Drs. H. A. Rasyidi, Lc Aserani Kurdi, S.Pd
Tuntunan Ringkas
IBADAH QURBAN LEMBAGA PENGEMBANGAN DA’WAH TERTULIS (LPDT) TABALONG 1428 H / 2007 M
i
Judul
Tuntunan Ringkas Ibadah Qurban
Penyusun Drs. H. A. Rasyidi, Lc Aserani Kurdi, S.Pd
Pengetikan/Desain/Lay out
ROLISA Computer Jln. Mabuun Indah II No.34 RT.04 Mabuun Raya HP.081348840437
Pencetak/Penerbit Lembaga Pengembangan Da’wah Tertulis (LPDT) Tanjung Tabalong
Cetakan ke I / 1428 H – 2007 M
iii
ii
KATA PENGANTAR
B A
lhamdulillah, atas izin dan karunia Allah SWT. dapatlah buku kecil ini diselesaikan walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana. Buku kecil yang berisi tentang Tuntunan Ringkas Ibadah Qurban ini kami maksudkan untuk membantu masyarakat Islam, khususnya di daerah Tabalong, terutama yang bermaksud melaksanakan ibadah qurban agar punya pegangan dan pengetahuan yang memadai tentang ibadah qurban itu sendiri, dengan iv
harapan semoga pelaksanaan ibadah qurban nanti dapat terselenggara sesuai dengan tuntunan syari’at Islam. Kepada Bapak Drs. H. Rachman Ramsyi, M.Si (Bupati Tabalong) yang telah membantu sepenuhnya dan para sponsor yang berpartisipasi dalam pencetakan buku ini, sebelum dan sesudahnya kami haturkan banyak terimakasih. Semoga amal baik dan sumbangsih yang diberikan menjadi amal jariyah yang pahalanya selalu mengalir tak pernah henti. Kami titipkan karya sederhana ini kepada anda, sembari mengharapkan kritik dan sarannya untuk perbaikan di masa yang akan datang. Tanjung, 29 Dzulqaidah 1428 H 09 Desember 2007 M Penyusun,
DAFTAR ISI HAL : KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI vi I. PENGERTIAN QURBAN 1 II. HUKUM QURBAN 2 III. SYARAT QURBAN A. Syarat Orang Yang Akan Berqurban 8 B. Syarat Pelaksanaan Qurban 9 IV. HEWAN QURBAN 10 V. PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN 20 A. Dasar Penyembelihan 20 B. Waktu Penyembelihan 21 C. Cara Menyembelih 25 D. Alat Penyembelih 29 E. Upah Penyembelih 31 VI. PEMBAGIAN DAGING QURBAN 32 vi
v
I. PENGERTIAN QURBAN
K
ata Qurban berasal da-ri bahasa Arab, yaitu asal kata dari Qaruba, Yaqruba, Qurbanan yang artinya hampir, dekat, menghampiri atau mendekati. Menurut istilah syara’. Qurban merupakan salah satu cara ibadah amaliyah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara menyembelih hewan tertentu pada hari nahr yaitu tanggal 10 Dzulhijjah (Idul Adha) dan hari-hari tasyriq yaitu tiga hari setelah Idul Adha ( tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah) yang disertai niat sematamata karena Allah SWT.
1
II. HUKUM QURBAN
P
erintah Qurban syari.atkan oleh lah SWT. sejak hun ke 2 Hijriyah, bersamaan ngan perintah shalat Idul Adha Zakat.
diAltadedan
Dasar hukum Qurban adalah berdasarkan firman Allah SWT. dan Hadits Rasulullah SAW. :
∩⊄∪ öptùΥ$#uρ y7În/tÏ9 Èe≅|Ásù “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah” (QS. AlKautsar ayat 2). 2
iÍxt×߃ ôΟn?tù tπtèt™ t‰gt tρ ô⎯tΒ $tΡ ®ξtÁßΒ ®åt/tô)tƒtξnù “Barang siapa yang mempunyai kemampuan tetapi ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati (menghampiri) tempat shalat kami” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
ôΟé6r9éπ®Ζß™tρÍôs®Ζ9$Í/ßVôÏΒéQ “Saya disuruh menyembelih qurban dan qurban itu sunnat bagi kamu” (HR. Tirmidzi).
ôΟé5ôŠn?tã “Diwajibkan kepadaku berqurban. Dan tidak wajib atas kamu” (HR. Daruquthni) Seluruh ulama sepakat bahwa berqurban merupakan amaliyah ibadah yang disyari’atkan. Mereka hanya berbeda dalam hal kedudukan hukum qurban ini. Sebagian mengatakan hukumnya wajib, sebagian lagi mengatakan hukumnya sunnat, sunnat muakkad dan sunnat kifayah.
@=gÍ #tθÍ/t§ôŠn9tρßôs®Ζ9#®‘n?tãt=ÏFé0
Menurut Imam Malik berqurban itu wajib bagi orang yang mampu atau yang kuat ekonominya.
3
4
Menurut Imam Abu Hanifah berqurban itu wajib bagi orang yang bermukim (tidak bepergian/musyafir) dan yang mempunyai kesanggupan ekonomi/biaya.
kewajiban itu berada dipundaknya sendiri”. Pendapat Asy-Syaukany ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW. :
Menurut Imam Syafi’ie berqurban itu merupakan sunnat muakkad bagi orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi/biaya. Menurut Asy-Syaukany dalam kitabnya Ar-Raudhah : “Lahirnya perintah berqurban mengisyaratkan bahwa hukumnya wajib. Berqurban diperintahkan terhadap kepala keluarga. Jika berqurban merupakan hal yang wajib, maka terhadap satu rumah, diwajibkan untuk dilaksanakan oleh kepala keluarga, dan bagi mereka yang tidak berkeluarga, 5
ÏB#ÍΑôθß™t‘ ωôγtãô‘Íùß≅ßg ®9#tβ$n0 Í≅λô t#ô⎯tãtρ ßµôΖtãÏο$®±9$Í/ô‘iÏst×߃ ϵÏFôŠt/ “Kaum lelaki di masa Rasulullah selalu berqurban dengan seekor kambing untuk dirinya dan seisi rumahnya” (HR. Malik dari Abu Ayyub AlAnshari). Kemudian, jika kita mengikuti amalan para sabahat Rasulullah, 6
ternyata Abu Bakar dan Umar tidak setiap tahun melaksanakan qurban. Beliau pernah juga tidak berqurban, karena khawatir, ibadah qurban akan dianggap wajib oleh pengikutnya.
III. SYARAT QURBAN A. Syarat Orang Yang Akan Berqurban 1. Beragama Islam; 2. Dalam keadaan merdeka; 3. Cukup umur (sudah baligh); 4. Berakal sehat; 5. Punya kemampuan ekonomi; Perlu digarisbawahi, yang dimaksud dengan “punya kemampuan ekonomi” adalah yang mempunyai kelebihan dalam keperluan seharihari, baik dirinya maupun keluarganya, terutama pada saat Idul Adha dan hari-hari Tasyriq.
8
7
B. Syarat Pelaksanaan Qurban 1. Ada orang yang berqurban (jelas siapa orangnya, walaupun tidak diharuskan hadir pada saat penyembelihan); 2. Ada hewan qurban yang akan disembelih; 3. Ada yang bersedia menyembelih hewan qurban tersebut; 4. Pelaksanaan penyembelihan benar-benar dilakukan dan dengan cara sesuai yang disyari’atkan; 5. Waktu penyembelihan pada hari Idul Adha dan atau hari-hari tasyriq;
IV. HEWAN QURBAN
H
ewan ternak yang dapat dijadikan hewan qurban adalah : 1. Kibas, biri-biri, domba atau kambing; 2. Sapi atau kerbau; 3. Unta; Hewan ternak tersebut memenuhi syarat (sah) dijadikan qurban apabila : 1. Kibas, biri-biri atau domba, sudah berusia satu tahun atau lebih atau telah tanggal gigi depannya; Rasulullah SAW. bersabda :
tߡ讃ôβn#®ωÏ#ºπ®ΖÏ¡ßΒ®ωÏ##ôθßst/õ‹nAnω 9
10
ºπtãõ‹gt #ôθßst/õ‹nFnùôΟé5ôŠn?tã Íχ'®×9#t⎯ÏΒ “Janganlah kamu menyembelih untuk qurban kecuali yang telah berganti giginya. Jika sulit di dapat maka boleh yang baru berumur satu tahun atau lebih dari biri-biri” (HR. Muslim). 2. Kambing, sudah berusia dua tahun atau lebih; 3. Sapi atau kerbau, sudah berusia dua tahun atau lebih, minimal telah memasuki tahun ketiga; 4. Unta, sudah beusia lima tahun dan memasuki tahun ke enam;
Disamping memenuhi persyaratan umur, hewan yang akan dijadikan qurban juga harus dalam keadaan : 1. Sehat, tidak berpenyakit; 2. Tidak cacat secara fisik seperti buta (walau hanya sebelah), pincang, terlalu kurus, berkudis, rontok giginya, telinga, susu dan lidah putus, terpotong ekornya, yang semua kecacatan tersebut tampak jelas terlihat. Rasulullah SAW. bersabda :
o‘tÏ $tÐnψô#‘Íùß—ôθßfnAnωîìt/ô‘n# $tλß‘tθtã ßåôŠnô79n# ß™#t‘ôθônè9# 12
11
$tγßÏÐttΒßåiÍŠt7ô9n#ßπt×ôƒÍtϑô9#tρ
®ωôχn#tρ tβéŒéψô#tρ t⎯ôŠtèô9#
$tγßèô?ÍÐß⎯iÍŠt7ô9#ß™$tg ôtèô9#tρ
#t‰ßΒnωtρ >πn?t/$n)ßϑÍ/t‘iÍst×ßΡ
ô‘Ï)⊗ôΖßA tωô‘ÏF®9#ßôŠÏ¡n5ô9#tρ “Ada empat macam kondisi hewan yang tidak boleh dijadikan qurban. 1. Buta sebelah dan jelas benar kebutaannya; 2. Yang sakit dan jelas sakitnya; 3. Pincang dan terlihat tulang rusuknya; 4.Lemah (patah) kakinya serta amat kurus dan tidak snggup berdiri karena kurusnya” (HR. Ibnu Majah dari Al-Bara’ ibnu Azib).
t∃ÍtFôVtΡôβn#ÏB#éΑôθß™t‘$tΡttΒn# 13
t™$n%ôtznωtρ t™$t%ôt©nωtρ >οtt/ “Rasulullah menyuruh kami memperhatikan mata dan telinga hewan yang hendak dijadikan qurban, dan melarang kami berqurban dengan hewan yang terpotong ujung dan pinggir telinganya, yang pecah kupingnya dan jangan pula yang berlobang daun telinganya” (HR. Ahmad, At-Turmudzi, An-Nasa-i, Abu Daud dan Ibnu Majah dari Ali). 14
Syekh Abu Syuja’ dalam kitabnya Matan al-Ghayah wa atTaqrib yang kemudian disyarah oleh Imam Taqiyuddin dalam kitabnya Kifaytul Akhyar, mengatakan :
ÏβéŒôéω#éπtãôθéÜô)tΒß—Í“ôféÍAnωtρ ÍknΡjr‹9#Íρn# “Binatang yang putus telinga atau ekornya, tidak cukup untuk qurban”. 3. Tidak mengandung (hamil); Menyangkut kelamin hewan, tidak ada ketentuan yang menetapkan bahwa kelamin hewan harus jantan. Hewan 15
Walaupun hadits di atas dimaksudkan untuk penyelenggaraan aqiqah, namun kita dapat qiaskan hal itu untuk penyelenggaraan qurban.
betinapun dapat pula dijadikan hewan qurban, asal hewan tersebut tidak dalam keadaan mengandung (hamil). Imam an-Nawawi membolehkan hewan qurban baik jantan maupun betina, berdasarkan hadits Ummu Kurz, bahwa Nabi SAW. bersabda :
‘n?tãtρ Íβ$nA$n© ÏΠtξßóõ9#‘n?tã ôΟé0‘ß×nƒnω îο$n© ÏπtƒÍ‘$tfõ9# n$Q$nΡÏ#ôρn# n$Ρ#tø0éŒ “Untuk bayi laki-laki dua ekor kambing, untuk bayi perempuan seekor kambing, tidak ada keberatan jantan ataupun betina”. 16
atau kambing adalah untuk qurban satu orang, sedangkan seekor unta, sapi atau kerbau adalah untuk qurban tujuh orang. Rasulullah SAW. bersabda :
Hewan yang dikebiri boleh dijadikan hewan qurban. Rasulullah SAW. bersabda :
t8ÍtFô±nΡôβn#IÏB#ßΑôθß™t‘$tΡttΒn#
‘®stÐIÏB#nΑôθß™t‘ ®βr&
$®ΖÏΒ>πtèô7t™‘≅é0Ín)t7ô9#tρ Í≅Í/Í}ô#‘Íù
ÍåøŠnôθgß ôθtΒÍåøŠn±ô7n5Í/
>πtΡô‰t/ô‘Ïù
“Bahwa Rasulullah SAW. telah berqurban dengan dua ekor kibas yang telah dikebiri” (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
“Rasulullah SAW. meyuruh kami berkongsi pada seekor unta dan lembu, setiap tujuh orang di antara kami berqurban dengan seekor” (HR. Muttafaq ‘alaihi).
Seekor kibas, domba, biri-biri, 17
18
‘≅ß⊗⊗0Ín)t7ô9#tρÍ≅Í/Í}ô#‘Ïù#øßθ0ÍtFô©Ï# >πtΡô‰t/ô‘Ïù$®ΖÏΒ>πtèt7t™ “Berkongsilah kamu pada seekor unta dan lembu, setiap tujuh orang seekor” (HR. Bukhari dan Muslim).
V. PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN A. Dasar Penyembelihan Firman Allah SWT. :
ßΠ®‰9#tρ éπtFôŠtϑô9#ßΟé5ôŠt?tã ôMtΒiÍßt ÏB#ÍôŠtóÏ9®≅λÏ é#$tΒtρÍôƒÍ“ôΖÏ‚ô9#ßΟôsn9tρ ãοoŒôθä%øθoϑø9#oρÅπt)ÏΖt‚ôΖßϑô9#tρ |µÍ/ o≅n0n#$tΒtρ ãπtsôŠÏÜ®Ζ9#tρÅ πtƒiÏŠttFßϑô9#tρ oxÍ/ߌ$tΒtρôΟßFô⊗Š®0nŒ$tΒωÏ#ßìé;®¡9#
19
“Diharamkan atas kamu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang di pukul, yang jatuh, yang ditanduk dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan diharamkan bagimu yang disembelih untuk berhala” (QS. Al-Maidah ayat 3) B. Waktu Penyembelihan Rentang waktu yang ditetapkan syari’at untuk menyembelih hewan qurban adalah sesudah shalat Idul Adha sampai terbenamnya matahari pada hari tasyriq terakhir (13 Dzulhijjah). Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. :
ôxt/õ‹tŠõ?nùt‘jÏ?tÁƒ ôβt#t≅ô;t% txt/nŒô⎯tΒ 21
Í=ßÁΖ9#t‘?tã 20
ô⎯é5tƒ ôΟ®9ô⎯tΒtρ “∑ôzé#$tγtΡ$n5tΒ ôxt/õ‹nôŠ?nù$tΖõŠ®?t¹‘®Ftt txt/nŒ Ï#ÏΟô™$Í/ “Mereka yang telah menyembelih qurbannya sebelum shalat hari raya, maka hendaklah menyembelih qurban yang lain sebagai gantinya, dan mereka yang belum menyembelih sebelum kami shalat, hendaklah dia menyembelihnya dengan menyebut nama Allah” (HR. Bukhari dan Muslim dari Jundub ibnu Sufyan al-Bajaly).
$tϑ®ΡÏ*nù Ïοtξ®Á9#t≅ô7t% txt/nŒô⎯tΒ t‰ôèt/ txt/nŒô⎯tΒtρ |µÏ¡ôtΖÏ9ßxt/õ‹tƒ 22
®ΟtAn#ô‰t)tù Í⎯ôŠtFt;ôÜß‚ô9#tρ Ïοtξ®Á9# t⎯ôŠÏϑÏ?ô¡ßϑô9#nπ®Ζß™t>$t¹n#tρ ßµn5ß¡ßΡ “Barangsiapa menyembelih hewan qurban sebelum shalat ‘ied, maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya sendiri. Dan siapa yang menyembelih sesudah shalat ‘ied dan dua khutbahnya, sesungguhnya ia telah menyempurnakan ibadahnya dan telah menjalani sunnah kaum muslimin” (HR. Bukhari).
ôχn#$tΖÏΒôθtƒô⎯ÏΒé&t‰ô;tΡ$tΒt^®ρn#®βÏ# t≅tètùô⎯tϑnùºô‚tΖtùtìgÍ ônΡ®ΝéQ t‘jÏ?tÁßΡ $⊗⊗⊗tΖnF®Ζß™tU$t¹t#ô‰t)tù 23
berikutnya” (HR. An-Nawawi dalam Syarah Muslim dan Ibnul Qayyim dalam Zadul Maad). C. Cara Menyembelih Cara menyembelih hewan qurban pada prinsipnya sama saja dengan menyembelih hewan pada umumnya. Cara-cara yang digunakan pada saat menyembelih hewan, digunakan juga pada saat menyembelih hewan qurban. Jika pada saat menyembelih hewan mengucapkan Bismillaahi dan Allaahu Akbar, maka ucapan inipun juga diucapkan pada saat menyembelih hewan qurban. Rasulullah SAW. bersabda : 25
“Yang pertama-tama kami kerjakan pada hari nahr (Idul Adha) adalah mengerjakan shalat. Kemudian kami pulang dan menyembelih qurban. Maka mereka yang mengerjakan seperti ini, sesungguhnya ia telah mengikuti sunnah kami” (HR. Jamaah dari Al-Bara’ ibnu Azib).
îxô/ÏŒÍYôƒÍô±®F9#ÏΠ$®ƒn#≅é0 “Seluruh hari tasyriq adalah hari menyembelih (qurban)” (HR. Ahmad dari Sulaiman ibnu Musa dari Jubair ibnu Muth’im).
ßπnQtξnQtρ‘∑sôÐnψø#ßΘôθtƒÍôs®Ζ9#ßΠ$®ƒn# ßνt‰ôèt/ßΠ$®ƒn# “Hari menyembelih itu adalah hari udhi’ah (hari raya) dan tiga hari 24
Í⎯øŠtsn?ôΒn#Í⎯øŠn±ø;n5Í/‘®stÐIßµ®Ρn# >πtϑôƒÍn5ô9#ÏνωtŠÍ/$tϑßγtsn/nŒÍ⎯øŠnΡtø%n# n®;n0nρ‘f∑ϑt™ “Rasulullah SAW. telah berqurban dengan dua ekor kambing yang baikbaik, beliau sembelih sendiri, beliau baca basmalah dan beliau baca takbir” (HR. Bukhari dan Muslim). Tata cara penyembelihan yang baik (sesuai tuntunan syari’ah) adalah sbb. : 1. Rebahkan tubuh hewan di atas lambung kirinya dengan mukanya menghadap kiblat; 2. Ikat semua kakinya dengan tali, kecuali kaki sebelah kanan 26
bagian belakang; 3. Letakkan kaki (si penyembelih) ke atas atau leher atau muka hewan, agar hewan tidak dapat menggerakkan kepalanya; 4. Bacalah : ÏB#ÍΝô¡Í/
8. Jika orang lain yang menyembelihkan, maka si penyembelih menyebutkan nama-nama yang berqurban, seperti :
i t¹ ®Οßγ∑⊗n⊗?9n# Í≅ >‰®Κnß«ÍΑ∑#‘n?tãρ >‰®Κßn«‘n?tã
(sebutkan nama-nama yang berqurban)
5. Lalu baca shalawat
6. Membaca takbir 7. Membaca doa
ßt;ô2n#ßB#
ô≅®7t)tFnù t7øŠn9Í#tρ t7ôΖÏΒ#n‹∑λ ®Οßγ∑⊗n⊗?9n# ô‘iÍΖÏΒ “Ya Allah inilah (qurbanku), ni’mat pemberianmu dan disampaikan kepada-Mu. Maka terimalah dariku.
ô‘iÍΖÏΒô≅®7t)tFnù t7øŠn9Í#tρ n7ôΖÏΒ 9. Mulai menyembelih Catatan : Semua tata cara di atas hukumnya sunnat, seperti juga menghadirkan orang-orang yang berqurban ketika penyembelihan dilakukan, hukumnya sunnat. 28
27
D. Alat Penyembelih Alat yang digunakan untuk menyembelih hewan qurban haruslah suatu benda yang tajam seperti pisau, golok, sembilu, kaca dan sebagainya.Tidak boleh/tidak dibenarkan menggunakan kuku dan gigi, kendatipun juga tajam, karena Nabi SAW. melarangnya, sebagaimana sabda beliau :
ÏB#ßΝô™#tt0nŒtρ tΘ®‰9#ttγøΡn#$tΒ $®Βn#ßõ®à9#tρ ⎯iÍ¡9# t[øŠn9ô≅é5tù ß“ô‰ßϑnùßø®à9#$®Βn#tρîΝnàÏènù ⎯iÏ¡9# Ïπt±t;tsô9# 29
.................... ô⎯ÍΒ#n‹∑λ ®Οßγ∑⊗n⊗?9n#
“Suatu benda (yang dipergunakan untuk menyembelih) adalah yang dapat menumpahkan darah, dan sebutlah nama Allah (ketika menyembelih tersebut), maka makanlah olehmu (hewan sembelihan itu). Tapi janganlah (menyembelih) dengan gigi dan kuku, karena gigi itu sejenis tulang, dan kuku itu adalah pemotong yang digunakan oleh orang-orang Habasyah yang kafir” (HR. Bukhari dan Muslim). Sebelum melakukan penyembelihan, asahlah dulu pisau atau golok yang akan digunakan untuk menyembelih agar benar-benar tajam, sehingga proses penyembelihan dalam berlangsung cepat dan mengurasi rasa sakit hewan qurban yang disembelih. 30
E. Upah Si Penyembelih Daging qurban tidak boleh digunakan sebagai upah untuk yang menyembelihnya. Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dari Ali ibnu Abi Thalib : “Rasulullah telah menyuruhku mengurus hewan qurbannya menyedekahkan dagingnya, kulitnya dan hiasannya. Aku dilarang memberikan bagian hewan qurban kepada si penyembelih. Kami memberikan kepada si penyembelih bentuk lain dari kepunyaan kami”.
VI. PEMBAGIAN DAGING QURBAN
K
alau kita perhatikan sejumlah hadits yang menyangkut pembagian daging qurban, jelaslah bahwa tidak seluruh daging qurban itu dibagikan kepada fakir miskin. Kecuali qurban yang dilakukan karena nadzar, maka daging qurbannya seluruhnya diserahkan kepada fakir miskin (yang berqurban tidak boleh mengambil bagiannya).
Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Al-Baghawy : “Kita boleh memberi kepada penyembelih daging qurban itu, disamping upahnya dalam bentuk lain”.
Seluruh daging qurban yang ada sebaiknya dibagi menjadi tiga bagian yang timbangannya tidak sama. Sebagian untuk yang berqurban, sebagian untuk dihadiahkan dan sebagian lagi untuk disedekahkan
31
32
kepada fakir miskin, dan yang disedekahkan ini porsinya harus lebih banyak. Firman Allah SWT. :
}§Í←!$t6ø9$# (#θßϑÏèôÛr&uρ $pκ÷]ÏΒ #( ôθè=ä3sù ∩⊄∇∪ uôÉ)xø9$# “Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir” (QS. Al-Hajj ayat 28). Sabda Rasulullah SAW. :
ßΝÏèôÜ߃tρ Ï]é?iéV9$Í/ϵÏFøŠt/t≅λø n#ßΝÏèôÜ߃tρ ß−®‰tÁtFtƒtρ Ï]éÍ?iéV9$Í/ µÏ ÏΡtôŠgÍ t™#tt)éù 33
]é?iéV9$Í/ ÍΑ#tσ¡9#‘n?tã “Dan Rasulullah memberikan kepada ahlul baitnya sepertiga, memberikan kepada fakir miskin dan tetangganya sepertiga, dan menyedekahkan kepada para peminta-minta sepertiga” (HR. Abu Musa). Bagian daging qurban untuk yang berqurban hendaknya sekedarnya saja. Mungkin cukup untuk satu kali memasak saja. Jangan berlebihan hingga lebih dari tiga hari mengkonsumsinya. Rasulullah SAW. bersabda :
ϵÏFtŠÍsôÐé#ÍΝßsn9ô⎯ÍΒî‰t n n#é≅é0õ'nƒnω 34
AWnξnQtXôθnù “Janganlah seseorang memakan daging qurbannya lebih dari tiga hari” (HR. Bukhari, Muslim dari Salim dari ayahnya Abdullah).
Bahan Rujukan : 1. Tuntunan Qurban dan Aqiqah oleh T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy; 2. Kurban dan Hikmahnya Menurut Islam oleh A. Ma’ruf Asrori dan Khairul Faizin; 3. Tuntunan Praktis Ibadah Qurban oleh Drs. H. Ahmad Rasyidi, Lc;
35