Tugas Makalah Matkul Bahasa Indonesia.docx

  • Uploaded by: Vega Ga (ve)
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Makalah Matkul Bahasa Indonesia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,429
  • Pages: 13
MAKALAH BAHASA INDONESIA “SEJARAH, FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA”

Kelompok 4 : 1. Safii Nur Taufiqurrohman

1752010021

2. Qorihanisa Syamsudin

1752010046

3. Jodi Tornando Carles

1752010050

4. Krisna Bayu Mukti

1752010059

5. Refiandri Dian Permata P.

1752010060

6. Ibnu Kurnia Ramadhan

1752010074

7. Cahyaningtiyas Vysca O.

1752010075

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN 2019

SEJARAH BAHASA INDONESIA Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928, dimana pada tanggal tersebut, para pemuda dari seluruh pelosok Nusantara berkumpul dan berikrar melalui Sumpah Pemuda. Dengan Sumpah Pemuda itulah, bahasa Indonesia kemudian dikukuhkan menjadi bahasa nasional. Kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945, bahasa Indonesia menjadi bahasa negara dan terkandung dalam UUD 1945 Bab XV, Pasal 36. Bahasa Indonesia sangat erat kaitannya dengan bahasa Melayu. Sejak dulu, bahasa Melayu merupakan bahasa yang digunakan sebagai bahasa perantara atau pergaulan. Sehingga dasar bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Awal mulanya adalah ketika kerajaan Sriwijaya maju ke wilayah Asia Tenggara menggunakan bahasa Melayu Kuno sebagai bahasa perantara dengan kerajaan lain. Hal ini dibuktikan dengan adanya prasasti di Kedukan Bukit di Palembang berangka tahun 683 M. Kemudian kota kapur di Bangka Barat berangka tahun 686 M dan Karang Brahi di Jambi berangka tahun 688 M. Selain di daerah Sumatra, prasasti berbahasa Melayu kuno juga terdapat di Pulau Jawa yaitu Prasasti Gandasuli (Jawa Tengah) (832 M) dan Prasasti Bogor (942 M). Kedua prasasti di pulau Jawa itu memperkuat dugaan bahwa bahasa Melayu kuno pada saat itu bukan hanya digunakan di Sumatra, melainkan juga digunakan di Jawa.

Bahasa Indonesia yang berasal dari Bahasa Melayu termasuk ke dalam rumpun Austronesia dari cabang bahasa - bahasa Sunda-Sulawesi yang telah di gunakan selama berabad – abad sebagai bahasa Lingua Franca (bahasa penghubung). Bahasa Melayu memiliki dua jenis yaitu : 1.

Melayu pasar Bahasa Melayu Pasar memiliki sifat sangat lentur karena mudah di mengerti dan ekspresif serta mudah menyerap istilah – istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya.

2.

Melayu tinggi Bahasa Melayu Tinggi memiliki bentuk bahasa yang lebih sulit karena penggunaanya yang sangat halus, penuh sindiran dan tidak seekspresif bahasa Melayu Pasar.

Bahasa Melayu yang menjadi cikal bakal Bahasa Indonesia memiliki perkembangan yang cukup pesat di Indonesia, sehingga Bahasa Melayu diangkat menjadi Bahasa Indonesia. Hal tersebut terjadi karena adanya beberapa faktor – faktor yang menyebabkan Bahasa Melayu diangkat menjadi Bahasa Indonesia antara lain :  Dari dulu bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa pengantar di Indonesia  Bahasa Melayu memiliki sistem yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dipelajari  Suku-suku di Indonesia mengakui dan menerima Bahasa Melayu sebagai dasar bahasa Indonesia  Bahasa Melayu memiliki kemampuan sebagai bahasa kebudayaan

Di Indonesia ada berbagai macam jenis Bahasa Melayu tetapi Bahasa Melayu yang dipilih menjadi Bahasa Indonesia adalah Bahasa Melayu Riau karena suku Melayu berasal dari Riau dan Bahasa Melayu Riau sudah menjadi Lingua Franca (Bahasa Penghubung) di Nusantara. Sejarah bahasa Indonesia tidak berhenti begitu saja, karena perkembangannya di Nusantara semakin pesat. Apalagi dengan sifat terbukanya membuat bahasa Indonesia menyerap kata-kata dari bahasa lain, baik bahasa daerah maupun asing. Bahasa Indonesia mengalami penyempurnaan dalam ejaannya. Berikut ini tahapan perkembangan ejaan bahasa Indonesia :  Ejaan Van Ophuijen (1901) Ejaan van Ophuijsen adalah ejaan bahasa Melayu yang dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen dibantu Moehammad Taib Soetan Ibrahim serta Nawawi Soetan Ma’moer untuk menyusun ejaan baru pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang dikenal ejaan van Ophuijsen tersebut resmi diakui pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan van Ophuijsen :

1) Memakai ï untuk pembeda huruf i yang dipakai untuk akhiran dan digunakan sebagai pengganti huruf y. 2) Menggunakan huruf oe untuk pengganti u dalam kata-kata antara

lain : boeang, soeka, goeroe, boeloe, tidoer, dan lain sebagainya. 3) Menggunakan huruf j untuk pengganti huruf y dalam kata-kata antara lain: sajang, jang, dan lain sebagainya. 4) Menggunakan diakritik seperti petik satu sebagai pengganti huruf k seperti : ma’moer, pa’, dan lain sebagainya.

 Ejaan Republik / Ejaan Soewandi (19 Maret 1947) Ejaan Soewandi ialah ejaan dari sejarah bahasa Indonesia yang berlaku pada tanggal 17 Maret 1947. Ejaan Soewandi menggantikan ejaan yang sebelumnya. Ejaan Soewandi berlaku hingga tahun 1972, yang kemudian diganti dengan EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan oleh menteri Mashuri Saleh pada masa itu. Pada tanggal 23 Mei 1972 menteri Mashuri mengesahkan penggunaan EYD dan menggantikan Ejaan Soewandi. Sebagai seorang menteri, Mashuri menandai dengan pergantian ejaan tersebut dengan mencopot nama jalan di depan kantor departemennya, dari Djl. Tjilatjap menjadi Jl. Cilacap. Ciri-ciri ejaan Soewandi

antara

lain

:

1) Huruf oe sudah tidak digunakan, digantikan dengan huruf u. 2) Penggunaan petik satu yang digunakan untuk bunyi sentak diganti dengan huruf k seperti : tidak, sentak, dan lain sebagainya. 3) Dapat menggunakan angka 2 untuk kata yang diulang, contohnya : makan2, lain2, main2, dan lain sebagainya. 4) Tidak ada perbedaan antara awalan menggunakan di- dengan kata depan di.  Ejaan Yang Disempurnakan Ejaan Yang Disempurnakan merupakan ejaan dari sejarah bahasa Indonesia yang diberlakukan pada tahun 1972. Ejaan Yang Disempurnakan menggantikan ejaan Soewandi. Tanggal 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama yang telah sudah ditandatangani oleh Tun Hussien Onn (Menteri Pelajaran Malaysia) serta Mashuri (Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia). Dengan adanya pernyataan bersama tersebut didalamnya mengandung persetujuan untuk melakukan asas yang sebelumnya telah disepakati oleh ahli-ahli kedua negara mengenai Ejaan Yang Disempurnakan dan Ejaan Baru. Tanggal 16 Agustus 1972, dengan berdasarkan adanya Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972, diberlakukan sistem ejaan Latin untuk bahasa

Melayu

dan

bahasa

Indonesia.

Ciri-ciri

ejaan

disempurnakan antara lain : 1. Menggunakan huruf “c” yang mengganti “tj” seperti : contoh, cacing, dll. 2. Menggunakan huruf “j” untuk menggantikan “dj” seperti : juta, jalan, jual, dll. 3. Menggunakan “kh” untuk mengganti “ch.” 4. Perubahan dari awalnya penulisan “nj” menjadi “ny.” 5. Perubahan dari “sj” menjadi “sy.” 6. perubahan dari huruf “j” menjadi “y.” Perbedaan ejaan Van Ophuijsen, Suwandi, dan EYD.

yang

FUNGSI BAHASA INDONESIA Fungsi Bahasa Indonesia secara umum :  Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri. Mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan dan perasaan.  Sebagai alat komunikasi. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi, berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku mahluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal menggunakan alat atau media bahasa (lisan & tulis), sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka simbol, isyarat, kode dan bunyi seperti tanda lampu lalu lintas/ sirine. 

Sebagai alat beritegrasi dan beradaptasi sosial. Pada saat beradaptasi di lingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang di hadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman – teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang di hormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.

 Sebagai alat kontrol sosial. Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat di terapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku – buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang efektif meredakan rasa marah.

A. Fungsi Bahasa Indonesia Secara Khusus : 1. Mewujudkan hubungan dalam Interaksi Dalam Kehidupan sehari-hari. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak pernah lepas dari hubungan komunikasi dan interaksi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang dugunakan dapat menggunakan bahasa formal atau non formal. 2. Mewujudkan Seni (Sastra). Bahasa juga dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti syair, puisi, prosa, Cerpen dll. kadang-kadang bahasa yang dipakai juga memiliki makna konotasi dan makna denotasi. Dalam hal ini, dibutuhkan pemahaman yang yang lebih dalam agar dapat mengetahui makna yang ingin disampaikan Penulis atau peraga seni. 3. Mempelajari bahasa-bahasa kuno. Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa dimasa lalu. Untuk mengantisipasi dan mencegah kejadian yang lalu untuk tidak terjadi kembali dimasa depan, atau untuk menambah wawasan tentang asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti. 4. Memahami IPTEK. Dengan akal dan pikiran yang sudah anugrahkan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu mengembangkan ilmu pengetahuan dalam berbagai hal dalam bidang IPTEK dan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu mengabadikan agar manusia lainnya juga dapat mempergunakan dan lebih mengembangkanya lagi demi masadepan manusia itu. B. Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional Meliputi 4 Aspek yaitu : 

Bahasa Indonesia Sebagai Lambang Kebanggaan Nasional.



Bahasa Indonesia Sebagai Lambang identitas Nasional.



Bahasa Indonesia Sebagai Alat pemersatu seluruh Bangsa Indonesia.



Bahasa Indonesia Sebagai Alat penghubung antar Budaya dan antar Daerah.

Berikut Penjelasanya : 1. Bahasa Indonesia Sebagai Lambang Kebanggaan Nasional. Bahasa Indonesia Sebagai lambang kebanggaan Nasional adalah bahasa Indonesia yang mempunyai nilai-nilai sosial, budaya luhur bangsa. Dengan nilai yang dimiliki merupakan cermin bangsa Indonesia, untuk itu kita sebagai warga negara Indonesia harus bangga, menjunjung tinggi dan mempertahankan nilai-nilai yang terkadung di dalamnya serta mengamalkan sesuai dengan isi nilai sosial dan budaya luhur bangsa . Sebagai wujud rasa bangga terhadap bahasa Indonesia, kita harus menggunakan bahasa Indonesia setiap hari terutama di lingkungan sekolah dan tanpa ada rasa rendah diri, dan acuh tak acuh. untuk itu sebagai warga negara Indonesia yang baik kita harus menjaga bahasa sesuai dengan isi sumpah pemuda tersebut diatas. 2. Bahasa Indonesia Sebagai Lambang identitas Nasional. Bahasa Indonesia Sebagai lambang identitas Nasional Berarti bahwa bahasa Indonesia dapat mengetahui identitas kewarganegaraan seseorang dan juga dapat membedakan antar negara lain, yaitu karakter, kpribadian, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Harus di wujudkan dan dijaga jangan sampai kepribadian tersebut diatas tidak tercermin di dalamnya. 3. Bahasa Indonesia Sebagai Alat pemersatu seluruh Bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu seluruh Bangsa Indonesia ini masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya, dapat disatukan melalui bahasa Indonesia bersatu dalam satu kebangsaan, dan mempunyai cita-cita, rasa senasib dan sepenangungan yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa ini dapat merasa harmonis dan serasi, karena diantara kita tidak lagi merasa ada persaingan dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih dapat kita lihat dan masih tercermin didalam bahasa daerah masing-masing yang masih kental. dan bahasa daerah dapat memperkaya aneka ragam bahasa daerah yang dimiliki Bangsa Indonesia.

4. Bahasa Indonesia Sebagai Alat penghubung antar Budaya dan antar Daerah. Bahasa Indonesia sebagai alat penghubung antar Budaya dan antar Daerah. dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa Indonesia kita dapat saling berinteraksi untuk segala bidang kehidupan. Baik pemerintah, interaksi segala kebijakan dan strategi yang berkaitan dengan idiologi, politik, sosial, ekonomi, budaya, pertahanan, dan kemanan dengan mudah dapat disampaikan kepada seluruh masyarakat Indonesia. jika laju pertumbuhan komunikasi antarmanusia meningkat berarti akan mempercepat tingkat wawasan dan pengetahuan manusia. dan jika semakin cepat pengetahuan meningkat maka akan mempermudah perkembangan kehidupan bangsa.

KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting yang tercantum didalam : 1)

Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi,”Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”

2) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia” Dengan begitu, kedudukan bahasa Indonesia dibagi menjadi : 1) Bahasa Nasional Kedudukan Bahasa Indonesia berada diatas bahasa- bahasa daerah. Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :

a) Lambang kebanggaan Nasional Sebagai lambang kebanggaan Nasional bahasa Indonesia memancarkan nilai- nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga,

menjunjung dan mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.

b) Lambang Identitas Nasional Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia akan dapat mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.

c) Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. . Karena dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilainilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.

d) Alat penghubung antar budaya antar daerah Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa dapat dihindari. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan akan mudah diinformasikan kepada warga.

2) Bahasa Negara (Bahasa Resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia) Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai :

a) Bahasa remi kenegaraan Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu bahasa Indonesia digunakan dalam segala upacara, peristiwa serta kegiatan kenegaraan serta kegiatan kenegaraan baik secara lisan maupun tulisan.

b) Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembagalembaga pendidikan baik formal maupun non formal mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran yang berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing. Apabila hal ini dilakukan, sangat membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).

c) Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu, hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.

d) Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi Dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern agar jangkauan pemakaiannya lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui

buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lain, hendaknya menggunakan bahasa Indonesia. Pelaksanaan ini mempunyai hubungan timbal-balik dengan fungsinya sebagai

bahasa

ilmu

yang

dirintis

pendidikan, khususnya di perguruan tinggi.

melalui

lembaga-lembaga

Related Documents


More Documents from "Nabila Helmi Attamimi"