KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Namun demikian, dalam peyusunan tugas ini banyak sekali yang membantu. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang dalam kepada : Ibu Theresia Cyrila Da Cunha,S.Kep,Ns sebagai Dosen pengampu mata ajar Keperawatan anak sehat. Pada kesempatan ini kami memohon maaf bila ada perkataan atau tulisan yang kurang berkenan. Kekurangan dalam penyusunan ini pasti ada, untuk itu diharapakan masukan dalam bentuk apapun dapat penyusun terima untuk menjadikan lebih baik lagi. Akhir kata, tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih. Semoga dapat bermanfaat bagi para mahasiswa/I dan para pembaca
Maumere,April 2016
Penyusun Kelompok IV
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang berbeda sifatnya. Namun, peristiwa tersebut saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ, maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kg), ukuran panjang (cm), umur tulang dan kesimbangan metabolisme (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Tahap ini menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Cakupan tahap ini termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan. Dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan terdapat dua faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Jika kita melihat dari faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Hal-hal yang termasuk dalm faktor genetik antara lain bernagai faktor bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin dan suku bangsa. Dari faktor lingkungan terdapat banyak hal yang termasuk dalam hal ini, diantaranya faktor prenatal, postnatal, fisik serta adat istiadat.
2
Anak di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya dasar kepribadian manusia, kemampuan penginderaan, berpikir, keterampilan berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial dan lain sebagainya. Anak balita merupakan kelompok tersendiri yang dalam perkembangan dan pertumbuhannya memerlukan perhatian yang lebih khusus. Balita terbagi dalam dua kategori berdasarkan karakteristik, yaitu anak usia satu sampai tiga tahun (batita) dan anak usia prasekolah. Batita sering disebut dengan istilah lain yaitu toddler. B.Tujuan 1. Tujuan Umum Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini agar pembaca dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan pada usia toddler yaitu 1-3 tahun. 2. Tujuan Khusus Tujuan dari penyusunan makalah ini, adalah sebagi berikut :
Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan
Mahasiswa dapat mengindentifikasi tumbuh kembang pada usia toddler
Mahasiswa mengetahui batasan anak usia toddler
Mahasiswa mengerti dan memahani karakteristik atau cirri-ciri dari usia toddler
Mahasiswa mengetahui tugas perkembangang dari anak usia toddler
Mahasiswa dapat mengetahui permasalahan kesehatan yang lazim terjadi pada usia toddler
Mahasiswa dapat mengetahui cara menstimulasi pada anak usia toddler
Mahasiswa mengerti cara mendeteksi dini anak usia toddler
3
BAB II PEMBAHASAN 1. Defenisi Tumbuh Kembang Pertumbuhan adalah Perubahan fisik dan peningkatan ukuran.(Barbara Konzier,2010) Perkembangan adalah Peningkatan kompleksitas fungsi dan kemajuan ketrampilan.(Barbara Konzier,2010) 2. Identifikasi Pertumbuhan dan Perkembangan Pada usia toodler peningkatan usia tubuh terjadi secara bertahap bukan secara linier yang menunjukkan karakteristik, percepatan atau perlambatan pertumbuhan.Diantaranya: a.Tinggi badan Rata-rata bertambah tinggi 7,5/tahun Rata-rata tinggi toddler usia 2 tahun sekitar 86,6 cm No
Umur
Ukuran tinggi badan
1
1 tahun
1,5 x tinggi badan lahir
2
4 tahun
2 x tinggi badan lahir
3
6 tahun
1,5 x tinggi badan 1 tahun
4
13 tahun
3 x tinggi badan lahir
5
Dewasa
3,5 x TB lahir (2 x tinggi badan 2 tahun)
4
b.Berat badan Rata-rata pertumbuhan berat badan toddler adalah 1,8-2,7kg/tahun Pada usia 2 tahun sekitar 12,3 kg Pada usia 2,5 tahun berat toddler mencapai 4 x berat lahir No
Umur
Perkiraan berat badan
1
5 bulan
2 x berat lahir
2
1 tahun
3 x berat lahir
3
tahun
4 x berat lahir
c.Lingkar kepala Pada usia 1-2 tahun lingkar kepala = lingkar dada Total laju peningkatan lingkar kepala pada tahun kedua adalah 2,5 cm, kemudian berkurang menjadi 1,25 cm/tahun sampai usia 5 tahun No
Umur
Ukuran lingkar kepala
1
6 bulan
44 cm
2
1 tahun
47 cm
3
2 tahun
49 cm
4
Dewasa
54
M
5
d.Lingkar lengan atas LILA mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan, laju tumbuh lambat.Tumbuh menjadi lambat dari 11 cm waktu lahir menjadi 16cm pada 1 tahun, selanjutnya pada usia 1-3 tahun tidak banyak berubah.
e.Lipatan kulit Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular merupakan refleksi tumbuh jaringan lemak dibawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energy. Pada keadaan defisiensi lipatan kulit akan menipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi berlebih. 3.Batasan Usia Batasan pada usia toddler adalah 1 sampai 3 tahun. 4.Karakteristik Usia Toddler Pada usia toddler memiliki karakteristik sebagai berikut: 1.PerkembanganPsikososial Erikson melihat periode 18 bulan sampai 3 tahun sebagai suatu waktu ketika tugas perkembangan berpusat pada Otonomi Vs rasa malu dan ragu.Toddler memulai perkembangan rasa Otonominya dengan cara menonjolkan diri mereka dengan seringnya mengatakan kata “tidak”. Mereka juga sering merasa putus asa karena pengekangan tingkah lakunya dan pada usia antara 1 sampai 3 tahun mereka memiliki suatu ciri khas tingkah laku, yang sering disebut”Temper Tantrum”. Namun lambat laun mereka akan dapat mengontrol emosi mereka dengan bantuan dari orang tua.
6
Periode perkembangan Otonomi adalah suatu waktu saat anak mulai mengadakan kontak sosial. Toddler menjadi sangat ingin tahu dan banyak bertanya. Pada usia ini anak menjadi lebih kreatif, meskipun produk yang dihasilkan dari aktivitasnya mungkin tak sempurna.Respon stress yang biasa muncul pada toddler adalah separation anxiety dan regression. Misalnya, toddler menjadi sangat cemas ketika harus berpisah dari orang tuanya. Regresi atau kembali pada tingkatan perkembangan yang lebih awal dapat di lihat saat toddler “ngompol”, atau menggunakan bedak bayi. Perawat dapat membantu menjelaskan pada orang tua bahwa hal itu wajar dan itu menunjukkan bahwa toddler mulai mencoba untuk menentukan posisinya dalam keluarga. Selama usia toddler, kemampuan untuk mengerti dan mengekspresikan bahasa berkembang dengan pesat. Kemampuannya untuk mengerti kata-kata lebih maju dari pada kemampuannya untuk mengekspresikan kata dan ide. Saat usia 1 tahun, toddler sudah bisa mengenal nama mereka sendiri. 2.
Perkembangan Psikoseksual (FaseAnal) o
Fokus tubuh : Area anal
o
Tugas perkembangan: Belajar untuk mengatur defekasi dan urinasi.
o
Krisis perkembangan: Toilet training
o
Ketrampilan koping yang umum: negativisme, bermain dengan feses dan urine, perilaku regresif, seperti menghisap ibu jari, mengeriting rambut menjadi simpul-simpul, menangis, iritabilitas, dan mencibir.
o
Kebutuhan seksual: Sensasi menyenangkan berhubungan dengan fungsi eksretori, anak mengeksplorasi tubuh secara aktif.
o
Bermain: Anak senang bermain dengan ekskreta (feses)
o
Peran orang tua: Membantu anak mencapai kontinensia tanpa kontrol yang trelalu ketat atau overpermissive.
7
3. Perkembangan kognitif Menurut Piaget, toddler berada pada tingkatan ke5 dan 6 dari fase sensorimotorik dan memulai fase prekonseptual sekitar usia 2 tahun. Pada tingkatan ke lima, toddler menyelesaikan masalahnya melalui proses trial-and-error. Pada tingkatan keenam, toddler dapat menyelesaikan masalah melalui pemikiran. Misalnya, ketika anak diberi mainan baru, toddler tidak akan segera mengambil mainan itu dan melihat bagaimana mainan itu bekerja, tetapi mereka akan memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan berfikir bagaimana mainan itu bekerja. Selama fase prekonseptual, sedapat mungkin toddler mengembangkan keterampilan kognitif dan intelektual. Mereka belajar tentang urutan waktu. Mereka mulai berfikir simbolik, contohnya: kursi mungkin diibaratkan sebagai tempat yang aman, sedangkan selimut identik dengan kenyamanan. 4. Perkembangan Moral Menurut Kohlberg, tingkatan pertama dari perkembangan moral adalah prekonvensional ketika anak merespon pada label “baik” atau “buruk”. Selama tahun kedua kehidupan, anak mulai belajar mengetahui beberapa aktifitas yang mendatangkan pengaruh dan persetujuan. Mereka juga mengenal ritual-ritual tertentu, seperti mengulang bagian dari doa-doa. Saat usia dua tahun, toddler belajar pada perilaku orang tua mereka yang berkaitan dengan urusan moral 5. Perkembangan spiritual Tingkatan toddler pada perkembangan spiritual adalah Undiferensiasi. Toddler mungkin mengetahui beberapa praktek keagamaan, tapi utamanya mereka perlu belajar tentang pengetahuan dan reaksi emosional, daripada menentukan kepercayaan yang akan diikuti. Toddler mungkin akan mengulang beberapa doa saat akan tidur dan menyesuaikan diri pada ritual tertentu, sebab ini akan menghasilkan suatu
8
pengaruh dan penghargaan. Respon orang tua ini meningkatkan rasa aman pada toddler. 6. Kebutuhan Nutrisi pada Anak Usia Toddler Nutrisi adalah zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak mempunyai kebutuhan nutrient yang berbeda dan anak mempunyai karakteristik yang khas dalam mengomsumsi makanan atau zat gizi tersebut. Oleh karena itu, untuk menentukan makanan yang tepat pada anak, tentukan jumlah kebuthan dari setiap nutrient, lalu tentukan jenis bahan makanan yang dapat dipilih untuk diolah sesuai denngan menu yang diinginkan, tentukan juga jadwal pemberian makanan dan perhatikan porsi yang dihabiskannya. Jenis nutrient yang diperlukan tubuh adalah air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Karakteristik pemenuhan kebutuhan nutrisi anak toddler
Anak sukar atau kurang mau makan
Nafsu makan anak sering kali berubah yang mungkin pada hari ini makannya cukup banyak dan pada hari berikutnya makannya sedikit
Biasanya anak menyukai jenis makanan tertentu
Anak cepat bosan dan tidak tahan makan sambil duduk dalam waktu lama
Pendidikan kesehatan utuk orang tua
Ciptakan lingkungan makan yang menyenangkan, misalnya memberii makan sambil mengajak bermain
Beri kesempatan anak untuk belajar makan sendiri. Jangan berharap anak dapat makan dengan rapi sebagaimana anak yang lebih besar karena anak usia toddler belum mampu melakukannya
9
o
Jangan menuruti kecendrungan anak untuk hanya menyukai satu jenis makanan tertentu. Kenalkan selalu dengan jenis makanan baru
o
Berikan makanan pada saat masih hangat dengan porsi yang tidak terlalu besar
o
Kurangi frekuensi minum susu. Dianjurkan untuk memberikan 2 kali sehari saja
Usia
Motorik/Bermain
Bahasa
Motorik kasar
Berjalan tanpa
Memanjat tangga
Berlutut tanpa
Mengatakan 4 sampai 6 kata
Meminta obyek dengan menunjukkanya
bantuan
Sosial/Kognisi
Memahami perintah sederhana
Menggunakan kata “tidak”meskipun menyetujui
sokongan
permintaan
Motorik halus
Menoleransi perpisahan dengan orang tua
12-15 bulan
Senang
menjatuhkan benda
membersihkan
ke lantai
rumah(menyapu,mengelap,mel
Dapat membangun
ipat pakaian)
menara 2 kotak
Melepaskan butir-
Makan sendiri dan sedikit tumbah
butir ke dalam
leher botol yang
Mencium dan memeluk orang tua
sempit
Dapat meniru orang tua
Mencoret- coret
Ekspresi emosi, temper tantrum
dengan spontan
10
Menggunakan cangkir dengan baik
Motorik kasar 16-18 bulan
Berlari kikuk dan
Berjalan naik tangga dengan 1
Menunjuk obyek umum
-Peniru yang baik
tangan, kaos kaki dan
berpegangan
-Melepaskan sarung
tangan
Mengatakan 10 kata lebih
seperti sepatu atau bola dan 2 -Mengatur sendok denga atau 3 bagian tubuh baik
sering jatuh
resleting
Menarik dan mendorong mainan
-Mulai sadar
Melompat dengan
kepemilikan”mainanku”
kedua kaki
-Mengembangkan
Duduk sendiri di
ketergantungan pada
kursi
obyek transisi seperti
Melempar bola dari
“selimut keamanan”
1 tangan ke tangan lain tanpa jatuh Motorik halus
Membangun menara 3 sampai 4 kotak
Membalik halaman buku 2 atau 3 lembar sekaligus
11
Dalam menggambar membuat tekanan sesuai tiruan
Motorik kasar
300 kata
Naik turun tangga
kaki pada setiap
Berlari seimbang
Memahami perintah langsung
dengan langkah
Menyebutkan nama pertama dengan menunjukkan dirinya
lebar
Menggunakan kata ganti saya, kamu, dan aku
langkah
19-24 bulan
Menggunakan 2-3 kata dalam kalimat
sendiri dengan 2
Perbendaharaan kata kira-kira
Menangkap obyek
Mengungkapkan kebutuhan untuk makan, minum, dan
tanpa jatuh
toileting Motorik halus
putus
Menendang bola dengan baik
Bicara dengan tidak putus-
Membangun
Tempertantrum menurun
Mendorong orang untuk menunjukkan sesuatu kepada
12
menara dengan 6-7
mereka
kotak
Peningkatan kamandirian
Menyusun 2 atau
Berpakaian sendiri
lebih kotak
Tahap permainan paralel
menyerupai kereta
Mempunyai lapang perhatian
Membalik satu
lanjut
halaman buku
Menggambar meniru gerakan vertikal da melingkar
Memencet bel pintu dan membuka gerendel
Motorik kasar
Menyebutkan nama pertama dan nama terakhir
Melompat dengan
kedua kaki
dengan kata ganti yang tepat
Melompat atau melangkah dari kursi
24-30 bulan
Menggunakan kata jamak
Menyebutkan satu warna
Dapat dipisahkan dari ibu
Berdiri sebentar
dengan lebih mudah
pada satu kaki
Menunjuk pada diri sendiri
Mengambil 2
Dalam bermain, membantu menyingkirkan sesuatu, dapat
langkah pada ujung
membawa barang pecah belah,
ibu jari kaki
mendorong dengan kendali yang baik
Motorik halus
13
Mulai mengakui perbedaan
Membangun
jenis kelamin sendiri
menara 8 kotak
Koordinasi jari
Dapat ke toilet sendiri kecuali bercebok
baik,memegang krayon dengan jari bukan mengenggam
Menggerakkan jari secara mandiri
Mengambar, meniru gerakan vertikal dan horisontal serta menyilang
Motorik kasar
Menggunakan kata ganti aku, kamu, dan saya dengan benar
Mencoba menjaga keseimbangan diri
lebih kompleks dengan
dengan berjalan di
karakter lebih beragam
atas balok atau 30-36 bulan
Mulai memahami kata bahasa
jembatan kayu
sederhana dalam
Mulai dapat
mengucapkan kata pendek
memainkan papan
Siap mendengar cerita yang
Mencoba membedakan benda
luncur
dari tinggi dan besarnya,meski
Mulai mencoba
belum tentu benar
mengayuh sepeda roda tiga
Menunturkan cerita-cerita sederhana dari hasil imaginasinya
14
Motorik halus
Dapat mengingat apa yang dilakukanya pada masa lalu
Dapat menyusun
dan menceritakanya
menara dengan
delapan kotak
Memahami konsekuensi dari tindakannya, misalnya bila
Dapat mengunting
tidak hati-hati saat berlari akan
dengan yang
jatuh
besarnya seauai dengan telapak tangannya
1. Permasalahan Kesehatan Pada usia Toddler masalah kesehatan yang sering terjadi adalah a.Kecelakaan
Kecelakaan mobil,tenggelam,terbakar,keracunan dan jatuh.
Kemungkinan kecelakaan tersebut dapat terjadi dikarenakan serba ingin tahu dan suka merasakan dan mencicipi segala hal
b.Masalah Penglihatan Pada usia Todder ini anak perlu menjalani pemeriksaan penglihatan untuk mengetahui adanya kelainan pada penglihatan c.Karies Gigi
15
Karies gigi banyak terjadi pada usia todder , biasanya disebabkan oleh asupan makanan manis yang berlebihan atau penggunaan botol susu yang lama saat tidur siang atau tidur malam d.Infeksi Pernafasan dan telinga Infeksi pernafasan dan telinga sering terjadi di sepanjang masa toddler
2.Pada usia Toddler terdapat reaksi terhadap penyakit dan reaksi terhadap hospitalisasi. a.Reaksi terhadap penyakit
Toddler kurang mampu mendefinisikan konsep tentang citra tubuh, terutama batasan tubuh.
Toddler bereaksi terhadap nyeri mirip dengan bayi,dan pengalaman sebelumnya dapat mempengaruhi toddler dengan baik
b.Reaksi terhadap Hospitalisasi
Hospitalisasi mekanisme pertahanan primer toddler adalah regresi
Toddler juga merasa kehilangan kendali berkaitan dengan keterbatasan fisik, kehilangan rutinitas ketergantungan dan takut terhadap cedera atau nyeri pada tubuh.
Toddler seolah tidak mau kehilangan orangtua dengan menunjukkan respon verbal seperti merangkul dengan erat, menangis. ( PROTES )
Tidak tertarik terhadap lingkungan dengan menunjukkan sikap pasif, depresi dan kehilangan nafsu makan. (PUTUS ASA )
16
3.Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan Deteksi dini pertumbuhan sangat perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui normalitas pertumbuhan dan mendeteksi penyimpangan pertumbuhan secara dini. Langkah ini dilakukan secara bersama oleh keluarga, masyarakat dan tenaga kesehatan. Dalam hal ini yang diperiksa adalah berat badan dan tinggi badan. Adapun tujuan dari pengukuran berat badan dan tinggi badan (BB/TB) adalah untuk menentukan status gizi anak, yaitu normal, kurus, kurus sekali atau gemuk. Pengukuran dilaksanakan bersamaan dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita. Pengukuran TB/BB ini dlakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih. 1. Pengukuran Berat Badan (BB) a.Menggunakan timbangan bayi
Timbangan ini digunakan untuk menimbang anak sampai umur dua tahun atau selama anak masih bias duduk/berbaring tenang
Letakkan timbangan pada tempat yang datar dan tidak mudah bergoyang
Lihat posisi jarum. Usahakan jarum penunjuk pada posisi 0 (nol)
Bayi sebaiknya telanjang, tanpa baju, topi, kaus kaki dan sarung tangan
Baringkan bayi dengan hati-hati pada alas timbangan
Lihat posisi jarum sampai berhenti
Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum
Bila bayi terus-menerus bergerak, perhatikan gerak jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri
b.Menggunakan timbangan injak
Letakkan timbangan di atas lantai yang datar sehingga tidak mudah bergerak
Lihat posisi jarum harus ada pada angka 0 (nol). Jika tidak, maka atur posisi jarum agar netral
17
Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas kaki, jaket, topi, kalung dan tidak memegang sesuatu
Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi
Lihat timbangan jarum sampai berhenti
Baca angka yang ditunjukkan jarum timbangan atau angka timbangan
Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka yang ditengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan kiri
2. Pengukuran Panjang badan (PB) atau Tinggi Badan (TB) Cara mengukur posisi baring
Sebaiknya dilakukan oleh dua orang
Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar
Kepala bayi menenmpel pada pembatas angka nol
Petugas I
Kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel pada pembatas angka nol
Petugas II
Tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan menekan batas kaki ke telapak kaki
Petugas II
Membaca angka tepi luar pengukur Cara mengukur dengan posisi berdiri
Anak tidak memakai sandal atau sepatu
Berdiri tegak menghadap ke depan
Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur
18
Turunkan batas atas pengukur sampai menempel diubun-ubun
Baca angka pada batas tersebut
3.Pengukuran lingkar kepala anak Tujuannya untuk mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas normal atau tidak. Cara mengukur lingkaran kepala adalah sebagai berikut :
Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis mata, diatas kedua telinga dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik agak kencang
Baca angka pada pertemuan dengan angka nol
Tanyakan tanggal lahir bayi/anak lalu hitung umur bayi/anak
Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis kelamin bayi/anak
Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran yang sekarang
Interprestasi : – Bila ukuran kepala anak berada di dalam ;jalur hijau” atau area antara -2 SD sampai dengan 2 SD, maka lingkaran kepala anak normal – Bila ukuran kepala anak berada diluar “jalur hijau”, maka lingkaran kepala anak tidak normal – Lingkaran kepala anak tidak normal ada dua,
Intervensi : –Bila ditemukan makrosefal maupun mikrosefal, segera dirujuk ke rumah sakit
19
4.Deteksi tumbuh kembang menggunakan DDST II Denver development screening test (DDST) adalah suatu metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostic atau tes IQ sehingga tidak dapat meramalkan kemampuan intelektual dan adaptif/perkembangan anak dimasa yang akan datang. Tes ini juga tidak untuk mendiagnosis kesulitan belajar, gangguan bahasa, gangguan emosional, substitusi evaluasi diagnostic atau pemeriksaan fisik anak. Tes ini lebih mengarah kepada perbandingan kemampuan atau perkembangan anak dengan kemampuan anak lain yang seumurnya. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat karena hanya membutuhkan waktu 15-20 menit, tetapi dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Tujuan dari tes Denver II ini adalah untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan tugas untuk kelompok umurnya saat tes. Tes Denver II ini juga digunakan untuk melakukan monitor perkembangan bayi atau anak dengan resiko tinggi terjadinya penyimpangan atau kelainan perkembangan secara berkala. Hal yang perlu mendapatkan prioritas biasanya anak dengan riwayat masalah perinatal, seperti premature, berat lahir rendah, riwayat asfiksia, hiperbilirubinemia, infeksi intrapartum, ibu dengan diabetes mellitus, gemeli dan sebagainya. Terdapat lima keunikan dari danver II yang membedakan instrument ini dengan instrument yang lain, yaitu sebagai berikut : 1. Adanya validitas standar yang sangat teliti dan hati-hati yang dapat menrefleksikan hasil tes 2. Sebagian besar instrument skrining perkembangan berdasarkan pada validitas pengukuran spesifikasi dan sensitivitas mereka sendiri.
20
3. Hasil tes digambarkan dalam format grafik untuk masing-masing umur dalam presentase 25, 50, 75 dan 90 persen dari penampilan anak untuk masingmasing komponen. 4. Penilaian sudah dikelompokkan dalam norma-norma subkelompok berdasarkan jenis kelamin, suku bangsa dan pendidikan ibu 5. Secara primer, tes lebih berdasarkan pada observasi penguji secara actual dibandingkan dengan observasi orang tua 6. Tes ini ideal dengan menampilkan satu lembar laporan kemajuan perkembangan anak atau paling tidak perkembangan mereka terpantau dengan baik karena perkembangan anak merupakan suatu hal yan istimewa Format denver II adalah satu bentuk tampilan tes unik yang memudahkan dalam pelaporan dan interprestasi. Tes ini berperan secara luas untuk dipergunakan dalam program-program skrining, antara lain klinik kesehatan anak, bidan praktik swasta, materi pendidikan awal untuk orang tua dan pengajar dan lain-lain. Aspek perkembangan yang dinilai, terdapat 125 tugas perkembangan yang disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam empat kelompok besar yang disebut sector perkembangan. Kelompok yang dimaksud adalah sbagi berikut : 1. Personal social (perilaku social) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya
2. Gerakan motorik halus Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat
21
3. Bahasa Aspek yang menggambarkan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah atau berbicara secara spontan 4. Gerakan motorik kasar Aspek yang berhubungan dengan pergerakan atau sikap tubuh 1. Deteksi tumbuh kembang menggunakan KPSP Penilaian perkembangan pada anak sangat penting dilakukan agar bila ditemukan kecurigaan penyimpangan dapat segera dilakukan stimulasi dan intervensi dini sebelum kelainan terjadi. Meskipun secara spesifik KPSP khusus digunakan pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar, tapi hasil kesimpulan dari kedua instrument ini tidak mengalami perbedaan makna yang sangat signifikan. Kesimpulannya bahwa pemeriksaan KPSP setara moderat dengan Denver II dan dapat dijadikan sebagai alat deteksi dini di tingkat posyandu. Tujuan dari penggunaan KPSP sebagai instrument skrining adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan anak sesuai dengan umurnya. Selain itu, instrument ini juga digunakan sebagai alat untuk mendeteksi penyimapangan perkembangan anak agar segera dapat dilakukan intervensi. 1. Jadwal pelaksanaan skrining Secara rutin dilakukan pada anak umur 3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,,48,54,60,66,dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin. 2. Pelaksana
22
Skrining menggunakan KPSP dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK, dan petugas PAUD yang telah terlatih 3. Alat/instrument yang digunakan Alat instrument yang digunakan pada skrining KPSP adalah sebagai berikut :
Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP adalah anak umur 0-72 bulan
Alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak enam buah, kismis, kacang tanah dan potongan biscuit kecil berukuran 0,5-1 cm
4. Cara penggunaan KPSP
Pada waktu pemeriksaan anak harus dibawa Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir. Bila umur
anak (dalam hitungan bulan) lebihnya 16 hari, maka
dibulatkan menjadi 1 bulan.
Setalah menentukan umur anak, pilihlah KPSP yang sesuai dengan umur anak
KPSP terdiri atas dua macam pertanyaan sebagai berikut : – Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak.Contoh, “dapatkah bayi
makan kue?”. – Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Misalnya, “pada posisi anak telentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlaahan-lahan kea rah posisi duduk!”.
23
Jelaskan kepada orang tuan agar tidak takut atau ragu-ragu untuk menjawab. Oleh karena itu, pastikan orang tua/pengasuh anak mengerti dengan apa yang ditanyakan kepadanya
Ajukan pertanyaan secara berurutan dan satu per satu. Setiap pertanyaan hanya membutuhkan satu jawaban, yaitu ya atau tidak. Catat jawaban pada formulir tersebut
Ajukan pertanyaan yang berikutnya stelah orang tua/pengasuh anak menjawab pertanyaan sebelumnya
Terakhir, teliti kembali apakah semua pertanyaan yang ada dalam KPSP telah terjawab
5. Interprestasi hasil KPSP
Hitunglah berapa jumlah jawaban ya – Jawaban “ya” bila orang tua/pengasuh anak menjawab anak bisa, pernah, sering atau kadang-kadang melakukannya –Jawaban “tidak” bila orang tua/pengasuh anak menjawab anak belum pernah, tidak melakukan atau oran tua/pengasuh anak tidak tahu
Jumlah jawaban “ya” = 9 atau 10, berarti perkembangan anak sesuai dengan tahap jawaban perkembangannya (S)
Jumlah jawaban “ya” = 7 atau 8, berarti perkmbangan anak meragukan (M)
Jumlah jawaban “ya” = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
Untuk jawaban “tidak”, perlu dirinci jumlah jawaban “tidak” menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)
6. Intervensi
24
Bila perkembangan anak sesuai perkembangan (S), lakukan tindakan sebagai berikut “ –Beri pujian kepada orang tua/pengasuh anak karena telah mengasuh anak
dengan baik –Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak –Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin sesuai dengan umur dan kesiapan anak –Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu secra teratur sebulan sekali dan setiap ada kegiatan bina keluarga balita. – Lakukan pemeriksaan sacara rutin menggunakan KPSP setiap tiga bulan pada anak umur kurang dari 24 bulan dan setiap enam bulan pada umur 24 sampai 72 bulan
Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan sebagai berikut “ – Beri petunjuk pada ibu/pengasuh anak agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin –Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya –Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya pemyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya –Lakukan penilaian ulang KPSP dua minggu kemudian dengan menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak
25
– Jika halis “ya” tetap 7 atau 8, maka kemungkinan memang ada penyimpangan perkembangan (P)
Bila dalam perkembangan anak terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan sebagai berikut : –Rujuk anak ke rumah sakit dengan menuliskan jnis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak halus, gerak kasar, bicara dan bahasa dan sosialisasi dan kemandirian)
2.Stimulasi Pada Usia Toddler 1. Anak usia 12-15 bulan a.Kemampuan gerak kasar Stimulasi yang perlu dilanjutkan, antara lain: ü Bermain bola ü Berjalan sendiri
Menarik mainan
Bila anak sudah dapat berjalan tanpa berpegangan, berikan mainan yang bisa ditarik ketika anak berjalan. Anak biasanya akan menyukai mainan yang bersuara.
Berjalan mundur
Bila anak sudah dapat berjalan sendiri tanpa berpegangan, berikan mainan yang dapat ditarik dan ajari untuk berjalan mundur agar dapat memperhatikan mainannya.
26
Berjalan naik dan turun tangga
Bila anak sudah dapat berjalan sendiri, ajari anak untuk menaiki tangga dengan berjalan sambil berpegangan pada dinding atau pegangan tangga. Begitu juga saat turun dari tangga. Temani anak saat menaiki tangga.
Berjalan sambil berjinjit
Ajari anak untuk berjalan dengan berjinjit. Buat anak agar mau untuk mengikuti kita berjalan sambil berjinjit berkeliling ruangan.
Menangkap dan melempar bola
Ajak anak untuk bermain bola dengan cara melempar dan menangkap bola. Awali dengan bola yang berukuran besar.
b.Kemampuan gerak halus Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan, antara lain: ü Memasukkan benda kedalam wadah ü Bermain dengan mainan yang mengampung di air ü Menggambar ü Menyusun kubus dan mainan
Permainan balok
Beli atau buat balok kayu dengan ukuran 2,5×2,5 cm. ajari anak untuk menyusun balok itu tanpa menjatuhkan.
27
Memasukkan dan mengeluarkan benda
Ajari anak untuk memasukkan benda ke dalam suatu wadah, misalnya pot, kaleng, botol dan sebagainya. Lalu ajarkan pula bagaimana cara mengeluarkan. Upayakan agar anak dapat melakukannya sendiri tanpa dibantu.
Memasukkan benda yang satu ke benda yang lain
Sediakan mangkuk atau kotak plastik dengan berbagai ukuran. Ajarkan kepada anak cara memasukkan mangkok yang berukuran lebih kecil kedalam mangkok yang ukurannya lebih besar. Biarkan anak melakukannya sendiri. c.Kemampuan bicara dan bahasa Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan, antara lain : ü Berbicara ü Menjawab pertanyaan ü Menunjukkan dan menyebutkan nama gambar dalam buku/majalah
Membuat suara
Ajak anak untuk membuat suara dengan cara memukul-mukul kaleng kosong atau barang lain yang dapat mengeluarkan suara.
Menyebut nama bagian tubuh
Ketika kita sedang mengenakan pakian anak, sebutkan bagian-bagian tubuhnya dengan menunjukkan secara langsung. Berikutnya, tanyakan nama bagian tubuh dengan menunjukkan langsung ke bagian yang dimaksud.
Pembicaraan
28
Bila anak meminta sesuatu dengan menyebutkan hanya satu kata saja, misalnya susu, maka ajari ia untuk mengatakan dua kata. Puji ia bila berhasil melakukannya. d.Kemampuan sosialisasi dan kemandirian Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan, antara lain: ü Memberi rasa aman dan kasih saying ü Mengayun ü Meninabobokan ü Permainan ciluk-ba ü Permainan bersosialisasi
Menirukan pekerjaan rumah tangga
Libatkan anaka dalam kegiatan rumah tangga, misalnya menyapu
Melepas baju
Ajari anak untuk melepas bajunya sendiri. Mula-mula tunjukkan cara melepas kancing atau melepas sepatunya.
Makan sendiri
Tunjukkan kepada anak cara memegang sendok. Biarkan anak makan sendiri dan bantu jika ia mengalami kesulitan
Merawat boneka
29
Berikan ia boneka yang dapat dicuci. Ajari bagaimana cara merawatnya dengan memandikan, memberikan makan dan menyayanginya (dilakukan terutam anak perempuan)
Pergi ke tempat-tempat umum
Sesekali ajak anak ke tempat-tempat umum, seperti kebun binatang, pasar, terminal, bandara dan lain-lain sambil membeicarakan apa yang sedang dilihatnya. 2. Anak usia15-18 bulan a.Kemampuan gerak kasar Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan, antara lain: ü Berjalan mundur ü Berjalan naik dan turun tangga ü Berjalan sambil berjinjit ü Menangkap dan melempar bola
Bermain diluar rumah
Ajak anak untuk bermain diluar rumah, seperti memanjat, berayun, memanjat tangga dan berlari-lari dihalaman rumah.
Bermain air
Ajak anak untuk bermain air di pancuran, kolam renang, pantai dan lain-lain. Berikan mainan berupa gelas plastic untuk menuang air dan ember plastic kecil untuk memampung air. Jangan biarkan ia sendirian meskipun di kolam yang sangat dangkal.
30
Menendang bola
Tunjukkan kepada anak bagaimana cara menendang bola besar ke arah tonggaktonggak besar agar roboh. Bola dapat terbuat dari potongan Koran, kertas atau kain sedangkan tonggak dapat terbuat dari tumpukan kotak karton atau kaleng susu. b.Kemampuan gerak halus Stimulasi yang perlu untuk dilakukan, antara lain: ü Bermain dengan balok-balok ü Memasukkan benda yang satu ke benda yang lain ü Menggambarkan dengan krayon atau pengsil warna
Meniup
Ajari anak untuk meniup busa sabun dengan alatnya. Bicarakan mengenai bentuk dan bagaimana rasanya meraba busa sabun tersebut.
Membuat untaian
Ajari anak untuk membuat untaian benda-benda, seperti manik-manik besar, kancing besar, macaroni dan lain-lain dengan tali sepatu yang cukup kuat c.Kemampuan bicara dan bahasa Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan, antara lain: ü Tunjukkan kepada anak buku dan bacaan setiap hari ü Nyanyikan lagu atau sajak untuk anak ü Ajari anak untuk menggunakan kata-kata yang menyatakan keinginannya 31
Bercerita tentang gambar yang ada dalam buku/majalah
Sering-sering ajak anak melihat buku gambar atau majalah. Minta anak untuk bercerita tentang apa saja yang dilihatnya dalam buku/majalah tersebut.
Telepon-teleponan
Beri anak sebuah mainan yang menyerupai pesawat telepon, misalnya kotak kecil dari karton atau mainan anak dari plastic yang dibuat menyerupai pesawat telepon. Ajarkan cara menelpon dan ajak anak untuk “menelpon” nenek atau ayah yang sedang bekerja.
Menyebut berbagai nama barang
Ajak anak kepasar dan sebutkan nama barang-barang yang dilihatnya. Usahakan agar anak mau untuk menyebutkan terlebih dahulu sebelum kita menyebutkannya. d.Kemampuan sosialisasi dan kemandirian Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan, antara lain: ü Bujuk dan tenangkan anak ketika rewel ü Buai anak dengan penuh kasih saying, nyanyikan lagu sampai anak tertidur ü Biarkan anak membuka bajunya sendiri, beri bantuan sedikit mungkin ü Bermain dengan anak, menyembunyikan dan menemukan mainannya kembali ü Ajak anak mengunjungi tempat bermain, kebun binatang, lapangan terbang, museum dan lain-lain ü Ajak anak makan bersama anggota keluarga lainnya
32
Memeluk dan mencium
Peluk dan cium anak sesering mungkin dan buat agar ia kembali mencium dan memeluk kita.
Membereskan mainan/membantu kegiatan dirumah
Ajari anak untuk membereskan dan mengembalikan mainannya sendiri. Mula-mula anak mungkin perlu dibantu, selanjutnya kurangi bantuan agar anak dapat mandiri.
Bermain dengan teman sebaya
Ajari anak untuk bertemu dengan teman sebayanya secara teratur dan biarkan mereka bermain bersama. Sementara itu, orang tua dapat saling berdiskusi mengenai bagaimana cara menstimulasi anak.
Permainan baru
Tunjukkan permainan baru pada anak, seperti kejar-kejaran, berputar-putar dan lainlain.
Bermain petak umpet
Beritahu anak bahwa kita akan bersembunyi. Minta anak untuk mencari tempat persembunyian kita. Mula-mula buat agar ia dpat menemukan kita dengan mudah. Setelah anak terbiasa dengan permainan ini, buat agar permainan menjadi lebih sulit.
3. Anak usia 18-24 bulan a.Kemampuan gerak kasar Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan, antara lain:
33
ü Dorong anak agar mau berlari, berjalan dengan berjinjit ü Bermain dengan air ü Menendang, menangkap dan melempar bola ü Berjalan naik turun tangga
Melompat
Ajarkan anak bagaimana cara melompat dengan dua kaki. Mula-mula pegangi anak di kedua tangannya. Usahakan agar ia melompat di atas keset atau handuk.
Melatih keseimbangan tubuh
Ajari anak bagaimana cara berdiri di atas satu kaki. Mula-mula anak akan memerlukan bantuan. Usahakan agar anak menjadi trbiasa dan dapat berdiri dengan seimbang dalam waktu yang lebih lama setiap kali ia mengulangi permainan ini.
Mendorong mainan dengan kaki
Biarkan anak mencoba mainan yang perlu didorong dengan kakinya agar mainan itu dapat bergerak maju. b.Kemampuan gerak halus Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan, antara lain: ü Doorong anak agar mau untuk bermain balok-balok, memasukkan benda yang satu kedalam benda yang lainnya ü Menggambar dengan krayon atau pengsil berwarna ü Menggambar menggunakan tangan
34
Mengenal berbagai ukuran dan bentuk
Buat lubang-lubang dengan ukuran dan bentuk yang berbeda pada sebuah tutup kotak/kardus. Beri anak mainan atau benda-benda yang dapat dimasukkan lewat lubang itu.
Bermain puzzle
Beri anak mainan puzzle sederhana yang hanya terdiri atas 2-3 potong saja
Menggambar wajah atau bentuk
Tunjukkan kepada anak cara menggambar bentuk, seperti garis, bulatan dan sebagainya. Ajaerkan juga bagimana cara menggambar wajah
Membuat berbagai bentuk dari adonan kue/lilin mainan
Beri adonan kue (apabila kebetulan ibu sedang membuat kue) atau lilin yang bias dibentuk. Ajari bagaimana cara membuat berbagai bentuk. c.Kemampuan bicara dan bahasa Stimulasi yang perlu dilanjutkan, antara lain: ü Bernyanyi, bercerita dan membaca sajak, serta syair. Ajak ia agar mau ikut ü Bicara banyak pada anak menggunakan kalimay yang pendek tapi jelas dan mudah ditiru anak ü Setiap hari anak dibacakan buku ü Dorong anak agar mau bercerita tentang apa yang dikerjakan dan dilihatnya
Melihat acara di TV
35
Biarkan anak melihat acara di TV. Kita berikan penjelasan mengenai acara yang sedang dilihatnya ketika mendampingi.
Mengerjakan perintah sederhana
Mulai berikan perintah kepada anak dengan instruksi yang jelas, seperti “dik, tolong mama ambilkan kaus kaki yang berwarna merah ya”, “letakkan cangkirmu di atas meja”. Sebelumnya, ajarkan anak bagaimana cara untuk melakukan perintah tersebut.
Bercerita tentang apa yang dilihatnya
Sering-sering perlihatkan gambar dalam majalah lalu upayakan agar ia mau bercerita tentang apa yang dilihatnya. d.Kemampuan sosialisasi dan kemandirian Stimulasi yang perlu dilanjutkan, antara lain: ü Ajak anak untuk mengunjungi tempat bermain, seperti kebun binatang, pasar, supermarket, museum, lapangan terbang dan lain-lain ü Bujuk dan tenangkan anak ketika rewel ü Usahakan anak agar mau melepaskan pakiannya sendiri dan mau membereskan mainannya sendiri ü Ajarkan anak makan ssendiri
Mengancingkan kancing baru
Berikan kepada anak baju dengan kancing tarik, lalu ajarkan anak bagaimana cara mengancingkannya.
Permainan yang memerlukan interaksi dengan teman bermain
36
Usahakan anak agar mau untuk bermain dengan teman sebayanya, misalnya main petak umpet.
Membuat rumah-rumahan
Ajari anak membuat rumah-rumahan, misalnya terbuat dari kotak/kardus. Potong kardus untuk membuat pintu dan jendela.
Berpakaian
Biarkan anak untuk memakai bajunya sendiri sejauh mana ia mampu untuk melakukannya, lalu pujilah. Setelah mampu, biarkan ia memakai bajunya tanpa bantuan kita.
Memisahkan diri dengan anak
Minta tetangga ayau saudara untuk mengawasi anak sementara kita pergi. Mula-mula pergi hanya sebentar saja. Dengan cara ini ia akan mengerti bahwa meskipun kita pergi tapi tetap akan kembali kepadanya. 4. Anak usia 24-36 bulan a.Kemampuan gerak kasar Stimulasi yang perlu dilanjutkan, antara lain: ü Dorong anak agar mau untuk memanjat, berlari, melompat, melatih keseimbangan badan dan bermain bola
Latihan menghadapi rintangan
Ajak anak untuk bermain ular naga, merangkak di kolong meja, berjinjit mengelilingi kursi, melompat di atas bantal dan lain-lain.
37
Melompat jauh
Usahakan agar anak mau untuk melompat sejauh-jauhnya dengan kedua kakinya secara bersamaan. Letakkan sebuah handuk tua dilantai lalu ajari anak untuk melompatinya. Selain itu, dapat juga dengan membuat garis ditanah dengan sebuah kapur tulis dan minta anak untuk melompatinya.
Melempar dan menangkap
Tunjukkan kepada anak bagaimana cara melempar sebuah bola besaar kea rah kita. Kemudian lemparkan kembali bola itu kepada anak sehingga ia dapat menangkapnya. b.Kemampuan gerak halus Stimulasi yang perlu dilanjutkan, antara lain: ü Dorong anak agar amau bermain puzzle, balok, memasukkan benda ke benda yang lain dan menggambar
Membuat gambar tempelan
Bantu anak untuk memotong gambar-gambar dari sejumlah majalah yang tidak dipakai. Kemudian buat gambar tempelan menggunakan lem kertas. Jelaskan kepada anak apa yang sedang kita kerjakan.
Memilah dan mengelompokkan benda-benda menurut jenisnya
Berikan kepada anak berbagai benda yang berlainan jenisnya dengan jumlah tiap jenis lebih dari satu. Minta anak untuk mengelompokkan benda menurut jenisnya. Mula-mula dibatasi hanya dua jenis saja.
Mencocokkan gambar dengan benda
38
Tunjukkan kepada anak mengenai gambar bola dan bentuk bola yang sesungguhnya. Jelaskan mengenai kegunaan benda itu.
Konsep jumlah
Tunjukkan kepada anak cara mengelompokkan benda dalam jumlah satu, dua, tida dan seterusnya. Katakana kepada anak berapa jumlah benda dalam satu kelompok dan bantu untuk menghitungnya.
Bermain/menyusun balok-balok
Buat atau beli satu set mainan baok untuk anak. Anak akan bermain dengan balok itu selama bertahun-tahun. Bila anak bertambah besar, tambahkan jumlah baloknya. c.Kemampuan bicara dan bahasa Stimulasi yang perlu dilanjutkan, antara lain: ü Bacakan buku cerita kepada anak. Buat agar dia melihat kita membaca buku. Hal ini mengandung pesan bahwa mmbaca buku itu bermanfaat dan penting ü Dorong anak agar ia mau bercerita tentang apa yang dilihatnya baik dari buku ataupun saat ia berjalan-jalan ü Bantu anak dalam memilih acara TV dan damping saat melihatnya ü Acara berita TV kadang menakutkan anak. Jelaskan kepada anak menganai isi berita itu dengan kalimat yamh bias dipahami anak
Menyebutkan nama anak dengan lengkap
Ajari anak untuk menyebutkan namanya dengan lengkap. Ulangi sampai ia dapat menyebutkannya sendiri.
39
Bercerita tentang diri anak
Anak senang mendengar cerita tentang dirinya. Ceritakan kembali kejadian-kejadian lucu yang dialami anak sebelumnya.
Menyebutkan nama berbagai jenis pakaian
Ketika mengenakan baju anak, sebut jenis baju yang ia pakai, misalnya celana dalam, kaos dalam, celana, kemeja dan lain-lain.
Menyatakan keadaan suatu benda
Gunakan ungkapan yang menyatakan keadaan suatu benda ketika mengajak anak untuk berbicara, misalnya,”pakai kemeja yang merah” atau “bolamu yang kuning ada di bawah meka”. d.Kemampuan sosialisasi dan kemandirian Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan, antara lain: ü Bujuk anak ketika ia kecewa dengan cara memeluk dan berbicara kepadanya ü Sering-sering ajak anak untuk pergi keluar seperti ke took, tempat bermain, kebun binatang dan lain-lain ü Ajak anak untuk membersihkan tubuhnya ketika kotor dan mengelapnya dengan bantuan sesedikit mungkin. Demikian juga dalam berpakaian dan melakukan pekerjaan rumah ringan
Melatih buang air besar di kamar mandi/WC
Ajari anak untuk memberitahukan kita bila ingin buang air kecil atau besar. Damping anak saat buang air dan beritahu cara membersihkannya atau menyiramnya.
40
Berdandan
Biarkan anak berdandan mengenakan pakaian dewasa yang sudah lama. Beri anak beberapa topi anak, rok (untuk perempuan), celana, kemeja (untuk anak laki-laki) dan sepatu. Biarkan anak memilih sendiri pakian yang ia sukai.
Berpakaian
Ajari anak untuk berpakaian sendiri tanpa bantuan. Berikan kesempatan kepada anak untuk memilih sendiri pakiannya.
41
BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Pertumbuhan adalah Perubahan fisik dan peningkatan ukuran.Perkembangan adalah Peningkatan kompleksitas fungsi dan kemajuan ketrampilan. Pada usia toodler peningkatan usia tubuh terjadi secara bertahap bukan secara linier yang menunjukkan karakteristik, percepatan atau perlambatan pertumbuhan. Permasalahan Kesehatan Pada usia Todder masalah kesehatan yang sering terjadi adalah a.Kecelakaan b.Masalah Penglihatan c.Karies Gigi d.Infeksi Pernafasan dan telinga Dalam mendeteksi pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilakukan dengan menggunakan cara DDST II dan KPSP. Cara ini sangat mudah untuk digunakan dan mengetahui sejauh mana perkembangan dan pertumbuhan anak. 1. Saran Setelah membaca tentang penyakit sindrom goodpasture diharapkan bagi para mahasiswa/I dapat mengerti dan memahami tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia Toddler (1 sampai 3 tahun). Penyusun juga menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan, bila ada kritikan yang membangun dapat penyusun terima untuk menyempurnakan tugas ini. Semoga dapat bermanfaat. 42
DAFTAR PUSTAKA
Ari,Sulistyawati. 2014. Deteksi Tumbuh Kembang Anak.Salemba Medika. Jakarta Barbara, Konzier.2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan,Edisi 7 Volume 1.EGC.Jakarta Dian,Adriyana.2011.Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain PadaAnak. Salemba Medika. Jakarta Dwi,Sulityo.2011.Pertumbuhan Perkembangan Anak danRemaja.TIM.Jakarta Supartini. Yupi. 2004. Konsep dasar keperawatan anak. EGC, Jakarta
43