TUGAS PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH UJI DAYA KECAMBAH
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2018
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih merupakan salah satu bahan dasar dalam budidaya suatu tanaman. benih memegang peranan penting dalam budidaya tanaman, karena menentukan keberhasilan dari budidaya tanaman itu sendiri. Untuk itu benih yang diproduksi dan tersedia harus bermutu tinggi agar mampu menghasilkan tanaman berproduksi secara maksimal. Salah satu mutu benih yang perlu diuji adalah mutu fisiologis. Mutu fisiologis yaitu aspek mutu benih yang ditunjukkan oleh viabilitas benih yang meliputi daya berkecambah/daya tumbuh dan vigor benih. Uji viabilitas benih
adalah
uji
daya
kecambah
yang
dilakukan
pada
lingkungan
optimum.Sedangkan uji vigor adalah uji daya kecambah yang dilakukan pada ligkungan suboptimum Untuk mengetahui daya viabilitas dan vigor pada benih maka perlu dilakukan percobaan. Untuk kali ini akan melakukan pengujian daya berkecambah benih jagung. Uji daya kecambah benih dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan germinator (alat pengecambah benih) dengan menggunakan media kertas.
Dengan
mengetahui
daya
kecambah
suatu
benih
maka
dapat
memperkirakan jumlah benih yang akan tumbuh nantinya. Sebagai mahasiswa pertanian wajib mengetahui dan mempelajari Uji Daya Kecambah Benih ini. 1.2 Tujuan Tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah untuk mengetahui persentasi benih tumbuh pada uji viabilitas (yang meliputi uji UAK,UDK dan UKdDP) dan uji vigor.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Perkecambahan Perkecambahan merupakan proses metobolisme biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah (plumula dan radikula). Definisi
perkecambahan
adalah
jika
sudah
dapat
dilihat
atribut
perkecambahannya, yaitu plumula dan rdikula dan keduanya tumbuh normal dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan ISTA (International Seed Testing Association (Purnobasuki,2011). Kandungan endosperma merupakan faktor internal biji yang berpengaruh terhadap keberhasilan perkecambahan biji, karena hal ini berhubungan dengan kemampuan biji melakukan imbibisi dan ketersediaan sumber energi kimiawi potensial bagi biji. Pada awal fase perkecambahan, biji membutuhkan air untuk mulai berkecambah, hal ini dicukupi dengan menyerap air secara imbibisi dari lingkungan sekitar biji (Pancaningtyas et.all., 2014). Setiap biji yang dikecambahkan ataupun yang diujikan tidak selalu prosentase pertumbuhan kecambahnya sama, hal ini dipengaruhi bebagai macam faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan. Daya kecambah benih memberikan imformasi kepada pemakai benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam kondisi biofisik lapangan yang serba oftimal. Parameter yang digunakan dapat berupa persentase kecambah normal berdasarkan penilaian terhadap struktur tumbuh embrio yang diamati secara langsung. Secara tidak lansung dengan hanya melihat gejala metabolisme benih yang berkaitan dengan kehidupan benih. Persentaseperkecambahan adalah : Persentase kecambah normal
yang dapat dihasilkan oleh benih
murni pada kondisi
yang
menguntungkan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan. 22. Macam dan Penjelasan Pengujian Benih 2.2.1 Uji Viabilitas Viabilitas benih adalah daya hidup benih untuk berkecambah. Viabilitas benih dilakukan pada kondisis optimum bagi benih untuk berkecambah. Faktor yang mempengaruhi viabilitas benih antara lain suhu dan kelembapan udara disekitar tempat penyimpanan (Mulyana dan Asmarahman,2012). Faktor yang
lain adalah air. Jika benih kekurangan air maka benih akan mengalami stress yang menyebabkan perkecambahan pada benih terganggu. Manfaat dari pengujian viabilitas benih adalah dapat mengetahui perlakuan yang tepat saat penyimpanan benih (Nurlaela et al., 2008) 2.2.2 Uji Vigor Vigor diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keaadaan lingkungan yang sub optimal. Vigor adalah keaadaan dimana benih mempunyai sifat sehat dan di dalam perkecambahannya akan memberikan kualitas kecambah yang kuat, seragam dan mudah beradaptasi pada keadaan setiap lingkungan. Uji Vigor Daya berkecambah benih adalah tolok ukur bagi kemampuan benih untuk tumbuh normal. Uji daya kecambah dilakukan untuk mengetahui potensi benih yang dapat berkecambahdari suatu kelompok atau satuan berat benih (Mulyana dan Asmarahman, 2012). Secara umum, cara pengujian daya kecambah benih dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pengujian secara langsung dilakukan untuk benih yang mudah berkecambah, sedangkan pengujian secara tidak langsung dilakukan untuk benih yang sulit berkecambah (Gunawan, 2011). Pengujian daya kecambahbenih bermanfaat untuk menentukan benih per satuan luas lahan dan mengecek kualitas benih (Rukmana, 2010). 2.3 Kriteria Kecambah 2.3.1 Uji Viabilitas Menurut Sutopo (2008), ada bebrapa kriteria kecambah pada uji viabilitas yaitu: a. Normal Tumbuh sempurna, sehat, organ-organ tanaman tumbuh dengan sempurna (daun, batang, akar). b. Abnormal Cacat, rusak, busuk sebagian akibat serangan hama dan penyakit, pertumbuhan lambat, hanya tumbuh akar primer. c. Benih Mati Tidak berkecambah, benih membusuk seluruhnya, warna benih agak kecoklatan (Hal ini dikarenakan adanya penyakit primer yang menyerang benih. Pada saat kultur teknis di lapangan tanaman yang
menjadi induk telah terserang hama dan penyakit sehingga pada benih tersebut berpotensi membawa penyakit dari induknya.) d. Benih Segar Tidak Tumbuh Benih normal yang yang gagal berkecambah namun tetap baik dan sehat dan mempunyai potensi untuk tumbuh menjadi kecambah normal. Benih dapat menyerap air sehingga benih terlihat tampak mengembang. Namun tidak ada pemunculan struktur penting dari
perkecambahan
benih.
Apabila
waktu
penyemaian
diperpanjang benih akan tumbuh normal. e. Benih Keras Benih yang tetap keras sampai akhir masa pengujian. Benih tersebut tidak mampu menyerap air sehingga ukuran benihnya lebih kecil dari ukuran benih normal. Hal ini disebabkan karena kulit benih yang impermeable (resisten) terhadap gas dan air. 2.3.4 Uji Vigor Menurut Milthore (2012), ada beberapa kriteria kecambah pada uji vigor yaitu: a. Vigor : Tumbuh kuat b. Less vigor : Tumbuh kurang kuat c. Non vigor/ abnormal : Tidak dapat tumbuh sempurna d. Mati : Mati, dan busuk
III. METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Nama Alat Cawan
Fungsi Digunkan sebagai tempat untuk menumbuhkan benih jagung perlakuan UAK dan UDK
Nampan
Digunkan sebagai tempat untuk menumbuhkan benih jagung perlakuan Vigor
Gunting
Digunkan untuk menggunting kertas merang dan buram
Germinator
Digunkan sebagai tempat penyimpanan benih yang ditumbuhkan secara viabilitas
Penggaris
Digunkana untuk mengukur saat pengamatan
Kamera
Digunakan untuk mendokumentasikan
Alat Tulis
Digunkan untuk mencatat dan menulis
Plastik
Digunakan untuk membungkus ketas merang pada perlakuan UKddP
3.1.2 Bahan Nama Bahan Benih Jagung
Fungsi Sebagai salah satu benih yang diujikan dalam praktikum kali ini
Kertas Merang
Digunakan sebagai media pertumbuhan
Kertas Buram
Digunakan sebagai media pertumbuhan
Bayclean
Digunakan untuk mensterilkan benih jagung
Air
Digunakan untuk menyiram benih
3.2 Cara Kerja 3.2.1 Sterilisasi Benih dan Kertas Mengambil benih yang akan digunakan sebagai sampel pengamatan
Menyiapkan bayclean dan air pada suatu wadah
Mencampurkan ΒΌ botol bayclean dengan 200 ml air
Merendam Benih selama 15 menit
Meniriskan benih dan membilas benih menggunakan air bersih
Mensterilkan kertas merang dan kertas buram yang telah dicetak dengan cara mencelupkan sebentar pada bayclean bekas benih
Benih dan kertas siap digunakan
3.2.2 Cara Kerja UAK Menggunting 2 kertas berbentuk lingkaran sesuai dengan ukuran cawan (sebagai alas dan tutup) dan celupkan pada air bayclean
Meletakkan kertas pada cawan
Meletakkan 5 benih jagung yang sudah disterilkan diatas kertas yang sudah lembab dalam cawan dan menutupnya dengan kertas yang lain yang sudah disterilkan
Memasukkan ke dalam germinator
Mengamati pada 2,3,4, dan 5 hst dan setiap pengamatan dilembabkan secara berkala serta dokumentasi
2.3.3 Cara Kerja UDK Menggunting 2 kertas merang berbentuk lingkaran sesuai dengan ukuran cawan (sebagai alas dan tutup) dan celupkan pada air bayclean
Meletakkan kertas pada cawan
Meletakkan 5 benih jagung yang sudah disterilkan diatas kertas yang sudah lembab dalam cawan dan menutupnya dengan kertas yang lain yang sudah disterilkan
Memasukkan ke dalam germinator
Mengamati pada 2,3,4, dan 5 hst dan setiap pengamatan dilembabkan secara berkala serta dokumentasi
2.3.4 Cara Kerja UKDdp Menggunting 2 kertas merang dengan ukuran 20 x 25 menjadi 3 bagian (2 sebagai alas dan 1 sebagai tutup) dan celupkan pada air bayclean
Siapkan plastic yang seukuran kertas dan letakkan di bawah kertas
Letakkan/tanam 22 benih dengan pola sebagai berikut
Kemudian digulung dengan plastiknya kemudian diikat dengan karet dan memasukkannya ke dalam germinator dengan posisi diberdirikan
Mengamti kriteria kecambah pada 5 hst dengan membuka gulungan kertas serta dokumentasi
2.3.5 Cara kerja Vigor Mengisi nampan dengan menggunakan pasir
Lembabkan dengan mengguanakan air
Tanam benih dengan menggunakan pola sebagai berikut
Amati pada 2,3,4 dan 5 hst dan setiap pengamatan dilembabkan secara berkala serta melakukan dokumentasi
Hitung % daya tumbuh
3.3 Analisa Perlakuan 3.3.1 Sterilisasi Sebelum melakukan sterilisasi siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan. Setelah itu mengambil benih yang akan digunakan untuk sampel pengamatan. Kemudian mebuat larutan bayclean yang terdiri dari ΒΌ botol bayclean dengan 200 ml air dan rendam benih tersebut selama 15 menit. Setelah itu tiriskan benih dan bilas dengan menggunakan air bersih agar terbebas dari sisasisa larutan bayclean. Jangan lupa untuk mensterilkan bahan tanam berupa kertas merang dan kertas buram dengan cara mencelupkan pada larutan bayclean bekas benih secara perlahan-lahan agar kertas tidak sobek. digunakan.
Benih dan kertas siap
3.3.2 UAK Siapkan semua bahan yang akan digunakan. Mengambil kertas buram lalu mengguntingnya seukuran cawan petri. Kemudian mensterilkan kertas tersebut. Selanjutnya letakkan kertas tersebut kedalam cawan petri. Kemudian mengambil 5 benih jagung dan menatanya dalam cawan tersebut lalu menutupnya dengan kertas buram dan jangan lupa untuk melembabkannya agar benih lebih cepat untuk tumbuh. Setelah itu masukkan cawan tersebut kedalam germinator. Dan jangan lupa lakukan pengamatan pada 2,3,4,5 hst serta melembabkannya dan mendokumentasinya. 3.3.3 UDK Siapkan semua bahan yang akan digunakan. Mengambil kertas merang lalu mengguntingnya seukuran cawan petri. Kemudian mensterilkan kertas tersebut. Selanjutnya letakkan kertas tersebut kedalam cawan petri. Kemudian mengambil 5 benih jagung dan menatanya dalam cawan tersebut lalu menutupnya dengan kertas buram dan jangan lupa untuk melembabkannya agar benih lebih cepat untuk tumbuh. Setelah itu masukkan cawan tersebut kedalam germinator. Dan jangan lupa lakukan pengamatan pada 2,3,4,5 hst serta melembabkannya dan mendokumentasinya. 3.3.4 UKdDP Sebelum melakukan praktikum, siapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang akan digunakan. Kemudian menggunting kertas merang dengan ukuran 20 x 25 menjadi 3 bagian dimana 2 sebagai alas dan 1 sebagai tutup. Selanjutnya sterilkan kertas tersebut dengan menggunakan larutan bayclean. Setelah itu menyiapkan plastik seukuran dengan kertas dan letakkan di bawah kertas tersebut. Kemudian menata 22 benih diatas benih tersebut diatas kertas merang. Selanjutnya menggulung kertas tersebut beserta plastiknya dan kemudian mengikatnya dengan karet. Lalu memasukkannya ke dalam germinator dengan posisi berdiri. Pengamtan
dilakukan
mendokumentasikannya.
pada
5
Hst
dengan
membuka
kertas
serta
3.3.5 Vigor Menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan. Lalu mengisi nampan dengan pasir kira-kira 2/3 dari nampan, kemudian melembabkan pasir tersebut dengan air. Selanjutnya menanam 22 benih jagung dengan pola zig-zag. Pengamatan dilakukan pada 2,3,4,5 hst selama pengamatan jangan lupa untuk melembabkan pasir dan melakukan dokumentasi. Setelah didapatkan data langkah selanjutnya adalah menghitung % daya tumbuhnya.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Uji Viabilitas 4.1.1.1 UAK a. Pengamatan Tinggi
Tinggi Tanaman 3
Jumlah daun
2.5 2 1.5 1
Tinggi Tanaman
0.5 0 2 hst
3 hst
4 hst
5 hst
Hari Setelah Sanam
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaukan diperoleh data pengamatan tinggi seperti pada grafik di atas. Pengamatan tinggi pada benih tanaman jagung yang dilakukan pada Uji Antar Kertas mengalami pertumbuhan dari 2 hst hingga 5 hst. b. Pengamatan jumlah daun
Jumlah daun Jumlah daun
1 0.8
0.6 0.4 Jumlah daun
0.2 0 2 hst
3 hst
4 hst
5 hst
Hari Setelah Sanam
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh data seperti pada grafik diatas. Dimana jumlag daun pada 2-5 hst tidak mengalami pertumbuhan atau jumlahnya tetap 0.
Presentase
Kriteria Viabilitas 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Normal
Abnormal Mati Segar tdk tumbuh Keras 2 hst
3 hst
4 hst
5 hst
Hari Setelah Semai
Berdasarkan grafik di atas, pengamatan kriteria viabilitas benih tanaman jagung yang dilakukan pada uji antar kertas dapat diketahui bahwa dalam pengamatan ada 3 kriteria yang Nampak, yaitu normal, mati dan abnormal. Pada umur 2 hst β 5 hst persentase benih normal adalah 80%, untuk benih mati persentasenya adalah 20%, dan untuk benih abnormal persentasenya adalah 0%. 4.1.1.2 UDK a. Pengamatan Tinggi
Tinggi tanaman Tinggi tanaman (cm)
2 1.5 1 Tinggi tanaman
0.5 0 2 hst
3 hst
4 hst
5 hst
Hari Setelah Semai
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaukan diperoleh data pengamatan tinggi seperti pada grafik di atas. Pengamatan tinggi pada benih tanaman jagung yang dilakukan pada Uji Antar Kertas mengalami pertumbuhan dari 2 hst hingga 5 hst.
b. Pengamatan jumlah dauh
Jumlah daun 1
Jumlah daun
0.8 0.6 0.4
Jumlah daun
0.2 0 2 hst
3 hst
4 hst
5 hst
Hari Setelah Sanam
Berdasarkan grafik diatas, pengamatan jumlah daun benih tanaman jagung yang dilakukan pada Uji Diatas Kertas tidak mengalami penambahan jumlah daun, sehingga dari umur 2 sampai 5 hari setelah tanam jumlah daun tidak berubah yaitu sebesar 0. c. Pengamatan Kriteria Viabilitas
Kriteria Viabilitas 120
Presentase
100 80
Normal
60
Abnormal
40
Mati
20
Segar tdk tumbuh Keras
0 2 hst
3 hst
4 hst
5 hst
Hari Setelah Semai
Berdasarkan grafik diatas, pengamatan kriteria viabilitas yang dilakukan pada Uji Diatas Kertas diperoleh bahwa pada benih abnormal, mati, dan keras memiliki persentase sebesar 0%. Sedangkan untuk benih normal persentasenya 100% hal ini dapat dilihat dari grafik diatas, dimana pada umur 2-5 hst persentase benih normalnya 100%.
4.1.1.3 UKDdp
Kriteria Viabilitas 100
Presentase
80 60 40 20
Kriteria Viabilitas
0
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa ada dua kriteria yang nampak yaitu benih normal dan benih mati. Persentase benih normal berdasarkan grafik diatas adalah sebesar 95.45%, sedangkan untuk persentase benih mati adalah sebesar 4.5%. 4.1.2 Uji Vigor Tabel pengamatn uji vigor Parameter
2 hst
3 hst
4 hst
5 hst
Vigor
6
12
20
22
Less-vigor
0
0
0
0
Non-vigor/
0
0
0
0
0
0
0
0
abnormal Benih mati
Berdasarkan tabel diatas diketahui data uji vigor tanaman jagung pada parameter vigor diperoleh data bahwa persentase vigor terus mengalami kenaikan tiap harinya. Pada umur 2 hst persentase vigor sebesar 6%, umur 3 hst persentase vigor sebesar 12%, umur 4 hst persentase vigor sebesar 20% dan untuk 5 hst persentase vigormya sebesar 20%. Sedamgkan untuk parameter less-vigor, non-vigor/abnormal dan benih mati memiliki persentase 0% pada umur 2-5 hst.
a. Pengamatan Tinggi
Tinggi Tanaman Tinggi tanaman (cm)
3 2.5 2 1.5 Tinggi Tanaman
1 0.5 0 2 hst
3 hst
4 hst
5 hst
Hari Setelah Sanam
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaukan diperoleh data pengamatan tinggi seperti pada grafik di atas. Pengamatan tinggi pada benih tanaman jagung yang dilakukan pada Uji vigor mengalami pertumbuhan dari 2 hst hingga 5 hst. b. Pengamatan Jumlah Daun
Jumlah daun Jumlah daun
0.2 0.15 0.1 Jumlah daun
0.05 0 2 hst
3 hst
4 hst
5 hst
Hari Setelah Semai
Berdasarkan grafik diatas, pengamatan jumlah daun benih tanaman jagung yang dilakukan pada Uji Vigor tidak mengalami penambahan jumlah daun, sehingga dari umur 2 sampai 5 hari setelah tanam jumlah daun tidak berubah yaitu sebesar 0.
c. Pengamatn Kriteria Vigor
Kriteria Vigor 120
Presentase
100 80
Vigor
60
Less-vigor
40
Abnormal
20
Mati
0 2 hst
3 hst
4 hst
5 hst
Hari Setelah Semai
Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui bahwa kriteia benih pada uji vigor yang nampak ada 4 yaitu vigor, less-vigor, abnormal dan mati. Pada kriteria vigor dapat dilihat di atas bahwa terus mengalami peningkatan setiap harinya. Hal ini berbeda dengan kriteria banih less-vigor, abnormal dan mati dimana dari umur 2-5 hst persentasenya tidak mengalami perubahan yaitu tetap pada angka 0%. 4.2.1 Perbandingan UAK, UDK, UKDdp Uji Daya Kecambah
% Perkecambahan
UAK (%)
80 %
UDK (%)
100 %
UKDdp (%)
95 %
Pada uji viabilitas ada beberapa pengamatn yang dilakukan antara lain, Uji Antar Kertas (UAK), Uji Diatas Kertas (UDK), dan UKDdp (Uji Kertas Digulung dalam Plastik). Berdasarkan tabel diatas ada perbedaan mengenai %perkecambahan, dimana pada pengujian UAK memilki persentase sebesar 80%, UDK sebesar 100% dan UKDdp sebesar 95%. Terdapat
dua
faktor
yang
dapat
menyebabkan
perbedaan
daya
perkecambahan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal disebabkan oleh benih itu sendiri baisanya berdasarkan sifat genetiknya.
Sedangkan faktor eksternal antara lain dapat disebabkan oleh, suhu, cahaya, kelembapan dan pH. Menurut Sadjad (2008), yang mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi daya kecambah benih adalah kemasakan benih, kadar air, dormansi, oksigen, temperature, cahaya, dan at penghambat perkecambahan. Kadar air sangat berpengaruh dalam proses perkecambahan karena berperan penting dalam proses imbibisi. Kadar air yang terlalu dikit akan menghambat proses imbibisi dari benih itu sendiri sedangkan jika terlalu banyak benih dapat mengalami pembusukan. Oleh sebab itu sangat penting untuk menjaga kadar air pada proses perkecambahan. Menurut Setiadi (2009), benih akan mengalami stress jika kekurangan air yang menyebabkan perkecambahan benih terhambat dan terganggu. Selain itu intensitas cahaya matahari yang kurang akan menyebabkan benih mengalami etiolasi, hal ini sesuai dengan pernyataan Sadjad (2008), yang berpendapat bahwa intensitas cahaya yang kurang akan menyebabkan benih mengalami etiolasi, atau jika tidak diimbangi dengan air yang cukup maka benih akan terganggu daya kecambahnya. Pada pengujian Uji Kertas Digulung dalam Plastik (UKDdp) menunjukkan daya perkecambahan yang cukup tinggi yaitu sebesar 95%. Hal ini disebabkan oleh keadaan kelmbapan didalamnya terjaga karena air tidak ada yang menguap, dengan demikian maka air akan terserap oleh biji dengan sempurna. Menurut Kamil (dalam sutopo 2008), Uji Kertas Digulung yang membuat benih tumbuh 91% karena pengujian ini peka terhadap cahaya selain itu dengan digulung akan mempermudah dalam mengontrol suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan kondisi air dari media untuk pertumbuhan benih yang optimal. 4.2.2 Perbandingan viabilitas dan vigor Jenis Pengujian
Persentase (%)
Uji Viabilitas
91,67%
Uji Vigor
100%
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa pada Uji Viabilitas dengan menggunakan tiga pengujian yaitu UAK,UDK dan UKDdp memilki ratarata persentase sebesar 91,67% Sedangkan untuk vigor memilki pesentase 100%.
Hal
yang
dapat
mempengaruhi
perbedaan
persentase
perkecambahan tersebut antara lain, pada pengujian vigor, benih benih lebih bebas tekena cahaya matahari sedangkan untuk pengujian viabilitas benih terbatas untuk terkena sinar matahari. Pengujian vigor dilakukan dengan cara menanam benih pada nampan yang telah diisi oleh pasir, benih jagung ditanam dengan pola zigzag dan disemprot air. Uji vigor dari data pengamatan mampu membuat benih berkecambah sebesar 100%, hal ini dapat dikarenakan faktor lingkungan yang mendukung perkecambahan dari benih tersebut. Benih yang memiliki vigor akan menghasilkan produksi diatas normal bila ditumbuhkan pada kondisi optimum . Menurut Sutopo (2008), benih yang memiliki vigor rendah akan berakibat terjadinya kemunduran benih yang cepat selama penyimpanan, makin sempitnya keadaan lingkungan,tempat benih dapat tumbuh, kecepatan berkecambah benih yang menurun, serangan hama dan penyakit meningkat, jumlah kecambah abnormal meningkat, dan rendahnya produksi tanaman.
5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari
hasil
praktikum
diatas
dapat
diketahui
bahwa
daya
perkecambahan yang terbaik pada uji viabilitas adalah pada pengujian UDK karena memilki persentase pertumbuhan 100%, sedangkan untuk UKDdp memilki persentase 95% dan UAK sebesar 80%. Hal yang paling mempengaruhi dalam perkecambahan benih jagung adalah suhu, cahaya dam kelembapan. Pada pengjuian vigor daya perkecambahan juga baik, hal ini dikarenakan semua benih yang disemai berkecambah, sehingga memilki persentase perkecambahan 100%.
5.2 Saran Semoga praktikum kedepannya dapat lebih baik lagi, dan dalam penyampaian materi dapat lebih detail lagi.
DAFTAR PUSTAKA Purnobasuki, Hery. 2011. Perkecambahan. Online. http://skp.unair.ac.id, dikases pada 8 April 2018. Mulyana, Asmarahman. 2012. Untung Besar dari Bertanam Sengon. Agro Media Pustaka. Jakarta. Nurlaela,I., S.Yati, Y.Yuyu. 2008. Tanaman Sayur. Jakarta. Penebar Swadaya. Gunawan. 2011. Untung Besar dari Usaha Pembibitan Kayu. Jakarta. Agro Media Pustaka. Rukmana, R. 2010. Usaha Tani Cabai Rawit. Yogyakarta. Kanisius. Pancaningtyas, S., Teguh, I.S., Sudarsianto. 2014. Studi Perkecambahan Benih Kakao Melalui Metode Perendaman. J. Pelita Perkebunan. 30 : 3. Sutopo, L. 2008. Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Milthore Naemah, D. 2012. Teknik Lama Perendaman Terhadap Daya Kecambah Benih Jelutung (Dyera Polyphylla Miq. Steenis. Laporan Penetilian. Universitas Lambung Mangkurat : Banjarbaru. Setiadi.2009. Budidaya Kentang.Jakarta. Penebar Swadaya Sadjad, S. 2008. Produksi Benih Berkualitas Tinggi Untuk Menunjang Produksi Pangan. Proc. Kursus Singkat Pengujian Benih. Bogor. IPB
Lampiran 1. Uji Vigor VIGOR
Keterangan V : Vigor Lv : Less Vigor Ab : Abnormal M : Mati Tinggi dalam satuan cm
Tinggi : 1;0,5;0,5;1;1;1 Kriteria : V : 6 V : Vigor Lv : Less Vigor Ab : Abnormal M : Mati Tinggi dalam satuan cm Tinggi : 1;1;2;0,5;0,5;1;2;1;1;1,5;1,5 Kriteria : V: 12 V : Vigor Lv : Less Vigor Ab : Abnormal M : Mati Tinggi dalam satuan cm Tinggi : 1(8) ;2 (6) ;2,5 (1);3 (5) Kriteria : V = 20 V : Vigor Lv : Less Vigor Ab : Abnormal M : Mati Tinggi dalam satuan cm Tinggi : 0,5 (2);1(5) ; 1,5 (2) ; 2 (4); 2,5 (1); 3 (4);5 (2); 6 (1); 7 (1) Kriteria : V =22 Daun : 5 cm (1); 6cm (1); 7cm (1)
Lampiran 2. Viabilitas Dokumentasi
Keterangan UAK dan UDK
UDK
UKDdp
Lampiran 3. Perhitungan 1.
Perhitungan Kriteria Viabilitas Uji Antar Kertas (UAK) % Kecambah normal
=
β πππππππβ ππππππ β π΅πππβ π‘ππ‘ππ
Γ 100 %
4
= 5 Γ 100 % = 80 % % Kecambah abnormal
=
β πππππππβ ππππππππ β π΅πππβ π‘ππ‘ππ
Γ 100 %
0
= 5 Γ 100 % =0% % Benih mati
=
β π΅πππβ ππππβ β π΅πππβ π‘ππ‘ππ
Γ 100 %
1
= 5 Γ 100 % = 20 % % Benih segar tidak tumbuh
=
β π ππππ π‘ππ π‘π’πππ’β β π΅πππβ π‘ππ‘ππ
Γ 100 %
0
= 5 Γ 100 % =0% % Benih keras
=
β π΅πππβ πππππ β π΅πππβ π‘ππ‘ππ
Γ 100 %
0
= 5 Γ 100 % =0% 2.
Data Pengamatan Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Uji Diatas Kertas (UDK) 2 hss
3 hss
4 hss
5 hss
Total
Tinggi Tanaman
0,2
0,76
1,06
1,56
3,58
Jumlah Daun
0
0
0
0
0
3. Data Pengamatan Kriteria Viabilitas Uji Diatas Kertas (UDK)
3.
Kriteria Viabilitas UDK
2 hss
3 hss
4 hss
5 hss
Benih normal
5
5
5
5
Benih abnormal
0
0
0
0
Benih mati
0
0
0
0
Benih segar tidak tumbuh
0
0
0
0
Benih keras
0
0
0
0
Perhitungan Kriteria Viabilitas Uji Diatas Kertas (UDK) % Kecambah normal
=
β πππππππβ ππππππ β π΅πππβ π‘ππ‘ππ
Γ 100 %
5
= 5 Γ 100 % = 100 % % Kecambah abnormal
=
β πππππππβ ππππππππ β π΅πππβ π‘ππ‘ππ
Γ 100 %
0
= 5 Γ 100 % =0% % Benih mati
=
β π΅πππβ ππππβ β π΅πππβ π‘ππ‘ππ
Γ 100 %
0
= 5 Γ 100 % =0% % Benih segar tidak tumbuh
=
β π ππππ π‘ππ π‘π’πππ’β β π΅πππβ π‘ππ‘ππ
Γ 100 %
0
= 5 Γ 100 % =0% % Benih keras
=
β π΅πππβ πππππ β π΅πππβ π‘ππ‘ππ 0
= 5 Γ 100 % =0%
Γ 100 %
4.
Data Pengamatan Kriteria Viabilitas Uji Kertas Digulung didirikan dalam plastik (UKDdp)
5.
Kriteria
Jumlah
Benih normal
22
Benih abnormal
0
Benih mati
1
Benih segar tidak tumbuh
0
Benih keras
0
Total benih
22
Perhitungan Kriteria Viabilitas Uji Kertas Digulung didirikan dalam plastik (UKDdp) % Kecambah normal
=
β πππππππβ ππππππ β π΅πππβ π‘ππ‘ππ
Γ 100 %
21
= 22 Γ 100 % = 95,45 % % Kecambah abnormal
=
β πππππππβ ππππππππ β π΅πππβ π‘ππ‘ππ
Γ 100 %
0
= 22 Γ 100 % =0% % Benih mati
=
β π΅πππβ ππππβ β π΅πππβ π‘ππ‘ππ
Γ 100 %
1
= 22 Γ 100 % = 4,5 % % Benih segar tidak tumbuh
=
β π ππππ π‘ππ π‘π’πππ’β β π΅πππβ π‘ππ‘ππ
Γ 100 %
0
= 22 Γ 100 % =0% % Benih keras
=
β π΅πππβ πππππ β π΅πππβ π‘ππ‘ππ 0
= 22 Γ 100 % =0%
Γ 100 %
6.
Data Pengamatan Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Uji Vigor 2 hss
7.
8.
3 hss
4 hss
5 hss
Total
Tinggi Tanaman
0,83
1,16
1,875
2,52
6,385
Jumlah Daun
0
0
0
4
4
Data Pengamatan Kriteria Uji Vigor Kriteria
Jumlah
Vigor
22
Less Vigor
0
Non Vigor
0
Mati
0
Total benih
22
Perhitungan Kriteria Uji Vigor % Kecambah Vigor
β πππππ
= β π΅πππβ π‘ππ‘ππ Γ 100 % 22
= 22 Γ 100 % = 100 % % Kecambah Less Vigor
β πΏππ π π£ππππ
= β π΅πππβ π‘ππ‘ππ Γ 100 % 0
= 22 Γ 100 % =0% % Benih Non Vigor
β πππ πππππ
= β π΅πππβ π‘ππ‘ππ Γ 100 % 0
= 22 Γ 100 % =0% % Benih Mati
β πππ‘π
= β π΅πππβ π‘ππ‘ππ Γ 100 % 0
= 22 Γ 100 % =0%
9.
Data Pengamatan Uji Viabilitas (UAK, UDK, UKDdp) dan Uji Vigor Uji Daya
Jumlah Benih
Jumlah Benih
%
Kecambah
Tumbuh
Total
Perkecambahan
UAK
4
5
80 %
UDK
5
5
100 %
UKDdp
21
22
95,45 %
Uji Vigor
22
22
100 %
10. Perhitungan Presentase Perkecambahan Uji Viabilitas (UAK, UDK, UKDdp) dan Uji Vigor % Daya tumbuh UAK
=
β π΅πππβ π‘π’πππ’β β π΅πππβ π‘ππ‘ππ
Γ 100 %
4
= 5 Γ 100 % = 80 % % Daya tumbuh UDK
=
β π΅πππβ π‘π’πππ’β β π΅πππβ π‘ππ‘ππ
Γ 100 %
5
= 5 Γ 100 % = 100 % % Daya tumbuh UKDdp
=
β π΅πππβ π‘π’πππ’β β π΅πππβ π‘ππ‘ππ 21
= 22 Γ 100 % = 95,45 %
Γ 100 %
Lampiran 2. Viabilitas Dokumentasi
Keterangan UAK dan UDK
UDK
UKDdp