Tumakninah.docx

  • Uploaded by: nasir
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tumakninah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,121
  • Pages: 4
RUKUN SHOLAT Yang dimaksud dengan rukun shalat adalah setiap perkataan atau perbuatan yang akan membentuk hakikat shalat. Jika salah satu rukun ini tidak ada, maka shalat pun tidak sah. Rukun Sholat ada 16 menurut kesepakatan para Ulama 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

Berdiri jika mampu Takbirotul ihrom Membaca Fathehah setiap rakaatnya Ruku’ Thuma’ninah dalam Ruku’ I’tidal Tumakninah dalam I’tidal Sujud Thuma’ninah dalam sujud Duduk di antara dua sujud Thuma’ninah dalam duduk Duduk Tasyahud akhir Membaca tasyahud akhir Bersholawat pada Nabi Muhammad SAW. Salam Tartib/ urut sesuai ketentuan.

Apa dan bagaimana Thuma’ninah itu ? Thuma’ninah adalah keadaan tenang di mana setiap persendian juga ikut tenang. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan pada orang yang jelek shalatnya sehingga ia pun disuruh untuk mengulangi shalatnya, beliau bersabda, “Shalat tidaklah sempurna sampai salah seorang di antara kalian menyempurnakan wudhu, … kemudian bertakbir, lalu melakukan ruku’ dengan meletakkan telapak tangan di lutut sampai persendian yang ada dalam keadaan thuma’ninah dan tenang.” (HR. Ad Darimi no. 1329. Syaikh Husain Salim Asad mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih). Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun ia berkata: telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Amru dari Ali bin Yahya bin Khallad Az Zuraqi dari Rifa'ah bin Rafi' Az Zuraqi ia adalah salah seorang dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata: Seorang laki-laki datang, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang duduk di dalam Masjid. Kemudian laki-laki itu shalat di dekat beliau, dan setelah shalat ia pun menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Rasulullah

shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ulangilah shalatmu, karena kamu belum shalat." laki-laki itu pun mengulangi shalatnya seperti yang dikerjakannya pertama kali. Setelah selesai, ia pun kembali menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan beliau bersabda lagi: "Ulangilah shalatmu, karena sesungguhnya kamu belum shalat." maka laki-laki itu pun berkata: "Wahai Rasulullah, ajarilah aku, bagaimana seharusnya saya lakukan!" beliau bersabda: "Jika telah menghadap kiblat, maka bertakbir dan bacalah Ummul Qur`an (surat Al Fatihah), kemudian bacalah sesukamu dari Al Qur`an. Dan jika kamu ruku', maka letakkanlah kedua telapak tanganmu di atas kedua lututmu. Luruskanlah punggungmu dan bersikap tenanglah dalam posisi ruku'. Dan ketika kamu mengangkat kepala dari posisi ruku', maka luruskanlah tulang sulbimu, sehingga tulang-tulang dan persendian kembali ke posisinya semula. Kemudian saat kamu sujud, maka bersikap tenanglah dalam sujudmu, dan jika kamu mengangkat kepala dari posisi sujud, maka duduklah di atas paha kirimu. Dan lakukanlah itu semua dalam setiap raka'at dan sujud." (HR. Bukhari 793, Muslim 397 dan Ahmad 18225) “Sejahat-jahatnya pencuri adalah orang yang mencuri dalam shalatnya", mereka bertanya: “Bagaimana ia mencuri dalam shalatnya?" Beliau menjawab: "(Ia) tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya" Maksudnya tidak Thuma’ninah. (Hadits riwayat Imam Ahmad, 5/ 310 dan dalam Shahihul jami’ hadits no: 997.) Thuma’ninah adalah rukun shalat, tanpa melakukan thuma’ninah maka shalat menjadi tidak sah. Ini sungguh persoalan yang sangat serius. Rasulullah SAW bersabda “Tidak sah shalat seseorang, sehingga ia menegakkan (meluruskan) punggungnya ketika ruku’ dan sujud “. (Maksudnya Thuma’ninah) Hadits riwayat Abu Daud; 1/ 533, dalam shahihul jami', hadits; No: 7224. Abu Abdillah Al Asy’ari ra. berkata: “(suatu ketika) Rasulullah saw. shalat bersama shahabatnya, kemudian beliau duduk bersama sekelompok dari mereka. Tiba-tiba seorang laki-laki masuk masjid dan berdiri menunaikan shalat. Orang itu ruku’ lalu sujud dengan cara mematuk (gerakan cepat tidak thuma’ninah), maka Rasulullah saw. barsabda: “Apakah kalian menyaksikan orang ini?, barang siapa meninggal dunia dalam keadaan seperti ini (shalatnya), maka dia meninggal dalam keadaan di luar agama Muhammad. Ia mematuk dalam shalatnya sebagaimana burung gagak mematuk darah. Sesungguhnya perumpamaan orang yang shalat dan mematuk dalam sujudnya bagaikan orang lapar yang tidak makan kecuali 3 sebutir atau dua butir kurma, bagaimana ia bisa merasa cukup (kenyang) dengannya". [ Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah dalam kitab shahihnya: 1/ 332, lihat pula shifatus shalatin Nabi, Oleh Al Albani hal: 131.]

Zaid bin Wahb rahimahullah berkata: "Hudzaifah pernah melihat seorang lakilaki tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya, ia lalu berkata: "Kamu belum shalat, seandainya engkau mati (dengan membawa shalat seperti ini), niscaya engkau mati di luar fitrah (Islam) yang sesuai dengan fitrah diciptakannya Muhammad ". “Yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah do’a ketika itu.” (HR. Muslim no. 482, dari Abu Hurairah) Al Baro’ bin ‘Azib mengatakan, “Ruku’, sujud, bangkit dari ruku’ (i’tidal), dan duduk antara dua sujud yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, semuanya hampir sama (lama dan thuma’ninahnya).” (HR. Bukhari no. 801 dan Muslim no. 471) Hadits dari Abdullah bin Mas’ud ra bahwa Nabi saw bersabda: “Jika seseorang dari kalian ruku maka bacalah tiga kali ‘subhaana rabbiyal adhiim’ dan itu paling sedikit. Jika sujud bacalah tiga kali ‘subhaana rabbiyal a’ laa’ dan itu paling sedikit” (HR. At-Tirmidzi dan Imam Abu Daud) Imam An-Nawawi Muftin mengatakan

di

dalam

kitab Raudlatut

Thalibin

wa

Umdatul

“Adapun imam, maka ia tidak boleh (membaca tasbih) lebih dari tiga kali atau lima kali, kecuali jika makmum rida dengan imam yang memperpanjang tasbihnya, maka ia boleh untuk memenuhi kesempurnaan jumlah tasbih.” “Jika salah satu dari kamu menjadi imam untuk orang-orang, maka hendaklah kamu ringankan (bacaan Alquran dan tasbih), karena sesungguhnya diantara mereka ada yang lemah, sakit, dan tua. Dan jika salah satu dari kamu salat sendirian, maka panjangkanlah semaumu.” (HR. Al Bukhari). Imam An-Nawawi di dalam kitab Raudlatut Thalibin wa Umdatul Muftin mengatakan, “Jika berjamaah minimal membaca doa/tasbih 3 atau 5 kali dalam ruku’ dan sujud… dan ketika sholat sendiri dianjurkan lebih banyak lagi”.

Hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah berfirman, “Saya membagi shalat antara diri-Ku dan hamba-Ku menjadi dua. Untuk hamba-Ku apa yang dia minta. Apabila hamba-Ku membaca, “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.” Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku memuji-Ku.” Apabila hamba-Ku membaca, “Ar-rahmanir Rahiim.” Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku mengulangi pujian untuk-Ku.” Apabila hamba-Ku membaca, “Maaliki yaumid diin.” Apabila hamba-Ku membaca, “Hamba-Ku mengagungkan-Ku.” Dalam riwayat lain, Allah berfirman, “Hamba-Ku telah menyerahkan urusannya kepada-Ku.” Apabila hamba-Ku membaca, “Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’in.” Allah Ta’ala berfirman, “Ini antara diri-Ku dan hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku sesuai apa yang dia minta.” Apabila hamba-Ku membaca, “Ihdinas-Shirathal mustaqiim….dst. sampai akhir surat.” Allah Ta’ala berfirman, “Ini milik hamba-Ku dan untuk hamba-Ku sesuai yang dia minta.” (HR. Ahmad 7291, Muslim 395 dan yang lainnya) artinya, ketika kita membaca fathehah (dan bacaan/doa/dzikir lainnya ) semestinya dengan bacaan yang tartil..tidak terburu-buru. Allah memrintahkan kita agar kita membaca al-Quran dengan tartil, Dan bacalah al-Qur’an itu dengan tartil. (Qur an Surat : Al-Muzammil: 4) Alangkah herannya orang jaman sekarang sholat 4 rakaat hanya membutuhkan waktu kurang dari 5 menit. Apakah tidak takut ancaman Allah Celakalah orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya. (QS. al-Ma’un: 4 -5). Itulah shalatnya orangn munafik…….dia baru mulai shalat, dengan gerakan cepat seperti mematuk 4 kali. Tidak mengingat Allah dalam shalatnya kecuali sedikit. (HR. Muslim 1443 & Ahmad 11999).

More Documents from "nasir"