Tugas Ujian Dok Bam.docx

  • Uploaded by: sasoy
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Ujian Dok Bam.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 13,716
  • Pages: 49
TUGAS UJIAN

Oleh : Erina Febriani Widiastari 1102014085

Penguji : Dr. H. Bambang Suharto Sp.A

ILMU KEPANITERAAN BAGIAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI RSUD ARJAWINANGUN

PERIODE 16 APRIL – 30 JUNI 2018 1. Jika pasien datang dengan keluhan demam, apa saja yang ditanyakan? a. Demam sejak kapan? Sudah berapa lama? b. Bagaimana sifat demamnya? Apakah terus menerus atau naik turun? c. Waktu kapan paling tinggi demamnya? Pagi, siang atau malam? d. Apakah ada gejala lain yang menyertai? e. Apakah sebelumnya pernah mengalami seperti ini? f. Apakah dalam keluarga ada juga yang sedang demam? g. Keadaan lingkungan dan tempat tinggal bagaimana? Apakah ada ternak burung atau unggas? h. Apakah pernah bepergian ke suatu tempat yang diketahui endemik penyakit tertentu? Apakah pernah kontak dengan penderita penyakit dengan gejala demam? i. Riwayat penyakit sebelumnya? j. Riwayat pengobatan yang pernah diterima? (Sumber: http://www.ichrc.org/61-anak-dengan-demam ) 2. Apa saja penyebab terjadinya demam berulang dan sering sakit pada umur 12 tahun? Infeksi merupakan penyebab tersering demam berkepanjangan dan sebagian besar disebabkan oleh demam tifoid, tuberculosis, dan infeksi saluran kemih. (Sumber: RSUP Fatmawati, Desember 2012) 3. Apa saja yang ditanyakan jika pasien datang dengan keluhan muntah? a. Tanyakan keluhan utama (muntah) b. Sudah berapa lama menderita muntah? ( akut / kronik ) c. Apakah muntah dialami setiap hari ? d. Bila muntah apa disertai menangis, rewel, iritabel, kentut, mencret e. ataupun tidak dapat berak (kostipasi), nyeri abdomen yang f. menetap/rekuren ? g. Bila rewel atau menangis, tambah muntah ? h. Muntah tadi mengganggu, aktivitas ? i. Apakah disertai panas, batuk, sesak nafas ? (Sumber: http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wpcontent/uploads/2017/04/GE01_Muntah.pdf ) 4. Jika sering demam berulang dan gizi buruk, pertanyaan apa saja yang perlu ditanyakan tentang BAK pada pasien tersebut? a. Kapan terakhir kali buang air kecil? Frekuensinya? Seberapa banyak? b. Warna urin? c. Apakah ada rasa nyeri atau tidak nyaman pada saat atau selama mencoba buang air kecil? d. Adakah hematuria, sekret penis atau vagina, urin berbau busuk, urin keruh, atau mengeluarkan “pasir halus” atau batu? e. Adakah nyeri pinggang atau suprapubic?

f. Adakah gejala sistemik seperti penurunan berat badan, demam menggigil, atau berkeringat? (Sumber: at a glance anamnesis) 5. Apa saja pemeriksaan untuk memastikan demam tifoid? Diagnosis pasti demam tifoid berdasarkan pemeriksaan laboratorium didasarkan pada 3 prinsip, yaitu: • Isolasi bakteri • Deteksi antigen mikroba • Titrasi antibodi terhadap organisme penyebab Kultur darah merupakan gold standard metode diagnostik dan hasilnya positif pada 60-80% dari pasien, bila darah yang tersedia cukup (darah yang diperlukan 15 mL untuk pasien dewasa). Untuk daerah endemik dimana sering terjadi penggunaan antibiotic yang tinggi, sensitivitas kultur darah rendah (hanya 10-20% kuman saja yang terdeteksi). Peran pemeriksaan Widal (untuk mendeteksi antibodi terhadap antigen Salmonella typhi) masih kontroversial. Biasanya antibodi antigen O dijumpai pada hari 6-8 dan antibodi terhadap antigen H dijumpai pada hari 10-12 setelah sakit. Pada orang yang telah sembuh, antibodi masih tetap dapat dijumpai setelah 4-6 bulan dan antibodi H setelah 10-12 bulan. Karena itu, Widal bukanlah pemeriksaan untuk menentukan kesembuhan penyakit. Diagnosis didasarkan atas kenaikan titer sebanyak 4 kali pada dua pengambilan berselang beberapa hari atau bila klinis disertai hasil pemeriksaan titer Widal di atas rata-rata titer orang sehat setempat. Pemeriksaan Tubex dapat mendeteksi antibodi IgM. Hasil pemeriksaan yang positif menunjukkan adanya infeksi terhadap Salmonella. Antigen yang dipakai padavpemeriksaan ini adalah O9 dan hanya dijumpai pada Salmonella serogroup D. Pemeriksaan lain adalah dengan Typhidot yang dapat mendeteksi IgM dan IgG. Terdeteksinya IgM menunjukkan fase akut demam tifoid, sedangkan terdeteksinya IgG dan IgM menunjukkan demam tifoid akut pada fase pertengahan. Antibodi IgG dapat menetap selama 2 tahun setelah infeksi, oleh karena itu, tidak dapat untuk membedakan antara kasus akut dan kasus dalam masa penyembuhan. Yang lebih baru lagi adalah Typhidot M yang hanya digunakan untuk mendeteksi IgM saja. Typhidot M memiliki sensitivitas dan spesifi sitas yang lebih tinggi dibandingkan Typhidot. Pemeriksaan ini dapat menggantikan Widal, tetapi tetap harus disertai gambaran klinis sesuai yang telah dikemukakan sebelumnya. (Sumber: CDK-192/ vol. 39 no. 4, th. 2012) 6. Jika panas tetap tinggi setelah mendapat antibiotik, apa usulannya? Lakukan pemeriksaan kultur darah dan urin untuk mengetahui etiologinya

(Sumber: http://m.prodia.co.id/id/produklayanan/pemeriksaanlaboratoriumdetails/kultur-darah ) 7. Apa kepanjangan dari USG? USG adalah singkatan dari Ultrasonography (Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/62455/Chapter%20II.pdf?sequ ence=3 ) 8. Bagaimana tanda-tanda klinis hidrokel? a. Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada hidrokel testis dan hidrokel funikulus besarnya benjolan di kantong skrotum tidak berubah sepanjang hari, sedangkan pada hidrokel komunikan besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar pada saat anak menangis. (Purnomo, 2010 : h. 19). b. Pembengkakan skrotum dan rasa berat pada skrotum, ukuran yang lebih besar daripada ukuran testis dan penumpukkan cairan pada massa yang flasid atau tegang (Kowalak, 2011; Ed. Bilotta, 2012). c. Ukuran bervariasi dari sedikit lebih besar dibandingkan testis hingga seukuran anggur atau lebih besar Ed. Bilotta, 2012: h. 359). Namun, ukuran skrotum kadangkadang normal tetapi kadang-kadang sangat besar, sehingga penis tertarik dan tersembunyi. Kulit pada skrotum normal, lunak dan halus. Kadang-kadang akumulasi cairan limfe disertai dengan komplikasi, yaitu komplikasi dengan chyle (chylocele), darah (haematocele) atau nanah (pyocele). Uji transiluminasi dapat digunakan untuk membedakan hidrokel dengan komplikasi dan hidrokel tanpa komplikasi (Kemenkes RI, 2013; h. 79). (Sumber: https://www.academia.edu/12708446/laporan_pendahuluan_hidrokel_bagian_1 ) 9. Mengapa pasien ini diberikan ceftriaxone? Karena pada pemeriksaan darah lengkap didapatkan hasil leukosit yang lebih tinggi dari nilai normal, sehingga dicurigai adanya infeksi bakteri. Indikasi ceftriaxone: Infeksi saluran napas, infeksi THT, infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis, infeksi tulang, sendi dan jaringan lunak, infeksi intra abdominal dll. (Sumber: http://www.kalbemed.com/Products/Drugs/Generic/tabid/246/ID/6013/CeftriaxoneOGB-HJ.aspx ) 10. Hanya panas tinggi pada gizi kurang, apa yang dicurigai? Pertimbangkan sepsis pada anak dengan demam akut yang nampak sakit berat. Diagnosis pada sepsis:  Terlihat jelas sakit berat dan kondisi serius tanpa penyebab yang jelas



Hipo- atau hiper-termia  Takikardia, takipneu  Gangguan sirkulasi  Leukositosis atau leukopeni. Bila mungkin, lakukan biakan darah dan urin. (Sumber: http://www.ichrc.org/66-sepsis ) 11. Bagaimana cara kerja ondansentron? Ondansetron adalah antagonis reseptor 5-HT3 yang bekerja secara selektif. Meskipun mekanisme kerjanya belum diketahui dengan jelas, namun ondansetron bukan merupakan antagonis reseptor dopamin. Reseptor serotonin tipe 5- HT3 berada diperifer (di ujung nervus vagus) maupun di sentral yaitu di chemoreceptor trigger zone pada area postrema. Efek sitotoksik kemoterapi tampaknya berhubungan dengan pelepasan serotonin dari sel enterochromaffin di usus halus. Serotonin yang dilepaskan akan merangsang afferen vagus melalui reseptor 5- HT3 dan memulai reflek muntah. (Sumber: Buku Farmakologi Katzung, 2012)

12. Berapa dosis ondansentron? Dosis pada anak: pencegahan dan pengobatan mual dan muntah kemoterapi dan radioterapi: (6 bulan-18 tahun) infus intravena lebih dari 15 menit, 5 mg/m 2 segera menjelang terapi atau oral 150 mcg/kg bb seg era menjelang terapi (maksimal dosis 8 mg) diulang setiap 4 jam untuk 2 dosis berikutnya, kemudian dilanjutkan oral untuk berat badan ≤ 10 kg, 2 mg setiap 4 jam sampai 5 hari, untuk berat badan > 10 kg 4 mg setiap 4 jam sampai 5 hari (maksimal dosis per hari maksimal 32 mg), pengobatan mual dan muntah setelah pembedahan: (1 bulan-18 tahun) injeksi intravena lambat, 100 mcg/kg bb (maksimal 4 mg) sebelum, selama dan setelah induksi anestesi. (Sumber: http://pionas.pom.go.id/monografi/ondansetron)

13. Berapa dosis ranitidine? Dosis pada anak: pencegahan dan pengobatan mual dan muntah kemoterapi dan radioterapi: (6 bulan-18 tahun) infus intravena lebih dari 15 menit, 5 mg/m 2 segera menjelang terapi atau oral 150 mcg/kg bb seg era menjelang terapi (maksimal dosis 8 mg) diulang setiap 4 jam untuk 2 dosis berikutnya, kemudian dilanjutkan oral untuk berat badan ≤ 10 kg, 2 mg setiap 4 jam sampai 5 hari, untuk berat badan > 10 kg 4 mg setiap 4 jam sampai 5 hari (maksimal dosis per hari maksimal 32 mg), pengobatan mual dan muntah setelah pembedahan: (1 bulan-18 tahun) injeksi intravena lambat, 100 mcg/kg bb (maksimal 4 mg) sebelum, selama dan setelah induksi anestesi. (Sumber: http://pionas.pom.go.id/monografi/ondansetron) 14. Apa efek samping ranitidine? a. Sakit kepala. b. Mengantuk. c. Masalah tidur, seperti insomnia. d. Konstipasi atau sembelit.

e. Diare. f. Mual dan muntah. g. Ketidaknyamanan pada perut atau perut terasa nyeri. h. Penurunan gairah seks atau kesulitan melakukan orgasme. (Sumber: https://reference.medscape.com/drug/zantac-ranitidine-342003#4 ) 15. Bagaimana cara kerja ranitidine? Inhibisi sekresi sekresi cairan gaster dengan cara memblokade reseptor H2 dari sel di gaster. (Sumber: https://reference.medscape.com/drug/zantac-ranitidine-342003#10 ) 16. Apa isi antrain? Natrium metamizole 500 mg (Sumber: http://www.kerjanya.net/faq/7615-antrain.html ) 17. Apa efek samping antrain? Efek samping yang umum terjadi diantaranya mual, muntah, diare, konstipasi, urtikaria dan alergi terhadap obat. Granulositopeni, stomatitis dan nyeri epigastrium merupakan efek samping yang jarang terjadi. (Sumber: https://www.ndrugs.com/?s=antrain&t=side%20effects ) 18. Bagaimana cara kerja antrain? Metamizole merupakan prodrug yang di dalam tubuh diubah menjadi senyawa pyrazolone. Senyawa ini memiliki aktivitas antipiretik dan antispasmodik. Obat ini bekerja dengan menghambat enzim cyclooxygenase-3 yang menghambat prostaglandin sehingga mampu mengurangi rasa nyeri. Efek relaksasi otot timbul karena obat ini mampu menghambat pelepasan ion Ca2+ intrasel. (Sumber: https://www.yesdoc.co.id/obat/metamizole/ ) 19. Apa singkatan MCV, MCH, MCHC, RDW, PDW, dan MPV? a. MCV : mean corpuscular volume atau volume eritrosit rata-rata b. MCH : mean corpuscular hemoglobin atau hemoglobin eritrosit rata-rata c. MCHC : mean corpuscular hemoglobin concentration atau kadar hemoglobin eritrosit rata-rata d. RDW : RBC distribution width atau luas distribusi eritrosit e. MPV: Mean Platelet Volume f. PDW: Platelet Distribution Width (Sumber: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4994558/ ) 20. Pada kasus-kasus gizi kurang yang membutuhkan infusan, apa saja cairan yang diinfuskan? Mineral mix merupakan salah satu komponen dalam pembuatan Rehydration Solution for Malnutrition (ReSoMal) dan Formula WHO (Formula 75 dan 100 ) yang digunakan dalam Tatalaksana Anak Gizi Buruk untuk memenuhi kekurangan zat gizi mikro pada

pada anak gizi buruk . Sasaran penguna mineral mix adalah anak gizi buruk klinis dan atau antropometri (BB/TB < -3 SD) dan anak gizi buruk paska perawatan . Tiap kemasan/ sachet mineral mix mengandung zat aktif KCl, Tripotasium Citrat, Magnesium Clorida, Zn asetat dan Cuprum sulfat. ReSoMal adalah cairan yang diberikan kepada anak gizi buruk yang menderita diare dan atau dehidrasi. Mineral mix dalam bentuk sachet sudah tersedia di Kementerian Kesehatan untuk penanganan gizi buruk sejak tahun 2008. (Sumber: http://gizi.depkes.go.id/mineral-mix-solusi-alternatif ) 21. Apa isi Ringer Laktat? Per 1000 mL Na 130 meq, Cl 109 meq, K 4 meq, Ca 2.7 meq, lactate 28 meq, (NaCl 6 g, KCl 0.3 g, CaCl2 0.2 g, Na lactate 3.1 g). Osmolaritas: 273 mOsm (Sumber: https://www.mims.com/indonesia/drug/info/infusan-rl?lang=id ) 22. Apa usulan diet pada gizi kurang? a. Fase Stabilisasi Pada fase ini, peningkatan jumlah formula diberikan secara bertahap dengan tujuan memberikan makanan awal supaya anak dalam kondisi stabil. Formula hendaknya hipoosmolar rendah laktosa, porsi kecil dan sering. Setiap 100 ml mengandung 75 kal dan protein 0,9 gram. Diberikan makanan formula 75 (F 75). Resomal dapat diberikan apabila anak diare/muntah /dehidrasi, 2 jam pertama setiap ½ jam, selanjutnua 10 jam berikutnya diselang seling dengan F758.

b. Fase Transisi Pada fase ini anak mulai stabil dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak (cathup). Diberikan F100, setiap 100 ml F100 mengandung 100 kal dan protein 2,9 gram. c. Fase Rehabilitasi Terapi nutrisi fase ini adalah untuk mengejar pertumbuhan anak. Diberikan setelah anak sudah bisa makan. Makanan padat diberikan pada fase rehabilitasi berdasarkan BB< 7 kg diberi MP-ASI dan BB ≥ 7 kg diberi makanan balita. Diberikan makanan formula 135 (F 135) dengan nilai gizi setiap 100 ml F135 mengandung energi 135 kal dan protein 3,3 gram. (Sumber: Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010) 23. Apa usulan elektrolit pada gizi kurang? Dosis pada anak: pencegahan dan pengobatan mual dan muntah kemoterapi dan radioterapi: (6 bulan-18 tahun) infus intravena lebih dari 15 menit, 5 mg/m 2 segera menjelang terapi atau oral 150 mcg/kg bb seg era menjelang terapi (maksimal dosis 8 mg) diulang setiap 4 jam untuk 2 dosis berikutnya, kemudian dilanjutkan oral untuk berat badan ≤ 10 kg, 2 mg setiap 4 jam sampai 5 hari, untuk berat badan > 10 kg 4 mg setiap 4 jam sampai 5 hari (maksimal dosis per hari maksimal 32 mg), pengobatan mual dan muntah setelah pembedahan: (1 bulan-18 tahun) injeksi intravena lambat, 100 mcg/kg bb (maksimal 4 mg) sebelum, selama dan setelah induksi anestesi. (Sumber: http://pionas.pom.go.id/monografi/ondansetron) 24. Sebutkan 4 macam prognosis? a. Sanam (sembuh) b. Bonam (baik) c. Malam (buruk/jelek) d. Dubia (tidak tentu/ragu-ragu) 1. Dubia ad sanam/bonam (tidak tentu/ragu-ragu, cenderung sembuh/baik) 2. Dubia ad malam (tidak tentu/ragu-ragu, cenderung buruk/jelek) (Sumber: https://id.wikibooks.org/wiki/Catatan_Dokter_Muda/Prognosis ) 25. Bagaimana patofisiologi muntah? Vomiting/muntah adalah keluarnya isi gastrointestinal melalui mulut. Retching adalah kontraksi otot respirasi (diafragma, dada, dinding abdomen) yang spasmodik dan ritmik disertai dengan terdorongnya lambung dan esofagus tanpa disertai dengan keluarnya isi gastrointestinal. Muntah dan retching adalah respon pasien yang dapat dilihat, sedangkan mual lebih bersifat subyektif dan merupakan sensasi tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kecenderungan untuk muntah. Muntah tidak sama dengan refluk atau regurgitasi yang terjadi secara pasif akibat relaksasi sfingter esofagus pada pasien koma atau pada infant. Muntah dapat dibedakan menjadi 3 fase, yaitu fase preejeksi, fase ejeksi, dan fase postejeksi. Fase preejeksi didominasi oleh rasa mual dan berhubungan dengan perubahan otonomik dan gastrointestinal. Gejala awal yang terjadi adalah saliva kental,

berkeringat, pucat dan takikardi. Fase preejeksi bisa berakhir dalam menit, jam bahkan sampai beberapa hari, seperti tampak pada pasien yang mendapat kemoterapi dan kehamilan, serta tidak selalu berakhir dengan muntah. Fase ejeksi terdiri dari retching dan muntah. Retching merupakan aksi gerakan inspiratori untuk melawan glottis yang menutup. Pada muntah kontraksi rektus abdominalis dan otot obliquus eksternal menyebabkan lambung mengeluarkan isinya. Berbeda dengan retching, muntah diikuti oleh peninggian diafragma dan gelombang tekanan positif thorak. Sfingter atas esofagus dan esofagus relaksasi, otot abdomen dan diafragma berkontraksi, dan tekanan intrathorak dan intraabdomen meningkat sekitar 100 mmHg. Fase postejeksi dinyatakan dengan pemulihan muntah dan gejala sisa muntah. Muntah dapat muncul lagi dengan melalui fase praejeksi dan ejeksi lagi (Miller, 2010) (Sumber: http://erepo.unud.ac.id/8610/3/baffabf74a4ac6c69d38da9d2aa4a823.pdf ) 26. Apa definisi ASI eksklusif? Menurut Peratutan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 pada Ayat 1 diterangkan “Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain”. Semula Pemerintah Indonesia menganjurkan para ibu menyusui bayinya hingga usia empat bulan. Namun, sejalan dengan kajian WHO mengenai ASI eksklusif, Menkes 11 lewat Kepmen No 450/2004 menganjurkan perpanjangan pemberian ASI eksklusif hingga enam bulan. ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. (Sumber: http://digilib.unila.ac.id/2319/10/BAB%20II.pdf ) 27. Apa nama proses awal pemberian ASI eksklusif? IMD (Inisiasi Menyusui Dini) (Sumber: Buku Panduan Keterampilan Teknik Menyusui. Sistem Reproduksi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2015 ) 28. Bagaimana cara pemberian awal ASI eksklusif? Menurut Depkes RI (2008), secara garis besar tahapan tata laksana IMD sebagai berikut: a. Dalam proses melahirkan, ibu disarankan mengurangi atau tidak menggunakan obat kimiawi, sebab dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi pada tahap proses inisiasi menyusu dini. b. Setelah proses kelahiran, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix (kulit putih), yang antara lain berfungsi untuk menciptakan kenyamanan pada kulit bayi.

c. Kemudian bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi kemudian jika perlu, bayi dan ibu diselimuti. d. Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya. e. Saat bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya, ibu perlu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. posisi ibu berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayinya. f. Bayi tetap dilakukan pada posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu pertama selesai. g. Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata. h. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat gabung. Rawat gabung memungkinkan ibunya menyusui bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan menyusui tidak boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibunya, selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui. (Sumber: http://dinkes.lumajangkab.go.id/tatalaksana-inisiasi-menyusu-dini/ ) 29. Apa perbedaan pertumbuhan dan perkembangan? Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran-ukuran disik anak, terutama tinggi badan. Berat badan lebih erat kaitannya dengan status gizi dan keseimbangan cairan (Dehidrasi, retensi cairan), namun dapat digunakan sebagai data tambahan untuk menilai pertumbuhan anak. Pertambahan lingkar kepala juga perlu dipantau, karena dapat berkaitan dengan perkembangan anak. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan fungsi-fungsi individu antara lain; kemampuan gerak kasar dan halus, pendengaran, penglihatan, komunikasi, bicara, emosi-sosial, kemandirian, intelegensia, bahkan perkembangan moral. (Sumber: Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita oleh Soedtjiatmiko. Sari Pediatri, 2011) 30. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan? Faktor Internal : 1. Ras/Etnik 2. Keluarga 3. Umur 4. Jenis Kelamin 5. Genetik 6. Kelainan Kromosom

Faktor Eksternal: Prenatal 1. Gizi 2. Mekanis 3. Toksin 4. Endokrin 5. Radiasi 6. Infeksi 7. Kelainan Imun 8. Anoksia Embrio 9. Psikologi Ibu

Perinatal Pascanatal Komplikasi persalinan 1. Gizi seperti trauma kepala dan 2. Penyakit Kronis asfiksia 3. Stimulasi 4. SosioEkonomi

(Sumber: https://www.pdfcoke.com/document/347578258/Faktor-YangMempengaruhi-Pertumbuhan-Dan-Perkembangan-Anak ) 31. Sebutkan 4 pola pertumbuhan? a. Pola pertumbuhan umum Yang khas pada pertumbuhan umum ialah tinggi badan. Sampai usia 2 tahun, pertambahan tinggi badan berlangsung cepat, setelah itu pertumbuhan berlangsung stabil di bawah pengaruh hormon pertumbuhan sampai pubertas. Mulai masa pubertas, hormon kelamin berpengaruh sehingga pertumbuhan berlangsung dengan cepat sampai berhenti pada masa akhil balig. Umumnya pertumbuhan organ tubuh mengikuti pola pertumbuhan ini (Narendra, et al., 2002, p.6). b. Pola pertumbuhan organ limfoid Organ limfoid secara cepat mengalami pertumbuhan, sehingga pada usia sekitar 12 tahun mencapai 200% dan berangsur menurun lagi sampai usia dewasa menjadi 100%. Dengan keadaan ini, anak-anak pada masa pubertas relatif lebih kuat daya tahan tubuhnya (Narendra, et al., 2002, p.6). c. Pola pertumbuhan otak dan kepala Pertumbuhan otak dan kepala terjadi paling cepat dibanding bagian tubuh lain sejak kehidupan intrauterin, bahkan berlanjut sampai tahun-tahun pertama kehidupan, sehingga pada usia 6 tahun pertumbuhannya telah mencapai hampir 90% otak orang dewasa (Narendra, et al., 2002, p.7). d. Pola pertumbuhan organ reproduksi Selama masa anak, pertumbuhan dan perkembangan organ kelamin sangat lambat, baru pada masa pubertas terjadi percepatan yang luar biasa mengejar ketinggalannya di masa anak, sehingga dalam waktu singkat menjadi matang. Pertumbuhan organ reproduksi ini sejalan pula dengan perkembangan kemampuan seksual seseorang (Narendra, et al., 2002, p.7). (Sumber: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-lizakusuma-60432-babii.pdf ) 32. Sebutkan contoh-contoh 4 pola pertumbuhan? a. Pola pertumbuhan umum

Yang khas pada pertumbuhan umum ialah tinggi badan. Sampai usia 2 tahun, pertambahan tinggi badan berlangsung cepat, setelah itu pertumbuhan berlangsung stabil di bawah pengaruh hormon pertumbuhan sampai pubertas. Mulai masa pubertas, hormon kelamin berpengaruh sehingga pertumbuhan berlangsung dengan cepat sampai berhenti pada masa akhil balig. Umumnya pertumbuhan organ tubuh mengikuti pola pertumbuhan ini (Narendra, et al., 2002, p.6). b. Pola pertumbuhan organ limfoid Organ limfoid secara cepat mengalami pertumbuhan, sehingga pada usia sekitar 12 tahun mencapai 200% dan berangsur menurun lagi sampai usia dewasa menjadi 100%. Dengan keadaan ini, anak-anak pada masa pubertas relatif lebih kuat daya tahan tubuhnya (Narendra, et al., 2002, p.6). c. Pola pertumbuhan otak dan kepala Pertumbuhan otak dan kepala terjadi paling cepat dibanding bagian tubuh lain sejak kehidupan intrauterin, bahkan berlanjut sampai tahun-tahun pertama kehidupan, sehingga pada usia 6 tahun pertumbuhannya telah mencapai hampir 90% otak orang dewasa (Narendra, et al., 2002, p.7). d. Pola pertumbuhan organ reproduksi Selama masa anak, pertumbuhan dan perkembangan organ kelamin sangat lambat, baru pada masa pubertas terjadi percepatan yang luar biasa mengejar ketinggalannya di masa anak, sehingga dalam waktu singkat menjadi matang. Pertumbuhan organ reproduksi ini sejalan pula dengan perkembangan kemampuan seksual seseorang (Narendra, et al., 2002, p.7). 33. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan? 1) Pola Asuh Orang Tua Pola asuh merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak-anaknya sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anakanaknya. Orang tua mempunyai tanggung jawab yang paling besar terhadap perkembangan anak. Orang tua harus menciptakan suasana yang kondusif untuk mewujudkan pola asuh yang baik. 2) Lingkungan Lingkungan dapat diartikan secara fisiologis, psikologis dan sosio kultural. a. Lingkungan Secara Fisiologis Faktor lingkungan yang mempengaruhi secara fisiologis mencakup segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sitem saraf, peredaran darah, pernafasan, pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar indokrin, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani. b. Lingkungan Secara Psikologi Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran . stimulasi itu diantaranya berupa : sifat-sifat gen,selera, keinginan, perasaan, tujuantujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi, dan kapasitas intelektual. c. Lingkungan Secara Sosio-Kultural

Secara sosio-kultural lingkungan meliputi segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan pengajaran baik dirumah ataupun di sekolah, dan bimbingan penyuluhan. 3) Secara Keturunan Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan anak adalah keturunan, menurut Monks yaitu perkembangan anak dilihat sebagai pertumbuhan dan pemasakan organisme. Perkembangan bersifat endogen, artinya perkembangan tidak hanya berlangsung spontan saja, melainkan juga harus dimengerti sebagai pemekaran yang telah ditentukan secara biologis dan tidak dapat berubah lagi. (Sumber: https://www.kompasiana.com/chairu/faktor-faktor-yang-mempengaruhiperkembangan-anak-usia-dini_56dcfa8f6f7e61a60806baee ) 34. Apa singkatan BCG? Bacille Calmette-Guérin (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_Calmette-Guérin ) 35. Bagaimana prosedur imunisasi BCG? Imunisasi BCG dapat diberikan segera setelah lahir hingga sebelum bayi berumur 3 bulan, umumnya diberikan pada saat bayi berumur 1 bulan. Apabila diberikan pada anak berumur lebih dari 3 bulan maka dianjurkan untuk melakukan uji sensitivitas terhadap mikobakteria, atau uji tuberculin (mantoux test) terebih dahulu. Vaksin BCG cukup diberikan satu kali saja tidak memerlukan ulangan, sebab vaksin BCG berisi kuman yang masih hidup sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus. Cara pemberian vaksin BCG adalah dengan penyuntikan secara intradermal (ke dalam kulit). Penyuntikan dilakukan di daerah lengan kanan atas dengan dosis pemberian vaksin BCG pada bayi adalah 0,05 mL. Tanda bahwa imunisasi BCG berhasil adalah munculnya bisul kecil di daerah bekas suntikan yang dalam waktu 2 – 4 minggu kemudian menjadi bernanah dan akan sembuh sendiri dalam waktu 2 – 5 bulan dengan meninggalkan luka parut berdiameter 2 – 10 mm. (Sumber: Imunisasi BCG: Jadwal, Manfaat, Efek Samping – Mediskus) 36. Sebutkan efek samping pemberian imunisasi BCG?\ Beberapa efek samping vaksin BCG: Reaksi lokal yang timbul setelah imunisasi BCG merupakan hal wajar; Suatu pembengkakan kecil, merah, lembut biasanya timbul pada daerah bekas suntikan dan kemudian menjadi sebuah ulkus dalam waktu 2 -4 minggu; Kadang pembesaran kelenjar getah bening pada daerah ketiak dapat timbul 2-4 bulan setelah imunisasi ; Suntikan yang kurang hati-hati dapat menimbulkan abses dan jaringan parut. http://www.indonesian-publichealth.com/kejadian-ikutan-pasca-imunisasi-kipi/ 37. Penyakit polio disebabkan oleh kuman apa? Polio virus (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Poliomielitis)

38. Bagaimana patofisiologi terjadinya gejala klinis polio?

(Sumber: https://www.slideshare.net/yabniellitjingga/askep-polio-mielitis) 39. Sebutkan 3 jenis kuman polio dan sifatnya masing-masing?  Tipe 1 (Brunhilde), Virus ini relatif tahan terhadap hampir semua desinfektan (etanol, isopropanol, lisol, amonium kuartener, dll) dan yang paling ganas (paralitogenik) dan sering menyebabkan kejadian luar biasa atau wabah. Virus ini tidak memiliki amplop lemak sehingga tahan terhadap pelarut lemak termasuk eter dan kloroform. Virus ini dapat diinaktifasi oleh formaldehid, glutaraldehid, asam kuat, sodium hipoklorit, dan klorin. Virus polio menjadi

inaktif dengan pemanasan di atas 42 derajat Celcius. Selain itu, pengeringan dan ultraviolet juga dapat menghilangkan aktivitas virus polio.  Tipe 2 (Lanzig) adalah tipe yang paling jinak.  Tipe 3 (Leon) (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Poliomielitis) 40. Sebutkan nama-nama lain penyakit campak? Dalam bahasa kedokteran penyakit campak disebut sebagai morbili, measles, atau rubeola. (Sumber: http://mediskus.com/penyakit/penyakit-campak) 41. Bagaimana kemasan vaksin DPT? Vaksin DTP merupakan suspensi koloidal homogen berwarna putih susu dalam vial gelas, mengandung toksoid tetanus murni, toksoid difteri murni, dan bakteri pertusis yang diinaktivasi, yang teradsorbsi kedalam aluminium fosfat.

(Sumber: http://www.bumn.go.id/biofarma/berita/3056) 42. Berapa cc isi vaksin DPT? Tiap dosis (0,5 mL) mengandung : Zat berkhasiat : • Toksoid difteri murni 20 Lf • Toksoid tetanus murni 7,5 Lf • B. pertussis yang diinaktivasi 12 OU Zat tambahan: • Aluminium fosfat 1,5 mg • Thimerosal 0,05 mg (Sumber: http://www.bumn.go.id/biofarma/berita/3056) 43. Berapa dosis vaksin DPT? 0,5 mL (Sumber: http://www.bumn.go.id/biofarma/berita/3056) 44. Bagaimana efek samping vaksin DPT?

Demam, merah dan bengkak di tempat suntikan, nyeri dan perih di tempat suntikan, rewel, tidak nafsu makan, muntah, kejang, reaksi alergi berat, kerusakan otak permanen. (Sumber: www.cdc.goc) 45. Bagaimana cara pemberian vaksin DPT? Cara pemberian vaksin DPT adalah dengan menyuntikkannya secara intramuskular (ke dalam otot). Penyuntikan sebaiknya dilakukan pada paha atas bagian depan dengan dosis pemberian vaksin DPT untuk satu anak adalah 0,5 mL. Penyuntikan pada bagian bokong tidak dianjurkan karena berisiko untuk melukai saraf di daerah bokong, dan suntikan tidak boleh diberikan ke dalam kulit karena dapat meningkatkan reaksi lokal pada kulit. (Sumber: Imunisasi DPT: Jadwal, Manfaat, Efek Samping – Mediskus) 46. Apa definisi difteri? Infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejalanya berupa sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan. Bakteri penyebab penyakit ini menghasilkan racun yang berbahaya jika menyebar ke bagian tubuh lain. (Sumber: https://hellosehat.com/penyakit/difteri/) 47. Apa kuman penyebab difteri? Difteri adalah penyakit akut yang disebabkan oleh Corynebacterium diphtheria. (Sumber: Difteri pada anak oleh Edi Hartoyo. Sari Pediatri: Februari, 2018) 48. Bagaimana sifat kuman difteri? Bakteri Gram positif fakultatif anaerob. (Sumber: Difteri pada anak oleh Edi Hartoyo. Sari Pediatri: Februari, 2018) 49. Apa toksin kuman difteri? Penyakit difteri disebabkan terutama oleh eksotoksin yang dihasilkan oleh C. diphtheria. Toksin hanya diproduksi jika bakteri C. diphtheria diinfeksi oleh virus spesifik (bakteriofag) yang membawa informasi genetik toksin. Terdapat empat strain C. diphtheria, yaitu gravis, intermedius, mitis, dan belfanti. Semua strain ini dapat memproduksi toksin dan menyebabkan penyakit difteri berat. (Sumber: https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/difteri/etiologi) 50. Bagaimana kerja kuman difteri? Penyakit disebabkan oleh toxin diphtheria yang merupakan faktor virulensi dari C. diphtheriae. Toxin ini dikode oleh gen tox yang dibawa oleh suatu bakteriofaga lisogenik yaitu Beta-faga. Hanya galur C. diphtheriae yang memiliki gen tox ini lah yang dapat menimbulkan penyakit. Galur lain yang tidak memiliki gen ini tidak bersifat patogenik, akan tetapi galur ini dapat berubah menjadi patogenik bila ditransduksi oleh bakteriofaga lisogenik beta-faga. Spesies bakteri coryneform lain yang dapat

menghasilkan toxin ini adalah Corynebacterium ulcerans yang juga dapat menimbulkan manifestasi klinis difteri. Toxin diphtheria memiliki 2 subunit dan 3 regio. Subunit A memiliki regio katalitik, sedangkan subunit B memiliki regio pengikat reseptor (receptor-binding region), dan regio translokasi (translocation region). Reseptor untuk toxin ini adalah heparinbinding epidermal growth factor yang terdapat pada permukaan banyak sel eukariotik, termasuk sel jantung dan sel saraf. Hal ini yang mendasari terjadinya komplikasi kardiologis dan neurologis dari difteri. Begitu toxin difteri berlekatan dengan sel host melalui ikatan antara heparin-binding epidermal growth factor dan receptor binding region subunit B, regio translokasi disisipkan ke dalam membrane endosome yang kemudian memungkinkan pergerakan region katalitik subunit A ke dalam sitosol. Kemudian subunit A bekerja dengan cara menghentikan sintesis protein sel host. Subunit A memiliki aktivitas enzimatik yang mampu memecah Nikotinamida dari Nicotinamide Adenine Dinucleotide (NAD) dan kemudian mentransfer sisa ADPribosa dari hasil pemecahan tadi menuju Elongation Factor-2 (EF-2). EF-2 yang terADP ribosilasi ini kemudian menjadi inaktif. EF-2 merupakan faktor yang penting dalam translasi protein, sehingga sintesis protein seluler menjadi terganggu. Proses ini kemudian menyebabkan nekrosis sel disertai dengan inflamasi dan eksudat fibrin yang memberikan gambaran pseudomembrane. Bentukan pseudomembrane ini dapat menghambat jalan napas, sehingga kematian akibat difteri timbul karena sumbatan jalan napas. Sumber: http://hmpd.fk.ub.ac.id/difteria/ 51. Apa yang dimaksud dengan pseudomembran pada difteri? Pseudomembran merupakan lapisan tipis berwarna putih keabu abuan yang timbul terutama di daerah mukosa hidung, mulut sampai tenggorokan atau membran palsu, eksudat membranosa pada kasus difteri. (Sumber : Kamus Kedokteran Dorland.2011.Jakarta:EGC) 52. Apa yang dimaksud dengan bull neck pada difteri? Suatu tanda dari difteri akibat pembesaran kelenjar limfe leher. (Sumber: Hospital care for children) 53. Bagaimana penanganan difteri? Tujuan pengobatan penderita difteria adalah menginaktivasi toksin yang belum terikat secepatnya, mencegah dan mengusahakan agar penyulit yang terjadi minimal, mengeliminasi C. diptheriae untuk mencegah penularan serta mengobati infeksi penyerta dan penyulit difteria. Umum Pasien diisolasi sampai masa akut terlampaui dan biakan hapusan tenggorok negatif 2 kali berturut-turut. Pada umumnya, pasien tetap diisolasi selama 2-3 minggu. Istirahat tirah baring selama kurang lebih 2-3 minggu, pemberian cairan serta diet yang adekuat. Khusus

Antitoksin: Anti difteri serum (ADS). Antitoksin harus diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria, dengan pemberian antitoksin pada hari pertama, angka kematian pada penderita kurang dari 1%. Namun, dengan penundaan lebih dari hari ke-6 menyebabkan angka kematian ini bisa meningkat sampai 30%. Sebelum pemberian ADS harus dilakukan uji kulit atau uji mata terlebih dahulu. Pemberian ADS dapat terjadi reaksi ana laktik sehingga harus disediakan larutan adrenalin 1:1000 dalam semprit. Uji kulit dilakukan dengan penyuntikan 0,1 mL ADS dakam larutan garam siologis 1:1000 secara intrakutan. Hasil positif bila dalam 20 menit trejadi indurasi > 10 mm. Uji mata dilakukan dengan meneteskan 1 tetes larutan serum 1:10 dalam garam siologis. Pada mata yang lain diteteskan garam siologis. Hasil positif bila dalam 20 menit tampak gejala hiperemis pada konjungtiva bulbi dan lakrimasi. Bila uji kulit atau mata positif, ADS diberikan dengan cara desensitisasi (Besredka). Bila uji hipersensitivitas tersebut di atas negatif, ADS harus diberikan sekaligus secara intravena. Dosis ADS ditentukan secara empiris berdasarkan berat penyakit dan lama sakit, tidak tergantung pada berat badan pasien. Pemberian ADS intravena dalam larutan garam fisiologis atau 100 ml glukosa 5% dalam 1-2 jam. Pengamatan terhadap kemungkinan efek samping obat/reaksi sakal dilakukan selama pemberian antitoksin dan selama 2 jam berikutnya. Demikian pula perlu dimonitor terjadinya reaksi hipersensitivitas lambat (serum sickness). Antibiotik Antibiotik diberikan untuk membunuh bakteri dan menghentikan produksi toksin. Pengobatan untuk difteria digunakan eritromisin (40-50 mg/kgBB/hari, dosis terbagi setiap 6 jam PO atau IV, maksimum 2 gram per hari), Penisilin V Oral 125-250 mg, 4 kali sehari, kristal aqueous pensilin G (100.000 – 150.000 U/kg/hari, dosis terbagi setiap 6 jam IV atau IM), atau Penisilin prokain (25.000-50.000 IU/kgBB/hari, dosis terbagi setiap 12 jam IM). Terapi diberikan untuk 14 hari. Beberapa pasien dengan difteria kutaneus sembuh dengan terapi 7-10 hari. Eliminasi bakteri harus dibuktikan dengan setidaknya hasil 2 kultur yang negatif dari hidung dan tenggorokan (atau kulit) yang diambil 24 jam setelah terapi selesai. Terapi dengan eritromisin diulang apabila hasil kultur didapatkan C. diphteriae. Kortikosteroid Belum terdapat persamaan pendapat mengenai kegunaan obat ini pada difteria. Dianjurkan pemberian kortikosteroid pada kasus difteria yang disertai gejala. (Sumber: Edi H. 2018. Difteri pada anak. Saripediatri 19(5): 300-6) : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482484/) 54. Berdasarkan lokasi pseudomembran, sebutkan jenis-jenis difteri? a. Difteri hidung (nasal diphtheria) bila penderita menderita pilek dengan ingus yang bercampur darah. Prevalesi Difteri ini 2 % dari total kasus difteri. Bila tidak diobati akan berlangsung mingguan dan merupakan sumber utama penularan. b. Difteri faring (pharingeal diphtheriae)dan tonsil dengan gejala radang akut tenggorokan, demam sampai dengan 38,5 derajat celsius, nadi yang cepat,tampak lemah, nafas berbau, timbul pembengkakan kelenjar leher. Pada difteri jenis ini juga

akan tampak membran berwarna putih keabu abuan kotor didaerah rongga mulut sampai dengan dinding belakang mulut (faring). c. Difteri laring (laryngo trachealdiphtheriae) dengan gejala tidak bisa bersuara, sesak, nafas berbunyi, demam sangat tinggi sampai 40 derajat celsius, sangat lemah, kulit tampak kebiruan, pembengkakan kelenjar leher. Difteri jenis ini merupakan difteri paling berat karena bisa mengancam nyawa penderita akibat gagal nafas. d. Difteri kutaneus (Cutaneous diphtheriae) dan vaginal dengan gejala berupa luka mirip sariawan pada kulit dan vagina dengan pembentukan membrane diatasnya. Namun tidak seperti sariawan yang sangat nyeri, pada difteri, luka yang terjadi cenderung tidak terasa apa apa. (Sumber: https://www.medscape.org/Diphteria) 55. Apa nama lain pertussis? Penyakit Batuk rejan, batuk seratus hari atau pertussis, atau Whooping Cough. (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Batuk_rejan) 56. Apa nama kuman penyebab pertussis? Bordetella pertusis atau Hemopilus pertusis Sumber: https://www.medscape.org/Pertusis 57. Bagaimana sifat kuman penyebab pertussis? Bakteri penyebab penyakit menular akut yang menyerang pernafasan alias batuk rejan atau batuk seratus hari yang mengandung beberapa komponen yaitu Peitusis Toxin (PT), Filamentous Hemagglutinin (FHA), Aglutinogen, endotoksin, dan protein lainnya. Ciri organisme ini : pendek, gram negative, dan dengan pewarnaan toluidin biru dapat terlihat granula bipolar metakromatik. Bakteri ini aerob murni dan membentuk asam tetapi tidak membentuk gas dari glukosa dan laktosa. Untuk biakan isolasi primer B pertussis dapat digunakan Bordet Gengou 9agar kentang-darah-gliserol) yang mengandung Penisilin 0,5 µg/mL. Terdapat dua mekanisme bagi B pertussis untuk berganti menjadi bentuk yang non hemolitik, dan bentuk tidak virulen yang tidak menghasilkan toksin. Modulasi fenotipik yang reversible terjadi bila B pertussis tumbuh dalam kondisi lingkungan tertentu. (misalnya suhu 280 C melawan suhu 370 C, adanya MgSO4, dll.) Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Bordetella_pertussis 58. Sebutkan stadium-stadium pertussis? a. Stadium kataral (1-2 minggu) Menyerupai gejala ispa : rinore dengan lender cair, jernih, terdapat Injeksi konjungtiva, lakrimasi, batuk ringan iritatif kering dan intermiten, panas tidak begitu tinggi, dan droplet sangat infeksius b. Stadium paroksimal atau spasmodic (2-4 minggu) Frekwensi derajat batuk bertambah 5-10 kali pengulangan batuk uat, selama expirsi diikuti usaha insprasi masif yang medadak sehingga

menimbulkan bunyi melengking (whooop) oleh karena udara yang dihisap melalui glotis yang menyempit. Muka merah, sianosis, mata menonjol,lidah menjulur, lakrimasi, salivasi, petekia diwajah, muntah sesudah batuk paroksimal, apatis , penurunan berat badan, batuk mudah dibangkitkan oleh stress emosiaonal dan aktivitas fisik. Anak dapat terberak berak dan terkencing kencing. Kadang kadang pada penyakit yang berat tampak pula perdarahan subkonjungtiva dan epistaksis. c. Stadium konvalesens (1-2 minggu) Whoop mulai berangsur angsur menurun dan hilang 2-3 minggu kemudian tetapi pada beberapa pasien akan timbul batuk paroksimal kembali. Episode ininakan berulang ulang untuk beberapa bulan dan sering dihubungkan dengan infeksi saluran napas bagian atas yang berulang. https://www.medscape.org/Pertusis 59. Sebutkan komplikasi pertussis? Alat pernapasan Dapat terjadi otitis media “sering pada bayi”, bronchitis, bronkopneumonia, atelektasis yang disebabkan sumbatan mucus, emfisema “dapat juga terjadi emfisema mediastinum, leher, kulit pada kasus yang berat”, bronkiektasis, sedangkan tuberculosis yang sebelumnya telah ada dapat menjadi bertambah berat, batuk yang keras dapat menyebabkan rupture alveoli, emfisema intestisial, pnemutorak. Alat pencernaan Muntah muntah yang berat dapat menimbulkan emasiasi, prolapsus rectum atau hernia yang mungkin timbul karena tingginya tekanan intra abdominal, ulcus pada ujung lidah karena lidah tergosok pada gigi atau tergigit pada waktu serangan batuk, stomatitis. Susunan saraf pusat Kejang dapat timbul karena gangguan keseimbangan elektrolit akibat muntah muntah. Kadang kadang terdapat kongesti dan edema otak, mungkin pula terjadi perdarahan otak, koma, ensefalitis, hiponatremi. (Sumber: https://www.medscape.org/Pertusis) 60. Apa nama kuman penyebab tetanus? Clostridium tetani Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Clostridium_tetani 61. Sebutkan sifat-sifat kuman penyebab tetanus? a. Obligat anaerob, tumbuh di suhu 33-37oC b. Saprophytic c. Bakteri gram positif d. Membentuk spora yang dapat bertahan di tanah selama bulanan sampai tahunan e. Motil f. Basil (Sumber: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482484/)

62. Apa jenis kejang pada tetanus? Kejang umum tonik baik secara spontan maupun hanya dengan rangsangan minimal (rabaan, sinar dan bunyi). Kejang menyebabkan lengan fleksi dan adduksi serta tangan mengepal kuat dan kaki dalam posisi ekstensi. (Sumber:http://eprints.undip.ac.id/55169/3/Danawan_Rahmanto_22010113130141_L ap.KTI_Bab2.PDF) 63. Sebutkan 2 nama toksin tetanus? Toksin tetanospasmin dan tetanolysin. Tetanospasmin adalah neurotoksin poten yang bertanggungjawab terhadap manifestasi klinis tetanus, sedangkan tetanolysin sedikit memiliki efek klinis. (Sumber: Penatalaksanaan Tetanus oleh Ni Komang Saraswita. CDK, 2014) 64. Bagaimana cara kerja toksin tetanus? 1. Toksin diabsorbsi pada ujung syaraf motorik dari melalui sumbu silindrik dibawa kekornu anterior susunan syaraf pusat 2. Toksin diabsorbsi oleh susunan limfatik, masuk kedalam sirkulasi darah arteri kemudian masuk kedalam susunan syaraf pusat. Sumber: http://hmpd.fk.ub.ac.id/tetanus-2/ 65. Tetanus pada anak berdasarkan beratnya penyakit, dibagi berapa derajat? Grade 1: ringan -Masa inkubasi lebih dari 14 hari -Period of onset> 6 hari -Trismus positif tetapi tidak berat -Sukar makan dan minum tetapi disfagia tidak ada. - Lokalisasi kekakuan dekat dengan luka berupa spasme disekitar luka dan - kekakuan umum terjadi beberapa jam atau hari. Grade II: sedang -Masa inkubasi 10–14 hari -Period of onset 3 had atau kurang -Trismus ada dan disfagia ada. -Kekakuan umum terjadi dalam beberapa hari tetapi dispnoe dan sianosis tidak ada. Grade III: berat -Masa inkubasi < 10 hari -Period of onset 3 hari atau kurang -Trismus berat -Disfagia berat. -Kekakuan umum dan gangguan pernapasan asfiksia, ketakutan, keringat banyak dan takikardia.

Sumber: Cole dan Youngman (1969) 66. Pembagiannya berdasarkan apa? Tingkat keparahan tetanus: Kriteria Pattel Joag Kriteria 1: rahang kaku, spasme terbatas, disfagia, dan kekakuan otot tulang belakang Kriteria 2: Spasme, tanpa mempertimbangkan frekuensi maupun derajat keparahan Kriteria 3: Masa inkubasi ≤ 7hari Kriteria 4: waktu onset ≤48 jam Kriteria 5: Peningkatan temperatur; rektal 100ºF ( > 400 C), atau aksila 99ºF ( 37,6 ºC). Grading Derajat 1 (kasus ringan), terdapat satu kriteria, biasanya Kriteria 1 atau 2 (tidak ada kematian) Derajat 2 (kasus sedang), terdapat 2 kriteria, biasanya Kriteria 1 dan 2. Biasanya masa inkubasi lebih dari 7 hari dan onset lebih dari 48 jam (kematian 10%) Derajat 3 (kasus berat), terdapat 3 Kriteria, biasanya masa inkubasi kurang dari 7hari atau onset kurang dari 48 jam (kematian 32%) Derajat 4 (kasus sangat berat), terdapat minimal 4 Kriteria (kematian 60%) Derajat 5, bila terdapat 5 Kriteria termasuk puerpurium dan tetanus neonatorum (kematian 84%). Derajat penyakit tetanus menurut modifikasi dari klasifikasi Albleet’s : Grade 1 (ringan) Trismus ringan sampai sedang, spamisitas umum, tidak ada penyulit pernafasan, tidak ada spasme, sedikit atau tidak ada disfagia. Grade 2 (sedang) Trismus sedang, rigiditas lebih jelas, spasme ringan atau sedang namun singkat, penyulit pernafasan sedang dengan takipneu Grade 3 (berat) Trismus berat, spastisitas umum, spasme spontan yang lama dan sering, serangan apneu, disfagia berat, spasme memanjang spontan yang sering dan terjadi refleks, penyulit pernafasan disertai dengan takipneu, takikardi, aktivitas sistem saraf otonom sedang yang terus meningkat. Grade 4 (sangat berat) Gejala pada grade 3 ditambah gangguan otonom yang berat, sering kali menyebabkan “autonomic storm”. Sumber: http://hmpd.fk.ub.ac.id/tetanus-2/ 67. Bagaimana penanganan tetanus pada anak? Pada pasien neonatus 1. Eradikasi kuman a. Tali pusat dibersihkan dengan alcohol 70% atau povidon iodin. b. Antibiotik c. Penisilin prokain 50.000 IU/kg/kali IM, tiap 12 jam, atau d. Ampisilin 50 mg/kg/dosis, atau • Usia gestasi (UG) < 37 minggu n< 28 hari tiap 12 jam > 28 hari tiap 8 jam • UG > 37 minggu < 7 hari tiap 12 jam

> 7 hari tiap 8 jam e. Metronidazole loading dose 15mg/kg/dosis, selanjutnya 7,5mg/kg/dosis, atau f. Interval Usia < 28 hari tiap 12 jam Usia > 28 hari tiap 8 jam g. Pemberian dosis rumatan UG < 37 minggu 24 jam setelah loading dose UG > 37 minggu 12 jam setelah loading dose h. Eritromisin 15-25 mg/kg/dosis tiap 8 jam Bila ada sepsis/pneumonia dapat ditambahkan sefotaksim 50 mg/kg/dosis • UG < 30 minggu <28 hari tiap 12 jam >28 hari tiap 8 jam • UG > 30 minggu < 14 hari tiap 12 jam > 14 hari tiap 8 jam 2. Netralisasi toksin a. ATS 50.000 – 100.000 IU, setengah dosis IM, setengahnya IV, dilakukan uji kulit lebih dahulu. b. Bila tersedia dapat diberikan HTIG 3000-6000 IU IM 3. Memberikan pelemas otot untuk mengatasi spasme otot Diazepam 20-40 mg/kgBB/hari, drip, dilarutkan dalam larutan dekstrose 5% menggunakan syringe pump. Obat dibagi menjadi empat sediaan untuk menghindari efek pengendapan obat diazepam. Hati-hati terjadi henti napas dalam pemberiannya. Bila diazepam telah mencapai dosis maksimal tetapi spasme tetap tidak teratasi dianjurkan pemberian pelumpuh otot pankuronium 0,05-0,1 mg/kgBB/kali dang penggunaan ventilator mekanik. 4. Terapi suportif a. Pemberian oksigen b. Pembersihan jalan nafas c. Keseimbangan cairan, elektrolit dan kalori 5. Imunisasi Diberikan imunisasi Tetanus Toksoid sesuai dengan jadwal imunisasi diberikan pada saat penderita pulang. Sumber: http://hmpd.fk.ub.ac.id/tetanus-2/ 68. Sebutkan gejala klinik tetanus neonatorum? • Bayi sadar, terjadi spasme otot berulang. • Mulut mencucu seperti mulut ikan (carper mouth). • Trimus (mulut sukar dibuka). • Perut teraba keras (perut papan). • Opistotonus (ada sela antara punggung bayi dengan alas, saat bayi ditidurkan). • Tali pusat biasanya kotor dan berbau. • Anggota gerak spastik (boxing position).

(Sumber: jurnalpediatri.com) 69. Imunisasi BCG untuk mencegah penyakit apa? Vaksin BCG mengandung bentuk lemah bakteri (kuman) yang menyebabkan TB. Karena bakteri ini dilemahkan, bakteri ini tidak menyebabkan TB dalam diri orang yang sehat, sebaliknya berguna untuk membentuk perlindungan (imunitas) terhadap TB. BCG bekerja paling efektif pada bayi dan anak-anak kecil. Selain itu, sangat efektif dalam mencegah bentuk TB yang parah, termasuk meningitis TB dengan perlindungan yang 70% lebih kuat. (Sumber: Lembar fakta vaksinasi BCG) 70. Apa kuman penyebab TBC? Penyebab TB adalah kuman Mycobacterium tuberculosis. (Sumber: Lembar fakta vaksinasi BCG) 71. Bagaimana sifat kuman tersebut? Mycobacterium tuberculosis dapat mati jika terkena cahaya matahari langsung selama 2 jam. Karena kuman ini tidak tahan terhadap sinar ultra violet. Mycobacterium tuberculosis mudah menular, mempunyai daya tahan tinggi dan mampu bertahan hidup beberapa jam ditempat gelap dan lembab. Oleh karena itu, dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant (tidur), tertidur lama selama beberapa tahun. Basil yang ada dalam percikan dahak dapat bertahan hidup 8-10 hari. (Depkes, 2008). (Sumber: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-elvatrihan-6218-3babii.pdf ) 72. Apa saja pemeriksaan pada pasien-pasien yang dicurigai TBC? Pertimbangkan Tuberkulosis pada anak jika: Anamnesis:  Berkurangnya berat badan 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas atau gagal tumbuh.  Demam tanpa sebab jelas, terutama jika berlanjut sampai 2 minggu.  Batuk kronik ≥ 3 minggu, dengan atau tanpa wheeze.  Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa. Pemeriksaan fisis  Pembesaran kelenjar limfe leher, aksila, inguinal.  Pembengkakan progresif atau deformitas tulang, sendi, lutut, falang.  Uji tuberkulin. Biasanya positif pada anak dengan TB paru, tetapi bisa negatif pada anak dengan TB milier atau yang juga menderita HIV/AIDS, gizi buruk atau baru menderita campak.  Pengukuran berat badan menurut umur atau lebih baik pengukuran berat menurut panjang/tinggi badan. Untuk memudahkan penegakan diagnosis TB anak, IDAI merekomendasikan diagnosis TB anak dengan menggunakan sistem skoring, yaitu pembobotan terhadap gejala atau tanda klinis yang dijumpai.

Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang, maka dilakukan pembobotan dengan sistem skoring. Pasien dengan jumlah skor ≥ 6 (sama atau lebih dari 6), harus ditatalaksana sebagai pasien TB dan mendapat pengobatan dengan obat anti tuberkulosis (OAT). Bila skor kurang dari 6 tetapi secara klinis kecurigaan ke arah TB kuat maka perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik lainnya sesuai indikasi, seperti bilasan lambung, patologi anatomi, pungsi lumbal, pungsi pleura, foto tulang dan sendi, funduskopi, CT-Scan dan lain-lainnya. (Sumber: http://www.ichrc.org/481-tuberkulosis-diagnosis ) 73. Bagaimana penanganan TBC baru pada anak? a. TBC paru tidak berat Pada TBC paru yang tidak berat cukup diberikan 3 jenis obat anti tuberkulosis (OAT) dengan jangka waktu terapi 6 bulan. Tahap intensif terdiri dari isoniazid (H), Rifampisin (R) dan Pyraninamid (Z) selama 2 bulan diberikan setiap hari (2HRZ). Tahap lanjutan terdiri dari Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) selama 4 bulan diberikan setiap hari (4HR). b. TBC paru berat atau TBC ekstrapulmonal Pada TBC berat (TBC milier, meningitis, dan TBC tulang) maka juga diberikan Streptomisin atau Etambutol pada permulaan pengobatan. Jadi pada TBC berat biasanya pengobatan dimulai dengan kombinasi 45 obat selama 2 bulan, kemudian dilanjutkan dengan Isoniazid dan Rifampisin selama 10 bulan lagi atau lebih, sesuai dengan perkembangan klinisnya. Kalau ada kegagalan karena resistensi obat, maka obat diganti sesuai dengan hasil uji resistensi, atau tambah dan ubah kombinasi OAT. Obat anti tuberkulosis yang digunakan adalah : a. Isoniazid (INH) : selama 6-12 bulan Dosis terapi : 5-10 mg/kgBB/hari diberikan sekali sehari Dosis profilaksis : 5-10 mg/kgBB/hari diberikan sekali sehari Dosis maksimum : 300 mg/hari b. Rifampisin ( R ) : selama 6-12 bulan Dosis : 10-20 mg/kgBB/hari sekali sehari Dosis maksimum : 600 mg/hari c. Pirazinamid (Z) : selama 2-3 bulan pertama Dosis : 25-35 mg/kgBB/hari diberikan 2 kali sehari Dosis maksimum : 2 gram/hari d. Etambutol (E) : selama 2-3 bulan pertama Dosis : 15-20 mg/kgBB/hari diberikan sekali atau 2 kali sehari Dosis maksimum : 1250 mg/hari e. Streptomisin (S) : selama 1-2 bulan pertama Dosis : 15-40 mg/kg/hari diberikan sekali sehari intra muskular Dosis maksimum : 1 gram/hari

f. Kortikosteroid diberikan pada keadaan khusus seperti : Tb milier, meningitis Tb, endobronkial Tb, pleuritis Tb, perikarditis Tb, peritonitis Tb. Boleh diberikan prednison 1-2 mg/kg BB/hari selama 1-2 bulan PENGHENTIAN PENGOBATAN a. Bila setelah 6 bulan evaluasi membaik : batuk menghilang, klinis membaik, anak menjadi lebih aktif, berat badan meningkat, foto thorax membaik, penurunan LED b. Bila setelah 6 bulan tidak ada perbaikan, kemungkinan : 1. Kepatuhan minum obat yang kurang 2. MDR (Multi Drug Resisten) 3. Diagnosis bukan TBC

OBAT PENCEGAHAN DENGAN INH : 5-10 mg/kg BB/hari diberikan pada : a. Profilaksis primer : anak yang kontak erat dengan penderita TB menular (BTA positip, tetapi belum terinfeksi). b. Profilaksis sekunder : anak dengan infeksi TB yaitu tuberkulin positip dan klinis baik, dengan faktor resiko yang memungkinkan menjadi TB aktif. 1. umur dibawah 5 tahun 2. menderita penyakit infeksi (morbili, varicella) 3. mendapat obat imunosupresif (sitostatik, steroid, dll) 4. umur akil balik 5. kalau ada infeksi HIV (Sumber: https://dokterairlangga.wordpress.com/2017/09/14/penanganan-terkinituberkulosis-atau-tb-tbc-pada-anak/ ) 74. Apa nama TBC kelenjar di kulit? Scrofula (Sumber: https://www.alodokter.com/waspadai-tbc-kelenjar-yang-ditandai-denganbenjolan-di-leher ) 75. Bagaimana sifat pembesaran kelenjar pada TBC? Pada TBC kelenjar tidak ada warna kemerahan lokal yang menyertainya atau rabaan hangat pada pembengkakan. (Sumber: https://mediskus.com/penyakit/ciri-ciri-penyakit-tbc-kelenjar-danpenanganan ) 76. Apa nama lain penyakit campak? Campak juga dikenal dengan nama morbili atau morbillia dan rubeola (bahasa Latin), yang kemudian dalam bahasa Jerman disebut dengan nama masern, dalam bahasa Islandia dikenal dengan nama mislingar dan measles dalam bahasa Inggris. (Sumber: repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20116/4/Chapter%20II.pdf )

77. Apa gejala klinik penyakit campak? Penyakit campak terdiri dari 3 stadium, yaitu: a. Stadium kataral (prodormal) Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari dengan gejala demam, malaise, batuk, fotofobia, konjungtivitis dan koriza. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul eksantema, timbul bercak Koplik. Bercak Koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum timbul pertama kali pada mukosa bukal yang menghadap gigi molar dan menjelang kira -kira hari ke 3 atau 4 dari masa prodormal dapat meluas sampai seluruh mukosa mulut. Secara klinis, gambaran penyakit menyerupai influenza dan sering didiagnosis sebagai influenza. b. Stadium erupsi Stadium ini berlangsung selama 4-7 hari. Gejala yang biasanya terjadi adalah koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul eksantema di palatum durum dan palatum mole. Kadang terlihat pula bercak Koplik. Terjadinya ruam atau eritema yang berbentuk makula-papula disertai naiknya suhu badan. Mula-mula eritema timbul di belakang telinga, di bagian atas tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadangkadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Ruam kemudian akan menyebar ke dada dan abdomen dan akhirnya mencapai anggota bagian bawah pada hari ketiga dan akan menghilang dengan urutan seperti terjadinya yang berakhir dalam 2-3 hari. c. Stadium konvalesensi Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang lama-kelamaan akan menghilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik. Selanjutnya suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi. (Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/20116/Chapter%20II.pdf;jsess ionid=9EB37159818045C6C74D5F44027F9BE7?sequence=4 ) 78. Apa yang dimaksud dengan MR? Vaksin MR merupakan kombinasi vaksin campak atau Measles (M) dan Rubella (R). (Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia IDAI (2017). Imunisasi. Daftar Pertanyaan Seputar Imunisasi Campak/Measles dan Rubella) 79. Bagaimana gejala klinik pada penyakit rubella? Penderita rubella pada anak-anak cenderung mengalami gejala-gejala yang lebih ringan daripada penderita dewasa. Tetapi ada juga penderita rubella yang tidak mengalami gejala apa pun, namun tetap dapat menularkan virus rubella.

Penyakit ini umumnya membutuhkan waktu sekitar 14-21 hari sejak terjadi pajanan sampai menimbulkan gejala. Gejala-gejala umum rubella meliputi: a. Demam. b. Sakit kepala. c. Hidung tersumbat atau pilek. d. Tidak nafsu makan. e. Mata merah. f. Pembengkakan kelenjar limfa pada telinga dan leher. g. Ruam berbentuk bintik-bintik kemerahan yang awalnya muncul di wajah lalu menyebar ke badan, tangan, dan kaki. Ruam ini umumnya berlangsung selama 1-3 hari. h. Nyeri pada sendi, terutama pada penderita remaja wanita. Begitu terinfeksi, virus akan menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu 5 hari hingga 1 minggu. Potensi tertinggi penderita untuk menularkan rubella biasanya pada hari pertama sampai hari ke-5 setelah ruam muncul. (Sumber: https://www.alodokter.com/rubella ) 80. Bagaimana kemasan vaksin MR? Vaksin rubella tersedia dalam bentuk monovalent maupun kombinasi dengan vaksin virus yang lain misalnya dengan campak (Measles Rubella/MR) atau dengan campak dan parotitis (Measles Mumps Rubella/MMR). Semua vaksin rubella dapat menimbulkan serokonversi sebesar 95% atau lebih setelah pemberian satu dosis vaksin dan efikasi vaksin diperkirakan sekitar 90% - 100%. Vaksin Measles Rubella (MR) adalah vaksin hidup yang dilemahkan (live attenuated), berupa serbuk kering dengan pelarut. Kemasan vaksin adalah 10 dosis per vial. (Sumber: http://www.kemenkes.go.id/ ) 81. Bagaimana dosis vaksin MR? Vaksin MR diberikan dengan dosis 0,5 ml. (Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia IDAI (2017). Imunisasi. Daftar Pertanyaan Seputar Imunisasi Campak/Measles dan Rubella) 82. Apa efek samping vaksin MR? Demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di tempat suntikan setelah imunisasi adalah reaksi normal yang akan menghilang dalam 2-3 hari. Kejadian ikutan pasca imunisasi yagn serius sangat jarang terjadi. (Sumber: http://www.searo.who.int/indonesia/topics/immunization/mr_vaccine_introduction.pd f?ua=1 ) 83. Bagaimana penjadwalan vaksin MR? Imunisasi MR diberikan untuk semua anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun selama kampanye imunisasi MR. Selanjutnya imunisasi MR masuk dalam jadwal

imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD/sederajat menggantikan imunisasi Campak. (Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia IDAI (2017). Imunisasi. Daftar Pertanyaan Seputar Imunisasi Campak/Measles dan Rubella) 84. Pada bayi baru lahir di RS, kapan diberikan imunisasi hepatitis B? Dengan melihat faktor risiko dan cara penularan vertical dari ibu ke anak, maka program imunisasi Departemen Kesehatan memprioritaskan imunisasi HB pada bayi segera setelah lahir dengan mengintegrasikannya ke dalam program imunisasi rutin yang telah ada. Untuk bayi-bayi yang dilahirkan di rumah sakit, imunisasi HB dosis pertama diberikan pada umur 0 bulan, dosis kedua diberikan pada umur 2 bulan dan dosis ketiga diberikan pada umur 7 bulan. Jadwal imunisasi HB bagi bayi yang datang di rumah sakit / posyandu adalah dosis pertama pada umur 3 bulan, dosis kedua pada umur 4 bulan, dan dosis ketiga diberikan pada umur 9 bulan. Pemberian imunisasi HB pada bayi berdasarkan status HBsAg ibu pada saat melahirkan, sebagai berikut: a. Bayi lahir dari ibu dengan status HBsAg yang tidak diketahui. Diberikan vaksin rekombinan (10 μg) secara intramuskular, dalam waktu 12 jam sejak lahir. Dosis ke dua diberikan pada umur 1-2 bulan dan dosis ke tiga pada umur 6 bulan. Apabila pada pemeriksaan selanjutnya diketahui HbsAg ibu positif, segera berikan 0,5 ml imunoglobulin antihepatitis (HBIG) (sebelum usia 1 minggu). b. Bayi lahir dari ibu dengan HBsAg positif. Dalam waktu 12 jam setelah lahir, secara bersamaan diberikan 0,5 ml HBIG dan vaksin rekombinan secara intramuskular di sisi tubuh yang berlainan. Dosis ke dua diberikan 1-2 bulan sesudahnya, dan dosis ke tiga diberikan pada usia 6 bulan. c. Bayi lahir dari ibu dengan HBsAg negatif. Diberikan vaksin rekombinan secara intramuskular pada umur 2-6 bulan. Dosis ke dua diberikan 1-2bulan kemudian dan dosis ke tiga diberikan 6 bulan setelah imunisasi pertama. (Sumber: https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/viewFile/942/874 ) 85. Bagaimana cara pemberian imunisasi hepatitis B pada neonatus? Pemberian imunisasi HB pada bayi berdasarkan status HBsAg ibu pada saat melahirkan, sebagai berikut: a. Bayi lahir dari ibu dengan status HBsAg yang tidak diketahui. Diberikan vaksin rekombinan (10 µg) secara intramuskular, dalam waktu 12 jam sejak lahir. Dosis ke dua diberikan pada umur 1-2 bulan dan dosis ke tiga pada umur 6 bulan. Apabila pada pemeriksaan selanjutnya diketahui HbsAg ibu positif, segera berikan 0,5 ml imunoglobulin anti hepatitis (HBIG) (sebelum usia 1 minggu). b. Bayi lahir dari ibu dengan HBsAg positif. Dalam waktu 12 jam setelah lahir, secara bersamaan diberikan 0,5 ml HBIG dan vaksin rekombinan secara intramuskular di sisi tubuh yang berlainan. Dosis ke dua diberikan 1-2 bulan sesudahnya, dan dosis ke tiga diberikan pada usia 6 bulan. (Sumber: Sari Pediatri, Vol. 4, No. 4, Maret 2003: 163 – 167)

86. Berapa dosis untuk pemberian imunisasi hepatitis B?

https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/viewFile/942/874 87. Bagaimana pemberian vaksin hepatitis pada anak > 1 tahun? Diberikan 3 dosis (dewasa 1 mL, anak 0.5 mL) pada bulan ke 0, 1 dan 6. Booster dapat diberikan setiap 5 tahun. a. Muskulus Kuadriseps pada bagian antero-lateral paha (lebih dipilih karena risiko kecil terinjeksi secara IV atau mengenai tulang femur dan jejas pada nervus skiatikus). b. Muskulus deltoideus (mengandung sedikit lemak atau jaringan subkutan sehingga memudahkan penyuntikan). Area ini digunakan hanya untuk pemberian imunisasi bukan untuk pemberian obat lain. (Sumber: Dalimartha, 2004) 88. Berapa dosis DPT untuk anak 12 tahun? Imunisasi DPT juga termasuk komitmen global dalam rangka eliminasi tetanus. Imunisasi DPT diberikan 3 kali sebagai imunisasi dasar, dilanjutkan dengan imunisasi ulangan 1 kali (interval 1 tahun setelah DPT3). Pada usia 5 tahun, diberikan ulangan lagi (sebelum masuk sekolah) dan pada usia 12 tahun berupa imunisasi Td. Pada wanita, imunisasi TT perlu diberikan 1 kali sebelum menikah dan 1 kali pada ibu hamil, yang bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum (tetanus pada bayi baru lahir). Apabila imunisasi DPT terlambat diberikan, berapa pun interval keterlambatannya, jangan mengulang dari awal, tetapi lanjutkan imunisasi sesuai jadwal. Bila anak belum pernah diimunisasi dasar pada usia <12 bulan, lakukan imunisasi sesuai imunisasi dasar baik jumlah maupun intervalnya. Bila pemberian DPT ke-4 sebelum ulang tahun ke-4, pemberian ke-5 paling cepat diberikan 6 bulan sesudahnya. Bila pemberian ke-4 setelah umur 4 tahun, pemberian ke-5 tidak diperlukan lagi. (Sumber: http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/melengkapi-mengejar-imunisasibagian-ii ) 89. Apa definisi imunisasi?

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terkena antigen yang serupa , tidak terjadi penyakit . (Sumber: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-wahyuhiday-60382-babii.pdf ) 90. Apa saja yang ditanyakan tentang status sosial ekonomi pada pasien dengan gizi kurang? Pekerjaan, penghasilan, pendidikan, pengeluaran 91. Apa saja yang ditanyakan tentang lingkungan pada pasien dengan gizi kurang? kebersihan lingkungan, wabah, tempat tinggal, jendela, ukuran rumah, kamar rumah, jumlah kamar mandi 92. Untuk menentukan kesan umum, dilakukan metode apa? Pemeriksaan fisis harus selalu dimulai dengan penilaian keadaan umum pasien yang mencakup: 1. Kesan keadaan sakit, termasuk fasies, dan posisi Penilaian kesan keadaan sakit adalah apakah pasien tidak tampak sakit, sakit ringan, sakit sedang, ataukah sakit berat. Perhatikan pula facies. Facies adalah istilah yang menunjukkan ekspresi wajah pasien, yang kadang dapat meberi informasi tentang keadaan klinisnya. Posisi pasien serta aktivitasnya perlu dinilai dengan baik – apakah pasien datang berjalan, duduktiduran aktif, tiduran pasif, ataukah ia mengambil posisi abnormal tertentu. 2. Kesadaran penilaian kesadaran dinyatakan sebagai: komposmentis : pasien sadar sepenuhnya dan memberikan respons yang adekuat terhadap semua stimulus yang diberikan apatik: pasien dalam keadaan sadar, namun tampak acuh terhadap sekitar, ia memberi reapons yang adekuat bila diberikan stimulus somnolen: yakni tingkat kesadaran yang lebih rendah daripada apatik, tampak mengantuk, selalu ingin tidur , tidak responsif terhadap stimulus ringan, tetapi masih memberikan respons terhadap stimulus yang agak keras kemudian tertidur lagi sopor: tidak memberikan respons ringan maupun sesang tetapi masih memberikan sedikit respons pada stimulus kuat, refleks pupil terhadap cahaya masih positif koma : tidak bereaksi pada stimulus apapun, refleks pupil terhadap cahaya tidak ada, tingkat kesadaran paling rendah

delirium : kesadaran menurun serta kacau, yang biasanya disertai disorientasi, iritatif, dan salah persepsi terhadap rangsangan sensorik hingga terjadi halusinasi. 3. Kesan status gizi Penilaian status gizi pasien scara klinis dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. pada inspeksi secara umum dapat dilihat bagaimana proporsi atau postur tubuhnya, apakah baik, kutus, atau gemuk. juga dinilai apakah ada kelainan yang menyebabkan proporsi tubuh berubah, seperti hidrosefalus, edema anasarka, atau akondroplasia. Penilaian status gizi dilengkapi dengan data antropometrik serta hasil pemeriksaan laboratorium. penilaian status gizi yang berdasarkan anamnesis (riwayat makanan), pemeriksaan fisis, data antropometria, dan haisl pemeriksaan laboratorium akan memberikan hasil akurat. hal ini merupakan awal dari asuhan nutrisi pediatrik (nutritional assessment) (Sumber: https://www.pdfcoke.com/doc/274210886/PENILAIAN-KEADAAN-UMUM ) 93. Untuk menentukan tingkat kesadaran, dengan cara apa? Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil seobjektif mungkin adalah menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale) (Sumber: https://oknurse.wordpress.com/2010/07/13/pemeriksaan-kesadaranmengukur-gcs/ ) 94. Apa singkatan GCS? Glasgow Coma Scale (GCS) adalah skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran secara kuantitatif pada klien dengan menilai respon klien terhadap rangsangan yang diberikan. (Sumber: Brain Tumor Management: One Day Symposium and Workshop 16 December 2017) 95. Apa 2 cara penilaian lain selain GCS? a. AVPU, dimana pasien diperiksa apakah sadar baik (alert), berespon dengan katakata (verbal), hanya berespon jika dirangsang nyeri (pain), atau pasien tidak sadar sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri (unresponsive). b. Skor FOUR diciptakan untuk memenuhi kebutuhan akan skala penilaian tanda- tanda neurologis yang cepat dan mudah digunakan pada pasien dengan penurunan kesadaran. Skala ini mengabaikan disorientasi atau delirium pada penilaian verbal, namun memberikan kemampuan penilaian yang baik untuk pergerakan mata, refleks batang otak, dan usaha napas pada pasien dengan ventilator. Kelebihan lain dari FOUR score adalah tetap dapat digunakan pada pasien dengan gangguan metabolik akut, syok, atau kerusakan otak nonstructural lain karena dapat mendeteksi perubahan kesadaran lebih dini. (Sumber: http://www.kalbemed.com/Portals/6/26_233PraktisPemeriksaan%20Neurologis%20pada%20Kesadaran%20Menurun.pdf ) 96. Bagaimana cara penilaian tersebut? a. Full outline of unresponsiveness (FOUR) Score

FOUR Score dikembangkan untuk mengatasi ber- bagai keterbatasan yang dimiliki GCS. Skala ini memberikan lebih banyak informasi dengan adanya empat komponen penilaian: refleks batang otak, penilaian mata, respon motorik dengan spektrum luas, pola napas abnormal serta usaha napas pada pasien yang memakai ventilator, dengan skala penilaian 0-4 untuk masing-masing komponen. Tabel Four score Kategori Rincian Nilai Respons mata Kelopak mata terbuka atau pernah terbuka dan 4 mengikuti arah atau berkedip oleh perintah Kelopak mata terbuka namun tidak mengikuti arah 3 Kelopak mata tertutup namun terbuka jika mendengar 2 suara keras Kelopak mata tertutup namun terbuka oleh 1 rangsang nyeri 0 Jika kelopak tetap tertutup dengan rangsang nyeri Respons motorik Ibu jari terangkat atau mengepal, atau membentuk tanda 4 ’damai’ Melokalisir nyeri 3 Memberi respons eksi pada rangsang nyeri 2 Respons ekstensi 1 Tidak ada respons terhadap nyeri atau status mioklonus 0 umum Respons batang Terdapat refleks pupil dan kornea 4 otak Salah satu pupil melebar terus menerus 3 Tidak ada refleks pupil atau kornea 2 Tidak ada refleks pupil dan kornea 1 Tidak ada refleks pupil, kornea, atau batuk 0 Respirasi Pola napas reguler, tidak terintubasi 4 Pola Cheyne-Stokes, tidak terintubasi 3 Pola napas iregular, tidak terintubasi 2 Napas dengan kecepatan di atas ventilator, terintubasi 1 Apnea atau pernapasan dengan kecepatan ventilator, 0 terintubasi (Sumber: https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/viewFile/29/14 ) b. Apakah anak koma? Periksa tingkat kesadaran dengan skala AVPU: A: sadar (alert) V: memberikan reaksi pada suara (voice) P: memberikan reaksi pada rasa sakit (pain) U: tidak sadar (unconscious) Jika anak tidak sadar, coba untuk membangunkan anak dengan berbicara atau mengguncangkan lengan anak. Jika anak tidak sadar, tetapi memberikan reaksi terhadap suara, anak mengalami letargis. Jika tidak ada reaksi, tanyakan kepada ibunya apakah anak mempunyai kelainan tidur atau susah untuk dibangunkan.

Lihat apakah anak memberikan reaksi terhadap rasa sakit atau tidak. Jika demikian keadaannya berarti anak berada dalam keadaan koma (tidak sadar) dan memerlukan pengobatan gawat darurat. Apakah anak kejang? Apakah ada kejang berulang pada anak yang tidak memberikan reaksi? (Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, WHO 2009) 97. Berapa frekuensi nadi normal pada anak usia 12 tahun? Usia 10-18 tahun: 60 – 100 kali permenit. (Sumber: Denyut Nadi Normal pada Dewasa dan Anak - Mediskus ) 98. Apa saja yang dinilai pada pemeriksaan nadi? Pemeriksaan nadi harus mencakup : a. Laju nadi : normal, takikardi (laju nadi lebih cepat dari normal), bradikardi (laju nadi lebih lambat dari normal) b. Irama nadi : teratur, aritmia (ketidakteraturan irama nadi) c. Kualitas nadi : isi nadi normal (cukup), pulsus seler (nadi teraba sangat kuat dan turun dengan cepat), pulsus parvus et tardus (nadi dengan amplitudo yang rendah dan teraba lambat naik), pulsus paradoksus (nadi yang teraba lemah saat inspirasi dan teraba normal atau kuat saat ekspirasi. d. Ekualitas nadi : isi dan tekanan nadi yang teraba pada keempat ekstremitas, normalnya sama pada keempat ekstremitas. (Diagnosis fisik pada anak, 2000 Jakarta : PT Sagung Seto) 99. Apa saja yang dinilai pada pemeriksaan respirasi? 1 Melakukan pemeriksaan dada posterior 2 Melakukan inspeksi dada dalam keadaan statis (melaporkan bentuk dada, lesi, massa, deformitas) 3 Melakukan inspeksi dada dalam keadaan dinamis (melaporkan keterlambatan gerak, retraksi dinding dada) 4 Melakukan palpasi dan melaporkan hasilnya (menilai nyeri tekan, massa, patah tulang) 5 Memeriksa pengembangan dinding dada dengan benar 6 Memeriksa fremitus taktil dengan benar dan melaporkan hasilnya 7 Melakukan perkusi dada dengan benar (posisi kedua tangan, teknik perkusi, membandingkan bagian dada kanan dan kiri secara simetris dan berurutan) 8 Melakukan pemeriksaan peranjakan diafragma dengan benar dan melaporkan hasilnya 9 Melakukan auskultasi dada posterior dengan benar (pasien bernafas dalam, membandingkan bagian dada kanan dan kiri secara simetris dan berurutan, mendengarkan 1 siklus inspirasi dan ekspirasi di satu titik auskultasi) 10 Melakukan pemeriksaan dada anterior (pasien duduk, dokter duduk di depan pasien atau pasien berbaring, dokter berdiri di kanan pasien) 11 Melakukan inspeksi dada dalam keadaan statis (melaporkan bentuk dada, lesi, massa, deformitas) 12 Melakukan inspeksi dada dalam keadaan dinamis (melaporkan adanya asimetri gerakan/ keterlambatan gerak, retraksi, frekuensi, irama, kedalaman, usaha napas, pola napas abnormal )

13 14 15 16 17 18 19

Melakukan palpasi dan melaporkan hasilnya (menilai nyeri tekan, massa, patah tulang) Memeriksa pengembangan dinding dada dengan benar Memeriksa fremitus taktil dengan benar dan melaporkan hasilnya Melakukan perkusi dada dengan benar Menilai batas paru-jantung dengan benar (perkusi mulai sela iga II di linea sternalis sinistra sepanjang batas kiri sternum ke arah inferior) Menilai batas paru-hepar dengan benar (perkusi sepanjang linea midklavikula dekstra ke arah inferior) Melakukan auskultasi dada anterior dengan benar

(Sumber: Panduan Keterampilan Klinis FK UNS) 100. Sebutkan 6 jenis pernapasan abnormal beserta definisinya? 101. 39,50 C = ….. F Rumus: °F = °C × perbandingan suhu + 32 °F = 39,50 x 9/5 + 32 °F = 71,1 + 32 °F = 103,1 39,50 C = 103,1 F 102. Sebutkan 9 tempat pengukuran suhu? a. Suhu inti: rectum, membrane timpani, esophagus, arteri pulmonel, kandung kemih, rektal b. Suhu permukaan: kulit, aksila, oral (Sumber: https://www.pdfcoke.com/doc/223772584/PENGUKURAN-SUHUTUBUH ) 103. Bagaimana cara menentukan manset pada anak? Secara garis besar American Heart Association menganjurkan penggunaan lebar manset sebagai berikut: Sumber WHO merekomendasikan bahwa manset yang digunakan pada pengukuran tekanan darah harus mempunyai kantung udara cukup lebar, yaitu yang lebarnya dapat mencakup 2/3 panjang lengan atas. Demikian pula panjang manset harus cukup panjang untuk menutupi 2/3 lingkar lengan atas.

(Sumber: http://repository.maranatha.edu/1788/3/0410108_Chapter1.pdf )

104. Apa bahasa kedokteran kurus? Underweight (Sumber: http://www.searo.who.int/entity/health_situation_trends/data/Underweight_text/en/ ) 105. Bagaimana cara mengukur kepala yang benar? Lingkar kepala diukur dengan pita ukur yang tidak elastis, melingkar dari bagian atas alis, melewati bagian atas telinga, sampai bagian paling
 menonjol di belakang kepala. Ukuran lingkar kepala saat lahir sampai usia 2 tahun berkisar antara 35-49 cm. Lingkar kepala dipengaruhi oleh status gizi pada anak sampai usia 36 bulan. Pengukuran rutin dilakukan untuk menjaring kemungkinan adanya penyebab lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan otak; pengukuran berkala lebih memberi makna daripada pengukuran sewaktu. Aplikasi terpenting dari pengukuran lingkar kepala adalah mem”plot” hasil pengukuran tiap bulan pada grafik lingkar kepala Nellhause. Intepretasi: - Lingkar kepala < sentil ke-5 atau < -2 SD menunjukkan adanya 
 mikrosefali, dan kemungkinan malnutrisi kronik pada masa 
 intrauterin atau masa bayi/ anak dini - Lingkar kepala > sentil ke-95 atau >+ 2SD menunjukan adanya 
 makrosefali. (Sumber:http://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/pentingnyapengukuran-lingkar-kepala-dan-ubun-ubun-besar dan Pemeriksaan Klinis pada Bayi dan Anak Edisi ke-3, 2014 ) 106. CDC/NHC singkatan dari apa? Singkatan dari CDC adalah : Centers for Disease Control and Prevention adalah badan Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat yang berbasis di DeKalb County, Georgia berdekatan dengan kampus Universitas Emory dan sebelah timur kota Atlanta. (Sumber: http://www.IDAI.or.id/professional-resources/growth-chart/cdcmodified-2011 ) Singkatan dari NCHS adalah : National Center for Health Statistics yaitu: nama bersama tiga dari empat kesehatan didanai publik sistem di Inggris. Sistem yang terutama didanai melalui pajak umum daripada membutuhkan pembayaran asuransi, dan didirikan pada tahun 1948 (Sumber: http://www.IDAI.or.id/professional-resources/growth-chart/cdcmodified-2011 ) 107. Sebutkan macam-macam status gizi pada anak beserta definisi?

Berdasarkan baku WHO- NCHS status gizi dibagi menjadi empat, yaitu: a. Gizi lebih Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran energi. Asupan energi yang berlebihan secara kronis akan menimbulkan kenaikan berat badan, berat badan lebih (overweight) dan obesitas. b. Gizi baik Gizi baik adalah gizi yang seimbang. Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan (Dirjen BKM, 2002). Sekjen Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) Dr. dr. Saptawati Bardosono (2009) memberikan 10 tanda umum gizi baik, yaitu: 1) Bertambah umur, bertambah padat, bertambah tinggi. Tubuh dengan asupan gizi baik akan mempunyai tulang dan otot yang sehat dan kuat karena konsumsi protein dan kalsiumnya cukup. Jika kebutuhan protein dan kalsium terpenuhi maka massa tubuh akan bertambah dan tubuh akan bertambah tinggi. 2) Postur tubuh tegap dan otot padat. Tubuh yang memiliki massa otot yang padat dan tegap berarti tidak kekurangan protein dan kalsium. Mengonsumsi susu dapat membantu mencapai postur ideal. 3) Rambut berkilau dan kuat. Protein dari daging, ayam, ikan dan kacangkacangan dapat membuat rambut menjadi lebih sehat dan kuat. 4) Kulit dan kuku bersih dan tidak pucat. Kulit dan kuku bersih menandakan asupan vitamin A, C, E dan mineral terpenuhi. 5) Wajah ceria, mata bening dan bibir segar. Mata yang sehat dan bening didapat dari konsumsi vitamin A dan C seperti tomat dan wortel. Bibir segar didapat dari vitamin B, C dan E seperti yang terdapat dalam wortel, kentang, udang, mangga, jeruk. 6) Gigi bersih dan gusi merah muda. Gigi dan gusi sehat dibutuhkan untuk membantu menceerna makanan dengan baik. Untuk itu, asupan kalsium dan vitamin B pun diperlukan. 7) Nafsu makan baik dan buang air besar teratur. Nafsu makan baik dilihat dari intensitas anak makan, idealnya yaitu 3 kali sehari. Buang air besar pun harusnya setiap hari agar sisa makanan dalam usus besat tidak menjadi racun bagi tubuh yang dapat mengganggu nafsu makan. 8) Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umur. 9) Penuh perhatian dan bereaksi aktif 10) Tidur nyenyak c. Gizi kurang Menurut Moehji, S (2003:15) Gizi kurang adalah kekurangan bahan-bahan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. d. Gizi buruk Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan karena kekurangan asupan energi dan protein juga mikronutrien dalam jangka waktu lama. Anak disebut gizi

buruk apabila berat badan dibanding umur tidak sesuai (selama 3 bulan berturutturut tidak naik) dan tidak disertai tanda-tanda bahaya. (Sumber: http://eprints.uny.ac.id/7718/3/BAB%202%20-%2008603141021.pdf ) 108. Sebutkan kelainan-kelainan kulit kongenital pada anak? Kelainan pigmentasi - Sindrom Waardenburg (WS) merupakan kelainan fungsi melanosit dengan gambaran bercak-bercak putih dikulit dan rambut. - Albinisme; ditandai berkurang atau lenyapnya seluruh pigmentasi dikulit, rambut, dan mata Keratinisasi Kulit - Iktiosis; keratinisasi kulit yang berlebihan merupakan penyakit herediter yang biasanya diwariskan sebagai sifat resesif otosom meskipun juga dapat terkait-X. (Sumber: Thomas S. 2009. Embriologi Kedokteran Langman. EGC: Jakarta) 109. Ubun-ubun menutup sempurna pada usia? Ubun-ubun dan persambungan tulang-tulang tengkorak pada bayi umumnya menutup dari usia 6-20 bulan. (Sumber : https://www.klikdokter.com/tanya-dokter/read/2707745/kapan-ubunubun-menutup ) 110. Sebutkan tulang-tulang yang membatasi ubun-ubun besar? Fontanel anterior: Os frontale dan os parietale Fontanel posterior: Os parietale dan os occipitale Sumber: Sobotta 111. Sebutkan tulang-tulang yang membatasi ubun-ubun kecil? Fontanel anterior: Os frontale dan os parietale Fontanel posterior: Os parietale dan os occipitale Sumber: Sobotta 112. Sebutkan nama-nama sutura yang ada di kepala? Sutura coronalis memisahkan os frontale dari os parietale; sutura sagitalis 11 memisahkan kedua tulang ubun-ubun satu dari yang lain; dan sutura lamboidea memisahkan os parietale dan os temporale dari os occipitale. Titik bregma adalah titik temu antara sutura sagitalis dan sutura coronalis. Titik vertex merupakan titik teratas pada tengkorak yang terletak pada sutura sagitalis di dekat titik tengahnya. Titik lambda merujuk kepada titik temu antara sutura lamboidea dan sutura sagitalis

113. Untuk menentukan normal kepala, pakai apa? Untuk pengukuran lingkar kepala dilakukan dengan cara melingkarkan pita pengukur fleksibel dari bahan tidak elastik melalui bagian paling menonjol di bagian kepala belakang (protuberantia occipitalis) dan dahi (glabella). Ada baiknya saat pengukuran sisi pita yang menunjukkan sentimeter berada di sisi dalam agar tidak meningkatkan kemungkinan subjektifitas pengukur. Kemudian ditulis dikartu menuju sehat, cocokkan dengan grafik Nelheus. Grafik bayi laki-laki cukup bulan dimulai dengan ukuran 32-38 cm, sedangkagrafik bayi perempuan cukup bulan dimulai dari ukuran 31-37 cm. (Sumber : http://eprints.undip.ac.id/ ) 114. Berdasarkan ukuran lingkar kepala, sebutkan jenis-jenis kepala abnormal? Mikrosefalus adalah kondisi dimana kepala tidak bertumbuh sempurna dan hanya mencapai ukuran tertentu. Mikrosefalus ditandai dengan ciri-ciri kepala yang berbentuk tidak sempurna, kecil, dan seakan-akan terpotong. Mikrosefalus bersifat menghambat pertumbuhan namun dalam kenyataannya tidak lethal. Hidrosefalus adalah suatu kondisi dimana kepala dipenuhi dengan air dan menyebabkan otak terganggu. Hidrosefalus ditandai dengan kepala yang membesar dan perbandingan yang tidak wajar antara kepala bagian atas dan daerah sekitar rahang. Hidrosefalus biasanya menyebabkan kematian dalam jangka yang sangat cepat. (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrosefalus ) 115. Berdasarkan bentuk kepala, sebutkan jenis-jenis kepala abnormal? a. Anensefali: kegagalan penutupan tempurung kepala b. Acrocephaly adalah sebagai suatu kondisi di mana ada malformasi, wajah tengkorak, tangan dan kaki. Ini adalah gangguan bawaan. Hal ini juga disebut sebagai sindrom lengkungan branchial. Ini mempengaruhi lengkungan brakialis pertama yang juga dikenal sebagai lengkungan faring. Hal ini juga dikenal sebagai sindrom Apert. Ini adalah jenis syndactyly Acrocephaly. Lengkung faring adalah prekursor dari rahang dan rahang bawah. Gangguan dalam pengembangan

lengkungan brakialis dalam perkembangan janin menciptakan efek jangka panjang. c. Oxycephaly: keadaan dimana puncak kepala melancip atau mengerut akibat penutupan prematur dari sutura koronal dan sutura lambdoidea. Oxycephaly bisanya terdapat dalam derajat/ tingkatan yang berbeda dari keparahan dan biasanya seharusnya hasil dari prematur synostosis tulang membentuk kubah carnial. Insiden ini lebih banyak antara laki-laki dan menunjukkan faktor keturunan, orbit sangat dangkal karena terjadinya perpindahan dari sphemoid mengarah ke exophthalmos. Dalam banyak kasus ada Strabismus divergen karena arah miring peningkatan luar sumbu orbital. Tengkorak biasanya menyempit dan kubah yang tinggi lebih runcing dan berbentuk kubah. Sebuah diameter antero-posterior pendek dengan dahi miring agak tinggi khas Oxycephaly.

d. Dolichocephaly /scaphocephaly. Scaphocephaly (Pengucapan: skaf-O-sef-aly), berasal dari skaphe; Yunani (perahu ringan atau perahu), menggambarkan / mendeskripsikan berbagai keadaan spesifik dari kepala yang memanjang sempit menyerupai perahu terbalik. Ini adalah jenis gangguan sefalika yang terjadi ketika adanya penutupan prematur dari penutupan tulang sagital. Penutupan tulang sagital bergabung bersama dua tulang parietal tengkorak. Scaphocephaly adalah keadaan yang paling banyak ditemukan dari kondisi craniosynostosis yang ditandai oleh kepala panajang dan sempit.

e. Plagiocephaly adalah kondisi yang ditandai oleh distorsi asimetris (satu sisi datar) dari tengkorak. Jika pendataran cranium terletak di kedua area anterior frontal bentuk plagicepephaly ini bisa di kembalikan ke bentuk semula (normal). Plagiocephaly posterior yang unilateral mengacu pada pendataran di daerah occipitoparietale. Kedua kondisi ini dapat diakibatkan baik pada saat proses persalinan atau intrauterin. Pada Plagiocephaly synostotic anterior, penutupan sutura yang utuh atau sebagian ataupun yang prematur, hasil dari synostotic dalam keadaan pelebaran dari fisura palpebra ipsilateral bersamaan dengan perpindahan posterior dan superior tepi supraorbita ipsilateral, alis dan dahi dan sering posisi anterior dan telingan menjadi satu sisi. Deviasi dari puncak hidung menjuju sisi yang mendatar. Pada 3D Ct-scan, penutupan coronal melibatkan seluruh panjang baik sebagian sisi ataupun keduanya. Sendi yang terdekat dengan basis carnii juga akan

ikut terpengaruh. Di samping itu, ada juga penyimpangan penutupan lambdoid pada sisi ipsilateral yang bergeser ke arah coronal cynostotic sutura, dengan demikian ada penyimpangan pada sisi pertengahan yang terkena. Pada sisi kontralateral yang terkena sering terjadi penonjolan/ penggembungan dari orbita superior yang tertekan akibat tekanan dalam fossa canina anterior.

f. Brachycephaly, juga dikenal sebagai sindrom kepala datar, adalah jenis gangguan tulang kepala. Hal ini terjadi ketika penyatuan koronal sutura prematur, menyebabkan diameter depan ke belakang (anteroposterior) menjadi lebih pendek. Penyatu bagian koronal adalah sendi fibrosa yang menyatukan tulang frontal dengan dua tulang parietal tengkorak. Tulang parietal membentuk atas dan sisi tengkorak. Kelainan ini dapat dilihat pada sindroma dwon.

g. Kleeblattschadel: tengkorak daun cengkeh, anomali kongenital dimana terdapat sinostosis intrauterin beberapa atau seluruh sutura kranial. Sebuah malformasi kongenital dimana tulang tengkorak bergabung menjadi tiga lobus. Kondisi ini juga dapat dikaitkan dengan hydrocephalus dan kelainan bentuk wajah dan tulang. Juga disebut daun semanggi deformitas tengkorak.

 Trigonocephaly: bentuk kepala segitiga, akibat dorongan angulasi yang tajam pada garis tengah tulang frontal. Penggabungan dari dua tulang frontal mengarah ke

pembatasan pertumbuhan dan ekspansi transversal pertumbuhan paralel. Ini dapat terjadi sindrom yang melibatkan kelainan lain atau terisolasi.

(Sumber: David P. Rice. 2008. Craniofacial Sutures: Developmet, Disease and Treatment. Vol 3. Finlandia: Karger.; S. Matondang Corry, Wahidiyat Iskandar, Sastroasmoro Sudigdo. 2003. Diagnosa Fisik pada Anak. Edisi ke dua. Jakarta: Sagung Seto ) 116. Apa alasan untuk menentukan konjungtiva anemis atau tidak? Konjungtiva adalah membran tipis bening yang melapisi permukaan bagian dalam kelopak mata dan menutupi bagian depan sklera. Jadi, konjugtiva anemis adalah suatu keadaan dimana konjungtiva pucat karena dari tidak sampai ke perifer yang bisa menjadi salah satu tanda bahwa seseorang mengalami anemia. (Sumber: Studi Kasus dan Asuhan Keperawatamm pada Pasien Anemia, 2014) 117. Apa alasan untuk menentukan sklera icterus atau tidak? Sklera merupakan jaringan yang avaskular. Sehingga, perlu untuk kita ketahui bahwa sebenarnya yang mengalami ikterik adalah konjungtiva yang tipis yang menutupi sklera. Karena konjungtiva tersebut menutupi seluruh bagian depan sklera dan pada dasarnya terlihat transparan, sehingga ketika ikterik terjadi, terlihat warna kekuningan tersebut menutupi sklera dan yang dianggap kekuningan tersebut berasal dari sklera. Sklera ikterik merupakan kondisi dimana terdapat warna kekuningan pada bagian putih mata. Hal ini terjadi akibat sistem pengolahan tubuh bilirubin rusak. Ketika sel darah merah rusak, mereka menghasilkan bilirubin sebagai produk sampingan. Bilirubin bergerak melalui sirkulasi darah ke hati, dimana akan dikonversi sehingga bisa disebarkan oleh tubuh. Pada beberapa individu, bisa terjadi masalah yang bisa terjadi sepanjang rute ke hati atau di hati, atau selama proses mengeluarkan bilirubin dari dalam tubuh. Hal ini menyebabkan bilirubin terus beredar dalam darah dimana akhirnya diendapkan dalam konjungtiva (membran yang menutupi bagian putih mata) sehingga menghasilkan tampilan mata kuning yang dikenal dengan sklera ikterik. (Sumber: http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-ikterus.html ) 118. Anak telinga dalam bahasa kedokteran?

Auriculus (Sumber: https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20120514051714AAx4CuG ) 119. Apa saja yang dinilai pada pembesaran tonsil? Besar tonsil, dalam T0, T1, T2, T3 atau T4. Perhatikan apakah terdapat kripti, detritus, hiperemis, ulserasi, membran atau bercak-bercak perdarahan. Sumber: Wahidiyat I dan Sastroasmoro S. 2017. Pemeriksaan Klinis pada Bayi dan Anak. CV Sagung Seto: Jakarta. 120. Sebutkan batas-batas faring? Faring terdiri atas :  Nasofaring Batas nasofaring di bagian atas adalah dasar tengkorak, di bagian bawah adalah palatum mole, ke depan adalah rongga hidung sedangkan ke belakang adalah vertebra servikal. Nasofaring yang relatif kecil, mengandung serta berhubungan erat dengan beberapa struktur penting, seperti adenoid, jaringan limfoid pada dinding lateral faring dengan resesus faring yang disebut fosa Rosenmuller, kantong Rathke, yang merupakan invaginasi struktur embrional hipofisis serebri, torus tubarius, suatu refleksi mukosa faring di atas penonjolan kartilago tuba Eustachius, koana, foramen jugulare, yang dilalui oleh n. glosofaring, n. vagus dan n.asesorius spinal saraf cranial dan v.jugularis interna, bagian petrosus os temporalis dan foramen laserum dan muara tuba Eustachius (Rusmarjono, 2007; Arjun S Joshi, 2011; Rospa Hetharia, 2011). 



Orofaring Orofaring disebut juga mesofaring dengan batas atasnya adalah palatum mole, batas bawah adalah tepi atas epiglottis, ke depan adalah rongga mulut, sedangkan ke belakang adalah vertebra sevikal. Struktur yang terdapat di rongga orofaring adalah dinding posterior faring, tonsil palatine, fosa tonsil serta arkus faring anterior dan posterior, uvula, tonsil lingual dan foramen sekum (Rusmarjono dan Bambang Hermani, 2007; Rospa Hetharia, 2011). Laringofaring (Hipofaring) Batas laringofaring di sebelah superior adalah tepi atas epiglotis, batas anterior ialah laring, batas inferior ialah esofagus, serta batas posterior ialah vertebra servikal. Struktur pertama yang tampak di bawah lidah ialah valekula. Bagian ini merupakan dua cengkungan yang dibentuk oleh ligamentum glosoepiglotika medial dan ligamentum glosoepiglotika lateral pada tiap sisi. Valekula disebut juga “kantong pil” (pill pockets) sebab pada beberapa orang, kadang – kadang bila menelan pil akan tersangkut di situ. Di bawah valekula terdapat epiglotis. Pada bayi epiglotis ini berbentuk omega dan pada perkembangannya akan lebih melebar, meskipun kadang –kadang bentuk infantile (bentuk omega) ini tetap sampai dewasa. Dalam perkembangannya, epiglotis ini dapat menjadi demikian lebar dan tipisnya. Epiglotis

berfungsi juga untuk melindungi glotis ketika menelan minuman atau bolus makanan, pada saat bolus tersebut menuju ke sinus piriformis dan ke esophagus (Rusmarjono dan Bambang Hermani, 2007). (Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40128/Chapter%20II.pdf?s equence=4&isAllowed=y ) 121. Apa bahasa kedokteran cuping hidung? Ala Nasi (Sumber: Sobotta) 122. Sebutkan bentuk dada abnormal (dengan definisinya)? a. Barrel chest dimana dada berbentuk seperti tong dapat disebabkan oleh penyakit paru terutama pada usia lebih lanjut b. Pigeon chest atau pectus carinatum dimana dada lebih menonjol akibat kelainan tulang dada c. Funnel chest atau bentuk dada yang menekuk kedalam d. Kifoskoliosis atau kelainan bentuk dari tulang belakang yang mempengaruhi bentuk dada (Sumber: https://www.alodokter.com/komunitas/topic/nama-penyakit-dan-obat-2 ) 123. Untuk apa inspeksi jantung? Untuk melihat denyut apeks atau iktus kordis Denyut apeks atau iktus kordis, biasanya sulit dilihat pada bayi dan anak kecuali pada anak yang sangat kurus atau bila terdapat kardiomegali. (Sumber: Wahidiyat I dan Sastroasmoro S. 2017. Pemeriksaan Klinis pada Bayi dan. CV Sagung Seto: Jakarta) 124. Apa yang dimaksud dengan iktus kordis? Iktus kordis merupakan proyeksi denyut ventrikel kiri di dinding dada anterior, terletak di sela iga V, 7- 9 cm di lateral linea midsternalis, dengan diameter kurang lebih 1-2.5 cm. (Sumber: Panduan Keterampilan Klinis Pemeriksaan Kardiovaskuler FK UNS) 125. Bila ditemukan iktus kordis, apa yang dinilai? Setelah iktus teraba, lakukan penilaian lokasi, diameter, amplitudo dan durasi impuls apeks pada iktus. - Diameter : pada posisi supinasi, diameter impuls apeks kurang dari 2.5 cm dan tidak melebihi 1 sela iga, sedikit lebih lebar pada posisi left lateral decubitus. Pelebaran iktus menunjukkan adanya pelebaran ventrikel kiri. - Amplitudo : amplitudo iktus normal pada palpasi terasa lembut dan cepat. Peningkatan amplitudo terjadi pada dewasa muda, terutama saat tereksitasi atau setelah aktifitas fisik berat, tapi durasi impuls tidak memanjang. Peningkatan amplitudo impuls terjadi pada hipertiroidisme, anemia berat, peningkatan

tekanan ventrikel kiri (misal pada stenosis aorta) atau peningkatan volume ventrikel kiri (misal pada regurgitasi mitral). Impuls hipokinetik terjadi pada kardiomiopati. - Durasi : untuk menilai durasi impuls, amati gerakan stetoskop saat melakukan auskultasi pada apeks atau dengarkan bunyi jantung dengan stetoskop sambil mempalpasi impuls apeks. Normalnya durasi impuls apeks adalah 2/3 durasi sistole atau sedikit kurang, tapi tidak berlanjut sampai terdengar BJ2. (Sumber: Panduan Keterampilan Klinis Pemeriksaan Kardiovaskuler FK UNS) 126. Apa definisi murmur? Bising jantung (heart murmur) adalah kelainan atau abnormalitas pada jantung yang disebabkan oleh pembukaan katup yang tidak sempurna, yang mengakibatkan darah dipaksa melewati bukaan sempit (stetonic), maupun disebabkan kebocoran septum yang memisahkan jantung bagian kiri dan kanan sehingga darah mengalir dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan. (Sumber: https://www.researchgate.net/publication/309134577_Pendeteksiaan_Bising_Jantu ng_Heart_Murmur_Menggunakan_Audiocardiograph ) 127. Jika ada murmur, apa saja yang dinilai? Tentukan jenis bising jantung seperti bising sistolik maupun bising diastolik, tentukan derajat intensitas bising, pungtum maksimum bising, penjalaran bising, kualitas bising, frekuensi atau nada bising dan perubahan intensitas bising dengan perubahan posisi dan respirasi. (Sumber: Wahidiyat I dan Sastroasmoro S. 2017. Pemeriksaan Klinis pada Bayi dan Anak. CV Sagung Seto: Jakarta) 128. Pada bayi dapat ditemukan murmur walau jantungnya normal, disebut apakah murmur tersebut? Murmur Jantung Innocent (Sumber: https://drjantung.com/murmur-jantung-pada-anak ) 129. Syarat murmur tersebut apa? Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan anak mengalami murmur jantung tipe innocent muncul, antara lain: a. Aktivitas fisik. b. Kehamilan ibu. c. Demam. d. Sel darah merah sehat yang digunakan untuk membawa oksigen ternyata tidak cukup (anemia). e. Kelebihan jumlah hormon tiroid. f. Fase pertumbuhan pesat. (Sumber: https://drjantung.com/murmur-jantung-pada-anak )

130. Apa definisi gallop? Gallop adalah kelainan bunyi jantung yang itandai bila pengisisan darah ventrikel terhambat selama diastolik,seperti terjadi pada berbagai keadaan penyakit, maka akan terjadi getaran sementara pada saat diastolik, serupa dengan bunyi jantung pertama dan kedua meskpun lebih halus. Maka bunyi jantung menjadi triplet dan menimbulkan efek akustik seperti gallop kuda sehingga disebut gallop. Bunyi ini dapat terjadi pada awal diastolik, selama fase pangisian cepat siklus jantung, atau pada akhir kontraksi atrium. (Sumber: https://edoc.site/murmur-dan-gallop-pdf-free.html ) 131. Apa definisi rhonki? Ronki adalah suara tambahan yang dihasilkan oleh aliran udara melalui saluran napas yang berisi sekret / eksudat atau akibat saluran napas yang menyempit atau oleh oedema saluran napas. (Sumber: http://repository.unand.ac.id/18503/10/Penuntun%20skills%20lab%20%20Ganggu an%20respirasi%20blok%203.pdf ) 132. Sebutkan jenis-jenis rhonki? Ada dua jenis ronchi yaitu ronchi basah (moist rales) dan ronchi kering (dry rales). (Sumber: http://repository.unand.ac.id/15481/3/2011_penuntun_skills_lab.pdf ) 133. Apa definisi wheezing? Wheezing adalah jenis bunyi kontinu seperti bersiul. Wheezing atau mengi terjadi akibat adanya penyempitan saluran nafas yang berat sehingga terjadi osilasi pada saluran nafas yang terus menerus dan mengeluarkan suara seperti musik atau siulan. Dapat terjadi baik saat inspirasi atau ekspirasi atau keduanya, tetapi lebih kuat terdengar pada ekspirasi dikarenakan saluran nafas akan lebih lebar saat inspirasi dan menyempit saat ekspirasi. Mengi yang bernada tinggi (pada asma) dihasilkan oleh cabang bronkus yang kecil sedangkan yang bernada rendah dihasilkan oleh bronkus besar (pada COPD). Penyempitan disebabkan oleh kombinasi dari spasme otot bronkus, edema mukosa dan sekresi belebihan. Pada obstruksi bronkus yang menetap (pada karsinoma paru) menghasilkan mengi lokal dengan nada tunggal (mono). (Sumber: kamus saku kedokteran Dorland edisi 29, 2015 dan Reichert S, Gass R, Brandt C, et al. Analysis of Respiratory Sounds: State of the Art. Clin Med Circ Respirat Pulm Med. 2008; 2: 45–58.) 134. Sebutkan perbedaan wheezing pada asma dan bronkiolitis? Wheezing pada asma dapat dikarenakan penyempitan jalan nafas dikarenakan bronkokonstriksi. (Sumber: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK358/ )

Wheezing pada bronkiolitis disebabkan oleh adanya obstruksi parsial dikarenakan “epitelial sloughing” dan bronkospasme dikarenakan proses inflamasi. (Sumber: http://www.pathophys.org/bronchiolitis/ ) 135. Sebutkan kelainan kongenital pada dinding abdomen pada anak? a. Omfalokel b. Gastroschizis c. Buli-Buli ektopik d. Divertikulum Meckel e. Hernia umbilicus f. Sindrom Prune Belly (Sumber: Keadaan Bayi dan Balita di Indonesia sampai dengan Kelainan Darurat bedah dan neonatus, 2008) 136. Bagaimana cara periksa sensibilitas pada anak? Terdapat 4 macam sensasi somatik yaitu sensasi nyeri, sensasi suhu, sensasi sikap dan sensasi tekan.Gangguan sensibilitas dapat terjadi karena gangguan pada reseptor, konduksi saraf, serabut saraf,traktus dan daya persepsi. Pada neonatus sulit dilakukan yang sering dinilai adalah respon terhadap nyeri dan goresan.Dengan melihat refleks wthdrawal. (Sumber: https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wpcontent/uploads/2016/09/Pemeriksaan-klinis-neurologis.pdf ) 137. Apa saja yang dinilai pada pemeriksaan penis? a. Pakai sarung tangan (handscoen) steril b. Lakukanlah inspeksi penis, perhatikan apakah terdapat kelainan sbb: i. Edema, biasanya terjadi pada pasien dengan edema anasarka karena berbagai sebab. Inflamasi atau obstruksi vena-vena 
 sekitar penis dapat menyebabkan

c. d.

e. f.

edema lokal. ii. Kontusio iii. Fraktur corpus. Fraktur dan kontusio memberikan tanda pembengkakan, namun sulit dibedakan bila tidak dilakukan pembedahan. iv. Ulkus penis. Dapat berupa syphilitic chancre, chancroid, lymphogranuloma venereum, herpes progenitalis, dan behcet syndrome Mintalah penderita membuka preputium, perhatikan apakah terdapat phimosis, paraphimosis, hipospadia, epispadia. Palpasi sepanjang korpus penis, pada bagian ventral, sepanjang corpus spongiosum dari penoskrotal junction menuju meatus, pada bagian middorsal, diatas septum interkorporeal, pada bagian lateral, diatas kedua korpus kavernosum, rasakan adanya nodul dan plak. Tekan glans penis anteroposterior menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk membuka dan memeriksa urethra terminal. Tampunglah menggunakan wadah specimen apabila terdapat discharge yang keluar

dari urethra untuk pemeriksaan laboratorium. (Sumber: DeGowin RL, Donald D Brown. 2000. Diagnostic Examination. USA: The McGraw Hill). 138. Sebutkan kelainan kongenital pada penis? a. Fimosis : Fimosis adalah preputium penis yang tidak dapat ditarik ke proksimal sampai ke korona glandis. b. Parafimosis adalah preputium penis yang diretraksi sampai sulkus koronarius dan tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula dan timbul jeratan pada penis dibelakang sulkus-koronarius. c. Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan dimana meatus uretra eksterna terletak di permukaan ventral penis dan lebih ke proksimal dari tempatnya yang normal. d. Epispadia merupakan suatu kelainan tak lazim dengan frekuensi 1 per 120.000 pria, meatus urethra terbuka pada sisi dorsal penis. e. Burried penis adalah suatu kelainan sejak lahir dimana suatu jaringan atau lipatan scrotal kulit mengaburkan sudut penoscrotal. f. Mikropenis adalah penis memiliki ukuran dibawah rata-rata. g. Penile agenesis adalah tidak adanya penis sejak lahir atau aphallia, yaitu suatu keganjilan jarang yang disebabkan oleh kegagalan pengembangan tuberkel genital. (Sumber : https://id.pdfcoke.com/document/341458611/Referat-Kelainan-Kongenital-Penis ) 139. Sebutkan kelainan kongenital pada skrotum? a. Hidrokel Adalah penumpukan cairan yang berlebihan diantara lapisan prietalis dan viseralis tunika vaginalis. b. Varikokel Adalah dilatasi abnormal dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. c. Testis maldesensus Adalah testis tidak berada didalam skrotum. d. Torsio testis Adalah terpluntirnya funikulus spermatikus yang berakibat terjadinya gangguan aliran darah pada testis. e. Spermatokel Adalah suatu massa di dalam skrotum yang menyerupai kista, yang mengandung cairan dan sel sperma yang mati. (Sumber: http://documents.tips/documents/kelainan-kongenital56af0a5ab 334.html) 140. Sebutkan kelainan kongenital pada testis? Kriptorkismus merupakan kelainan kongenital satu atau kedua testis tidak berada pada posisi yang seharusnya di skrotum pada saat lahir dan tidak dapat dipindahkan secara manual ke posisi seharusnya. (Sumber: http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/PPKKRIPTORKISMUS.pdf )

Related Documents


More Documents from "Bemstkip Singkawang"