Tugas Tambahan Ujian Dr Hari.doc

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Tambahan Ujian Dr Hari.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 1,536
  • Pages: 9
TUGAS TAMBAHAN Penguji : dr. Hariatmoko, Sp.B FINACS Imanuel Bagas Pradipta / 42180215

1. Bagaimana gambaran edema cerebri pada CT-Scan Jawab

- Gambaran sulkus dan gyrus tampak menghilang - Batas gray matter dan white matter kabur / hilang - Ventrikel menyempit - Gambaran sisterna quadrigemina menyempit / menghilang 2. Jelaskan foto rontgen mandibula (OPG) dan maxilla (Waters)! Jawab  OPG (Ortopantomografi)

-

-

-

-

OPG atau radiografi panoramic adalah teknik radiografi yang menampilkan rahang atas, rahang bawah, dan persendian temporomandibular dalam satu citra tunggal. Umumnya digunakan untuk  Screening pasien sebelum dilakukan protesa gigi  Memastikan tidak adanya akar, kista, benda asing, dan neoplasma Pengukuran arah horizontal dapat dilakukan pada:  Rencana perawatan tumor  Evaluasi kondisi tulang pasca perawatan tumor atau fraktur rahang  Evaluasi kondisi TMJ (temporomandibular junction) dan mandibular terkait kecurigaan anomali perkembangan rahang (hiperpasi / hipoplasi mandibula) Keuntungan



Dapat digunakan utnuk pemeriksaan radiografis ecara luas area maksilomandibular  Biaya pemeriksaan relatif murah dan terjangkau  Paparan radiasi lebih kecil dibandingkan CT - Keterbatasan  Gambar yang dihasilkan mengalami perbesaran dan distorsi jika dibandingkan dengan ukuran sesungguhnya sehingga diperlukan pengetahuan dan keahlian khusus untuk menghindarkan kesalahan informasi saat menginterpretasikan citra radiografi  Dapat ditemukan gambaran supoerimposisi (tumpang tindih) dari struktur anatomi lain (vertebra cervicalis, os hyoid, dan palatum durum) terhadap maksila ataupun mandibular  Gambaran radiografi panoramic memiliki kontras dan detail yang rendah serta tidak mampu memberikan informasi dari sudut cross sectional.  Waters (Proyeksi Parietoachantial) Pemeriksaan Foto Waters adalah pemeriksaan yang paling sering digunakan untuk mengevaluasi infeksi sinus paranasal. Foto Waters umumnya dilakukan pada keadaan mulut terbuka. Dengan pemeriksaan Foto Waters, CT scan dan MRI dapat melihat adanya perselubungan, penebalan mukosa atau air fluid level pada sinus yang sakit Teknik radiografi proyeksi Waters yaitu:  Patologi Yang Ditampakkan Inflamantory condition (sinusitis, secondary osteomyelitis) dan polyp sinus  Posisi Pasien Erect  Posisi Obyek a. Ekstensikan leher, atur dagu dan hidung menghadap permukaan meja/bucky. b. Atur kepala sehingga MML (mentomeatal line) tegak lurus terhadap IR, OML akan membentuk sudut 370 derajat terhadap bidang IR. c. Instruksikan pada pasien untuk membuka mulut dengan tidak mengubah posisi atau ada pergerakan pada kepala dan MML menjadi tidak tegak lurus lagi d. Atur MSP tegak lurus terhadap pertengahan grid atau permukaan meja/bucky.

e. Pastikan tidak ada rotasi atau tilting

 Struktur Yang Ditampakkan Tampak bagian inferior Sinus maxillary bebas dari superimposisi dengan processus alveolar dan petrous ridge, inferior orbital rim, dan tampak gambaran sinus frontalis oblique. Sinus sphenoid tampak apabila pasien membuka mulut

3. Apakah derajat fraktur mandibula dan maxilla? Jawab  Fraktur Mandibula Beberapa macam klasifikasi fraktur mandibular dapat digolongkan berdasarkan: a. Ada tidaknya gigi pada kiri dan kanan garis fraktur

Kelas I Kelas II Kelas III

: Gigi ada pada kedua bagian garis fraktur : Gigi hanya ada pada satu bagian dari garis fraktur : Tidak ada gigi pada kedua fragmen, mungkin gigi sebelumnya memang sudah tidak ada (edentulous) atau gigi hilang saat terjadi trauma b. Arah fraktur dan kemudahan untuk direposisi

Favourable

: arah fragmen memudahkan untuk mereduksi tulang waktu reposisi Unfavourable : bila garis fraktur menyulitkan untuk reposisi c. Beratnya derajat fraktur Simple / closed : tanpa adanya hubungan dengan dunia luar dan tidak ada diskontinuitas dari jaringan sekitar fraktur Compound / open: fraktur berhubungan dengan dunia luar yang melibatkan kulit, mukosa atau membran periodontal d. Tipe fraktur

Greenstick

: fraktur yang tidak sempurna dimana pada satu sisi dari

tulang mengalami fraktur sedangkan pada sisi yang lain tulang masih terikat Tunggal : fraktur hanya pada satu tempat saja Multipel : fraktur yang terjadi pada dua tempat atau lebih, umumnya bilateral Kominutif : adanya fragmen yang kecil bisa berupa fraktur simple atau compound Fraktur patologis : fraktur yang terjadi akibat proses metastase ke Tulang Impacted fraktur : fraktur dengan salah satu fragmen fraktur di dalam fragmen fraktur yang lain Fraktur atrophic : fraktur spontan yang terjadi pada tulang yang atrofi seperti pada rahang yang tidak bergigi. Indirect fraktur : fraktur yang terjadi jauh dari lokasi trauma e. Insidensi

Prosesus kondiloideus (29,1%), angulus mandibula (24%), simfisis mandibula (22%), korpus mandibula (16%), alveolus (3,1%), ramus (1,7%), prosesus koronoideus (1,3%) 

Fraktur Maxilla

Le Fort I Fraktur transversal yang melalui lantai rongga sinus maksila di atas gigi, sehingga memisahkan prosesus alveolaris, palatum dan prossesus pterigoid dari struktur tengkorak wajah di atasnya. Le Fort II Patahan fraktur yang berbentuk piramida. Garis fraktur berjalan diagonal dari lempeng pterigoid melewati maksila menuju tepi inferior orbita dan ke atas

melewati sisi medial orbita hingga mencapai hidung, sehingga memisahkan alveolus maksila, dinding medial orbita, dan hidung sebagai bagian tersendiri. Le Fort III Fraktur yang melewati sutura zygomatikofrontalis, berlanjut ke dasar orbita hingga sutura nasofrontalis. Pada tipe ini tulang – tulang wajah terpisah dari cranium 4. Jelaskan tentang Goodsall rule! Jawab

a. Pasien berada dalam posisi litotomi, muara eksterna terletak di anterior kanalis ani. Fistula biasanya berjalan menuju anal kanal b. Pasien berada dalam posisi litotomi, muara eksterna terletak di posterior kanalis ani. Fistula biasanya membentuk lengkungan terhadap garis tengah dari kanalis ani 5. Apakah perbedaan appendikografi dan appendikogram? Jawab Appendikografi : Appendikogram : 6. Bagaimana topografi abdomen dan organ yang masuk dalam regio tersebut? Jawab Topografi abdomen dibagi menjadi 9 regio dimana  Garis horizontal : titik pertama dibuat dari tepi bawah tulang rawan costa X dan titik kedua dibuat dari Spina Iliaca Anterior Superior (SIAS)  Garis vertical : Masing – masing melalui titik pertengahan antara SIAS dan mid-line abdomen

Hipokondrik dextra  Lobus dextra hepar  Vesica felea  Sebagian duodenum  Fleksura hepalik pada colon  ½ atas ginjal kanan  Glandula suprarenal

Epigastrium  Aorta  Ujung pilorik lambung  Pankreas  Sebagian hepar

Hipokondrik Sinistra  Lambung  Limpa  Ekor pancreas  Fleksura splenik pada colon  ½ atas ginjal kiri  Glandula suprarenal

Lumbal dextra  Colon ascenden

Umbilical  Omentum

Lumbal sinistra  Colon descenden

 

½ bawah ginjal kanan Sebagian duodenum dan jejenum

Ileum dextra  Caecum  Appendix  Ujung bawah ileum  Ureter dextra  Saluran sperma dextra

  

Mesenter Bagian bawah duodenum Sebagian jejenum dan ileum

Hipogastrik  Ileum  Vesica urinaria  Uterus (wanita)

 

½ bawah ginjal kiri Sebagian jejenum dan ileum

Ileum Sinistra  Colon sigmoid  Ureter sinistra  Saluran sperma sinistra  Ovarium kiri

7. Apakah fungsi foto rontgen setengah duduk pada kasus ileus obstruktif? Pengambilan foto rontgen ileus obstruktif ada 3 pengambilan, yaitu posisi supine, setengah duduk / berdiri, dan LLD ( Left Lateral Decubitus). Tiap posisi memiliki tujuan untuk melihat berbagai temuan radiologis pada ileus obstruktif, yaitu: a. Posisi terlentang (Supine)  Pelebaran usus di proksimal daerah obstruksi  Penebalan dinding usus  Herring bone appearance (tulang ikan herring b. Posisi setengah duduk atau berdiri  Air fluid level  Step ladder appearance c. Posisi LLD (Left Lateral Decubitus)  Air fluid level  Free air sickle 8. Apakah gejala dan tanda BPH obstruktif dan iritatif? Selain itu bahas juga IPSS Obstruksi Hesitansi (susah memulai miksi) Pancaran miksi lemah Intermitensi (kencing tiba-tiba berhenti dan lancer kembali) Miksi tidak puas Terminal dribbling (menetes setelah miksi)

Iritatif Frekuensi (anyang-anyangen) Nokturia (sering kencing malah hari) Urgensi (merasa ingin kencing yang tidak bias ditahan) Disuria (rasa nyeri waktu kencing

IPSS Untuk pertanyaan 1-6, jawaban diberi skor : 0 = tidak pernah kejadian 1 = < 1 dari 5 kali kejadian 2 = < separuh kejadian 3 = ± separuh dari kejadian 4 = > separuh dari kejadian 5 = hampir selalu Dalam satu bulan terakhir ini seberapa seringkah anda: 1. Merasa masih ada sisa urine setelah kencing?

2. Harus kencing lagi padahal belum ada ½ jam yang lalu anda kencing? 3. Harus berhenti pada saat kencing dan segera mulai kencing lagi dan hal ini dilakukan berkali-kali? 4. Tidak dapat menahan keinginan untuk kencing? 5. Merasakan pancaran urine yang lemah? 6. Harus mengejan dalam memulai kencing? Untuk pertanyaan no.7, jawab dengan skor di bawah ini 0 = tidak pernah 1 = 1 kali 2 = 2 kali 3 = 3 kali 4 = 4 kali 5 = 5 kali 7. Dalam satu bulan terakhir ini berapa kali anda terbangun dari tidur malam untuk kencing TOTAL SKOR (S) = …. Pertanyaan no. 8 adalah mengenai kualitas hidup sehubungan dengan gejala di atas; jawablah dengan : 1 = sangat senang 2 = senang 3 = puas 4 = campuran antara puas dan tidak puas 5 = sangat tidak puas 6 = tidak bahagia 7 = buruk sekali 8. Dengan bagaimana anda menikmati hidup ini? Kesimpulan : S …., L ….., Q …., R …., V …. S = Skor IPSS L = Kualitas hidup Q = Pancaran urine dalam ml/detik R = sisa urine V = Volume prostat Interpretasi Dari IPSS, gejala LUTS dikelompokkan dalam 3 derajat, yaitu:  Ringan  skor 0-7  observasi (watchfull waiting)  Sedang  skor 8-18  observasi dan pemberian medikamentosa Medikamentosa dapat diberikan - 5α reduktase inhibitor (finasterid) 5 mg/hari selama 3-6 bulan - Α1 blocker (prazosin) dosis 1-2 mg/hari selama 2-4 minggu  Berat  skor 19-35  operasi - Operasi tertutup (TUR-P) Berat prostat < 60 gr Keuntungan : perawatan pendek Efek samping : retrograde ejaculation - Operasi terbuka Berat prostat > 60 gr Dengan cara suprapubik (Suprapubic Transvesical Prostatektomy) dan retropubic (Retropubic Transcapsuler Prostatektomy)

Related Documents