BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Di sebagian besar perusahaan, capital budgeting adalah salah satu sumber utama keuntungan perusahaan tersebut. Karena dengan adanya capital budgeting mereka dapat menghitung tingkat keuntungan yang akan mereka dapatkan pada jangka panjangnya. Penganggaran modal adalah istilah yang sering kita dengar pada saat berhubungan dengan uang. Tapi seringkali istilah penganggaran modal disalah tafsirkan sebagai alat untuk menghitung keuntungan saja, padahal penganggaran modal (capital budgeting) bukan hanya sekedar itu saja. Maka dari itu kita harus memahami betul pengertian dari penganggaran modal (capital budgeting) agar penafsiran tidak hanya terbatas pada mencari keuntungan saja tetapi melakukan keputusan investasi yang akan berdampak bagus pada jangka panjang maupun jangka pendek bagi perusahaan. Di suatu perusahaan, seorang manajer keuangan harus paham betul dengan capital budgeting ini sebab seorang manajerlah yang akan memutuskan investasi atau penanam modal ini dapat diinvestasikan agar berdampak baik pada perusahaan. 2. Rumusan Masalah 1) Bagaimana Pengertian Penganggaran Modal (Capital Budgeting) 2) Bagaimana Proses Penyusunan Rencana Investasi 3) Bagaimana Penyusunan Proyeksi Arus Kas 4) Bagaimana Penerapan Metode-metode Penilaian Kelayakan Usulan Investasi 5) Bagaimana Analisis Risiko Investasi 3. Tujuan 1) Untuk Mengetahui Pengertian Penganggaran Modal (Capital Budgeting) 2) Proses Penyusunan Rencana Investasi 3) Untuk Mengetahui Penyusunan Proyeksi Arus Kas 4) Untuk Mengetahui Penerapan Metode-metode Penilaian Kelayakan Usulan Investasi 5) Untuk Mengetahui Analisis Risiko Investasi 4. Manfaat Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, penulis dapat lebih mengetahui dan memahami apa itu capital budgeting dan apa pentingnya bagi sebuah perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Capital budgeting atau penganggaran modal adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal, berupa investasi jangka panjang yang diharapkan manfaatnya lebih dari satu tahun. Yang dimaksud dengan capital merupakan aktiva tetap yang dipergunakan dalam proses produksi, sedangkan pengertian budget adalah suatu rencana atau proyeksi berupa perkiraan aliran kas dalm kurun waktu tertentu. Dengan demikian penganggaran modal atau capital budgeting tidak lain adalah merupakan proses analisis menyeluruh tentang suatu proyek. Proses ini dianggap penting, karena perusahaan yang akan melakukan investasi saat ini dengan jumlah modal yang cukup besar dan jangka panjang, mengharapkan akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar dimasa yang akan datang. Dalam penganggaran modal beberapa informasi sangat diperlukan diantaranya adalah alternatif kesempatan investasi, estimasi aliran kas, pemilihan investasi atas dasar kriteria yang ada dan penilaian kembali setelah ditentukannya suatu investasi.Konsep penganggaran modal, dapat dilakukan dalam beberapa alternativ investasi jangka panjang yang baru dilakukan, investasi perluasan kapasitas, investasi penggantian aktiva tetap, investasi produk baru atau investasi jangka panjang lainnya. Informasi tentang aliran kas untuk masing-masing alternatif investasi dapat diperoleh dari sumber yang berbeda.
2. Proses Penyusunan Rencana Investasi Lima langkah proses penyusunan investasi sebagai berikut : 1) Target dan obyektif - Cari tahu apa yang ingin Anda capai. 2) Managemen Resiko – Resiko seperti apa yang mampu ditanggung? 3) Membuat tolak ukur yang tepat –Bagaimana mengukur keberhasilan investasi? Bagaimana membagi aset, dana pribadi dan apakah perlu manajer investasi? Hal tersebut perlu dipertimbangkan baik-baik. 4) Alokasi aset – Alokasi aset bertujuan untuk menangani resiko yang mungkin terjadi. 5) Diversifikasi – Mengalokasikan kelas aset di posisi yang berbeda-beda adalah langkah awal diversifikasi. 3. Penyusunan Proyeksi Arus Kas
Cash flow (Arus Kas) merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode. Analisis arus kas (Cashflow) adalah laporan yang disusun guna menunjukkan perubahan bertambahnya atau berkurangnya uang kas selama satu periode. Hal utama yang perlu selalu dipertimbangkan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/utang yang dimiliki, simpan atau diinvestasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu : 1) Fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal. 2) Fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya belu dimasa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat. 3) Capital Growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relative panjang. Arus kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu : a) Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow) b) Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow). c) Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek. Melalui proyeksi arus kas ini, dapat diketahui : 1) Jumlah dana yang dibutuhkan, baik kebutuhan jangka penjang maupun jangka pendek.Selanjutnya dapat diketahui kapan dana tersebut dibutuhkan. 2) Durasi grace priod yang diperlukan oleh bisnis/proyek sebelum memulai cicilan pokok. 3) Kemampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran kewjiban bulanan. Dengan demikian dapat diketahui jangka waktu yang dibutuhkan untuk melunasi kredit. Proyeksi arus kas ini dapat disusun dengan periode tertentu. Misanya, per tahun, per bulan, perminggu, atau bahkan, harian. semakin pendek interval yang dipakai, hasil proyeksi akan lebih presisi. Tetapi, itu membutuhkan usaha yang lebih besar dan data yang lebih rinci. Bagi bank, periode bulanan dan tahunan, umumnya, sudah mencukupi.
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan arus kas (cash flow), yaitu : 1) Menentukan minimum kas 2) Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran 3) Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga. 4) Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.
4. Penerapan Metode-metode Penilaian Kelayakan Usulan Investasi Pengelompokan Usulan Investasi berdasarkan manfaat yang dapat dihasilkan oleh investasi maka usulan investasi dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu : 1) Investasi penggantian (replacement) Untuk mengganti aktiva lama yang telah aus karena penggunaan, ataupun aktiva yang dirasakan telah tidak sesuai lagi untuk digunakan karena terdapat aktiva lain yang lebih efisien. 2) Investasi perluasan (ekspantion) Investasi perluasan dimaksudkan untuk menambah kemampuan kapasitas yang telah ada guna memenuhi permintaan yang cenderung meningkat. 3) Menghasilkan produk baru (new product activities) Resiko usaha dapat dikurangi secara relative, jika perusahaan yang bersangkutan melakukan divesifikasi dari produk yang dihasilkan. Dalam keputusan investasi ada dua alternative, yaitu menolak atau menerima usulan investasi. Untuk mengevaluasi keputusan investasi tersebut, dibicarakan beberapa metode sebagai berikut : a. Metode Average Rate of Return (ARR) Metode Average Rate of Return (ARR) atau biasa juga disebut Return on Investmen (ROI) adalah rasio antara laba setelah pajak terhadap investasi (initial investment). (Laba setelah pajak : initial investment) x 100 = hasil presentase Laba setelah pajak dari metode ini didasarkan dari data laporan keuangan, sedangkan initial Investment adalah jumlah nilai aktiva tetap ditambah dengan jumlah modal kerja yang dikeluarkan pada awal investasi. b. Metode Payback (PB) Metode payback (PB) adalah suatu metode untuk melakukan investasi berapa lama (jangka waktu) hasil dari investasi berupa initial investment tersebut bisa diterima kembali. Metode payback juga merupakan rasio antara initial investmen dengan net cash inflow atau arus kas operasional adalah laba bersih ditambah dengan nilai depresiasi tahun pertama. Jadi metode payback, mengukur kecepatan suatu investasi hasilnya bisa kembali (mengukur aliran kas masuk).
(Initial Investment : Net Cash Inflow) x 1 tahun = ….. tahun (satuan waktu) o Ketentuan ditolak atau diterima usul investasi berdasarkan metode ini adalah sebagai berikut : Apabila perhitungan waktu periode payback lebih lama dari periode disyaratkan/ditentukan oleh pemilik modal, maka rencana investasi ditolak, sebaliknya apabila perhitungan waktu periode payback lebih pendek dari periode disyaratkan/ditentukan oleh pemilik modal, maka investasi diterima atau dapat dilaksanakan. c. Metode Net Present Value (NPV) Metode Net Present Value (NPV) adalah menghitung selisih antara present value proceed atau “nilai sekarang investasi”, berarti positif, maka usulan proyek bisa diterima. Sebaliknya apabila “nilai sekarang investasi”, berarti negatif, maka usulan proyek ditolak. Rumus umum untuk menghitung NPV : 𝑛
∑
Xt (1 + r)2
𝑡=0
Catatan : 1 + r
Keterangan : Xt = Arus Kas Neto pada periode t r = Tingkat diskonto/tingkat return yang diharapkan/biaya modal n = Periode terakhir dari arus kas yang diharapkan Agar menyelesaikan perhitungan NPV dengan cepat, dapat menggunakan bantuan tabel present value atau tabel present value annuity. d. Metode Internal Rate of Return
Metode Internal Rate of Return (IRR) adalah menghitung tingkat bunga yang menyamakan antara : “Nilai sekarang penerimaan kas bersih yang akan datang” dengan “Nilai sekarang investasi” atau internal rate of return (IRR) adalah tingkat diskonto yang akan menjadikan net present value (NPV) = 0. Apabila tingkat bunga (yang dihitung) lebih besar dari tingkat bunga yang ditentukan, maka proyek diterima atau bisa dilaksanakan. e. Metode Profitability Index
Profitability Index (PI) atau disebut dengan benefit cost ratio adalah rasio atau perbandingan antara : “Nilai sekarang penerimaan kas bersih yang akan datang” dengan “nilai sekarang investasi”, juga dapat dikatakan rasio antara present value proceed dengan present value outlay.
Suatu investasi akan diterima apabila benefit cost ratio-nya lebih besar dari satu dan sebaliknya ditolak apabila benefit cost ratio-nya lebih kecil dari satu. atau dapat dikatakan kalau PI (Profitability Index) > 1, maka proyek dapat diterima atau dapat dilaksanakan, sebaliknya kalau PI < 1, maka proyek ditolak atau dibatalkan. 5. Analisis Risiko Investasi Risiko merupakan penyimpangan hasil (return) yang diperoleh dari rencana hasil (return) yang diharapkan. Apabila kita membicarakan risiko investasi berarti kita menganalisis kemungkinan tidak tercapainya hasil (keuntungan) yang diharapkan. Tidak tercapainya hasil yang diharapkan tersebut berarti terjadi penyimpangan atas hasil yang diperoleh dibandingkan dengan hasil yang direncanakan (diharapkan). Risiko ini terjadi karena keadaan waktu yang akan datang penuh dengan ketidakpastian (uncertainity). Besarnya tingkat risiko yang dimasukkan dalam penilaian investasi akan mempengaruhi besarnya hasil yang diharapkan oleh pemodal. Risiko dalam perusahaan tidak dapat dihindari hanya dapat mengelola bagaimana agar risiko tersebut sekecil mungkin mempengaruhi keputusan perusahaan. Risiko yang terjadi di perusahaan ada yang dapat dikelola atau diatasi, terdapat pula risiko yang tidak dapat diatasi.Risiko yang tidak dapat diatasi oleh perusahaan ini biasanya karena tidak dapat dikontrol oleh perusahaan. Jenis Risiko 1. Risiko Individual, yaitu : - Risiko yang berasal dari proyek investasi secara individu tanpa dipengaruhi oleh proyek investasi yang lain. - Risiko yang terjadi apabila perusahaan hanya melakukan investasi pada satu jenis investasi saja. - Risiko ini diukur dari naik-turunnya tingkat hasil yang diharapkan atas investasi yang bersangkutan 2. Risiko perusahaan - Yaitu risiko yang diukur tanpa mempertimbangkan penganekaragaman (diversifikasi) investasi atau portofolio yang dilakukan oleh investor. - Risiko ini diukur dengan melihat naik-turunnya hasil yang diperoleh dari investasi tertentu yang dilakukan oleh perusahaan. 3. Risiko pasar atau beta - Yaitu risiko investasi ditinjau dari investor yang menanamkan modalnya pada investasi yang juga dilakukan oleh perusahaan. - Investor dapat melakukan diversifikasi atau pengenekaragaman investasi (portofolio). - Besarnya risiko pasar ini tidak dapat dieliminasi (dihilangkan) dengan melakukan diverisifikasi. - Hal ini karena resiko ini tergantung pada pasar yang ada, sehingga risiko ini dinamakan risiko pasar (market risk) yang diukur dengan beta.
Pendekatan Perhitungan Risiko Investasi 1. Perhitungan Risiko Aliran Kas o Metode ini mempertimbangkan adanya ketidakpastian yang mungkin muncul atas aliran kas suatu investasi. o Semakin tinggi ketidakpastian aliran kas, maka semakin besar tingkat risiko investasi tersebut dan sebaliknya semakin rendah ketidakpastian aliran kas maka semakin rendah risikonya. o Ketidakpastian aliran kas tersebut menyangkut jumlah aliran kas tiap periode aliran kas. o Ketidak pastian aliran kas yang akan dihasilkan tersebut sebenarnya merupakan perkiraan (proyeksi) oleh karena itu ada kemungkinan realisasi aliran kas tersebut menyimpang dari nilai aliran kas yang diharapkan (expected value). o Penyimpanan inilah yang disebut sebagai risiko investasi. o Besarnya penyimpangan aliran kas tersebut dapat diukur dengan menggunakan standar penyimpangan (deviasi standar) oleh karena itu, pendekatan perhitungan risiko ini juga sering dinamakan pendekatan deviasi standar. o Nilai yang diharapkan (expected value) aliran kas, dapat dirumuskan : 𝑛
𝐸𝑣 = ∑ 𝑉𝑖. 𝑃𝑖 𝑡=0
Dimana : EV = Expected value atau nilai aliran kas yang diharapkan Vi = Aliran kas pada tiap kemungkinan yang terjadi Pi = Probabilitas (kemungkinan) dari tiap aliran kas yang terjadi o Besarnya risiko atau standar deviasi, dapat dirumuskan : 𝑛
𝜎 = √∑(𝑉𝑖 − 𝐸𝑣 )2 . 𝑃𝑖 𝑡=1
di mana: σ = deviasi standar dari nilai aliran kas (Vi – Ev) = besarnya penyimpangan tiap-tiap aliran kas yang terjadi yang dihitung lebih besar dari selisih antara nilai aliran kas yang terjadi dengan nilai aliran kas yang diharapkan. 2. Perhitungan Risiko Proyek Investasi o Suatu usulan proyek investasi yang memiliki standar deviasi yang lebih besar dibandingkan dengan usulan proyek investasi lain belum tentu memiliki koefisien variasi yang lebih besar. o Hal ini tergantung pada besarnya perbandingan antara besarnya deviasi standar dengan besarnya nilai aliran kas yang diharapkan dari proyek investasi yang bersangkutan.
o Pertimbangan lainnya proyek investasi memiliki umur ekonomis cukup lama, oleh karena itu apabila standar deviasi sebagai pengukur risiko aliran kas proyek, maka standar deviasi tersebut juga akan berlaku dan dihitung untuk waktu yang cukup lama (selama umur ekonomis proyek). o Akibatnya adalah bahwa besarnya risiko usulan investasi harus diperhitungkan selama umur ekonomis. o Untuk menghitung nilai aliran kas yang diharapkan dan besarnya risiko proyek yang berumur lama tersebut menghitung nilai sekarang bersih dari aliran kas yang diharapkan (expected cashflow of Net Present Value) dari proyek investasi yang bersangkutan. Ada 2 sifat atau pola aliran kas selama umur ekonomis suatu proyek investasi: i. Aliran kas yang tidak saling tergantung (independen) antara aliran kas yang satu dengan lainnya. Aliran kas yang tidak saling tergantung (independen) artinya aliran kas tahun tertentu (tahun ke-n) tidak mempengaruhi aliran kas tahun berikutnya (tahun ke n+1). ii. Aaliran kas yang saling tergantung satu sama lain (tidak independen). Aliran kas yang saling tergantung (dependen atau tidak independen) artinya bahwa aliran kas tahun tertentu (tahun ke-n) mempengaruhi aliran kas tahun berikutnya (tahun n+1). Untuk menghitung risiko proyek yang mempunyai aliran kas yang independen perlu dihitung: a. Besarnya Net Present Value (NPV) yang diharapkan dari aliran kas proyek b. Besarnya deviasi standar dari NPV tersebut. 𝑛 𝐶𝑡 𝐸(𝑁𝑃𝑉) = ∑ (1 + 𝑟)𝑡 𝑡=0
dimana: Ct = aliran kas yang diharapkan pada waktu ke t, dan t = 0, 1,2,3 ... Untuk t = 0, maka Ct merupakan aliran kas keluar Untuk t = 1, 2, 3, ...n, Q merupakan aliran kas masuk. R = hasil (return) yang diharapkan, berupa tingkat bunga bebas risiko. c. Menghitung standar deviasi () nilai sekarang aliran kas (PV) proyek investasi tersebut dengan rumus: 𝑛
𝜎𝑡2 𝜎 = √∑ (1 + 𝑟)2𝑡 𝑡=1
dimana: σ = deviasi standar nilai sekarang dari aliran kas 𝜎𝑡2 = kuadrat deviasi standar nilai sekarang dari aliran kas T = 1,2,3 .. n, periode waktu aliran kas masuk.
3. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas (sensitivity analysis) merupakan teknik untuk menilai akibat yang terjadi karena adanya perubahan-perubahan aliran kas suatu proyek investasi. Analisis ini dapat digunakan untuk menilai tingkat kepekaan (tingkat sensitivitas) perubahan aliran kas apabila faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya aliran kas tersebut diubah-ubah. Faktor-faktor yang mempengharuhi besarnya aliran kas misalnya tingkat penjualan, harga jual produk, kebijakan pengumpulan piutang, unsurunsur biaya tetap dan variabel serta pangsa pasar perusahaan.
CONTOH SOAL: PT Maju Tak Gentar mengajukan dua proposal proyek untuk dianalisis. Data tentang kedua proposal proyek tersebut adalah sebagai berikut: Proyek “A” Proyek “B” kebutuhan investasi Rp 250.000.000 Rp 200.000.000 nilai residu Rp 50.000.000 nihil umur ekonomis 5 tahun 5 tahun bunga modal 15% 15% Pola penjualan untuk lima tahun mendatang sebagi berikut:
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Proyek “A” Rp 525.000.000 Rp 400.000.000 Rp 550.000.000 Rp 450.000.000 Rp 150.000.000
Proyek “B” Rp 400.000.000 Rp 400.000.000 Rp 200.000.000 Rp 250.000.000 Rp 250.000.000
Biaya dan pajak yang harus diperhitungkan dari masing-masing proyek setiap tahun adalah sebagai berikut: Proyek “A” Proyek “B” biaya tetap per tahun Rp 100.000.000 Rp 75.000.000 biaya variabel 60% 50% pajak keuntungan 40% 40% Dalam biaya tetap sudah termasuk biaya penyusutan dan biaya bungan baik untuk proyek “A” maupun proyek “B” Ditanyakan: 1. Menentukan pola EAT untuk kedua proyek 2. Menentukan proyek yang dipilih berdasarkan PBP (Pay Back Period)
Penyelesaian: 1. Pola EAT proyek “A” (dalam rupiah) Penjualan (Rp)
FC (Rp)
VC (Rp)
TC (Rp)
EBT (Rp)
1
525.000.000
100.000.000
315.000.000
415.000.000
2
400.000.000
100.000.000
240.000.000
340.000.000
3
550.000.000
100.000.000
330.000.000
430.000.000
4
450.000.000
100.000.000
270.000.000
370.000.000
5
150.000.000
100.000.000
90.000.000
190.000.000
110.000.00 0 60.000.000 120.000.00 0 80.000.000 (40.000.000 )
Pajak 40% (Rp)
EAT (Rp)
44.000.000
664.000.000
24.000.000
36.000.000
48.000.000
72.000.000
32.000.000
48.000.000
-
(40.000.000)
Pola EAT proyek “B” (dalam rupiah) Th
1 2 3 4 5
Penjualan (Rp)
FC (Rp)
VC (Rp)
TC (Rp)
EBT (Rp)
Pajak 40% (Rp)
EAT (Rp)
400.000.000 400.000.000 200.000.000 250.000.000 250.000.000
75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
200.000.000 200.000.000 100.000.000 125.000.000 125.000.000
275.000.000 275.000.000 175.000.000 200.000.000 200.000.000
125.000.000 125.000.000 25.000.000 50.000.000 (50.000.000)
50.000.000 50.000.000 10.000.000 20.000.000 20.000.000
75.000.000 75.000.000 15.000.000 30.000.000 30.000.000
2. Pola Proceed proyek “A” Th 1 2 3 4 5
EAT 66.000.000 36.000.000 72.000.000 48.000.000 (40.000.00)
Penyusutan 40.000.000 40.000.000 40.000.000 40.000.000 40.000.000
Proceed 106.000.000 76.000.000 112.000.000 88.000.000 50.000.000
Pola Proceed proyek “B” Th 1
EAT 75.000.000
Penyusutan 40.000.000
Proceed 115.000.000
2
75.000.000
40.000.000
115.000.000
3
15.000.000
40.000.000
55.000.000
4
30.000.000
40.000.000
70.000.000
5
30.000.000
40.000.000
70.000.000
Proceed proyek “A” Tahun 1 Rp 106.000.000 Tahun 2 Rp 76.000.000 Jumlah
Rp 182.000.000
Total out lay
Rp 250.000.000
Kekurangan
Rp 68.000.000
+
Proceed proyek “B” Tahun 1 Rp 115.000.000 Total out lay Rp 200.000.000 Kekurangan
-
Proyek yang baik dipilih berdasarkan PBP adalah proyek “B”
Rp 85.000.000
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan apa yang kami harapkan. Dalam makalah yang membahas tentang penganggaran modal ini adalah suatu pembahasan dalam rangka memperdalam pemahaman tentang manajemen keuangan yang sangat diperlukan khususnya dalalm dunia bisnis untuk dapat memenuhi tugas dan kewajiban sebagai mahasiswa yang mengikuti matakuliah “Seminar Manajemen Keuangan”. Demikian
makalah
ini
kami
selesaikan
dengan
sebaik-baiknya
dan
semoga
bermanfaat.Kami tetap mengharapkan masukan dan kritik dari semua pihak dengan demikian makalah ini dapat diperbaiki lagi.
Ambon, 8 januari 2019
Sultana solissa
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………….. KATA PENGANTAR……………………………………………………………... DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….. A. B. C. D.
Latar Belakang……………………………………………………………… Rumusan Masalah…………………………………………………………... Tujuan……………………………………………………………………….. Manfaat………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………... A. B. C. D. E.
Capital Budgeting (Penganggaran Modal)…………………………………… Proses Penyusunan Rencana Investasi……………………………………….. Penyusunan Proyeksi Arus Kas………………………………………………. Penerapan Metode-metode Penilaian Kelayakan Usulan Investasi………….. Analisis Risiko Investasi……………………………………………………...
BAB III PENUTUP………………………………………………………………... A. Kesimpulan……………………………………………………………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas, penganggaran modal (Capital Budgeting) sangatlah penting dalam menentukan alur kas, investasi, dan penanaman saham. Dimana bila perhitungan atau keputusan untuk pengambilan penganggaran modal tepat, maka keuntungan bagi perusahaan akan meningkat sesuai dengan perhitungan. Dan sangatlah penting bagi manajer keuangan untuk sangat hati-hati dalam mengambil keputusan dengan keuangan suatu perusahaan.