TUGAS MEKANISASI PERTANIAN “JURNAL SUMBER ENERGI PADA MEKANISASI PERTANIAN”
DISUSUN OLEH: NAMA
: FHENNY RAMA SHENTHAURY
NIM
: D1A 017012
KELAS
:A
DOSEN PENGAMPU: Ir. DEDE MARTINO, M.P. ELLY INDRA SWARI, S.P.MP
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2018
1. Pengertian mekanisasi pertanian? Jawab : Teknologi
pertanian
(mekanisasi)
sering dipahami
sebagai
penggunaan mesin-mesin pertanian lapang (mechanization) pada proses produksi pertanian, bahkan sering dipandang sebagai traktorisasi. Pemahaman seperti itu dapat dimaklumi karena introduksi teknologi di bidang pertanian ketika itu diawali dengan gerakan mekanisasi pertanian untuk memacu produksi pangan terutama dengan penerapan traktor seperti percobaan mekanisasi pertanian di Sekon Timor-Timur tahun 1946, poolpool traktor pada tahun 1958, perusahaan bahan makanan dan pembukaan lahan tahun 1958, serta PN. Mekatani (Mekanisasi Pertanian) tahun 1962. Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang. Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian. Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi hanya teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi robotik. Jenis teknologi tersebut digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian. Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi
dimaksudkan
untuk
meningkatkan
efisiensi,
efektifitas,
produktifitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari negara-negara tetangga Asia menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi pertanian diawali dengan penataan lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan dalam pengendalian air, masukan teknologi biologis, dan teknologi kimia. Penerapan teknologi mekanisasi pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang disebabkan kecerobohan akibat penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik pertaniannya. Berbeda halnya dengan Jepang yang melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal, kemudian baru memproduksi sendiri untuk digunakan oleh petani mereka. Ilmu mekanisasi Pertanian adalah bagian dari industri pertanian hari ini yang penting karena produksi yang efisien dan pengolahan bahanbahan tergantung pada mekanisasi. Oleh karena itu, mayoritas pekerja bekerja pada bidang keduanya baik di lahan maupun di pemasaran hasilhasil pertanian yang membutuhkan keahlian-keahlian yang memungkinkan mereka untuk mengoperasikan, mempertahankan, dan memprebaiki mesin dan peralatan. (Shin and Curtis, 1978). 2. Kekurangan dan kelebihan dari mekanisasi pertanian? Jawab : Adapun beberapa keunggulan dari mekanisasi pertanian yaitu : 1.
Meningkatkan produksi per satuan luas dengan adanya alat-alat mekanis yang canggih yang telah di gunakan oleh para petani
2.
Dengan meningkatnya hasil produksi maka pendapatan para petani juga otomatis akan meningkat
3.
Dapat meningkatkan efektifitas, produktivitas, kuantitas dan kualitas hasil pertanian
4.
Teknologi pasca panen mampu memberikan dukungan untuk mempertahankan mutu pada penanganan segar, meningkatkan nilai tambah pada hasil produksi dengan proses pengolahan yang benar dan tepat, tanpa memperngaruhi rasa dan aroma.
5.
Dapat meningkatkan efisiensi lahan dan tenaga kerja ( tidak terlalu membutuhkan banyak Sumber Daya Manusia)
6.
Menghemat energi dan sumber daya ( benih, pupuk, dan air)
7.
Dapat meminimalisir faktor-faktor penyebab kegagalan dalam produksi
8.
Meningkatkan luas lahan yang di tanami dan menghemat waktu karena dengan menggunakan alat-alat mekanis pengolahan lahan yang luas dapat dengan cepat terselesaikan dan juga pekerjaan para petani akan lebih terasa ringan.
9.
Menjaga kelestarian lingkungan dan produksi pertanian yang berkelanjutan, serta
10. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani Disamping banyaknya keunggulan dari mekanisasi di atas, terdapat juga beberapa kelemahan dari mekanisasi pertanian, diantaranya yaitu sebagai berikut : 1.
Tidak dapat dipungkiri bahwa mekanisai pertanian dapat menggeser tenaga kerja manusia dan memberikan dampak negative terhadap pemerataan pendapatan.
2.
Membutuhkan biaya yang tinggi dalam pengadaan dan perawatan alatalat mekanis tersebut
3.
Sebagian
alat-alat
tersebut
memerlukan
arus
listrik
dalam
penggunaannya, jadi tidak semua alat dapat digunakan di sembarang tempat, seperti tempat yang tidak terdapat sumber arus listrik. 4.
Dapat memperbanyak pengangguran karena pada dasarnya semua kegiatan pertanian telah banyak menggunakan alat-alat mekanis yang tidak memerlukan SDM yang banyak.
5.
Kurangnya tenaga ahli atau orang yang kompeten dalam menangani mesin-mesin pertanian. Mengingat hal tersebut, maka perngembangan mekanisasi pertanian di Indonesia menganut azas mekanisasi pertanian selektif, yaitu mengintrodusir alat dan mesin pertanian yang disesuaikan dengan kondisi daerah setempat.
3. Masa depan mekanisasi (jurnal)!!