Tugas Rutin 2.docx

  • Uploaded by: Aufaa L
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Rutin 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,830
  • Pages: 24
TUGAS RUTIN 2 “ORNAMEN UKIRAN RUMAH ADAT SUKU BATAK MANDAILING” Dosen Pengampu: Netty Juliana, S.Sn, M.Ds.

Disusun Oleh: AUFAA NABIILAH LUBIS ( 5172143008)

PRODI S1 PENDIDIKAN TATA BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2017/2018

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Tugas Rutin mata kuliah Seni Kriya ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu . Tugas ini disusun sebagai tugas dari mata kuliah Seni kriya guna untuk menambah pengetahuan kita semua dan para pembaca .Ucapan terima kasih Saya sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah Seni kriya yang telah banyak memberikan petunjuk dalam pembuatan makalah ini. Saya menyadari bahwasanya hasil makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi diharapkan hal ini dapat bermanfaat bagi kita semua sebagai penambah pengetahuan kita. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan hasil makalah ini.

Medan, 18 September 2018 Penulis

Aufaa Nabiilah Lubis

2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .......................................................Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI......................................................................Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ..................................................Error! Bookmark not defined. I.1.Latar Belakang .........................................................Error! Bookmark not defined. I.2. Perumusan Masalah .................................................................................................. 1 I.3.Tujuan ........................................................................................................................ 1 BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................................... 2 BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................... 9 BAB IV PENTUPAN ....................................................................................................... 20 IV.1.Kesimpulan ........................................................................................................... 20 IV.2.Saran .................................................................................................................... 20 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 21

3

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kenyataan memberi harapan tentang kelangsungan hidup seni-seni tradisi yang memiliki nilai-nilai tinggi dan adhiluhung dengan berbagai variasinya, serta semakin besarnya perhatian masyarakat dan pemerintah dalam mengelola masalah tersebut, untuk itu sudah sewajarnya kita bangsa Indonesia dan para generasi mudanya ikut andil dalam melestarikan sekaligus mengembangkan seni budaya yang kita miliki.Sebagaimanayang kita ketahui bahwa cabang kesenian tradisi yang ada di Indonesia meliputi Seni Tari, Seni Musik, Seni Rupa, Seni Suara, Seni Sastra, dsb. Dalam bidang Seni Rupa pun masih terbagi-bagi lagi menjadi bermacam-macam jenisnya, dan salah satunya adalah seni ornamen, ornamen merupakan salah satu unsur dari cabang seni rupa yang tidak kalah pentingnya dalam memenuhi tuntutan jiwani.Sudah menjadi pemahaman umum bahwa ornamen memiliki peran yang sangat besar, hal ini dapat di lihat melalui penerapannya di berbagai hal, meliputi segala aspek kehidupan manusia baik bersifat jasmaniah maupun rohaniah. Seperti misalnya penerapannya pada alatalat upacara, alat berburu, angkutan, rumah-rumah adat, alat pertanian, souvenir, dsb. Ornamen merupakan salah satu unsur seni rupa yang sudah selayaknya mendapat perhatian besar dari masyarakat luas demi terjaga kelestariannya. I.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas memiliki rumusan masalah yakni sebagai berikut : 1. Apa itu ornamen? 2. Dimana letak daerah suku mandailing ? 3. Apa dan Bagaimana ornament dan makna ornament mandailing? I.3. Tujuan Tujuan pembuatan makalah tugas rutin ini yaitu : 1. Mengetahui hal hal yang telah dirumuskan 2. Mengetahui apa saja yang termasuk ke dalam ornament suku mandailing 3. Dapat menyelesaikan tugas rutin

4

BAB II KAJIAN TEORI A. Geografis Wilayah Daerah Mandailing Natal

Kabupaten Mandailing Natal terletak pada 0°10' - 1°50' Lintang Utara dan 98°10' - 100°10' Bujur Timur ketinggian 0 - 2.145 m di atas permukaan lautLuas wilayah Kabupaten Mandailing Natal ± 6.620,70 km2 atau 9,23 persen dari wilayah Sumatera Utara dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara : Kab.Tapanuli Selatan 2. Sebelah Selatan : Prop.Sumatera Barat 3. Sebelah Barat : Samudera Indonesia 4. Sebelah Timur : Prop.Sumatera Barat Iklim Kabupaten Mandailing Natal adalah berkisar antara 23 ºC - 32 ºC dengan kelembaban antara 80 – 85 % Sumber Mata Air Gugusan Bukit Barisan merupakan sumber mata air sungai-sungai yang mengalir di Kabupaten Mandailing Natal. Ada 6 sungai besar bermuara ke Samudera Hindia diantaranya adalah : Batang Gadis 137,5 Km, Siulangaling 46,8 Km, Parlampungan 38,72 Km, Tabuyung 33,46 Km, Batahan 27,91 Km, Kunkun 27,26 Km, dan sungai-sungai lainnya kira-kira 271,15 Km. Keberadaan sungai-

5

sungai itu membuktikan bahwa daerah Kabupaten Mandailing Natal adalah daerah yang subur dan menjadi lumbung pangan bagi wilayah sekitarnya. Pertanahan Status kepemilikan tanah - Hak Milik 1.885,00 Ha

di

Kabupaten

Mandailing

Natal

adalah

:

- Hak Guna Bangunan 2,00 Ha - Hak Pakai 9,00 Ha - Hak Guna Usaha 2.392,00 Ha Daerah Mandailing Natal terbagi dalam 3 bagian topografi yakni :

* Dataran Rendah, merupakan daerah pesisir dengan kemiringan 0 º - 2 º dengan luas sekitar 160.500 hektar atau 18,68 %. * Dataran Landai, dengan kemiringan 2º - 15 º, dengan luas 36.385 hektar atau 4,24 % * Dataran Tinggi, dengan kemiringan 7º - 40º, dengan luas 662.139 hektar atau 77,08% dibedakan atas 2 jenis yakni : Daerah perbukitan dengan luas 308.954 hektar atau 46,66% dan Daerah pegunungan dengan luas 353.185 hektar atau 53,34%

Penduduk Kabupaten Mandailing Natal, terdiri dari 23 Kecamatan , dan 386 Desa/Kelurahan dengan jumlah penduduk 413.50 jiwa, laki-laki 203,565 jiwa atau 49.20 % dan perempuan 210.185 jiwa atau 50.80 % (data tahun 2006). Dan tingkat pertumbuhan 1,42% pertahun.

6

B. Definisi Ornamen Banyak para ahli berpendapat bahwa, perkataan ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasi, dalam Ensiklopedia Indonesia p. 1017, ornamen adalah setiap hiasan bergaya geometrik atau yang lainnya; ornamen dibuat pada suatu bentuk dasar dari hasil kerajinan tangan (perabot, pakaian, dsb) dan arsitektur. Dalam Bahasa Inggris disebut ornament dan dalam Bahasa Belanda disebut Siermotieven. Dari pengertian tersebut jelas menempatkan ornamen sebagai karya seni yang dibuat untuk diabdikan atau mendukung maksud tertentu dari suatu produk, tepatnya untuk menambah nilai estetis dari suatu benda/produk yang akhirnya pula akan menambah nilai finansial dari benda atau produk tersebut. Dalam hal ini ada ornamen yang bersifat pasif dan aktif. Pasif maksudnya ornamen tersebut hanya berfungsi menghias, tidak ada kaitanya dengan hal lain seperti ikut mendukung konstruksi atau kekuatan suatu benda. Sedangkan ornamen berfungsi aktif maksudnya selain untuk menghias suatu benda juga mendukung hal lain pada benda tersebut misalnya ikut menentukan kekuatanya (kaki kursi motif belalai gajah/motif kaki elang). Pada tataran berikutnya yang dimaksud dengan ornamen adalah komponen dari suatu produk seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat untuk tujuan sebagai hiasan. Pemahaman lain tentang ornamen adalah bentuk karya seni yang sengaja ditambahkan atau dibuat pada suatu produk benda agar produk atau benda tersebut menjadi lebih indah. Ornamen juga berarti dekorasi atau hiasan, sehingga ornamen sering disebut sebagai disain dekoratif atau disain ragam hias. Pengertian ornamen dengan dekorasi dalam banyak hal terdapat kesamaan, karena dekorasi juga memiliki arti menghiasi. Namun tetap saja ada perbedaan-perbedaan yang signifikan, karena dekorasi dalam banyak hal lebih menekankan pada penerapanpenerapan yang bersifat khusus, misalnya dekorasi interior, dekorasi panggung. Dalam menanggapi masalah itu, barangkali akan menjadi lebih terbuka pemikiran kita apabila menyadari bahwa ornamen dapat menjadi elemen atau unsur dekorasi, tetapi tidak untuk sebaliknya; dekorasi bukan sebagai unsur ornamen. Oleh sebab itu pengertian ornamen akan bergantung dari sudut mana kita melihatnya, dan setiap orang bebas menarik kesimpulan menurut sudut pandangnya.

7

Pendapat lain menyebutkan bahwa : Ornamen adalah pola hias yang dibuat dengan digambar, dipahat, dan dicetak, untuk mendukung meningkatnya kualitas dan nilai pada suatu benda atau karya seni. Ornamen juga merupakan perihal yang akan menyertai bidang gambar (lukisan atau jenis karya lainnya) sebagai bagian dari struktur yang ada di dalam. (Susanto, 2003). Pendapat ini agak luas, ornamen tidak hanya dimanfaatkan untuk menghias suatu benda/produk fungsional tapi juga sebagai elemen penting dalam karya seni (lukisan, patung, grafis), sedangkan teknik visualisasinya tidak hanya digambar seperti yang kita kenal selama ini, tapi juga dipahat, dan dicetak. Dalam perkembangan selanjutnya, penciptaan karya seni ornamen tidak hanya dimaksudkan untuk mendukung keindahan suatu benda, tapi dengan semangat kreativitas seniman mulai membuat karya ornamen sebagai karya seni yang berdiri sendiri, tanpa harus menumpang atau mengabdi pada kepentingan lain. Karya semacam ini dikenal dengan seni dekoratif (lukisan atau karya lain yang mengandalkan hiasan sebagai unsur utama). Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa: ornamen adalah salah satu karya seni dekoratif yang biasanya dimanfaatkan untuk menambah keindahan suatu benda atau produk, atau merupakan suatu karya seni dekoratif (seni murni) yang berdiri sendiri, tanpa terkait dengan benda/produk fungsional sebagai tempatnya.

C. Definisi Seni Ukir

Seni ukir merupakan jenis kriya yang pengerjaan-nya dengan mencukil. Hasil cukilan berupa ornamenatau ragam hias. Bahan yang biasa untuk seni ukir adalah kayu, kulit, dan tempurung kelapa. Beberapa jenis benda pakai yang biasa diukir misalnya meja, kursi, lemari, partisi, dan sebagainya. 8

Tempat yang merupakan pusat ukiran kayu adalah Jepara, Kota Gede terkenal dengan seni ukirperaknya, Sulawesi (Kendari) juga dengan kerajinan peraknya dan Klaten terkenal dengan ukir tanduk. Pola dan Motif Ukir Pola ukir setiap daerah memiliki perbedaan dan menjadi ciri khas daerah tersebut.Misalnya dikenal : Motif Aceh, Motif Batak, Motif Irian, Motif Dayak Motif Jepara, dan lain sebagainya. Teknik mengukir dan peralatan yang digunakan pada masing- masing daerah sangat beraneka ragam. Macam- macam ukiran adalah sebagai berikut : 1. Ukiran Kerawang merupakan bentuk ukiran yang motif-nya menonjol secara utuh dan latar-nya dibuat tembus atau berlubang. 2. Ukiran tenggelam merupakan ukiran yang motif-nya lebih rendah dari bidang dasarnya. 3. Ukiran utuh merupakan bentuk ukiran yang penonjolan motif-nya secara utuh tanpa latar belakang dan bingkai. Bentuk ukiran ini menampilkan suatu wujud misalnya keris, topeng, dan wayang. 4. Ukiran rendah merupakan ukiran yang penonjolan motifnya tidak terlalu tinggi dan latar belakang motif. 5. Ukiran tinggi merupakan bentuk ukiran yang penonjolan motif-nya lebih rendah dari setengah bentuk utuh-nya dilihat dari latar belakang motif. Motif ukiran tradisional setiap daerah sangat beraneka ragam corak-nya. sehingga untuk mengenal satu persatu motif tersebut kita harus mengenal pola dasarnya. Oleh sebab itu harus diketahui nama motif, bentuk dan ciri- cirinya. Teknik stilasi dari tumbuhan, binatang dan manusia biasanya digunakan untuk motif ukir tradisi.Dalam kehidupan sehari- hari ragam hias digunakan untuk menghias bidang atas suatu benda sehingga nampak indah dipandang mata. Contohnya adalah ornamen piagam, kain batik, cover, kursi berukir, tempat bunga dan lain sebagainya.

9

D. Definisi Rumah Adat

Rumah Adat adalah bangunan yang memiliki cirikhas khusus, digunakan untuk tempat hunian oleh suatu suku bangsa tertentu.Rumah adat merupakan salah satu representasi kebudayaan yang paling tinggi dalam sebuah komunitas suku/masyarakat. Rumah Adat Batak Mandailing disebut sebagai Bagas Godang sebagai kediaman para raja, terletak disebuah kompleks yang sangat luas dan selalu didampingi dengan Sopo Godang sebagai balai sidang adat. Bangunannya mempergunakan tiang-tiang besar yang berjumlah ganjil sebagaimana juga jumlah anak

tangganya.

Bangunan

arsitektur

tradisional Rumah

Adat

Batak

Mandailing Sumatera Utara adalah bukti budaya fisik yang memiliki peradaban yang tinggi. Sisa-sisa peninggalan arsitektur tradisional Batak Mandailing masih dapat kita lihat sampai sekarang ini dan merupakan salah satu dari beberapa peninggalan hasil karya arsitektur tradisional bangsa Indonesia yang patut mendapat perhatian dan dipertahankan oleh Pemerintah dan masyarakat baik secara langsung baik tidak langsung. Bagas Godang merupakan rumah berarsitektur Mandailing dengan konstruksi yang khas. Berbentuk empat persegi panjang yang disangga kayu-kayu besar berjumlah ganjil. Ruang terdiri dari ruang depan, ruang tengah, ruang tidur,

10

dan dapur. Terbuat dari kayu, berkolong dengan tujuh atau sembilan anak tangga, berpintu lebar dan berbunyi keras jika dibuka. Kontruksi atap berbentuk tarup silengkung dolok, seperti atap pedati. Satu komplek dengan Bagas Godang terdapat Sopo Godang, Sopo Gondang, Sopo Jago, dan Sopo Eme. Keseluruhan menghadap ke Alaman Bolak. Alaman Bolak adalah sebuah bidang halaman yang sangat luas dan datar. Selain berfungsi sebagai tempat prosesi adat, juga menjadi tempat berkumpul masyarakat. Sering juga disebut alaman bolak silangse utang. Maksudnya, siapapun yang lari kehalaman ini mencari keselamatan, ia akan dilindungi raja. Sopo Godang adalah tempat memusyawarahkan peraturan adat. Selain itu, tempat ini juga dijadikan untuk pertunjukan kesenian, tempat belajar adat dan kerajinan, bahkan juga tempat musyafir bermalam. Berbagai patik, uhum, ugari dan hapantunan lahir dari tempat ini. Juga disiapkan untuk menerima tamu-tamu terhormat. Dirancang berkolong dan tidak berdinding agar penduduk dapat mengikuti berbagai kegiatan di dalamnya. Karenanya Sopo Godang juga disebut Sopo Sio Rangcang Magodang, inganan ni partahian paradatan, parosurosuan ni hula dohot dongan. Artinya, Balai Sidang Agung, tempat bermusyawarah melakukan sidang adat, menjalin keakraban para tokoh terhormat dan para kerabat. Sopo Jago adalah tempat naposo bulung duduk-duduk sambil menjaga keamanan

desa.

Sopo

Gondang adalah

tempat

menyimpan Gorgang

Sambilan atau alat-alat seni kerajaan lain. Alat-alat itu biasanya dianggap sakral. Sopo eme atau hopuk adalah tempat menyimpan padi setelah dipanen, lambang kemakmuran bagi huta. Seluruh komplek bangunan bagas godang pada masa lalu tidak berpagar. Sekalipun raja yang menempatinya, tetapi seluruh bangunan ini dianggap sebagai milik masyarakat dan dimuliakan warga huta.

11

BAB III PEMBAHASAN Ornamen , Arti dan Makna Ornamen Bagi Masyarakat Di Mandailing, berbagai macam bentuk ornamen (hiasan) tradisional dapat kitatemukan pada bagian tutup ari dari Sopo Godang (Balai Sidang Adat) danBagas Godang (Rumah Besar Raja). Dalam bahasa Mandailing, ornamenornamen tersebut disebut bolang yang juga berfungsi sebagai simbol atau lambang itu memiliki makna-makna yang sangat mendalam bagi masyarakat Mandailing. Di dalamnyaterkandung nilai-nilai, gagasan-gagasan, konsep-konsep, norma-norma, kaidah-kaidah, hukum dan ketentuan adat-istiadat yang menjadi landasan dan pegangan dalammengharungi bahtera kehidupan. Bolang atau ornament tradisionalMandailing yang digunakan sebagai Tutup Ariperlambang itu terbuat dari tiga jenismaterial: (1) tumbuh-tumbuhan, seperti batang bambu yang melambangkan huta atau bona bulu; burangir atau aropik melambangkan Raja dan Namora Natoras sebagai tempat meminta pertolongan; pusuk ni robung yang disebut bindu melambangkan adat Dalian Na Tolu atau adat Markoum-Sisolkot. (2) hewan atau binatang, seperti hala dan lipan melambangkan “bisa” yang mempunyai kekuatan hukum; ulok melambangkan keberasaran dan kemuliaan; parapoti melambangkan kegiatan mencari nafkah untuk menghidupi keluarga; tanduk ni orbo melambangkan bangsawanan (3)

peralatan

melambangkan

hidup

keadilan;

sehari-hari,

takar

seperti

melambangkan

timbangan pertolongan

dan bagi

podang yang

membutuhkan; loting melambangkan usaha-usaha dalam mencari nafkah, dan lain sebagainya. Pembuatan bolang pada Sopo Godang dan Bagas Godang ini dilakukan dengan cara menganyam atau menjalin dan ada pula yang diukir. Bahan yang dipakai sebagai bahan anyaman adalah lembaran-lembaran bambu yang telah diarit dengan bentuk-bentuk terentu dan kemudian dipasang pada bagian tutup ari. 12

Ornamen-ornamen itu sebagian besar diberi warna na rara (merah), na lomlom (hitam) dan na bontar (putih) yang erat kaitannya dengan kosmologi Mandailing. Dalam hal ini, na rara melambangkan kekuatan, keberanian dan kepahlawanan; na bontar

melambangkan

kesucian,

kejujuran

dan

kebaikan;

na

lomlom

melambangkan kegaiban (alam gaib) dalam sistem kepercayaan animisme yang disebut Sipelebegu. Berikut ini diterakan ornamen-ornamen yang terdapat pada tutup ari dari Sopo Godang dan Bagas Godang.

1.

Bona

Bulu

melambangkan

sistem

pemerintahan

Huta

Makna: Suatu wilayah pemukiman telah dapat dikategorikan sebagai huta atau bona bulu apabila sarana dan prasarananya telah lengkap antara lain: unsur-unsur Dalian Na Tolu (Mora, Kahanggi dan Anak Boru), Raja Pamusuk, Namora Natoras, Ulubalang, Bayo-bayo Nagodang, Datu dan Sibaso.

2. Bindu / Pusuk ni Robung melambangkan sistem organisasi sosial Makna: Kehidupan sosial-budaya masyarakat Mandailing berlandaskan Adat Dalian Na Tolu (Tiga Tungku Sejarangan) atau Adat Markoum-Sisolkot (adat berkaum-kerabat)

3. Burangir / Aropik melambangkan fungsi Raja dan Namora Natoras Makna: Segala sesuatu perihal, baik itu menyangkut pelaksanaan upacara adat dan ritual harus terlebih dahulu meminta pertimbangan dan ijin kepada Raja dan Namora Natoras.

13

4. Sipatomu-tomu melambangkan hak dan kewajiban Raja dan rakyatnya Makna: Raja berkewajiban menjaga dan memelihara ketertiban dalam masyarakat agar mereka dapat hidup aman dan damai serta saling menghormati antar sesama demi tegaknya hukum dan adat.

5.

Bintang

na

Toras

melambangkan

pendiri

huta

Makna: Huta tersebut didirikan oleh Natoras yang sekaligus berkedudukan sebagai pimpinan pemerintahan dan pimpinan adat yang dilengkapi dengan Hulubalang, Bayo-bayo Nagodang, Datu, dan Sibaso.

6.

Rudang

melambangkan

suatu

Huta

yang

sempurna

Makna: Huta tersebut lengkap dengan segala atribut kebesaran adatnya seperti pakaian adat, uning-uningan, senjata dan lain sebagainya.

7. Raga-raga melambangkan keteraturan dan keharmonisan hidup bersama Makna: Hubungan antar kekerabatan sangat erat dan berlangsung secara harmonis dengan terjadinya hubungan perkawinan antar marga (klan), baik sesama warga huta maupun dengan orang yang berasal dari huta lain.

14

8.

Sancang

Duri

melambangkan

suatu

kejadian

yang

tak

terduga

Makna: Seseorang yang datang ke suatu huta dan ia langsung ke Sopo Godang, maka Namora Natoras wajib memberinya makan selama ia berada di huta itu, dan apabila ia meninggalkan huta harus diberi bekal makanan.

9. Jagar-jagar melambangkan kepatuhan masyarakat terhadap adat-istiadat Makna: Dalam setiap huta telah ada ketentuan mengenai adat Marraja, adat Marmora, Markahanggi, Maranak boru, dan adat Naposo Nauli Bulung.

10.

Bondul

na

Opat

melambangkan

ketentuan

dalam

berperkara

Makna: Setiap perkara adat akan diselesaikan di Sopo Godang (Balai Sidang Adat) oleh Namora Natoras, dan keputusan yang diambil harus adil sehingga tidak merugikan para pihak yang berperkara.

11. Alaman Bolak (Alaman Silangse Utang) melambangkan wewenang dan kekuasaanRaja. Makna: Kalau terjadi perkelaian misalnya dan salah seorang diantaranya berlari ke Alaman Bolak yang terdapat di depan Bagas Godang (Istana Raja), maka orang tersebut tidak boleh diganggu oleh siapapun. Kalau ada orang lain yang mengganggu, maka yang menjadi lawannya adalah semua warga huta.

15

12. Bulan melambangkan pelita hidup. Makna: Bulan yang bersinar pada malam hari dapat menerangi mata hati segenap warga huta itu akan membawa mereka menuju taraf hidup yang lebih baik yaitu keberuntungan, kemuliaan dan kesejahteraan.

13. Mataniari melambangkan Raja yang adil dan bijaksana. Makna: Seorang Raja yang memerintah dengan adil dan bijaksana akan membuat segenap warga huta merasa bahagia. Raja harus menjadi pelindung rakyatnya dalam segala hal, baik dalam adat maupun menyangkut kehidupan sehari-hari. Sikap Raja yang demikian disebut marsomba di balian marsomba di bagasan.

14. Gimbang melambangkan tingkat kepedulian sosial Raja yang tinggi Makna: Kepemilikan Raja atas sawah yang cukup luas dan persediaan bahan makanan (padi) yang cukup itu menjadi parsalian (tempat memohon bantuan) bagi setiap warga huta yang kekurangan bahan makanan.

16

15.

Takar

melambangkan

keadilan

social-ekonomi

bagi

setiap

orang

Makna: Setiap warga huta yang sedang mengalami kesusahan baik masalah makanan maupun hal-hal lainnya dapat meminta bantuan Raja. Demikian pula setiap orang wajib menolong orang lain yang kesusahan, baik pertolongan moril maupun materil.

16. Lading / Upak melambangkan kesiap-siagaan. Makna: Benda tajam ini cukup penting ini dalam berbagai aktifitas kehidupan sehari-hari. Selain itu juga dapat berguna sebagai senjata ketika pergi ke tengah hutan untuk berburu atau untuk kepentingan lainnya.

17. Podang melambangkan penegakan hukum. Makna: Terhadap seseorang yang melanggar hukum, raja memiliki wewenang untuk memumutuskan apakah seseorang yang telah terbukti bersalah itu di hukum mati atau hukum gantung maupun hukuman buang (Pahabang Manuk Na Bontar).

17

18. Tanduk ni Orbo melambangkan kebangsawanan dan kekuasaan Makna: Setiap rumah yang memiliki tanduk kerbau pada bagian atas atap rumahnya menandakan bahwa yang punya rumah adalah Raja atau kaum Bangsawan yang memiliki pengaruh atau kekuasaan di dalam suatu huta.

19.

Lipan

melambangkan

asas

permusyawaratan

untuk

mufakat

Makna: Setiap keputusan yang dihasilkan berdasarkan musyawarah bersama untuk mufakat merupakan landasan hukum yang memiliki kekuatan tetap dan bersifat memaksa.

20.

Ulok

melambangkan

kedudukan

dan

fungsi

Raja

Makna: Raja pada setiap Huta memiliki kemuliaan dan kebesaran yang berfungsi sebagai pelindung dan pemersatu bagi segenap rakyatnya.

21.

Hala

melambangkan

asas

permusyawaratan

untuk

mufakat

Makna: Keputusan bersama yang disebut ”Janjian” adalah dasar hukum yang paling kuat dan tidak dapat dibantuk oleh pihak manapun juga. Maknanya kurang lebih sama dengan pengertian lipan.

18

21.

Barapati

/

Parapoti

melambangkan

kegiatan

mencari

nafkah

Makna: Kegiatan mencari nafkah hidup seperti burung merpati yang terbang di pagi hari untuk mencari nafkah, dan pada sore hari kembali ke rumah dengan membawa nafkah yang diperolehnya untuk dimakan bersama-sama keluarganya.

22.

Manuk

na

Bontar

melambangkan

sanksi

hukum

yang

berat

Makna: Setiap orang yang melanggar adat, misalnya kawin semarga (incest) dikenakan hukuman dengan memotong seekor kerbau dan memberi makan orang banyak serta melepaskan seekor ayam putih (pahabang manuk na bontar). Orang yang melanggar adat ini selanjutnya diusir dari Huta dan hubungan kekerabatannya dengan warga Huta diputuskan pula.

23. Timbangan melambangkan kebenaran dan keadilan. Makna: Dalam memeriksa, membahas, menimbang serta memutuskan suatu perkara harus berdasarkan kebenaran dan keadilan serta bijaksana agar tidak menimbulkan perasaan tidak senang bagi pihak yang berperkara.

19

24. Bintang melambangkan Natoras. Makna: Dengan adanya lambang ini suatu pertanda bahwa di Huta tersebut ada Natoras sebagai pendiri Huta yang pertama sekali (Pamungka Huta).

25.

Horis

melambangkan

kesejahteraan,

keselamatan

dan

kedamaian

Makna: Raja dan rakyatnya hidup damai dan sejahtera, jauh dari segala gangguan marabahaya

26. Gancip melambangkan tugas dan kewajiban Raja. Makna: Raja melaksanakan adat dan hukum secara adil dan bijaksana. Apabila rakyat memerlukan bantuan, maka Raja wajib menolongnya, baik itu bantuan moril maupun materil. Selain itu Raja harus bersikap tegas dan konsisten terhadap siapapun yang melakukan kesalahan diberi hukuman berdasarkan keputusan adat.

27. Loting Pak-pak melambangkan kesungguhan dalam berusaha dan bekerja Makna: Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya maka setiap orang harus bekerja dan berusaha dengan menggunakan seluruh tenaga dan pikiran sehingga setiap pekerjaan tidak sia-sia dilakukan, tak ubahnya seperti besi dan batu yang apabila diadu akan menghasilkan percikan api (membuahkan hasil yang nyata).

20

28. Gumbot melambangkan Raja sebagai suri tauladan dan panutan rakyat Makna: Sebagai seorang pemimpin yang beradat dan mengetahui hukum, maka seorang Raja harus memiliki sifat welas asih, lapang dada, respek dan memiliki etika yang tinggi sehingga ia selalu menjadi panutan rakyatnya. 29. Parbincar Mataniari melambangkan matahari sebagai sinar penerangi dalam kehidupan. Makna: Matahari diumpamakan sebagai penerangi dalam kehidupan, sumber rezeki dan penghidupan, kebahagiaan, kesejahteraan bagi Namora-Natoras dan seluruh rakyatnya. Ornamen ini terdapat di atas pintu masuk ruang tengah Bagas Godang.

Singengu

Huta Godang

Pakantan

21

Warna Yang Diterapkan Pada Ornamen Mandailing Secara umum, psikologi warna hitam ini menyiratkan karakter kuat, teguh dan bijaksana. Dalam teori fisika, spektrum warna hitam tidak memancar keluar. Justru ia menyerap energi sehingga si pemakainya akan tetap hangat, meski dalam keadaan cuaca dingin. Sedangkan putih yang melambangkan kesucian, merupakan warna yang netral terhadap warna-warna lain. Spektrum yang ia pancarkan dapat diterima warna lain sehingga menghasilkan kombinasi yang harmonis. Efek warna yang dihasilkan mengandung sifat keikhlasan. Karena sifatnya itu, tidak heran jika putih menjadi warna wajib bagi sejumlah profesi yang berkaitan langsung dengan manusia. Contohnya dokter, palang merah, perawat, biarawati dan lainya. Demikian juga merah. Spektrum yang dipancarkan warna ini sangat kuat. Sehingga apa yang ada di sekitarnya ikut berpengaruh. Merah menyimbolkan keberanian, kekuatan bahkan angkara murka. Tidak heran jika warna merah dijadikan simbol power. Psikologi warna ini sebenarnya bersifat universal dan lazim ditemukan di kelompok-kelompok masyarakat tradisional. Bahkan dalam banyak literasi kebudayaan di luar Indonesia, sering kita temukan pemaknaan yang sama. Yang membedakannya adalah legitimasi atau sumber-sumber tertentu yang mendasari lahirnya keyakinan itu. Di masa lalu, biasanya sumber-sumber itu selalu berkaitan dengan hal-hal yang berbau spiritual.

Asal usul ornamen suku mandaiing berasal dari kebudayaan masyarakat disana yang memegang erat tali persaudaraan. Dan raja yang bijaksana.serta nilai dan estetika yang masih terjaga sampai saat ini.

22

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari beberapa kajian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ornamen adalah salah satu karya seni dekoratif yang biasanya dimanfaatkan untuk menambah keindahan suatu benda atau produk, atau merupakan suatu karya seni dekoratif (seni murni) yang berdiri sendiri, tanpa terkait dengan benda/produk fungsional sebagai tempatnya. Mandailing mengenal nilai-nilai luhur yang disebut dengan holong dohot domu. Holong berarti saling menyayangi sesama dan berbuat baik kepada orang lain. Domu berarti persatuan dari penduduk yang dianggap satu huta dan satu keturunan. Domu dianggap sudah dibawa sejak lahir (na ni oban topak), juga disebut dengan surat tumbaga holing naso ra sasa, sesuatu yang sudah terpatri dalam hati dan tidak dapat dihapus. Nilai-nilai itu dianggap falsafah hidup Mandailing.

B. Saran Seperti apa yang kita ketahui bahwa Indonesia mempunyai kaya akan seni budaya nya seperti ornamen di mandailing diatas , banyak motif- motif yang beranekaragam das sangat lah indah

.

Kita sebagai generasi muda harus tetap

melestarikan segala sesuatu yang dimiliki indonesia terutama pada daerah kita masing masing.

23

DAFTAR PUSTAKA http://wisatadanbudaya.blogspot.com/2010/10/kabupaten-mandailing-natalsumatera.html Diakses pada tanggal 18 september 2018. http://www.kangkamal.com/2012/09/ornamen.html Diakses pada tanggal 18 september 2018. http://www.eventzero.org/mengenal-bidang-seni-ukir/ Diakses pada tanggal 18 september 2018. https://batak-network.blogspot.com/2015/06/inilah-rumah-adat-batakmandailing.html Diakses pada tanggal 18 september 2018. https://www.apakabarsidimpuan.com/bolang-ornamen-tradisional-mandailing/ Diakses pada tanggal 18 september 2018.

24

Related Documents


More Documents from "fenny damanik"