Tujuan Daster Alat Bahan #1.docx

  • Uploaded by: Iin Bayu Khrisna Indriyani
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tujuan Daster Alat Bahan #1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,496
  • Pages: 5
Tujuan 1. Untuk mengetahui ruangan apa saja yang terdapat pada Laboratorium Kultur Jaringan FMIPA UNY beserta tata letaknya. 2. Untuk mengetahui alat dan bahan yang akan digunakan selama praktikum Kultur Jaringan. Dasar Teori Kultur jaringan merupakan salah satu teknik dalam perbanyakan tanaman secara klonal untuk perbanyakan masal. Keuntungan pengadaan bibit melalui kultur jaringan antara lain dapat diperoleh bahan tanaman yang unggul dalam jumlah banyak dan seragam. Selain itu dapat diperoleh biakan steril (mother stock) sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk perbanyakan selanjutnya. Untuk mendapatkan hasil yang optimum maka penggunaan media dasar dan zat pengatur tumbuh yang tepat merupakan faktor yang penting. Kombinasi media dasar dan zat pengatur tumbuh yang tepat akan meningkatkan aktivitas pembelahan sel dalam proses morfogenesis dan organogenesis (Lestari, 2011). Kadang kala kultur jaringan disebut pula sebagai kultur in vitro (culture: pembudidayaan, in: di dalam, vitro: vitrus/gelas kaca) sehingga kultur in vitro adalah budidaya sel, jaringan pada tabung kaca (Harahap, 2011). Pelaksanakan metode kultur jaringan memiliki syarat-syarat terentu yang harus dipenuhi. Syarat pokok adalah laboratorium dengan segala saran dan prasara serta fasilitasnya. Laboratorium kultur jaringan menurut aseptisitas yang sangat tinggi. Seluruh tahapan/prosedur teknik kultur jaringan juga harus dalam kondisi aseptik. Oleh karena itu seluruh ruangan didalarn laboratorium hendaknya dalam keadaan aseptik, terutarna ruangan kultur atau inkubasi harus dalam kondisi benar-benar aseptik. Pada ruangan kultur seluruh tanaman hasil perbanyakan/ hasil perlakuan ditumbuhkan. Laboratoriurn kultur jaringan sebaiknya dibangun pada daerah yang memiliki udara bersih, jauh dari debu dan polutan lainnya, hal ini untuk mencegah terjadinya kontaminasi. Oleh karena itu biasanya bangunan ini dibuat ditempat jauh dari keramaian. Bangunan laboratorium sebaiknya memiliki pembagian ruangan yang teratur sehingga setiap aktivitas yang berbeda dilakukan pada ruang yang berbeda, tetapi seluruh ruangan harus saling berhubungan. Ruangan-ruangan pada laboratorium kultur jaringan rnenghendaki beberapa ruangan standart, namun dalam kenyataannya selalu dilakukan modifikasi dan hal ini sudah dilakukan oleh penulis dalam mentata letak dan peralatan beberapa laboratorium kultur jaringan. Di bawah ini adalah beberapa ruangan yang harus ada dalam sebuah laboratorium kultur jaringan (Harahap, 2011). 1. Ruangan Analisa Ruangan ini biasanya digunakan untuk tempat menganalisis, mengamati mendiskusikan hasil perlakuan terhadap eksplan yang telah ditanam terdahulu. Hasil perlakuan yang telah dilakukan terhadap eksplan tertentu perlu diamati untuk melihat perbedaannya dan untuk membandingkannya dengan keadaan awal eksplan sewaktu ditanam. Oleh sebab itu dibutuhkan alat-alat dan ruangan untuk analisa lebih lanjut.

Alat-alat dan bahan yang ada di ruangan analisa, antara lain adalah 1). Gambargambar informasi tentang kultur jaringan, 2). Bahan-bahan media: (di dalam lemari), 3). Alat- alat yang dibutuhkan untuk pengamatan hasil kultur jaringan (mili meter blok, jangka sorong, mistar) biasanya disimpan di lemari. Di dalam ruangan ini umumnya terdapat: mikroskop, object glass dan cover glass, microtome dan perlengkapannya, loupe. Untuk kebutuhan yang lebih tinggi/canggih, alat-alat yang berhubungan dengan pengamatan DNA juga diperlukan seperti: inkubator/water bath, lemari es, sentrifuge, elektroforesis, pipet mikro dengan berbagai ukuran, eppendorf 1,5 ml dan 25 μl, ujung tip dengan berbagai ukuran dan perlengkapan pengamatan (larutan etidium bromide), kamera foto folaroid tipe tertentu atau komputer yang dilengkapi dengan kamera khusus untuk pengamatan DNA (Harahap, 2011). 2. Ruangan Sterilisasi Ruangan sterilisasi adalah ruangan tempat di mana seluruh alat kultur jaringan dibersihkan. Sebaiknya ruangan sterilisasi dibagi dua bagian, yaitu ruangan pertama digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang tidak terkontaminasi, dan ruangan kedua digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang terkontaminasi. Untuk mensterilkan alat yang tidak terkontaminasi, alat yang dibutuhkan di dalam ruangan ini adalah westafel dan autoclave. Alat dan bahan yang harus ada pada ruangan ini antara lain: alat pencuci botol seperti kain! sabut pencuci, sikat gigi, sikat panjang, batang kayu (untuk mencuci botol besar), autoclave (Harahap, 2011). 3. Ruangan Preparasi Ruangan preparasi adalah ruangan yang digunakan untuk mempersiapkan eksplan, membuat media dan hal lainnya. Pada ruangan ini dibutuhkan fasilitas seperti meja untuk mempersiapkan bahan tanaman dan untuk meletakkan alat-alat. Ruang persiapan dibutuhkan untuk: mempersiapkan/membuat media kultur jaringan, mempersiapkan dan mensterilisasi eksplan dari lapangan yang akan digunakan, tempat mencuci alat pembuatan media, tempat penyimpanan alat-alat gelas, dan tempat penyimpanan zat kimia/media kultur jaringan (Harahap, 2011). 4. Ruangan lsolasi/Transfer Pada ruangan transfer ini, kondisi harus benar-benar aseptik. Di dalam ruangan inilah dilakukan isolasi bagian tanaman yang hendak ditanam, sterilisasi eksplan tahap kedua, dan penanaman eksplan ke media tanam. Ruangan ini harus berhubungan dengan ruangan kultur, karena setelah penanaman, maka botol berisi tanaman dibawa ke ruang kultur. Juga harus berhubungan dengan ruang preparasi, untuk kemudahan

pengangkatan botol berisi media, alat tanam dan yang lainnya. Ruangan ini juga harus berhubungan dengan ruang analisa, untuk keperluan pengamatan mikroskopis. Ruangan senantiasa dibersihkan dengan desinfektan seperti karbol (Harahap, 2011). 5. Ruangan Kultur Ruangan ini merupakan ruangan terbesar dari seluruh ruangan yang diperlukan dan harus dimungkinkan untuk melakukan perluasan, karena kemungkinan senantiasa terjadi pertambahan kultur setiap periode rertentu. Kultur yang tumbuh dan mampu memperbanyak diri, maka harus senantiasa di subkultur setelah 2-3 bulan tergantung jenis tanamannya. Tingkat aseptisitas ruangan ini harus lebih baik dari seluruh ruangan yang ada, hal ini dikarenakan di ruangan inilah seluruh tanaman botol diletakkan. Botol kultur berisi tanaman disusun pada rak-rak. Jarak antar rak harus diatur sedemikian rupa, sehingga memudahkan kita memeriksa tanaman di rak kultur. Pada ruangan ini senantiasa AC hidup, yang berguna untuk penyaringan udara yang masuk dan juga untuk mempertahankan tanaman supaya tetap hidup dengan mempertahankan pada kondisi suhu tertentu. Ruang kultur harus memiliki pengaturan terhadap suhu (dengan menggunakan AC) dan cahaya (dengan pemberian lampu) (Harahap, 2011). 6. Ruangan Stok Untuk pembuatan media kultur jaringan, dibutuhkan zat hara makro, mikro dan trace element lainnya. Untuk kemudahan pembuatan media dan mengeliminir kesalahan, maka zat - zat hara yang hanya dibutuhkan dalam jumlah sangat sedikit tersebut, dibuat dalam bentuk stok larutan, artinya dilakukan pemekatan larutan, sehingga dalam pembuatan media, kita hanya melakukan pemipetan dalam jumlah kecil sesuai dosis yang dibutuhkan. Oleh karena itu dibutuhkan ruangan yang berfungsi untuk menyimpan stok yang telah dibuat tersebut. Ruangan ini berhubungan dengan ruang preparasi dan ruang kultur. Umumnya alat yang ada di ruangan ini adalah lemari es, untuk menyimpan stok dalam bentuk larutan dan beberapa zat kimia lainnya (Harahap, 2011). Peralatan yang mutlak dimiliki untuk memulai melakukan kegiatan kultur jaringan yaitu: timbangan analitik, destilator, pH meter, autoclaf, laminar air flow, dan gelasgelas standar. Peralatan ini kemungkinan dapat menimbulkan resiko pada pemakainya atau menimbulkan kerusakan apabila salah prosedur dalam mengoperasikannya (Barahima, 2011).

Alat-alat yang diperlukan dalam metode kultur jaringan tumbuhan antara lain: Gelas ukur, erlenmeyer, petridish, hotplate, timbangan analitik, botol-botol gelas, oven, magnetic stirrer, destilator, autoclave, lemari es, laminar airflow, pinset, scalpel, spatula, rak inkubasi, bunsen, aluminium foil, karet, plastik gulung, batang pengaduk kaca. Sedangkan untuk bahan-bahan yang diperlukan dan biasa digunakan dalam metode kultur jaringan adalah media MS (Murashige and Skoog), yang terdiri dari makronutrien, mikronutrien, vitamin, iron, zat pengatur tumbuh (ZPT), myoinositol, sukrosa dan agar. Bahan-bahan seperti makronutrien, mikronutrien, vitamin, zpt, dan iron biasanya dibuat dalam bentuk larutan stok (media yang lebih pekat), sehingga pada saat akan membuat media, cukup mengambil larutan stok yang sudah dibuat. Pembuatan stok bertujuan untuk mempermudah dibandingkan setiap kali membuat media harus menimbang (Edhi Sandra, 2013). Pada pembuatan stok media, pemberian label pada botol larutan stok juga jangan sampai lupa dan harus benar agar mempermudah pada saat akan membuat media kultur. Selain media kultur jaringan, ada beberapa bahan yang digunakan untuk sterilisasi eksplan, diantaranya adalah detergen, alkohol, clorox, aquadest steril, dan spiritus yang dapat digunakan untuk sterilisasi permukaan LAF atau untuk cairan dalam bunsen. Menurut Edhi (2013), kegunaan dari alat-alat yang berada di Laboratorium antara lain: a. Disecting set alat-alat stainless steel seperti "scalpel, pinset, dan boksalcohol. b. Glas ware alat-alat dari kaca seperti " erlenmeyer, beker glass, corongkaca, pengaduk kaca, petridish, dan botol kultur. c. Blender alat untuk melumatkan bahan - bahan organik sebagai tambahan/suplemen media. d. Incubator dan incubator shaker untuk penyimpan alat dan bahan percobaan yang membutuhkan penggojogan. e. Entkas kotak plastik / kaca untuk menabur / menanam, dilengkapi dengan formalin. f. Almari pendingin, kompor listrik, Autoclave alat untuk sterilisasi alat dan media. g. Laminair Air Flow Cabinet (alat penabur / penanam) dilengkapi dengan UV dan blower. h. Shaker alat penggojok untuk perbanyakan sel. i. Timbangan analitik untuk menimbang bahan kimia. j. Mikroskop dengan alat pemotret digunakan untuk memotret jaringan tanaman, proses fusi sel, fusi protoplas. k. Stirer alat untuk mengaduk larutan medium dilengkapi dengan batang magnet dan temperature. l. Sentrifuse alat untuk mengendapkan partikel dalam larutan (missal dalam isolasi protoplas). m. Destilator alat untuk menyuling air. n. komputer alat untuk mengolah data. Peralatan yang mutlak dimiliki untuk memulai melakukan kegiatan kultur jaringan yaitu timbangan analitik, destilator, pH meter, autoclaf, laminar air flow dan gelas-gelas standar. Peralatan ini kemungkinan dapat menimbulkan resiko pada pemakainya atau menimbulkan kerusakan apabila salah prosedur dalam mengoperasikannya (Subiani, 2011).

Alat dan Bahan 1. Alat tulis 2. Kamera

DAFTAR PUSTAKA Abbas, Barahima. 2011. Prinsip Dasar Teknik Kultur Jaringan. Bandung : Alfabeta. Edhi Sandra .2013. Cara Mudah Memahami dan Menguasai Kultur Jaringan. Bogor: IPB Press. Harahap, Fauziyah. 2011. Kultur Jaringan. Medan: Perdana Mulya Sarana. Lestari. 2011. Peranan Zat Pengatur Tumbuh dalam Perbanyakan Tanaman melalui Kultur Jaringan. Jurnal AgroBiogen 7(1): 63-68. Subiani, L. 2011. Pengaruh Pemberian 2, 4-D dan BAP terhadap pembentukan Planlet Krisan secara In-Vitro. Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Related Documents


More Documents from "tri utamitr"