Galvan Yudistira / A24070040 UNSUR HARA HIDROPONIK KAHAT HARA KALIUM PADA PADI DAN NITROGEN PADA TOMAT A. UNSUR HARA HIDROPONIK Salah satu perkembangan teknologi budidaya pertanian yang layak disebarluaskan adalah teknologi hidroponik. Hal ini disebabkan oleh semakin langkanya sumberdaya lahan, terutama akibat perkembangan sektor industri dan jasa, sehingga kegiatan usaha pertanian konvensional semakin tidak kompetitif karena tingginya harga lahan. Teknologi budidaya pertanian sistem hidroponik memberikan alternatif bagi para petani yang memiliki lahan sempit atau yang hanya memiliki pekarangan rumah untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha yang dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan yang memadai. Perbedaan paling menonjol antara hidroponik dan budidaya konvensional adalah penyediaan nutrisi tanaman. Pada budidaya konvensional, ketersediaan nutrisi untuk tanaman sangat tergantung pada kemampuan tanah menyediakan unsur-unsur hara dalam jumlah cukup dan lengkap. Unsur-unsur hara itu biasanya berasal dari dekomposisi bahanbahan organik dan anorganik dalam tanah yang terlarut dalam air. Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara dalam tanah umumnya dipenuhi dengan pemupukan tambahan. Pada budidaya hidroponik, semua kebutuhan nutrisi diupayakan tersedia dalam jumlah yang tepat dan mudah diserap oleh tanaman. Nutrisi itu diberikan dalam bentuk larutan yang bahannya dapat berasal dari bahan organik maupun anorganik. Pemberian nutrisi melalui permukaan media tanam atau akar tanaman. Ketersediaan nutrisi dalam bentuk cair itulah yang dipakai sebagai awal berpijak penerapan budidaya tanaman hidroponik (Siswadi, 2008 dalam http://www.pdfcoke.com/doc/21326336/Budidaya-Tomat-Hidroponik ).
Jenis hidroponik dapat dibedakan dari media yang digunakan untuk tempat berdiri tegaknya tanaman. Media tersebut biasanya bebas dari unsur hara (steril), sementara itu pasokan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dialirkan ke dalam media tersebut melalui pipa atau disiramkan secara manual. Media tanam tersebut dapat berupa kerikil, pasir, gabus, arang, zeolit, atau tanpa media agregat (hanya air). Yang terpenting adalah bahwa media tanam tersebut suci hama sehingga tidak menumbuhkan
jamur
atau
penyakit
lainya
(Anonim,
2006
dalam
http://www.pdfcoke.com/doc/21326336/Budidaya-Tomat-Hidroponik). Pemenuhan kebutuhan nutrisi bisa anda peroleh dengan cara memberi berbagai macam pupuk khusus hidroponik dengan formulasi tertentu yang banyak tersedia ditoko-toko pertanian. Dalam fase awal pertumbuhan perlu perawatan secara rutin, misalnya dipagi hari tanaman perlu dikenakan sinar matahari. Kemudian juga perlu pemupukan secara rutin dalam setiap dua hingga lima hari sekali. Gunakan pupuk NPK Grand S 15 sebanyak satu sendok makan untuk kemudian larutkan kedalam sepuluh liter air. Masukkan larutan pupuk ini kedalam pot dasar sesuaikan dengan
ketersediaan
air
dalam
pot
(Anonim,
2007
dalam
http://www.pdfcoke.com/doc/21326336/Budidaya-Tomat-Hidroponik ). Menurut Susila (2006), peralatan dasar yang diperlukan untuk memenuhi kriteria tersebut di atas adalah : 1. Tempat tumbuh tanaman, seperti bak atau kolam penampung, pot, dan bedengan. Diusahakan agar tempat tumbuh tanaman dijaga kebersihannya secara berkala dengan membersihkan dan menghilangkan tumbuhan atau tanaman lain yang tidak diinginkan (terutama dalam bedengan atau kolam penampung). 2. Aerator Alat ini dipakai untuk tercukupinya oksigen untuk pertukaran udara dalam daerah perakaran. Kekurangan oksigen akan mengganggu penyerapan air dan nutrisi oleh akar dan respirasi. 3. Larutan Nutrisi Larutan nutrisi sebagai sumber pasokan air dan mineral nutrisi merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan kualitas hasil tanaman hidroponik, sehingga harus
tepat dari segi jumlah, komposisi ion nutrisi dan suhu. Unsur hara ini dibagi dua, yaitu unsur makro (C, H, O, N, P, S, K, Ca, dan Mg) dan mikro ( B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, dan Zn). Pada umumnya kualitas larutan nutrisi ini diketahui dengan mengukur electrical conductivity (EC) larutan tersebut. Semakin tinggi konsentrasi larutan semakin tinggi arus listrik yang dihantarkan (karena pekatnya kandungan garam dan akumulasi ion mempengaruhi kemampuan untuk menghantarkan listrik larutan nutrisi tersebut). Larutan nutrisi dapat dibuat sendiri dengan melarutkan pupuk yang diramu khusus untuk tanaman hidroponik atau membeli pupuk hidroponik secara komersial. (Agoes (2000) dalam http://www.pdfcoke.com/doc/21326336/Budidaya-TomatHidroponik ), mengatakan bahwa berbeda dengan media tanam tanah yang berfungsi sebagai tempat tumbuh dan sumber makanan, media tanam air, pasir dan agregat hanya sebagai tempat tumbuh saja tidak menyediakan makanan bagi tanaman, sehingga bercocok tanam sistem hidroponik mutlak memerlukan pupuk sebagai sumber makanan bagi tanaman. Pupuk diberikan dalam bentuk larutan dan harus mengandung unsur makro (Nitrogen Fosfor, Kalium, Kalsium, Magnesium dan Belerang) dan unsur mikro (Mangan, Tembaga, Borium, Seng dan Molibdin). Larutan pupuk dapat dicampur sendiri dengan dosis tertentu sesuai dengan kebutuhan tanamannya. Bahan yang sering dipakai antara lain amonium sulfat, potasium nitrat, monocalsium fosfat, magnesium sulfat, iron sulfat, mangan sulfat, bubuk asam boric, seng sulfat dan tembaga sulfat. Kalau yang lebih praktis pakailah nutrien sudah jadi seperti Excell dengan dosis pemakaian sudah tertera pada kemasannya Pupuk untuk tanaman yang ditanam di tanah juga bisa dipakai berhidroponik, yang penting pupuk tersebut mudah larut dalam air dan tahan lama dipakai. Umumnya yang dipakai untuk keperluan berhidroponik adalah pupuk majemuk yang mengandung unsur hara makro dan mikro sekaligus. Unsur makro berfungsi untuk menumbuhkan struktur vegetatif dan produksi. Unsur mikro berfungsi sebagai pelengkap esensial vital bagi rasa, kadar gula, tingkat kemanisan, warna, dan daya tahan tanaman terhadap gangguan penyakit. Beberapa merek dagang pupuk majemuk itu antara lain Vitagro, Vitabloom, Gandasil, Hyponex, dan Gromor. Penggemar hidroponik yang kreatif juga bisa meramu sendiri kebutuhan nutrisi untuk
tanamannya sesuai dengan pupuk buatan yang banyak beredar di pasar. Misal satu sendok makan pupuk yang dicampur dengan 10 liter air dan ditambah satu tetes Atonik sebagai pengganti unsur mikro dan unsur esensial lain, sudah bisa dipakai sumber nutrisi bagi tanaman hias yang dihidroponikkan. Begitu pula satu sendok makan urea, TSP, dan KCl yang dilarutkan dalam 10 liter air ditambah 3 tetes Atonik atau
Lauxin
dapat
dipakai
sebagai
sumber
nutrisi
bagi
tanaman
yang
dihidroponikkan. Jika pupuk yang digunakan tidak mudah larut dalam air, larutan itu sebaiknya dibiarkan dulu satu malam sebelum dipakai (Siswadi, 2008). Menurut
Wijayani
(2005)
dalam
http://www.pdfcoke.com/doc/21326336/Budidaya-Tomat-Hidroponik , cara budidaya secara hidroponik dengan membuat formula larutan yang dapat digunakan untuk berbagai macam tanaman sayuran dan hias, anjurannya adalah N 140-300 ppm, P 3180 ppm dan K 160-300 ppm, tetapi untuk kebutuhan yang optimal belum diketahui secara pasti. Lebih memerinci khusus untuk tanaman tomat secara hidroponik kebutuhan N berkisar 300 ppm, P 80 ppm dan K 200 ppm. Penelitian yang membandingkan formulasi larutan hara dari bahan kimia murni dengan larutan hara siap pakai belum banyak dilakukan. Meskipun penggunaan varietas unggul sering dilaporkan akan meningkatkan hasil tanaman tomat, tetapi pengujian kualitas buah tomat belum banyak diteliti. Kenyataan bahwa kualitas buah tomat Indonesia masih rendah mutunya sangat menarik untuk dikaji lebih jauh mengenai bagaimana meningkatkan kualitas buah tomat dengan pemberian nutrisi yang tepat, disamping tentu saja harus menggunakan varietas unggul. B. KAHAT HARA KALIUM PADA PADI Peranan unsur kalium antara lain: a) mendorong pembentukan anakan; b) meningkatkan ukuran dan berat gabah; c) meningkatkan respon terhadap fosfor; dan d) memainkan peranan penting dalam proses-proses fisiologi tanaman termasuk membuka dan menutupnya stomata dan ketahanan terhadap kondisi iklim yang tidak menguntungkan.
Unsur ini diserap dalam bentuk hampir pada semua proses metabolisme tanaman, mulai dari proses penyerapan air, transpirasi, fotosintesis, respirasi, sintesa enzim dan aktifitas enzim. Esensi unsur K adalah sebagai berikut: a. K merupakan unsur yang higroskopis ( mudah menyerap air) ini menyebabkan air banyak diserap di dalam stomata, tekanan osmotik naik, stomata membuka sehingga gas CO2 dapat masuk untuk proses fotosintesis. b. K berperan sebagai aktifitas untuk semua kerja enzim terutama pada sintesa
protein.
(http://darsono-sigit.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/hara-air-
laut.doc) Tabel 10. Bagian Tanaman yang Digunakan untuk Analisis Jaringan Tanaman
Tanaman Jagung
Nitrogen
Fosfor
Kalium
Batang utama
Tulang daun
Helai atau tu
atau tulang daun
dekat tongkol
lang daun dekat tongkol
Kedelai
Tangkai daun
Tangkai daun
bagian atas Kentang
Tomat
Batang atau tang
Tangkai daun
kai daun
bagian bawah
Tangkai daun
..................... " ...................
Sumber: Ohlrogge (dalam Tisdale dan Nelson, 1975) dalam http://images.soemarno.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/SRUHqgoKCtgA AEWfCes1/UJI%20TANAH%20.DOC?nmid=131711840 Ada beberapa informasi yang menyatakan bahwa ada beberapa jenis tanaman tertentu ternyata hubungan antara kadar kalium pada daun di bagian bawah dengan kadar kalium dalam daun di bagian atas merupakan indikasi defisiensi atau kecukupan. Kalau kadar kalium pada daun bagian bawah lebih rendah dari kadar kalium pada daun di bagian atas maka tanaman defisiensi kalium.
Akan tetapi kalau kadar kalium daun di bagian bawah sama atau lebih besar maka tanaman tidak defisiensi kalium.
C. KAHAT HARA NIROGEN PADA TOMAT Kekurangan unsur nitrogen (N) menyebabkan tajuk daun berwarna hijau terang, daun tua menguning, kering dan berwarna coklat muda. Tanaman yang kekurangan N daunnya akan layu dan tampak kuning. Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman karena merupakan penyusun dari semua protein
dan
asam
nukleat
(Lakitan
1993
dalam
http://ayimada006084.files.wordpress.com/2008/11/unsur-hara2.doc
DAFTAR PUSTAKA http://www.pdfcoke.com/doc/21326336/Budidaya-Tomat-Hidroponik http://darsono-sigit.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/hara-air-laut.doc http://images.soemarno.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/SRUHqgoKCtgA AEWfCes1/UJI%20TANAH%20.DOC?nmid=131711840 http://ayimada006084.files.wordpress.com/2008/11/unsur-hara2.doc