Tugas Makalah Kelompok Klkk.docx

  • Uploaded by: Nurhumairah Yusuf
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Makalah Kelompok Klkk.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,826
  • Pages: 13
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Selama kurang lebih seratus tahun terakhir, suhu ratarata di permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C. Meningkatnya suhu ratarata permukaan bumi yang terjadi adalah akibat meningkatnya emisi gas rumah kaca, seperti; karbondioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan sulfur heksafluorida di atmosfer. Emisi ini terutama dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta akibat penggundulan dan pembakaran hutan. Perubahan iklim akibat adanya pemanasan global (global warming) sudah menjadi pengetahuan umum sedangkan pemanasan global diisukan sebagai akibat dari bertambahnya gas rumah kaca. Pemanasan global secara umum diartikan sebagai peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi yang disebabkan oleh peningkatan jumlah gas rumah kaca yang terdapat di atmosfer bumi. Gas rumah kaca yang utama ada di bumi adalah karbon dioksida, metana, dan nitrat oksida. Gas karbondioksida adalah penyumbang terbesar gas rumah kaca dibandingkan gas lainya. Sumber gas CO2 adalah dari pembakaran bahan bakar, pernafasan makhluk hidup, tumpukan sampah, letusan gunung berapi, kebakaran hutan, kebakaran lahan gambut, pabrik dan lain-lain. Sektor industri merupakan salah satu penyumbang emisi gas CO2. Secara global tercatat sekitar 5,3 miliar ton karbon dihasilkan setiap tahunnya yang bersumber dari deforestasi dan transportasi. Deforestasi merupakan perubahan penggunaan lahan hutan yang pada dasarnya ditandai dengan penebangan dan perubahan fungsi hutan menjadi lahan alternatif, seperti menjadi lahan pertanian, pemukiman dan industri. Hal ini dianggap sebagai salah satu penyebab emisi karena deforestasi berakibat kepada penurunan kemampuan hutan dalam menyerap karbon dioksida dan juga dapat melepaskan karbon dioksida ke atmosfer, sehingga menyebabkan meningkatnya suhu bumi dan

berpengaruh langsung terhadap perubahan iklim. 213 Penyebab lain dari peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer yaitu pembuangan gas karbon dioksida dari kendaraan bermotor. Di dunia setidaknya tercatat 600 juta mobil, 400 juta motor dan ratusan ribu pesawat yang menyumbang aktif dalam peningkatan emisi karbon dunia. Hal ini akan mengakibatkan konsentrasi gas rumah kaca semakin meningkat dan berdampak pada kenaikan suhu bumi. Pemanasan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal dengan gas rumah kaca, yg terus bertambah di udara, hal tersebut disebabkan oleh tindakan manusia, kegiatan industri, khususnya CO2 dan chlorofluorocarbon. Yang terutama adalah karbon dioksida, yang umumnya dihasilkan oleh penggunaan batubara, minyak bumi, gas dan penggundulan hutan serta pembakaran hutan. Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri, sedangkan emisi metan disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian. Chlorofluorocarbon CFC merusak lapisan ozon seperti juga gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global, tetapi sekarang dihapus dalam Protokol Montreal. Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah gas-gas polutif yang terakumulasi di udara dan menyaring banyak panas dari matahari. Sementara lautan dan vegetasi menangkap banyak CO2, kemampuannya untuk menjadi “atap” sekarang berlebihan akibat emisi. Ini berarti bahwa setiap tahun, jumlah akumulatif dari gas rumah kaca yang berada di udara bertambah dan itu berarti mempercepat pemanasan global. Sepanjang seratus tahun ini konsumsi energi dunia bertambah secara spektakuler. Sekitar 70% energi dipakai oleh negara-negara maju; dan 78% dari energi tersebut berasal dari bahan bakar fosil. Efek rumah kaca menyebabkan terjadinya akumulasi panas (energi) di atmosfer bumi. Dengan adanya akumulasi yang berlebihan tersebut, iklim global melakukan

penyesuaian.

Penyesuaian

yang

dimaksud

adalah

dengan

meningkatnya temperatur bumi yang kemudian disebut dengan pemansan global. Pemanasan global akan berdampak dengan adanya perubahan iklim global, perubahan iklim seperti yang sedang terjadi pada saat ini berdampak negatif bagi kehidupan makhluk di muka bumi. Dampaknya antara lain sebagai berikut: 1) Musnahnya berbagai keanekaragaman hayati, 2) Meningkatnya cuaca ekstrem yang saat ini tengah dirasakan negara-negara tropis, misalnya kota-kota di

Indonesia yang dulu terkenal sejuk dan dingin makin hari makin panas, 3) Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir, 4) Mencairnya es dan gletser di kutub yang menyebabkan naiknya permukaan air laut, 4) Meningkatnya jumlah tanah kering yang berpotensi menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan, 5) Kenaikan permukaan air laut yang menyebabkan banjir, 6) Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia, 7) Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan, 8) Meningkatnya wabah penyakit tropis, seperti malaria ke daerah-daerah baru karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk). Hal-hal di atas merupakan dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh terjadinya pemanasan global yang sangat merugikan bagi kehidupan makhluk bumi. Sumber emisi gas rumah kaca dari sektor pembakaran bahan bakar fosil secara rinci antara lain: 36% dari sektor industri energi, seperti pembangkit listrik atau kilang minyak, 27% dari sektor transportasi, 21% dari sektor industri, 15% dari sektir rumah tangga dan jasa dan 1% bersumber dari sektor-sektor lainnya. Menurut data yang dirilis oleh World Resource Institute (WRI) yang bermarkas di Washington DC, Emisi Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh negara-negara di dunia ini adalah sebanyak 47,59 miliar ton emisi CO2 (MtCO2e) per tahun. Dari jumlah tersebut, Negara yang berkonstribusi terbesar dalam menghasilkan Emisi Karbon di Dunia adalah China (Tiongkok) dengan 10,68 miliar ton emisi CO2 per tahun. Disusul dengan Amerika Serikat yang menempati urutan kedua sebagai penghasil emisi Karbondioksida terbesar di Dunia yaitu sebesar 5,82 miliar ton emisi CO2 per tahun. Urutan ketiga ditempati oleh 28 Negara yang bergabung dalam Uni Eropa dengan jumlah Emisi Karbondioksida yang dihasilkan sebesar 4,12 miliar ton emisi CO2 per tahun. Urutan keempat ditempati Negara India dengan jumlah Emisi Karbondioksida yang dihasilkan sebesar 2,88 miliar ton emisi CO2 per tahun. Urutan kelima ditempati Negara Rusia dengan jumlah Emisi Karbondioksida yang dihasilkan sebesar 2,25 miliar ton emisi CO2 per tahun. Indonesia juga berada dalam daftar tersebut, yaitu menduduki urutan ke-6 dengan emisi karbondioksida yang dihasilkan sebesar 1,98 miliar ton emisi CO2 per tahun serta Negara lainnya Brasil sebesar 1,82 miliar ton

emisi CO2 per tahun, Jepang sebesar 1,20 miliar ton emisi CO2 per tahun, Kanada sebesar 856 miliar ton emisi CO2 per tahun, dan Jerman sebesar 810 miliar ton emisi CO2 per tahun (World Resource Institute, 2012). B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh perubahan iklim terhadap peningkatan resiko kejadian penyakit pada manusia 2. Bagaimana perkiraan beban penyakit global disebabkan dari emisi gas rumah kaca dalam sektor perawatan kesehatan? 3. Bagaimana dinamika insiden deman berdarah yang berkaitan dengan suhu, kelembapan dan kepadatan populasi Aedes aegypti kaitannya dengan perubahan iklim? 4. Bagaimana estimasi besarnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang terbentuk akibat dari pembakaran sampah secara terbuka? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengaruh perubahan iklim terhadap peningkatan resiko kejadian penyakit pada manusia. 2. Untuk mengetahui perkiraan beban penyakit global disebabkan dari emisi gas rumah kaca dalam sektor perawatan kesehatan. 3. Untuk mengetahui dinamika insiden deman berdarah yang berkaitan dengan suhu, kelembapan dan kepadatan populasi Aedes aegypti kaitannya dengan perubahan iklim 4. Untuk mengetahui estimasi besarnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang terbentuk akibat dari pembakaran sampah secara terbuka.

BAB II PEMBAHASAN

A. Tabel Rekapitulasi Hasil Jurnal dan Kesimpulan Tabel 1. Tabel Rekap Hasil Penelitian No

Nama

1

Jemmy (K012181134)

2

Arief Azhari Ilyas (K012181143)

Aspek Emisi Gas Karbon Dioaksida (co2) Perubahan Iklim berkontribusi terhadap peningkatan ancaman kesehatan manusia dan melipat gandakan masalah kesehatan saat ini. Secara umum dapat dikatakan bahwa efek Perubahan Iklim akan merusak kesehatan masyakat, khususnya di Negara-negara berpendapatan menengah dan bawah. Di beberapa tempat mungkin akan memberi keuntungan jangka pendek. WHO menghimbau dan mendukung Negaranegara anggotanya untuk mengendalikan dan mengatasi dampak Perubahan Iklim terhadap kesehatan manusia. Wilayah Asia Tenggara khususnya, terus-menerus dilaksanakan pertemuan dan konferensi tingkat tinggi menyangkut hal ini. Setiap Negara seharusnya sudah mempunyai strategi dan perencanaan nasional untuk mengantisipasi risiko terhadap kesehatan akibat Perubahan Iklim. Sistem perawatan kesehatan AS berkontribusi secara signifikan terhadap polusi udara dan air di seluruh negara, dan karenanya, kerusakan kesehatan yang

Aspek Kesehatan 1) Meningkatkan risiko: Hand Foot Mouth Disease, Dengue Fever, Malaria, transmisi West Nile Virus 2) Menurunkan imunitas tubuh manusia sehingga mudah terjangkit oleh penyakit infeksi. 3) Meningkatkan frekuensi gigitan nyamuk, umur hidup nyamuk, dan transmisi parasite pada vector. 4) Meningkatkan KLB, khususnya berkaitan dengan vector.

Melalui kontribusi mereka terhadap perubahan iklim global, emisi GRK akan berdampak negatif terhadap kesehatan

3

4

terkait dengan polusi. Kegiatan perawatan kesehatan AS bertanggung jawab atas 9% hingga 10% emisi gas rumah kaca (GHG) nasional pada tahun 2013, yang terjadi baik secara langsung dari fasilitas perawatan kesehatan dan kendaraan, dan sebagian besar, secara tidak langsung dari produksi hulu listrik, obat-obatan, peralatan medis dan persediaan, dan barang dan jasa lainnya yang memberi makan ke sektor perawatan kesehatan. Secara bersama-sama, emisi GRK langsung dan tidak langsung disebut emisi siklus hidup atau jejak karbon perawatan kesehatan AS. Paramita Kurnia Pemanasan global akibat Wiguna dari pemakaian bahan bakar (K012181097) minyak akan meningkatkan emisi karbon dioksida (CO2) sehingga berpengaruh terhadap perubahan iklim. Aktivitas manusia diindikasi dengan tingkat pemakaian bahan bakar minyak dalam kehidupan sehari-hari. Dampak dari penggunaan bahan bakar minyak berupa emisi karbon dioksida yang berpengaruh pada pemanasan lingkungan pada area urban. Dengan mengurangi penggunaan pemakaian bahan bakar minyak, maka akan mengurangi emisi karbon dioksida serta mengurangi kejadian kasus demam berdarah dengue. Moh. Afandy Keberadaan sampah tidak (K012181096) hanya mengganggu sanitasi tetapi juga berpengaruh pada

masyarakat karena peningkatan prevalensi cuaca ekstrim, banjir, penyakit yang ditularkan vektor, dan efek lainnya. Sebagai penjaga kesehatan global, penting bagi para profesional perawatan kesehatan untuk mengenali mereka yang tergolong dalam emisi GHG yang terkait dengan perawatan kesehatan itu sendiri, dan tingkat keparahan kerusakan kesehatan yang terkait.

Peningkatan kebutuhan energy yang terpenuhi melaui penggunaan bahan bakar minyak akan dapat menambah jumlah gangguan pernapasan seperti asma dan ISPA Selain itu, perubahan iklim akan memperbesar potensi terjadinya penyakit demam berdarah (DBD) dikarenakan faktor suhu, kelembapan, serta curah hujan sehingga dapat menjadi tempat siklus kehidupan nyamuk Aedesaegypti, berkembang, dengan demikian memicu terjadinya penyakit DBD pada kesehatan manusia. Dampak yang dapat ditimbulkan dari pembakaran sampah

perubahan iklim. Keberadaan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). GRK merupakan gas-gas yang memiliki efek rumah kaca, seperti gas Karbon Dioksida (CO2), Metana (CH4), Dinitrogen Mono Oksida (N2O), Hidro Fluorocarbon (HFCs), Sulfur Hexaflorida (SF6) dan Perfluoro Karbon (PFCs) (KLH, 2012). Beberapa gas tersebut memiliki efek rumah kaca lebih besar dari pada gas lainnya. Sebagai contoh, gas CH4 memiliki efek 25 kali lebih besar dibanding dengan gas CO2. Emisi GRK tersebut juga dihasilkan dari kegiatan pembakaran sampah (IPCC)

5

yang terus menerus dilakukan akan menimbulkan pengaruh pada peningkatan emisi CO2 dan juga akan menghasilkan polutan berbahaya seperti logam berat, abu terbang, abu sisa pembakaran, dioksin dan furan, HCl, HF, SO2 dan CxHy. Produk hasil pembakaran akan berpotensi mencemari lingkungan dan menganggu kesehatan manusia. Dampak kesehatan yang ditimbulkan dari hasil pembakaran sampah yaitu terjadinya gejala penyakit misalnya penyakit asma, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), dan TB Paru serta penyakit lainnya.

Mega Septriani (K012181110)

2. Kesimpulan Tabel Adapun kesimpulan tabel hasil rekapitulasi jurnal penelitian tentang emisi karbon dioksida (CO2) yaitu: a. Meta-analisa dari data-data melalui penelitian ini menunjukkan dampak Perubahan Iklim terhadap Penyakit Infeksi pada manusia terutama melalui vector. Beberapa penyakit Water-borne dan Food-borne bersifat sensitive terhadap perubahan iklim, namun publikasi tentang mereka relative sangat sedikit. Penyakit-penyakit infeksi pernafasan sangat cepat

menyebar, dibutuhkan penelitian yang urgen bagaimana dampak perubahan iklim terhadap penyakit-penyakit tersebut. Ditemukan adanya kekosongan riset tentang dampak perubahan iklim terhadap infeksi yang tidak melalui vector, termasuk penyakit-penyakit infeksi pernafasan. Keterlambatan dalam adaptasi kita atau mengatasi perubahan iklim akan penyebabkan lemahnya persiapan masyarakat secara local maupun global dalam menghadapi perubahan yang terjadi. b. Hasil proteksi emisi GHG tahunan yang terkait dengan perawatan kesehatan di Amerika Serikat akan menyebabkan 123.000 hingga 381.000 tahun hidup yang disesuaikan dengan kecacatan di masa depan kerusakan kesehatan, dengan gizi buruk menjadi kategori kerusakan terbesar, hal ini dapat terjadi perubahan iklim global, sehingga emisi GRK akan berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat karena peningkatan prevalensi cuaca ekstrim, banjir, penyakit yang ditularkan vektor, dan efek lainnya. c. Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap men landing rate dimana suhu dan kelembapan mempengaruhi nyamuk Aedes aegypti hinggap pada manusia. Penanggulangan dapat dilakukan dengan peringatan dini melalui suhu dan kelembapan lingkungan serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk memutus perkembangan vector Aedesa egypti. d. e. Pengelolaan sampah dengan cara dibakar secara terbuka sebesar 41,41 % dari total sampah yang dihasilkan akan memberikan kontribusi emisi sebesar 1357,53 Gg CO2e di Jawa Tengah. B. Faktor Penyebab dan Aspek Kesehatan 1. Faktor Penyebab Perubahan iklim dapat terjadi karna dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab antara lain: a. Aktivitas Manusia Kegiatan manusia dibumi ini merupakan penyebab utama terjadinya perubahan iklim, terlebih aktivitas manusia yang mengarah kepada pengrusakan

lingkungan

seperti

penebangan

hutan,

pembangun

pemukiman

didaerah

resapan

air,

membuang

limbah

pabrik

sembarangan, pembakaran sampah dan lain sebagainya. Aktivitasaktivitas manusia yang tidak memperdulikan lingkungan membuat bumi semakin tidak ramah kepada manusia dan menjadikan bumi semakin tidak nyaman ditempati lagi. b. Pemanasan Global Salah satu penyebab perubahan iklim yang terjadi dibumi ini adalah pemanasan global. Pemanasan global merupakan meningkatnya suhu rata-rata dipermukaan bumi baik itu darat maupun laut. Pengaruh pemanasan global terhadap terjadinya perubahan iklim sangat signifikan, contohnya adalah dari sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pemanasan global dapat meningkatkan intensitas terjadinya badai. Hal ini membuktikan bahwa anomali iklim dialam ini seringkali terjadi. c. Efek Rumah Kaca Efek rumah kaca merupakan penyebab utama terjadinya pemanasan global yang menjadikan bumi ini mengalami perubahan iklim. Peristiwa efek rumah kaca utamanya disebabkan oleh aktivitas manusia seperti polusi dari pabrik-pabrik, polusi dari kendaraan bermotor dan juga dari sektor pertanian. Peristiwa ini bisa berdampak kepada mencairnya es-es atau salju-salju abadi didaerah kutub yang bisa menyebabkan meningkatkan permukaan air laut disekitar daerah tropis. d. El Nino dan La Nina El Nino adalah proses terjadinya peningkatan temperatur atau suhu air laut didaerah Peru dan Ekuador yang dapat berdampak mengganggu iklim secara global. Peristiwa ini umumnya terjadi dalam waktu dua sampai tujuh tahun sekali. Sedangkan La Nina adalah kebalikan dari El Nino, yaitu ketika suhu atau temperatur air laut didaerah Peru dan Ekuador menjadi dingin. Peristiwa La Nina bisa menyebabkan angin kencang, hujan lebat dan juga banjir didaerah-daerah sekitar Indonesia. e. Menipisnya Lapisan Ozon Perlu diketahui bersama bahwa saat ini lapisan ozon di atmosfer bumi semakin menipis, dan ini merupakan salah satu penyebab terjadinya

perubahan iklim secara global. Sinar matahari yang menyinari bumi langsung terpancar ke bumi tanpa terfilter terlebih dahulu dilapisan ozon (karena semakin menipis), ini yang membuat sinar matahari terasa sangat terik. Nah inilah salah satu penyebab kenapa bumi semakin hari semakin panas dan kita merasa tidak nyaman lagi di bumi ini. 2. Aspek Kesehatan Adapun aspek kesehatan yang dapat ditimbulkan dengan perubahan iklim akibat pemanasan global a. Banyak penyakit yang menular melalui udara b. Memungkinkan terbentuknya jenis virus baru. c. Gizi buruk pada negara yang mengalami kekeringan d. Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes Agipty), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya adalah organisme tersebut C. Solusi 1. Konservasi lingkungan, dengan melakukan penanaman pohon dan penghijauan di lahan-lahan kritis. Tumbuhan hijau memiliki peran dalam proses fotosintesis, dalam proses ini tumbuhan memerlukan karbondioksida dan menghasilkan oksigen. Akumulasi gas-gas karbon di atmosfer dapat dikurangi. 2. Menggunakan energi yang bersumber dari energi alternatif guna mengurangi penggunaan energi bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara). Emisi gas karbon yang terakumulasi ke atmosfer banyak dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil. Kita mengenal bahwa paling banyak mesin-mesin kendaraan dan industri digerakkan oleh mesin yang menggunakan bahan bakar ini. Karena itu diupayakan sumber energi lain yang aman dari emisi gas-gas ini, misalnya; menggunakan energi matahari,

air, angin, dan bioenergy. Di daerah tropis yang kaya akan energi matahari diharapkan muncul teknologi yang mampu menggunakan energi ini, misalnya dengan mobil tenaga surya, listrik tenaga surya. Sekarang ini sedang dikembangkan bioenergy, antara lain biji tanaman jarak (Jathropa. sp) yang menghasilkan minyak. 3. Daur ulang dan efisiensi energi. Penggunaan minyak tanah untuk menyalakan kompor di rumah, menghasilkan asap dan jelaga yang mengandung karbon. Karena itu sebaiknya diganti dengan gas. Biogas menjadi hal yang baik dan perlu dikembangkan, misalnya dari sampah organik. 4. Upaya pendidikan kepada masyarakat luas dengan memberikan pemahaman dan penerapan atas prinsip-prinsip pemeliharaan lingkungan sekitar.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dalam makalah ini sebagai berikut: 1. Pemanasan Global terjadi dikarenakan banyaknya masyarakat yang belum paham akan bahaya pemanasan global 2. Jika masyarakat belum memiliki rasa kesadaran yang tinggi akan bahaya pemanasan global, bumi akan dalam kondisi gawat yang mungkin akan mengalami kehancuran. 3. Dampak pemanasan global sangat berbahaya bagi kehidupan sekarang dan akan semakin parah pada generasi berikutnya apabila tidak ada perubahan diri masyarakatnya. 4. Mengurangi bahaya pemanasan global seperti menanam kembali pohon di hutan-hutan (reboisasi).

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Arief Azhari Ilyas: Matthew J. Eckelman and Jodi D. Sherman, 2018. Estimated Global Disease Burden From US Health Care Sector Greenhouse Gas Emissions. hal. 108, No. S2 Jemmy: Attapon Cheepsattayakorn and Ruangrong Cheepsattayakorn, 2018. Climate Changes and Human Infectious Disease. Jurnal EC Microbiology. hal 299-311. Mega Septriani: Moh. Afandy: Setyo Prabowo, 2017. Estimasi Emisi Gas Rumah Kaca yang Dihasilkan dari Pembakaran Sampah di Jawa Tengah. Jurnal Proceeding Biology Education Conference Vol. 14 (1): hal 187-194. Paramita Kurnia Wiguna: M M Sintorini, 2018. The Correlation Between Temperature and Humidity With the Population Density of Aedes Aegypti as Dengue Fever’s Vector. Earth and Environmental Science. hal. 106

Related Documents


More Documents from "Lia Nurkholifah"