Tugas Praktikum Ddit Hari Selasa.docx

  • Uploaded by: Anggik Aprilia
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Praktikum Ddit Hari Selasa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,760
  • Pages: 7
Nama : ANGGIK APRILIA NIM 

: 05101281823024

Jelaskan tentang profil tanah? Profil tanah adalah penampang melintang tegak lurus yang menghadap sinar matahari/suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat dengan cara menggali lubang pada tubuh tanah dibuat dengan cara menggali lubang dengan ukuran tertentu dan kedalaman tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian.



Uraikan tentang horizon tanah beserta gambarnya? Horizon tanah adalah lapisan tanah atau bahan tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah dan berbeda dengan lapisan disebelah atas ataupun bawahnya yang secara genetik ada kaitannya. Perbedaan horizon tanah disebabkan karena adanya pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air atau penyucian tanah (leached) dan karena proses pembentukan tanah. Proses pembentukan horizon-horizon tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Penampang vertikal dari tanah menunjukkan susunan horizon yang disebut profil tanah. Horizonhorizon yang menyusun profil tanah dari atas ke bawah adalah horizon O, A, B, C, dan D atau R (bed rock). Adapun horizon yang menyusun solum tanah hanya terdiri atas horizon A dan B. 1. Horizon O - Horizon ini dapat ditemukan pada tanah-tanah hutan yang belum terganggu. Horizon O merupakan horizon organik yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral. 2. Horizon A - Horizon ini terdiri atas campuran bahan organik dan bahan mineral. Horizon A merupakan horizon yang mengalami penyucian. 3. Horizon B - Horizon B terbentuk dari adanya proses penimbunan (iluviasi) dari bahanbahan yang tercuci dari horizon A. 4. Horizon C - Horizon C tersusun atas bahan induk yang sudah mengalami sedikit pelapukan dan bersifat tidak subur. 5. Horizon D atau R - Horizon D atau R tersusun atas batuan keras yang belum terla pukan. Horizon D atau R disebut juga batuan induk atau batuan dasar.

Secara umum, lapisan tanah terbagi menjadi tiga, yaitu lapisan tanah atas, lapisan tanah bawah, batuan induk tanah.

1. Lapisan Tanah Atas Tanah lapisan atas berwarna gelap dan kehitam-hitaman, tebalnya antara 10-30 cm. Lapisan ini merupakan lapisan tersubur, karena adanya bunga tanah atau humus. Lapisan tanah atas (top soil) merupakan bagian yang optimum untuk kehidupan tumbuh-tumbuhan. Semua komponenkomponen tanah terdapat di lapisan ini, yaitu mineral 45%, bahan organik 5%, air antara 20-30%. 2. Lapisan Tanah Bawah Tanah lapisan bawah waranya lebih cerah dan lebih padat daripada tanah lapisan atas. Lapisan tanah ini tebalnya antara 50-60 cm, lebih tebal dari lapisan tanah atas, sering disebut tanah cadas atau tanah keras. Di lapisan tanah ini kegiatan jasad hidup mulai berkurang. Biasanya ditumbuhi tanaman berumur panjang dan berakar tunggang dalam dan panjang agar mencapai lapisan tanah. 3. Batuan Induk Tanah Batuan induk merupakan batuan asal dari tanah. Lapisan tanah ini warnanya kemerah-merahan atau kelabu keputih-putihan. Lapisan ini dapat pecah dan diubah dengan mudah, tetapi sukar ditembus akar. Di lereng-lereng gunung, lapisan ini sering terlihat jelas karena lapisan atasnya sudah hanyut oleh air hujan. Semakin ke dalam lapisan ini merupakan batuan pejal yang belum mengalami proses pemecahan. Pada lapisan ini tumbuhan jarang bisa hidup. 

Jelaskan tentang tanah terusik dan tanah tidak terusik bererta alat pengambilan sampel tanahnya? Tanah terusik adalah tanah yang sudah dijamah oleh manusia seperti tanah di halaman rumah. Sampel tanah terusik bisa diambil menggunakan bor tanah, cangkul, dan sekop. Tanah tidak terusik adalah tanah yang belum pernah dijamah oleh tangan manusia, biasanya tanah yang ada dihutan yang belum pernah disentuh oleh manusia maupun hewan. Sampel tanah tidak terusik bisa diambil dengan menggunakan ring sampel yang dimasukkan ke dalam tanah dengan cara dipukul dengan palu dialasi papan tebal.



Jelaskan tentang sifat-sifat fisik tanah mulai dari tekstur, struktur, warna, konsistensi, hingga PH tanah?

1. Tekstur Tanah Tekstur tanah merupakan sifat menggambarkan kasar halusnya tanah dalam perabaan yang ditentukan oleh perbandingan berat fraksi-fraksi penyusunnya. Suatu fraksi yang dominan pada suatu tanah akan menentukan ciri dan jenis yang bersangkutan. Tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga sulit menyimpan atau menyerap air dan unsur hara. Tanah yang bertekstur lempung atau liat mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara sangat tinggi. Tekstur tanah ringan yaitu tanah yang didominasi fraksi pasiran lebih mudah diolah dibandingkan dengan tekstur berat yang didominasi fraksi lempung. Bahan- bahan tanah meliputi: – Pasir : 2mm – 50 u – Debu : 50u – 2u – Liat : < 2u – Lebih dari 2mm disebut bahan kasar (kerikil sampai batu) Tekstur tanah dapat digolongkan : Apabila terasa kasar, berarti pasir, pasir berlempung

Apabila terasa agak kasar, berarti lempung berpasir, lempung berpasir halus Apabila terasa sedang, berari lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu Agak halus, berarti lempung liat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu Halus, berari liat berpasir, liat berdebu, liat

Di lapangan tekstur tanah dapat ditentukan dengan memijit tanah basah di antara jari-jari, sambil dirasakan halus kasarnya yaitu dirasakan adanya butir-butir pasir debu dan liat, sebagai berikut: Pasir: Lempung berliat: – Rasa kasar sangat jelas – Rasa agak licin – Tidak melekat – Agak melekat – Tidak dapat dibentuk bola dan – Dapat dibentuk bola agak teguh, dapat gulungan dibentuk gulungan yang agak mudah Pasir berlempung: hancur – Rasa kasar jelas Lempung liat berpasir: – Sedikit sekali melekat – Rasa halus dengan sedikit bagian agak – Dapat dibentuk bola, mudah hancur kasar , Agak melekat Lempung berpasir: – Dapat dibentuk bola agak teguh, dapat – Rasa kasar agak jelas dibentuk gulungan mudah hancur – Agak melekat Lempung liat berdebu: – Dappat dibuat bola, mudah hancur – Rasa halus agak licin Lempung: – Melekat – Rasa tidak kasar dan tidak licin – Dapat dibentuk bola teguh, gulungan – Agak melekat mengkilat – Dapat dibentuk bola agak teguh, dapat Liat berpasir: sedikit dibuat gulungan dengan – Rasa halus, berat tetapi tersa sedikit permukaan mengkilat Kasar dan melekat, mudah di gulung – Dapat dibentuk bola teguh, Lempung berdebu: Liat berdebu: – Rasa licin – Rasa halus, berat, agak licin – Agak melekat – Sangat lekat – Dapat dibentuk bola agak teguh, – Dapat dibentuk bola teguh, mudah di gulungan dengan permukaan mengkilat gulung Debu: Liat: – Rasa licin sekali – Rasa berat, halus, Sangat lekat – Agak melekat – Dapat dibentuk bola dengan baik, – Dapat dibentuk bola teguh, dapat mudah digulung dibentuk gulungan bulat

2.

Struktur Tanah

Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis. Struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Ruang kosong yang besar antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil ( mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut granular. Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Macam macam struktur tanah 1. Struktur tanah berbutir (granular): Agregat yang membulat, biasanya diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A yang dalam keadaan lepas disebut “Crumbs”atau Spherical. 2. Kubus (Bloky): Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal. Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat maka disebut kubus membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm. 3. Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi (deposited). 4. Prisma: Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6 sisi dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulat disebut kolumner. Tanah dengan struktur baik (granuler, remah) mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling bersinggungan dengan rapat. Akibatnya pori-pori tanah banyak terbentuk. Di samping itu struktur tanah harus tidak mudah rusak (mantap) sehingga pori-pori tanah tidak cepat tertutup bila terjadi hujan.

3. Warna Tanah Warna tanah adalah salah satu fisik yang lebih banyak digunakan untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung terhadap tetanam tetapi secara tidak langsung berpengaruh terhadap temperatur dan kelembaban tanah. Warna tanah dapat meliputi putih, merah, coklat, kelabu, kuning, adapula kebiruan dan kehijauan. Warna tanah dari lapisan atas (lapisan 1) samapi lapisan bawah (lapisan 5) berbeda, dikarenakan dipengaruhi oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Perbedaan warna tanah juga disebabkan oleh warna humus, besioksida dan besi hidroksida dan juga kandungan bahan organiknya terdapat pada tanah tersebut. Semakin gelap warna tanah maka kandungan bahan organiknya semakin tinggi. Warna tanah yamng berwarna merah menunjukkan berlangsungnya oksidasi tinggi terhadap senyawa besi. Warna kuning pada tanah karena adanya oksidasi-oksidasi besi terhidrat pada tanah-tanah dengan atusan sering kali sangat terhambat. Tanah-tanah berwarna kuning terbentuk pada temperatur rendah dan curah

hujan yang tinggi sehingga persenyawaan besi tersedia dalam bentuk oksi-hidrat dan temperatu tinggi di dataran rendah dan peluruhannya dipengaruhi oleh air bumi, tanah dari endapan sungai. Pada pengamatan warna tanah terdapat warna matriks dan warna karat. Warna matriks adalah warna yang mendominasi ditiap horizon tanah, sedangkan warna karat adalah warna yang terbentuk akibat akumulasi Fe, mineral alin oleh air sehingga membentuk spot-spot/bercak pada tanah. Karat terdapat karat merah dan karat kuning. Karat kuning terjadi karena proses lanjutan dari karat merah apabila karat merah dibiarkan. Warna matriks juga dapat disebut warna dasar tanah.

4. Konsistensi Tanah Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Keadaan tersebut ditunjukkan dari daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Gaya yang akan mengubah bentuk tersebut misalnya pencangkulan, pembajakan, dan penggaruan. Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa tanah-tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah. Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering.  Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity).  Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang.  Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara.  Pada kondisi basah, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat plastisitas dan tingkat kelekatan.  Pada kondisi lembab, konsistensi tanah dibedakan ke dalam tingkat kegemburan sampai dengan tingkat keteguhannya  Pada kondisi kering, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan tanah. Secara lebih terinci cara penentuan konsistensi tanah dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Konsistensi Basah 1.1 Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butir-butir tanah dengan benda lain, ini dibagi 4 kategori: 1. Tidak Lekat (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak melekat pada jari tangan atau benda lain. 2. Agak Lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain. 3. Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain. 4. Sangat Lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari tangan atau benda lain. 1.2 1. 2. 3. 4.

Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah membentuk gulungan, ini dibagi 4 kategori berikut: Tidak Plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak dapat membentuk gulungan tanah. Agak Plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk gulungan tanah kurang dari 1 cm. Plastis (Nilai 2): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut. Sangat Plastis (Nilai 3): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut.

2. Konsistensi Lembab Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi dibagi 6 kategori sebagai berikut: 1. Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama lain atau antar butir tanah mudah terpisah (contoh: tanah bertekstur pasir). 2. Sangat Gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah sekali hancur bila diremas. 3. Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan saat meremas dapat menghancurkan gumpalan tanah. 4. Teguh / Kokoh (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan agak kuat saat meremas tanah tersebut agar dapat menghancurkan gumpalan tanah. 5. Sangat Teguh / Sangat Kokoh (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan berkalikali saat meremas tanah agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut. 6. Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan tidak hancurnya gumpalan tanah meskipun sudah ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan diperlukan alat bantu agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut. 3. Konsistensi Kering Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara, ini dibagi 6 kategori sebagai berikut: 1. Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah dipisah-pisah atau tanah tidak melekat satu sama lain (misalnya tanah bertekstur pasir). 2. Lunak (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur bila diremas atau tanah berkohesi lemah dan rapuh, sehingga jika ditekan sedikit saja akan mudah hancur. 3. Agar Keras (Nilai 2): yaitu dicirikan gumpalan tanah baru akan hancur jika diberi tekanan pada remasan atau jika hanya mendapat tekanan jari-jari tangan saja belum mampu menghancurkan gumpalan tanah. 4. Keras (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan makin susah untuk menekan gumpalan tanah dan makin sulitnya gumpalan untuk hancur atau makin diperlukannya tekanan yang lebih kuat untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah. 5. Sangat Keras (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan yang lebih kuat lagi untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah makin sangat sulit ditekan dan sangat sulit untuk hancur. 6. Sangat Keras Sekali / Luar Biasa Keras (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan yang sangat besar sekali agar dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah baru bisa hancur dengan menggunakan alat bantu (pemukul). Beberapa faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah adalah: (1) tekstur tanah, (2) sifat dan jumlah koloid organik dan anorganik tanah, (3) sruktur tanah, dan (4) kadar air tanah.

5. pH Tanah pH tanah adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan skala pH antara 0 hingga 14. Suatu benda dikatakan bersifat asam jika angka skala pH kurang dari 7 dan disebut basa jika skala pH lebih dari 7. Jika skala pH adalah 7 maka benda tersebut bersifat netral, tidak asam maupun basa. Kondisi tanah yang paling ideal untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman adalah tanah yang bersifat netral. Namun demikian beberapa jenis tanaman masih toleran terhadap tanah dengan pH yang sedikit asam, yaitu tanah yang ber pH maksimal 5. Cara mengetahui pH tanah yang paling akurat adalah menggunakan sebuah alat pengukur pH yang disebut dengan pH meter. Namun sayangnya, banyak petani yang tidak memiliki alat ini. Mungkin karena harganya yang cukup mahal atau kurangnya pengetahuan tentang pentingnya mengetahui pH tanah. Padahal pengetahuan tentang derajat keasaman tanah sangat berperan dalam keberhasilan suatu budidaya tanaman. Tanaman tidak akan tumbuh dan berproduksi dengan maksimal jika tanah dalam kondisi asam maupun basa. Dengan mengetahui pH tanah, petani bisa

menentukan skala pH yang ideal untuk pertumbuhan dan perkembangna tanaman. Sehingga kerugian dapat diminimalisir. Selain menggunakan pH meter, mengukur pH tanah bisa juga dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus. Namun pengukuran menggunakan kertas lakmus memiliki keterbatasan karena tidak bisa diketahui angka skala pH tersebut. Pengukuran dengan kertas lakmus hanya bisa menentukan apakah tanah tersebut asam, netral ataupun basa. Sementara angka skala derajat keasamannya tidak bisa diketahui. Namun demikian kertas lakmus cukup membantu dalam mengetahui kondisi dan sifat tanah. Apa yang terjadi jika tanah asam atau basa? a). Pada tanah atau media tanam lainnya yang memiliki tingkat keasman tinggi, unsur magnesium, kalsium dan fosfor akan terikat secara kimiawi sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada kondisi seperti itu, unsur alumunium dan mangan akan bersifat racun dan merugikan tanaman. Pemberian pupuk tidak akan efektif dan tidak efesien karena unsur hara tidak diserap tanaman. Tanaman akan tumbuh tidak normal dan produktifitas rendah dengan kualitas yang buruk. Untuk mengurangi tingkat keasaman dapat dilakukan dengan pemberian dolomit (Kapur Pertanian). Pemberian dolomit dengan dosis sesuai kebutuhan dapat dilakukan untuk menyesuaikan nilai pH tanah. b). Pada tanah atau media tanam dengan tingkat alkalin tinggi (basa) unsur hara mikro seperti tembaga, mangan, seng dan besi akan terikat secara kimiawi dan tidak dapat diserap oleh tanaman. Seperti halnya tanaman pada tanah asam, pada tanah basa tanaman juga tidak akan tumbuh dan berproduksi secara maksimal. Pemberian kapur gypsum dapat dilakukan untuk menetralkan sifat basa tanah. pH tanah akan turun setelah kelebihan unsur sodium habis, walau hanya pada angka 7,5 saja. Pemberian unsur asam atau belerang untuk menurunkan sifat basa tanah biasanya tidak efektif pada tanah yang mengandung mineral kalsium karbonat (unsur kapur). Mineral karbonat menempatkan pH tanah pada skala 7,5 – 8. Hampir seluruh mineral kalsium karbonat harus dinetralkan dengan asam yang kuat, dan kalaupun itu dilakuan tidak akan memberikan hasil yang memuaskan. Artinya hasil yang didapatkan hanya pada angka 7,5 dan tidak mampu sampai skala 7 atau dibawah 7 (netral).

Related Documents


More Documents from "Avielia Putri W."