Tugasakhirekologiafi.pdf

  • Uploaded by: Tri Wahyuni
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugasakhirekologiafi.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 2,996
  • Pages: 11
Analisis Dampak Pembangunan Hotel Di Kota Yogyakarta Dalam Tinjauan Sustainable Development Goals Oleh : Rahmat kahfi kurnia Nim : 20150520217 Government affairs and administration [email protected]

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Yogyakarta mempunyai pasar yang menjanjikan untuk berinvestasi di sektor pariwisata salah satunya yaitu pembangunan hotel. Menurut (Soemarwoto, 2003) pembangunan , yaitu usaha sadar manusia untuk mengubah keseimbangan lingkungan dari kondisi kualitas kurang baik menuju kondisi kualitas yang lebih baik. Sehingga pembangunan ataupun pengembangan hotel dan lingkungan hidup harus berjalan secara serasi agar semua manusia dapat merasakan manfaatnya. dimana kota jogja tersebut memiliki ciri khas tersendiri di bandingkan kota lainnya di indonesia jogja dikenal sebagai kota pelajar dan pariwisata yang mempunyai sumber daya alam dan manusia yang sangat luar biasa. Oleh karena kekayaan sumber daya yang beragam dijadikan investasi bagi pembangunan daerah khususnya dalam peningkatan kepariwisataan dan sebagai salah satu pemasukan daerah yang sangat besar.(“Cities_2009.pdf,” n.d.) Agenda pembangunan yanng seharusnya memberikan manfaat bagi seluruh pihak, faktanya tidakberjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas pembangunan hotel di kota yogyakarta salah satunya adalah contoh pembangunan tidak selamanya dapat memberikan dampak positif.pada waktu dekat ini kita sering melihat fenomena yang tidak sejalan dengan jogja yang katanya sebagai kota budaya yaitu : pembangunan hotel dimana- mana. Dan berdampak negatif seperti kekurangan air bersih dan kemacetan yang di timbulkan. (Kates, Parris, & Leiserowitz, 2016) Pembangunan gedung harus mengikuti peraturan yang telah di tetapkan oleh pemerintah daerah melalui undang-undang yang berlaku. Untuk menjamin kepastian hukum setiap pembangunan gedung harus memenuhi syarat administratif dan teknis bangunan yang telah di tetapkan oleh dinas perizinan .peraturan daerah yang telah di tetapkan oleh

pemerintah setempat menjadi acuan bagi para investor yang ingin membangun gedung di yogyakarta. Peraturan daerah kota yogyakarta nomor 2 tahun 2012 tentangg bangunan gedung. Peraturan daerah tersebut bermaksud untuk memperbaiki tata ruang kota yogyakarta serta menjaga layanan para wisatawan dan mengurangi dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat kota yogaykarta sendiri. Namun peraturan walikota yogyakarta nomor 77 tahun 2013 tentang pengendalian pembangunan hotel. Sangat disayangkan karena langkah kebijakan pemerintah tersebut sangatlah terlambat peraturan ini hanya efektif berjalan dari tanggal 1 januari 2014 sampai dengan 31 desember 2016. Yang mejadi permasalahan perizinan yang ada 104 pemohon perizinan yang masuk ke dinas perizinan kota yogyakarta per 31 desember 2013 dan 11 surat izin bangunan gedung dan hotel telah di keluarkan dan di bangun di daerah pakualaman, jetis, danurejan, wirobajan, dan gedongtengen. Data tersebut diucapkan lagsung oleh kepala bidang pelayanan kantor dinas perizinan kota yogyakarta. Namun yang sangat di sayangkan pemerintah daerah harus membuat pembatasan izin pembangunan hotel, jika tidak bisa saja para ivestor tersebut dapat mengetahui peraturan ini maka para investor akan berlomba-lomba untuk membuat perizinan sebelum masa tenggang. Seolah-olah peraturan wali kota ini hanya menjadi penghibur masyarakat saja yang gelisah akibat pembangunan hotel padahal yang dampak negatif nya yang terkena akibat pembangunan hotel di kota yogyakarta adalah masyarakat di sekitaran hotel tersebut. (Kewarganegaraan, 2015) Maraknya pembangunan dan pengembangan hotel yang terjadi di Kota Yogyakarta menyebabkan timbulnya pro dan kontra masyarakat. Perkembangan jumlah hotel tersebut dapat menjadi dampak negatif yang disebabkan karena proses pembangunan hotel-hotel baru di Kota Yogyakarta pada kenyataanya melalui serangkaian proses yang lebih banyak merugikan masyarakat dari proses perizinan hingga pelaksanaan pembangunan hotel. Para investor bekerja sama dengan pemerintah yang diindikasikan melakukan penyimpangan pada proses dilapangannya yang seperti tidak memperhatikan dampak lingkungan yang akan ditimbulkan akibat hotel tersebut, misalnya dengan menggusur permukiman untuk dijadikan hotel mewah dan tidak meningkatkan kualitas infrastruktur yang menunjang kehidupan masyarakat. selain itu kegiatan pembangunan ini dianggap merugikan warga sekitar hotel dan dianggap mengaburkan citra Kota Yogyakarta sebagai kota sejarah yang penuh budaya. Namun jika dilihat dampak positifnya dari data perkembangan jumlah hotel di Kota Yogyakarta tahun 2009-2014 yang tiap tahunnya selalu meningkat. Hal tersebut menyebabkan perekonomian Kota Yogyakarta pada sektor hotel dan restaurant mempunyai kontribusi yang cukup tinggi yaitu 24,88 %. contoh kasus pengembangan Hotel Cavinton dan Hotel Tentrem di Kota Yogyakarta. Hotel Cavinton menggunakan bekas lahan Hotel Purnama, sedangkan Hotel Tentrem menggunakan sebagian lahan dari Hotel Mustokoweni

yang berada disamping Hotel Tentrem. Sehingga kondisi tersebut diperkirakan akan menimbulkan hal- hal yang tidak ingin kan oleh masyarakat sekitarnya seperti limbah hotel . (Daerah, Yogyakarta, & Prima, 2014) Pembangunan perhotelan yang tidak terkontrol, Sehingga seharusnya pemerintah melaksanakan PERWAL No. 77 Tahun 2013, tentang Pengendalian Pembangunan Hotel untuk melakukan moratorium izin hotel. Untuk mencegah dampak negatif dari pembangunan hotel yang semakin meningkat yang dapat mengancam kelestarian lingkungan misalnya meningkatnya limbah hotel, dan berkurangnya kuantitas airtanah selain itu dapat menyebabkan adanya dampak sosial dan ekonomi. Hal yang paling esensial dari aspek sosial ekonomi adalah persoalan keadilan sosial dan kesejahteraan seluruh warga masyarakat.

1.2 Tujuan Penulisan Artikel Tujuan dari penulisan ini ialah menambah referensi/rujukan tulisan tentang Analisis Dampak Pembangunan Hotel Di Kota Yogyakarta Dalam Tinjauan Sustainable Development Goals. 1.3 kriteria Adapun teori yang dipakai dalam menkaji kasus Analisis Dampak Pembangunan Hotel Di Kota Yogyakarta Dalam Tinjauan Sustainable Development Goals ialah : 1. dampak Dampak merupakan sebuah benturan hebat antara kedua belah pihak sehingga dapat meyebabkan momentum yang tidak mengenakkan baik itu dampak positif maupun dampak negatif.

2. sosial ekonomi Sosial dalam kamus besar bahasa indonesia berarti berkenaan dengan masyarakat dan perlu adanya komunikasi dalam usaha menunjang pembangunan ini; suka memperhatikan kepentingan umum.

Menurut dalyono (2005) dalam basrowi dan juariyah (2010) kondisi sosial adalah semua orang atau manusia lain mempengaruhi kita. Kondisi sosial yang mempengaruhi individu melalui dua cara yaitu langsung dan tidak langsung. Istilah ekonomi lahir di yunani (greek), dan dengan sendirinya istilah ekonomi itu pun berasal dan kata-kata bahasa yunani pula. Asal katanya adalah Oikos Nomos. Orang-orang barat menerjemahkannya dengan management of household or estate ( tata laksana rumah tangga atau pemilikan). Menurut sumardi dan evers (2001) dalam basrowi dan juariyah(2010) keadaan ekonomi adalah suatu kedudukan yang secara rasional menetap seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat. Pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimaikan oleh si pembawa status. Dari definisi di atas megenai sosial dan ekonomi, dapat di simpulkan bahwa sosial ekonomi adalah suatu interaksi masyarakat yang terjadi, dan di dalamnya ada proses kegiatan ekonomi yaitu perindustrian, perdagangan, dan lain sebagainnya, serta selalu memperhatikan kepentingan masyarakat. 3. lingkungan Menurut Darsono 1995 dalam daud (2011:45) lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.(Amanila, n.d.) Lingkungan adalah seluruh faktor luar yang memengaruhi suatu organisme; faktor ini dapat berupa organisme hidup ( biotic factor ) atau variabel yang tidak hidup ( abiotic factor ).Dari hal inilah kemudian terdapat dua komponen utama lingkungan, yaitu: a. biotik: Makhluk (organisme)hidup; dan b. Abiotik: Energi, bahan kimia, dan lain-lain. Interaksi antara organisme dengan kedua faktor biotik dan abiotik membentuk suatu ekosistem. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling memengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.

4.pembangunan Menurut (Soemarwoto, 2003) pembangunan merupakan perubahan terhadap keseimbangan lingkungan, yaitu usaha sadar manusia untuk mengubah keseimbangan lingkungan dari kondisi kualitas kurang baik menuju kondisi kualitas yang lebih baik. Sustainable Development is one that meets the needs of the present without comprimising the ability of the future generations to meet their own need atau pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang ramah akan lingkungan dan juga pemabangunan yang memikirkan untuk generasi yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan adalah sebagai upaya manusia untuk memperbaiki mutu kehidupan dengan tetap berusaha tidak melampaui ekosistem yang mendukung kehidupannya. Dalam paradigma Pembangunan Berkelanjutan, memerhatikan aspek : keberlanjutan ekologis, ekonomi, sosial-budaya, politik serta pertahanan dan keamanan. (Pribadi, 2017) Pembangunan

berkelanjutan

(Emil

Salim,1990)adalah

pembangunan

untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat mulai dari sekarang maupun generasi yang akan datang. Pembangunan tersebut merupakan pembangunan yang tidak merusak alam sekitar dan tanpa mengurangi kemampua hasil alam. Dengan meningkat nya kebutuhan saat ini maka dengan adanya pembangunan berkelanjutan maka semua kebutuhan yang akan datang akan tercukupi tanpa mengurangi kebutuhan saat ini. Pembangunan berkelajutan sendiri memilki 3 pilar yaitu 1. Aspek sosial, yaitu dengan adanya aspek sosial tersebut maka akan timbul keadilan pembangunan yang memerhatikan sumber daya alam dan kesetaraan di berbagai pelayanan publik. 2. Aspek ekonomi, yaitu dengan adanya aspek ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan semua golongan masyarakat serta dapat terciptanya inovatif dalam meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat. 3. Aspek lingkungan, yaitu denga adanya aspek lingkungan ini maka dapat menjadi pedoman masyarakat untuk mejaga kelestarian di lingkungan sekitar supaya tidak merusak alam sekitar. sehingga semua kebutuhan dapat tercapai dari generasi sekarang sampai generasi yang akan datang (Jaya, 2004)

2. Deskripsi issue 2.1 Analisis Dampak Pembangunan Hotel Di Kota Yogyakarta Dalam Tinjauan Sustainable Development Goals Maraknya pembangunan dan pengembangan hotel yang terjadi di Kota Yogyakarta menyebabkan timbulnya pro dan kontra masyarakat. Perkembangan jumlah hotel tersebut dapat menjadi dampak negatif yang disebabkan karena proses pembangunan hotel-hotel baru di Kota Yogyakarta pada kenyataanya melalui serangkaian proses yang lebih banyak merugikan masyarakat dari proses perizinan hingga pelaksanaan pembangunan hotel. Para investor bekerja sama dengan pemerintah yang diindikasikan melakukan penyimpangan pada proses dilapangannya yang seperti tidak memperhatikan dampak lingkungan yang akan ditimbulkan akibat hotel tersebut, misalnya dengan menggusur permukiman untuk dijadikan hotel mewah dan tidak meningkatkan kualitas infrastruktur yang menunjang kehidupan masyarakat. selain itu kegiatan pembangunan ini dianggap merugikan warga sekitar hotel dan dianggap mengaburkan citra Kota Yogyakarta sebagai kota sejarah yang penuh budaya. Namun jika dilihat dampak positifnya dari data perkembangan jumlah hotel di Kota Yogyakarta tahun 2009-2014 yang tiap tahunnya selalu meningkat. contoh kasus pengembangan Hotel Cavinton dan Hotel Tentrem di Kota Yogyakarta. Pemilihan kedua hotel tersebut dikarenakan kedua hotel tersebut hampir sama yaitu hotel berbintang dengan kelas melati. Hotel Cavinton menggunakan bekas lahan Hotel Purnama, sedangkan Hotel Tentrem menggunakan sebagian lahan dari Hotel Mustokoweni yang berada disamping Hotel Tentrem. Sehingga kondisi tersebut diperkirakan akan menimbulkan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan fisik bagi masyarakat sekitarnya. . Untuk mencegah dampak negatif dari pembangunan hotel yang semakin meningkat yang dapat mengancam kelestarian lingkungan misalnya meningkatnya limbah hotel, dan berkurangnya kuantitas airtanah selain itu dapat menyebabkan adanya dampak sosial dan ekonomi. Hal yang paling esensial dari aspek sosial ekonomi adalah persoalan keadilan sosial dan kesejahteraan seluruh warga masyarakat. 3. Diskusi Issue Berbicara tentang ekologi dan pembangunan, harus ada suatu sistem dan kesadaran manusia sebagai aktor pembangunan untuk memperhatikan pembangunan yang efisien dan tidak merusak lingkungan. Begitu juga dengan hal yang terjadi di jogja, polemik ini muncul karena masyarakat terus terkena dampak sosial,ekonomi, dan lingkungan di sekitar lokasi pembangunan hotel berbintang.

Dampak Sosial, Ekonomi, Dan Lingkungan Fisik Pembangunan hotel dapat mengakibatkan dampak yang sangat luar biasa bagi masyarakat yang tinggal di sekitaran hotel tersebut,selain itu dampak yang akan ditimbulkan adalah dampak fisik pada lingkungan. Dampak ekonomi akibat pembangunan hotel dimungkinkan lebih banyak positifnya walaupun peningkatan ekonomi tersebut belum tersebar merata, sehingga dari hal tersebut dapat menyebabkan dampak sosial yang akan menimbulkan kesenjangan antar individu dan perubahan sosial masyarakat sekitar, selain itu dampak fisik dapat terjadi pada kondisi air masyarakat sekitar hotel, adanya alih fungsi lahan, dan adanya limbah yang dihasilkan akibat dari aktivitas hotel. Sehingga pembangunan hotel yang terjadi di Kota Yogyakarta tersebut tidak terlepas dari dampak positif dan negatif. Berdasarkan pengamatan secara langsung di lapangan dan informasi yang didapat dari data , pembangunan Hotel Cavinton dan Hotel Tentrem terdapat dampak. Secara umum, dampak yang terjadi pada kedua hotel tersebut berupa dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan fisik. 1.Sosial Ditinjau dari aspek sosial perkembangan pembangunan hotel yang ada di Perkotaan Yogyakarta dalam hal ini Hotel Cavinton dan Hotel Tentrem berakibat pada kondisi masyarakat

sekitar.

Akibatnya,

masyarakat

semakin

terdesak

oleh

perubahan

perkembangan wilayah sehingga terjadi tekanan sosial-budaya. Dampak sosial yang dirasakan masyarakat sekitar kedua hotel tersebut antara lain adanya perubahan sosial. Perubahan sosial yang terjadi adalah perubahan gaya atau pola kehidupan dan perubahan cara berkomunikasi. Banyaknya pendatang dari berbagai daerah dan budaya yang berbeda secara tidak langsung dapat membawa dampak pada perubahan gaya/pola kehidupan masyarakat sekitar. Sedangkan perubahan cara berkomunikasi terjadi karena banyaknya masyarakat yang menggunakan handphone untuk berkomunikasi ditambah hanya sebagian warga yang mengikuti kegiatan sosial. Selain itu, tindakan kriminalitas juga pernah terjadi seperti hilangnya helm karyawan dan pemalakan di warung-warung sekitar Hotel Tentrem. Selain itu, konflik yang terjadi yaitu belum terpenuhinya janji-janji dari pihak Hotel Cavinton sebelum pembangunan kepada masyarakat sekitar. Misalnya, pihak hotel berjanji akan memberikan uang setiap bulan untuk menambah uang kas desa, namun kenyataanya hal tersebut hanya dilakukan sekali dan pada awal pembangunan saja. Sehingga masyarakat merasa dirugikan akibat konflik sosial. Dampak sosial lainnya yaitu tersedianya aksesibilitas. Adanya perbaikan fasilitas dan infrastruktur dapat menciptakan aksesibilitas yang lebih baik, karena dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk melakukan aktifitasnya. Namun, kebanyakan masyarakat merasakan tindakan seperti itu sudah menjadi tanggung

jawab pihak hotel, seperti beberapa masyarakat di sekitar Hotel Cavinton yang mengatakan berdasarkan pengalaman pembangunan hotel sebelumnya yaitu perbaikan tersebut hanya dilakukan sekali dan hanya pada saat awal pembangunan sehingga fasilitas yang baik hanya dirasakan di awal saja. 2. Ekonomi Keberadaan Hotel Cavinton dan Hotel Tentrem menimbulkan dampak ekonomi. Salah satu dampak ekonomi yang terjadi terlihat dari kondisi wilayah yang banyak terciptanya lapangan usaha baru untuk menambah penghasilan masyarakat sekitar seperti yang terjadi di sekitar Hotel Tentrem. Beberapa usaha warung makan dan pertokoan yang berada di depan dan di samping Hotel Tentrem. Dampak ekonomi juga dirasakan sebagian masyarakat Hotel Tentrem atas ganti rugi lahan yang dibeli untuk pembangunan hotel. Ketersediaan lahan menjadi faktor pendukung adanya pembangunan, sehingga sebagian lahan masyarakat yang berupa permukiman dan perkebunan kosong di beli dengan harga tinggi. Selain itu dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat sekitar Hotel Cavinton karena penyerapan tenaga kerja lebih di utamakan penduduk sekitar, hal tersebut merupakan salah satu janji dari pihak hotel. Berbeda dengan Hotel Tentrem yang hanya memperkerjakan masyarakat dalam awal berdirinya hotel saja setelah itu diberhentikan dan diganti dengan tenaga kerja dari luar wilayah. Walaupun begitu adanya hotel dapat memberikan dampak yang baik untuk perekonomian, tidak hanya peningkatan pendapatan masyarakat, tetapi juga dapat menambah pendapatan daerah. Peningkatan

pendapatan

tersebut, dapat meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat.

Kesempatan kerja yang cukup besar akan mengurangi angka pengangguran masyarakat sekitar. Selain itu pajak yang diterima oleh pemerintah atas hotel juga akan menambah angka pendapatan daerah sehingga kondisi tersebut menjadikan Kota Yogyakarta menjadi kota yang lebih baik.

3. Lingkungan fisik Akitifitas pembangunan akan memberikan dampak bagi lingkungan sekitar. Dalam pelaksanaan maupun setelah pembangunan hotel juga memberikan dampak fisik terhadap masyarakat terutama masyarakat sekitar hotel. Kondisi lingkungan di sekitar area kontruksi dalam pelaksanaan pembangunan hotel mengakibatkan polusi udara di kawasan tersebut meningkat, kebisingan akibat alat-alat berat juga dirasakan beberapa warga hingga

mengganggu kenyamanan. Selain itu, retaknya beberapa dinding warga sekitar, dan beberapa kerusakan jalan akibat aktivitas pembangunan hotel. Dampak lingkungan fisik juga terjadi setelah hotel berdiri. Tidak hanya dalam pelaksanaan pembangunan saja, namun setelah pembangunan dampak fisik juga di rasakan oleh masyarakat sekitar. Polusi udara juga dirasakan masyarakat sekitar yang berada di depan hotel dekat dengan lapangan STM Jetis karena sering digunakan sebagai lahan parkir busbus tamu dari Hotel Tentrem. Pembangunan hotel merupakan intervensi terhadap sistem fisik lingkungan yang akan memberikan pengaruhnya pada sistem ekonomi. Kemudian perubahan lingkungan hidup juga akan membawa pada perubahan sosial. Sehingga perubahan-perubahan tersebut menyebabkan terjadinya dampak. Seperti halnya pada pembangunan Hotel Cavinton yang terletak di Kecamatan Ngampilan dan Hotel Tentrem di Kecamatan Tegalrejo yang terdapat berbagai perbandingan dampak. Perbandingan dampak tersebut dilihat dari kondisi sosial dan ekonominya. Selain itu juga terdapat dampak lingkungan fisik.(Murti & Rofi, 2017)

4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Dengan perkembangan jasa perhotelan yang marak di kota yogyakarta bukan merubah pola hidup masyarakat dan tingkat kebutuhan hidup masyarakat tapi malah cenderung merusak tataan kehidupan masyarakat. Walaupun pemerintah juga sudah berusaha untuk menekan jumlah pembangunan hotel tapi juga tidak berpengaruh. Lantaran para pengusaha telah memasukkan berkas izi meraka sehari sebelum moratorium diberlakuka. Mau dikatakan apalagi, yogyakarta kini memang berbeda dengan yogyakarta dahulu. Ada kegembiraan saat sebuah kota melesat maju mengikuti perkembangan zaman. Namun ada kegelisahan karena di kota Yogyakarta kemajuan yang diharapkan masyarakat tak seperti yang sekarang. . Pembangunan Hotel berbintang ini seperti hotel cavinton dan hotel tentrem tersebut dapat menimbulkan beberapa Dampak seperti sosial, ekonomi dan lingkungan berupa perubahan sosial, kriminalitas, konflik, aksesibilitas, kesejahteraan dan penyediaan fasilitas umum, dampak ekonomi berupa penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan, dan

peluang usaha, dan dampak lingkungan fisik berupa alih fungsi lahan, kondisi air, dan limbah.(Resiko et al., 2004) Perbandingan dampak sosial masyarakat seperti kesejahteraan, konflik, dan kriminalitas lebih tinggi terjadi pada Hotel Tentrem, sedangkan perubahan sosial, kesenjangan, aksesibilitas dan penyediaan fasilitas umum lebih tinggi terjadi pada Hotel Cavinton. Pada dampak ekonomi perubahan pendapatan dan kesempatan membuka usaha lebih tinggi terjadi di Hotel Tentrem, sedangkan terbukanya lapangan pekerjaan sangat tinggi terjadi di sekitaran Hotel Cavinton. Dan untuk dampak lingkungan fisik seperti perubahan kondisi air dan adanya limbah lebih banyak terjadi di Hotel Cavinton, namun adanya alih fungsi lahan lebih tinggi terjadi di Hotel Tentrem.

4.2 SARAN Sebagai masyarakat yang berbudaya yang meng-istimewakan pemimpinya, rakyat berhak untuk mengontrol pembangunan, suara masyarakat yogyakarta perlu menjadi pertimbangan oleh pemda dan para investor dalam melakukan pembangunan. Jika pembangunan tersebut digunakan hanya untuk menguntungkan beberapa golongan, lalu masyarakat yogyakarta akan dikemanakan. Seharusnya gubernur dan pemda melakukan evaluasi kerjja untuk merencanakan secara matang terkait pembagunan wilayah yogyakarta. Diharapkan pemerintahan daerah yogyakarta tidak haya memikirkan semata-mata tentang laba keuntungan, melainkan berkewajiban juga untuk menjaga masyarakat dan tidak megkhianati mereka dengan melunturkan nilai-nilai budaya yang menjadi salah satu ciri khas kota yogyakarta.

5. DAFTAR PUSTAKA

Amanila, R. (n.d.). No Title, (23). Cities_2009.pdf. (n.d.). Daerah, D. I., Yogyakarta, I., & Prima, H. (2014). No Title. Jaya, A. (2004). KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ( Sustainable Development ). Tugas Individu Pengantar Falsafah Sains Semester Ganjil 2004, 1–11. Kates, R. W., Parris, T. M., & Leiserowitz, A. A. (2016). Editorial-What Is Sustainable Development ? Goals , Indicators , Values , and Practice, 1–13. Kewarganegaraan, J. P. (2015). 1 Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2015, (4), 1–21. Murti, C. C., & Rofi, A. (2017). Dampak Sosial Ekonomi dan Lingkungan Fisik Masyarakat Akibat Pengembangan Hotel di Kota Yogyakarta, 13(2), 165–174. Pribadi, R. E. (2017). IMPLEMENTASI SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS ( SDGs ) DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI PAPUA, 5(3), 917–932. Resiko, A., Dari, L., Damayanti, A., Masduqi, A., By, T., & Lettuce, W. (2004). PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK TAHU DENGAN KAYU APU ( Pistia stratiot ...., (October). Seminar, P., Issn, S., & Iii, V. (2016). Prosiding Seminar STIAMI ISSN 2355-2883 Volume III, No. 01, Februari 2016, III(1).

More Documents from "Tri Wahyuni"