yaitu melemahnya sistem birokrasi dan kekuatan militer Turki Usmani, kehancuran perekonomian kerajaan dan munculnya kekuatan baru di daratan Eropa serta serangan balik terhadap Turki Usmani. 1. Kelemahan para Sultan dan sistem birokrasi Ketergantungan sistem birokrasi sultan Usmani kepada kemampuan seorang sultan dalam mengendalikan pemerintahan menjadikan institusi politik ini menjadi rentang terhadap kejatuhan kerajaan.Seorang sultan yang cukup lemah cukup membuat peluang bagi degradasi politik di kerajaan Turki Usmani.Ketika terjadi benturan kepentingan di kalangan elit politik maka dengan mudah mereka berkotak-kotak dan terjebak dalam sebuah perjuangan politik yang tidak berarti.Masing-masing kelompok membuat kualisi dengan janji kemakmuran, Sultan dikondisikan dengan lebih suka menghabiskan waktunya di istana dibanding urusan pemerintahan agar tidak terlibat langsung dalam intrik-intrik politik yang mereka rancang.Pelimpahan wewenang kekuasaan pada perdana menteri untuk mengendalikan roda pemerintahan. Praktik money politik di kalangan elit, pertukaran penjagaan wilayah perbatasan dari pasukan kefeleri ke tangan pasukan inpantri serta meluasnya beberapa pemberontakan oleh korp Jarrisari , untuk menggulingkan kekuasaan merupakan ketidak berdayaan sultan dan kelemahan sistem birokrasi yang mewarnai perjalanan kerajaan Turki Usmani.

27

Syafik A. Mughani, Sejarah kebudayaan Islam Di Turki, ……. h. 92.

19

2. Kemerosotan kondisi sosial ekonomi Perubahan mendasar terjadi pada jumlah penduduk kerajaan sebagaimana terjadi pada struktur ekonomi dan keuangan. Kerajaan akhirnya menghadapi problem internal sebagai dampak pertumbuhan perdagangan dan ekonomi internasional. Kemampuan kerajaan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri mulai melemah, pada saat bangsa Eropa telah mengembangkan struktur kekuatan ekonomi dan keuangan bagi kepentingan mereka sendiri. Perubahan politik dan kependudukan saling bersinggungan dengan perubahan penting di bidang ekonomi. Desentralisasi kekuasaan dan munculnya pengaruh pejabat daerah memberikan konstribusi bagi runtuhnya ekonomi tradisional kerajaan Turki Usmani. 3. Munculnya kekuatan Eropa Munculnya politik baru di daratan Eropa dapat dianggap secara umum faktor

yang

mempercepat

proses

keruntuhan

kerajaan

Turki

Usmani. Konfrontasi langsung pada dengan kekuatan Eropa berawal pada abad ke XVI, ketika masing-masing kekuatan ekonomi berusaha mengatur tata ekonomi dunia. Ketika kerajaan Usmani sibuk membenahi Negara dan masyarakat, bangsa Eropa malah menggalang militer, Ekonomi dan tekhnologi dan mengambil mamfaat dari kelemahan kerajaan Turki Usmani.28 Faktor-faktor keruntuhan Kerajaan Turki Usmanin dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu: secara internal dan eksternal, secara internal, yaitu: 1. Luasnya wilayah kekuasaan dan buruknya sistem pemerintahan yang ditangani oleh orang-orang berikutnya yang tidak cakap, hilangnya keadilan, merajalelalanya korupsi dan meningkatnya kriminalitas, merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keruntuhan kerajaan Usmani, 2. Heterogenitas penduduk dan agama, 3. Kehidupan yang istimewa dan bermegahan. 4. Merosotnya perekonomian Negara akibat peperangan Turki mengalami kekalahan.

28

Ibid, h. 104-106.

20

5. Secara eksternal, yaitu: 6. Timbulnya gerakan nasionalisme, bangsa-bangsa yang tunduk pada kerajaan Turki berkuasa, mulai menyadari kelemahan dinasti tersebut, 7. Terjadinya kemajuan tekhnologi di Barat, khususnya dalam bidang persenjataan. Sedangkan Turki mengalami stagnasi Ilmu pengetahuan sehingga jika terjadi perang, Turki selalu mengalami kekalahan. Perang dunia pertama melengkapi proses kehancuran kerajaan Turki Usmani, pada bulan desember 1914, Turki Usmani melibatkan diri dalam perang dunia dan berada di pihak Jerman dan Austria. Bantuan militer dan ekonomi Jerman, kekuatan terhadap kekuatan Rusia serta keinginan keinginan untuk menyelamatkan kendali Turki Usmani menjadi alas an ketelibatan Turki dalam peristiwa tersebut. Pada tahun 1918, aliansi bangsa-bansa Eropa mengalahkan aliansi militer Jerman, Turki dan Austria. Memasuki tahun 1920, kerajaanTurki Usmani kehilangan keseluruhan propinsi yang ada di semenanjung Balkan, Mesir kemudian menjadi Negara protektorat Inggris dan bebas secara total dari kekuasaan kerajaan Turki Usmani.

21

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Turki Usmani merupakan salah satu kerajaan yang didirikan oleh bangsa Turki setelah runtuhnya kerajaan Turki Saljuq, dan yang berperan dibalik berdirinya kerajaan ini adalah Utsman (anak dari Ertugrul, salah satu pimpinan masa Turki Saljuk). Kerajaan ini merupakan salah satu dari tiga kerajaan

Islam

terbesar

setelah

jatuhnya

pemerintahan

Abbasiyah,

imperiumnya juga sangat luarbiasa hingga mencapai wilayah Eropa, Afrika dan Asia. Sebagai bangsa yang berdarah militer, Turki Utsmani lebih banyak mefokuskan kegiatan mereka dalam bidang kemiliteran, sedangkan dalam bidang ilmu pengetahuan mereka kelihatan tidak begitu menonjol. Namun demikian mereka banyak berkiprah dalam pengembangan seni arstektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah, seperti Masjid AlMuhammmadi, atau Masjid Jami Sultan Muhammad Al-Fatih, Masjid Agung Sulaiman Dan Masjid Abi Ayyub Al-Anshari. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi yag indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah masjid asalnya gereja Aya Sofia. Hiasan kaligrafi itu dijadikan penutup gambar-gambar kristiani yang ada sebelumnya. Kemajuan Turki Usmani dapat dilihat dari bidang kemiliteran dan pemerintahan, terbukti bahwa kekuatan militer Usmani adalah salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan ekspansi Turki Usmani, kemajuan lain yang dapat dilihat yaitu: kemajuan dalam bidang budaya khususnya bangunan fisik. Di bidang Ilmu pengetahuan kemajuan Usmani tidak begitu menonjol dibandingkan kemajuan di bidang lainnya, sehingga tidak seorang pun ilmuan Islam yang diklaim sebagai produk dari Turki Usmani. Kemunduran dan kehancuran Turki Usmani disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: kelemahan para sultan dan sistem birokrasi, kemerosotan ekonomi dan munculnya kekuata Eropa. Peran Turki tidak dapat dikesampingkan, karena dengan luasnya daerah kekuasaan yang membentang dari Asia hingga Eropa dalam rentang waktu yang relatif lama, lebih dari enam

22

abad, maka terjadilah intraksi peradaban dengan berbagai wilayah yang berada di bawah kekuasaan Turki dan saling mempengaruhi, sehingga peradaban yang lebih kuat banyak memberikan pengaruh terhadap peradaban yang lebih lemah.

B. Saran Alhamdulillah, setelah melalui beberapa proses penalaran serta perenungan yang luar biasa, makalah ini bisa terselesaikan. Namun, karena penyusunnya adalah manusia yang sudah menjadi kebiasaan tidak bisa lepas dari dosa dan kesalahan, makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami harap beberapa penyempurnaan khususnya dari Pengampu Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam. Dilain sisi, semoga dengan adanya pembahasan ini bisa menjadi tambahan pengetahuan apa dan bagaimana Dinasti Turki Utsmani. Ihdinâ alShirâth al-Mustaqîm, Shadaq al-Allâh al-‘Azhîm.

23

DAFTAR PUSTAKA Hitti, Philip K. History of The Arabs, terj. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2014. Lapidus, Ira M. Sejarah Sosial Umat Islam, terj. Ghufron A. Mas’adi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000. Mahmudunnasir, Islam Konsepsi Dan Sejarahnya, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994. Mughani, Syafik A. Sejarah kebudayaan Islam Di Turki, Jakarta: Logos, 1997. Nata, Abuddin. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001. Thahir, Ajid. Perkembangan Peradaban Di Kawasan dunia Islam, Melacak AkarAkar Sejarah Sosial, Politik an Budaya Islam, Jakarata: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1997. Yunus, Mahmud. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1989.

24

Related Documents


More Documents from "raksoansono"

Turki Usmani
August 2019 28
Cicit Surat Pernyataan
August 2019 44
Woc Hiv.docx
December 2019 24