Pemanfaatan Ekstrak Kitosan dari Limbah Sisik Ikan Bandeng di Selat Makassar pada Pembuatan Bioplastik Ramah Lingkungan
Summary (Ringkasan) Selat Makassar sebagai wilayah perairan laut yang terletak di pantai barat Sulawesi Selatan yang memiliki potensi sumber daya bandeng dengan produksi yang cukup besar. Produksi bandeng cukup tinggi dan hampir mencakup semua provinsi di Indonesia. Total produksi bandeng pada tahun 2014 mencapai 631.125 ton atau 14,74 persen dari total produksi ikan budidaya. Rata-rata daging ikan yang dapat dimakan berkisar 40-50% dan sisanya menjadi produk samping (byproduct). Umumnya
pencemaran
limbah
cair
dan air bekas bilasan
ikan
dengan
berbagai
padatan
tersuspensi seperti sisik
ikan.
Kurangnya
pengelolaan
dari
isu
bidang lingkungan
tersebut menimbulkan berbagai dapat melebar ke Kitosan
merupakan
permasalahan sosial dan polimer
dengan berat molekul pengolahan
air
formulasi
makanan
gel
pengemulsi,
di
dan
industri
seperti,
limbah yang
kesehatan
biodegradable tidak
tinggi Kitosan
limbah dan
dalam bentuk minyak
beracun
digunakan
dalam
makanan
sebagi
pengikat,
pembentuk
stabilizer.
Pemanfaatan kitosan dalam sisik ikan bekas menjadi bioplastik untuk pembuatan alat makan sekali pakai ramah lingkungan diharapkan menjadi solusi cerdas dalam upaya mengurangi dampak kontaminasi sisik ikan . Kandungan kitin pada skala diisolasi dengan perlakuan demineralisasi (pemisahan karbonat
dan
kalsium
kalsium
fosfat ) dan deproteinasi (pemisahan
protein). Penelitian ini menggunakan timbangan limbah dari bandeng (Chanos chanos). Kitin kemudian diproduksi melalui perawatan deasetilasi untuk menghasilkan senyawa kitosan. Sisik
ikan
kering dihaluskan
menjadi
bubuk dengan
tingkat
kehalusan
50
mesh lalu
melalui tahapan
deproteinasi
dengan
NaOH
3.5%, demineralisasi dengan NaOH 50% Kitosan
dengan HCl
1N,
untuk mendapatkan hasil
kemudian
dilarutkan
dan
dicampurkan dengan sorbitol.
dan
kemudian
dan
deasetilasi
berupa kitosan.
dalam asam cuka Larutan
1%
dapat dicetak
dikeringkan untuk menghasilkan bioplastik.