Tugas Makalah Filsafat Refisi.docx

  • Uploaded by: sofia
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Makalah Filsafat Refisi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,036
  • Pages: 19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada abad modern ini, manusia selalu mencari,

dan

menggali potensi yang ada pada dirinya. Ia ingin menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, dengan demikian ia berhasil menemukan ilmu yang namanya Filsafat Ilmu, sehingga ilmu tersebut telah memperoleh perhatian yang lebih besar di kalangan para magister, sarjana dan mahasiswa di negeri ini dibandingkan dengan masa-masa yang lalu. Filsafat berasal dari bahasa Yunani berasal dari kata

Pilos (cinta), Sophia

(kebijaksanaan). Menurut Ciceros (106-43 SM), penulis Romawi orang

yang

pertama

memakai

kata-kata

filsafat

adalah

Phytagoras (497 SM), sebagai reaksi terhadap cendikiawan pada masanya yang menamakan dirinya ”Ahli pengetahuan”. Phytagoras mengatakan bahwa pengetahuan dalam artinya yang lengkap tidak sesuai untuk manusia, tiap-tiap orang yang mengalami kesukaran-kesukaran dalam memperolehnya dan meskipun menghabiskan seluruh umurnya, namun ia tidak akan mencapai tepinya. Jadi pengetahuan adalah perkara yang kita cari dan kita ambil sebagian darinya tanpa mencakup keseluruhannya. Oleh karena itu, maka kita bukan ahli pengetahuan, melainkan pencari dan pencinta pengetahuan. Manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaannya. Manusia adalah satu-satunya

1

makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguhsungguh. Dia memikirkan hal-hal baru, karena dia hidup bukan sekedar untuk kelangsungan hidup, namun lebih dari itu. Manusia mengmebangkan kebudayaan; manusia memberi makna kepada kehidupannya; manusia memanusiakan diri dalam hidupnya. Usaha mengkaji dan memperkenalkan ilmu ini dari waktu ke waktu semakin bertambah meningkat, terutama karena adanya kecenderungan yang semakin tumbuh terhadap pemahaman Filsafat Ilmu itu sendiri secara rasional. Oleh karena itu dalam makalah ini kami ingin mencoba mengkaji Peranan filsafat Ilmu terhadap pengembangan manajemen sumber daya menusia.

B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu ? 2. Apa yang dimaksud dengan manajemen sumber daya manusia (SDM) ? 3. Apa peranan filsafat ilmu dalam pengembangan manajemen SDM ? 4. Bagaimana filsafat ilmu dapat membantu pengembangan manajemen SDM?

2

C. Tujuan 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu 2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen sumber daya manusia (SDM) 3. Mengetahui peranan filsafat ilmu dalam pengembangan manajemen SDM ? 4. Hakikat Kerja dalam Manajemen SDM

3

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Filsafat Ilmu Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio belaka. a. Menurut Harun Nasution filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan

sedalam-dalamnya

sehingga

sampai

kedasar-dasar

persoalan. b.

Menurut Plato (427-347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada.

c. Aristoteles

(384-322

SM)

yang

merupakan

murid

Plato

menyatakan filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda. d. Marcus Tullius Cicero (106-43 SM) mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha untuk mencapainya. e. Al Farabi (wafat 950 M) filsuf muslim terbesar sebelum Ibnu Sina menyatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya. f. Immanuel Kant (1724-1804) menyatakan bahwa filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan: yaitu (1) apakah yang dapat kita ketahui (dijawab dengan Metafisika); (2) Apakah yang boleh kita kerjakan

(dijawab

dengan

etika);

(3)

Sampai

dimanakah

4

pengharapan kita (dijawab dengan agama); (4) Apakah yang dinamakan manusia (dijawab dengan antropologi). Konsep dasar filsafat ilmu adalah kedudukan, fokus, cakupan, tujuan dan fungsi serta kaitannya dengan implementasi kehidupan sehari-hari. Berikutnya dibahas pula tentang karakteristik filsafat, ilmu dan pendidikan serta jalinan fungsional antara ilmu, filsafat dan agama. Pembahasan filsafat ilmu juga mencakup sistematika, permasalahan, keragaman pendekatan dan paradigma (pola pikir) dalam pengkajian dan pengembangan ilmu dan dimensi ontologis, epistomologis dan aksiologis. Selanjutnya dikaji mengenai makna, implikasi dan implementasi filsafat ilmu sebagai landasan dalam rangka

pengembangan

penggunaan

alternatif

keilmuan metodologi

dan

kependidikan

penelitian,

baik

dengan

pendekatan

kuantitatif dan kualitatif, maupun perpaduan kedua-duanya. Filsafat dan ilmu pada dasarnya adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis, karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat. Filsafat telah merubah pola pemikiran bangsa Yunani dan umat manusia dari pandangan mitosentris menjadi logosentris. Perubahan pola pikir tersebut membawa perubahan yang cukup besar dengan ditemukannya hukum-hukum alam dan teori-teori ilmiah yang menjelaskan bagaimana perubahan-perubahan itu terjadi, baik yang berkaitan dengan makro kosmos maupun mikrokosmos. Dari

sinilah

lahir

ilmu-ilmu

pengetahuan

yang

selanjutnya

berkembang menjadi lebih terspesialisasi dalam bentuk yang lebih kecil dan sekaligus semakin aplikatif dan terasa manfaatnya.

5

Filsafat sebagai induk dari segala ilmu membangun kerangka berfikir dengan meletakkan tiga dasar utama, yaitu ontologi , epistimologi dan axiologi. Maka Filsafat Ilmu menurut Jujun Suriasumantri merupakan bagian dari epistimologi (filsafat ilmu pengetahuan yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah). Rangkuman yang telah tercakup dalam filsafat ilmu, seperti berikut : 1. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu. 2. Filsafat ilmu adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan oleh ilmu tertentu, terhadap simbol-simbol yang digunakan, dan terhadap struktur penalaran tentang sistem simbol yang digunakan. Telaah kritis diarahkan untuk mengkaji ilmu empirik dan juga ilmu rasional, juga untuk membahas studi-studi bidang etika dan estetika, studi sejarah, antropologi, geologi dan lain-lain. 3.

Filsafat ilmu adalah suatu upaya untuk mencari kejelasan mengenai dasar-dasar konsep dan upaya membuka tabir dasardasar

empiris

(keempirisan)

dan

dasar-dasar

rasional

(kerasionalan). Aspek filsafat sangat erat hubungannya dengan hal ihwal yang logis dan etimologis. Sehingga peran yang dilakukan

6

adalah ganda. Pada sisi pertama filsafat ilmu mencakup analisis kritis terhadap “anggapan dasar”, seperti waktu, ruang, jumlah atau kuantitas, mutu atau kualitas dan hukum. Sisi lain filsafat ilmu menelaah keyakinan menganai penalaran proses-proses alami. 4. Filsafat ilmu merupakan studi gabungan yang terdiri dari beberapa kajian, yang diajukan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu. Juga berperan untuk menganalisis hubungan atau antar hubungan yang ada pada kajian satu terhadap kajian yang lain.

Filsafat dan Ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan baik secara substansial maupun historis. Kelahiran suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Ilmu atau Sains merupakan komponen terbesar yang diajarkan dalam semua strata pendidikan. Walaupun telah bertahun-tahun mempelajari ilmu, pengetahuan ilmiah tidak digunakan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu dianggap sebagai hafalan saja, bukan sebagai pengetahuan yang mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksikan gejala alam untuk kesejahteraan dan kenyamanan hidup. Kini ilmu telah terserabut dari nilai luhur ilmu, yaitu untuk mensejahterakan umat manusia. Bahkan tidak mustahil terjadi, ilmu dan teknologi menjadi bencana bagi kehidupan manusia, seperti pemanasan global dan dehumanisasi. Ilmu dan teknologi telah kehilangan rohnya yang fundamental, karena ilmu telah mengurangi bahkan menghilangkan peran manusia, dan bahkan tanpa disadari manusia telah menjadi budak ilmu dan teknologi. Oleh karena itu,

7

filsafat ilmu mencoba mengembalikan roh dan nilai luhur dari ilmu, agar ilmu tidak menjadi bumerang bagi kehidupan manusia. Filsafat ilmu akan mempertegas bahwa ilmu dan teknologi adalah instrumen dalam mencapai kesejahteraan bukan tujuan.

B. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam pengembangan sumber daya manusia ada dua sisi pokok, yaitu sisi Sumber daya dan sisi manusia, dimensi pokok sisi sumber daya adalah konstribusinya terhadap organisasi dan lingkungannya, sedangkan sisi pokok manusia adalah perlakuan lingkungan dan organisasi terhadapnya, yang pada gilirannya menentukan kualitas dan kapabilitas hidupnya. Dari uraian di atas dapat digambarkan bahwa kualitas manusia dapat merosot atau menurun yang disebabkan oleh sesuatu kekuatan baik internal maupun eksternal. Dalam perkembangan dan penemuan ilmu Pengetahuan mempunyai nilai pembentukan, nilai itu sangat dopengaruhi oleh penggunaan temuan (cration invention) ilmu pengetahuan itu disebut Tehnologi The brauch of knowledge tahat deals weth industrial arts, applied science, Ingineering, etg, the application of knowledge for pragtical ends) sejarah membuktikan bahwa teknologi tidak pernah susut atau surut, selain semakin pesat perkembangannya juga semakin tinggi dari teknologi alat sampai pada bioteknologi. Perkembangan atau pertumbuhan ekonomi saat ini masih tergantung pada sumber daya alam seperti mineral, hutan, perkebunan besar, lahan pertanian dan industri pengelola sumber daya alam. Kemampuan sumber daya alam dengan peningkatan kebutuhan manusia yang menjadi beban pertumbuahan ekonomi, hal ini disebabkab kemampuan sumber alam tidak sebanding dengan peningkatan jumlah

8

penduduk akibatnya banyak Negara-negara yang merosot akibat ulahnya sendiri. Sumber daya manusia berkualitas tinggi adalah sumber daya manusia yang mampu menciptakan bukan saja nilai komperatif tetapi juga nilai kompetitif-generatif-inovatif yang menggunakan energi yang tinggi seperti Integence, Creativity dan Imagination, tidak lagi semata-mata menggunakan energi kasar seperti bahan mentah, lahan, air, tenaga otot dan sebagainya. Nilai sumber daya manusia sepanjang sejarah mengalami beberapa pase perkembangan sebagai berikut : 1. Sumber daya manusia sebagai budak pembudayaan dapat dipahami sebagai perbudakan structural dan perbudakan non structural, jika dimensi hak dan kewajiban digunakan sebagai parameter sumber daya manusia, maka dalam kondisi sebagai budak (perbudakan) kewajiban sumber daya manusia penuh sementara haknya nol. 2.

Sumber daya manusia sebagai beban, Status sumber daya manusia sebagai beban dialami terutama oleh Negara berkembang atau yang baru saja merdeka dari penjajahan atau bebas dari perbudakan.

3.

Sumber daya manusia sebagai potensi, kondisi sumber daya manusia sebagai potensi dialami terutama oleh Negara yang melancarkan program diklat besar-besaran, Sumber daya manusia potesial

memiliki

keterampilan

dan

keahlian

tertentu

menumbuhkan lapangan kerja yang sesuai dengan hidupnya.

9

C. Peranan

Filsafat

Ilmu

dalam Pengembangan

Manajemen Sumber Daya Manusia Manusia mampu mengembangkan pengetahuannya dengan cepat dan mantap karena manusia mampu berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Manusia mampu mekomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatar belakangi informasi tersebut. Perkembangan Ilmu Pengetahuan masyarakat akan menentukan perkembangan

kehidupan

masyarakat

yang

bersangkutan,

artinya

masyarakat dengan ilmu pengetahuan yang masih sederhana tingkat perkembangannya tidak akan secepat dan sebaik dengan masyarakat yang tingkat perkembangannya ilmu pengetahuan dan sumber daya manusia yang lebih maju. Pengembangan ilmu pengetahuan dan sumber daya manusia ternyata merupakan kekuatan yang sangat dominant dalam menentukan perkembangan masyarakat. Kegiatan manusia untuk mengembangkan dirinya dan menemukan pengetahuan yang benar adalah sesuatu yang mutlak dilakukan karena manusia selalu berpikir. Namun setiap manusia berbeda cara berpikirnya untuk menemukan suatu kebanaran yang hakiki. Dapat dikatakan bahwa tiap jalan pikiran mempunyai apa yang dikatakan kriteria kebenaran. Dari kriteria kebenaran ini merupakan landasan bagi proses penemuan kebenaran tersebut, penalaran merupakan suatu penemuan kebenaran dimana tiap-tiap jenis penaralaran mempunyai kriteria kebanarannya masing-masing. Manusia pada hakekatnya merupakan mahluk yang berpikir, merasa bersikap dan bertindak, sikap dan tindakannya bersumber dari

10

pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan berpikir dan dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini merupakan sember bagi setiap orang atau diri seseorang. Dari uraian tesebut diatas maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi cara bepikir seseorang maka otomatis pengembangan yang ada pada diri seseorang semakin tinggi pula dengan kata lain peranan ilmu atau filsafat ilmu terrhadap pemgembangan sumber daya manusia sangat erat kaitannya atau saling ketergantungan. Karena sumber daya manusia yang tinggi tergantung dari pemikiran-pemikiran atau ilmu yang dimiliki manusia. Manusia mengembangkan pengetahuan, dari pengetahuannya itu muncul daya pikir bagaimana mengatasi kebutuhan dan kelangsungan hidup. Jadi potensi yang dimiliki seseorang menjadi penentu kehidupan pada dirinya. Sehingga peranan filsafat ilmu terhadap pengembangan sumber daya manusia saling berkaitan satu sama lain.

D. Hakikat Kerja dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Performance atau kinerja dalam kamus manajemen didefinisikan pencapaian oleh individu, tim, organisasi atau proses. Kinerja pada dasarnya apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja dalam sehari-hari dapat diistilahkah dengan prestasi kerja. Prestasi kerja tidak serta merta dapat dicapai oleh seseorang, belum pernah kita dengar ada seseorang berprestasi dengan hanya berpangku tangan. Untuk menjadi

11

orang berprestasi dalam diri seseorang paling tidak diperlukan dua syarat, yakni ada kemauan keras atau berupaya sungguh-sungguh dan memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Pengertian

kinerja

atau performance menurut

Moeheriono

merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencaan strategis suatu organisasi. Kinerja dapat diketahui dan diukur jika individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolok ukur yang ditetapkan dalam pengukuran, maka kinerja pada seseorang atau kinerja organisasi tidak mungkin dapat diketahui bila tidak ada tolok ukur keberhasilannya. Secara

sederhana

definisi

kinerja

atau performance dapat

dikemukakan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh karyawan atau sekelompok karyawan dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif, yang disebabkan oleh motivasi dan kemampuannya serta manajemen memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk dapat bekerja secara optimal.

Dalam pandangan

Moeheriono, ada beberapa aspek yang mendasar dan paling pokok dari pengukuran kinerja, yaitu sebagai berikut: a) Menetapkan tujuan, sasaran

dan strategi

organisasi,

dengan

menetapkan secara umum apa yang diinginkan oleh organisasi sesuai dengan tujuan, visi dan misinya. b) Merumuskan indikator kinerja dan ukuran kinerja, yang mengacu pada penilaian kunerja secara tidak langsung, sedangkan indikator kinerja mengacu pada pengukuran kinerja secara langsung yang

12

berbentuk keberhasilan utama (critical success factors) dan indikator kinerja kunci (key performance indicator). c) Mengukur tingkat capaian tujuan dan sasaran organisasi, menganalisis hasil pengukuran kinerja yang dapat diimplementasikan dengan membandingkan tingkat capaian tujuan dan sasaran organisasi. d) Mengevaluasi kinerja dengan menilai kemajuan organisasi dan pengambilan keputusan yang berkualitas, memberikan gambaran atau hasil kepada organisasi seberapa besar tingkat keberhasilan tersebut dan mengevaluasi langkah apa yang diambil organisasi selanjutnya. Kerja merupakan sebuah kegiatan dalam melakukan sesuatu dan orang yang kerja ada kaitannya dengan mencari nafkah atau bertujuan untuk mendapatkan imbalan atau prestasi atas kepentingan organisasi. Pada hakikatnya, bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan atas motif tertentu. Ia dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku, sedangkan tujuan berfungsi mengarahkan perilaku. Berbagai teori motivasi kerja telah dikemukakan oleh para pakar manajemen. Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya. a. Lima kebutuhan dasar Maslow – disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial adalah sebagai

13

berikut: a.

Kebutuhan Fisiologis (phsyicological); seperti sandang /

pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya. b.

Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan (Safety); seperti: Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.

c.

Kebutuhan Sosial (Belonging); seperti memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.

d.

Kebutuhan Penghargaan (Esteem); contoh: pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.

e.

Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualisation); Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya. Dalam Pandangan Islam, kerja atau amal dapat diartikan dengan

makna yang umum dan makna yang khusus. Amal dengan makna umum adalah amar ma’ruf nahi munkar. Adapun kerja atau amal dengan maknanya yang khusus adalah melakukan pekerjaan atau usaha yang menjadi salah satu unsur terpenting dan titik tolak bagi proses kegiatan ekonomi seluruhnya. Kerja dalam makna yang khusus menurut Islam terbahagi kepada: a.

Kerja yang bercorak jasmani (fisikal)

b.

Kerja yang bercorak aqli/fikiran (mental) Kerja dalam makna yang khusus menurut Islam terbagi menjadi

kerja yang bercorak jasmani (fisikal) dan kerja yang bercorak aqli/fikiran

14

(mental). ini mengindikasikan bahwa kerja dalam Islam meliputi segala bidang ekonomi yang dibolehkan oleh syarak sebagai balasan dari upah atau bayaran, baik kerja itu bercorak jasmani (fisikal). Islam

datang

dengan

membawa

nilai-nilai

kebaikan

dan

menganjurkan manusia untuk memperjuangkannya hingga menggapai tujuan. Namun, itu tidak dapat terlaksana dengan sendirinya, kecuali melalui

perjuangan

dan

kesungguhan.

Istilah

al-Qur’an

untuk

menunjukkan perjuangan dan kesungguhan adalah kata jihad dengan makna yang luas. Jihad menurut Quraish Shihab selain dimaknai sebagai cara yang ditetapkan Allah untuk menguji manusia, juga mengandung makna “kemampuan” yang menuntut sang mujahid mengeluarkan semua daya dan kemampuannya demi mencapai tujuan. Karena itu, jihad adalah pengorbanan, dan dengan demikian sang mujahid tidak menuntut atau mengambil, tetapi memberi semua daya yang dimilikinya. Ketika memberi,

dia

tidak

berhenti

sebelum

tujuannya

tercapai .

Karena jihad adalah perwujudan kepribadian, aktualisasi diri, maka tidak pernah dibenarkan jihad yang bertentanggan dengan fitrah kemanusiaan . Bahkan, jika jihad dipergunakan untuk berbuat kebatilan, maka harus ditolak bahkan oleh kedua orang tua kita. Hal yang paling mendasar terkait dengan jihad atau sebuah upaya untuk mencapai tujuan menurut prespektif Islam adalah pasti akan diberi petunjuk dan jalan untuk mencapai cita-cita dan tujuan. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al Ankabut : 69

15

Artinya: “dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalanjalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orangorang yang berbuat baik”. Dengan demikian, hakikat kerja dalam MSDM dalam pandangan Islam adalah sebuah upaya untuk mencapai tujuan yang tertinggi, yakni fiisabilillah dengan tidak mengenal menyerah, putus asa untuk menggapai kebahagiaan. Ia merupakan jalan untuk menggapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Namun, jihad tidak dapat dilakukan tanpa modal, karena itu jihad harus disesuaikan dengan modal yang dimiliki untuk mencapai tujuan. Jihad menjadi titik tolak segala upaya, karena jihad adalah puncak aktivitas. Jihad bermula dari upaya mewujudkan jati diri yang bermula dari kesadaran.

16

BAB III PENUTUP Kesimpulan Di dalam ilmu manajemen, filsafat sebenarnya menyediakan seperangkat pengetahuan (a body of related knowledge) untuk berfikir efektif dan efisien dalam memecahkan masalah-masalah manajemen. Ini merupakan hakikat manajemen sebagai suatu disiplin ilmu dalam mengatasi masalah organisasi berdasarkan pendekatan yang integratif. Filsafat manajemen SDM dalam pendidikan Islam mempunyai karakteristik tersendiri bahkan berbeda sama sekali dengan dengan manajemen pada umumnya walau objeknya sama. Filsafat Manajemen SDM dalam perspektif manajemen pendidikan Islam terbagi dalam 3 (tiga) unsur utama, yakni tentang hakikat tujuan, hakikat manusia dan hakikat kerja. Hakikat tujuan MSDM adalah sebuah upaya mendayagunakan berbagai sumber daya (resources) untuk mencapai tujuan dalam pendidikan Islam secara efektif dan efisien baik dalam aspek produktifitas maupun kepuasan sesuai dengan nilai-nilai yang dikandung dalam Islam. Begitu pula dengan hakikat manusia yang lebih mengedepankan bahwa manusia adalah mahluk yang dituntut untuk melakukan 2 (dua) hal, yakni sebagai ‘abddullah dan sebagai manajer (khalifah) untuk mengelola semua sumber daya (resources) yang ada. Serta hakikat kerja dalam pandangan Islam lebih sebagai jalan untuk menggapai kebahagiaan, bukan pada tujuan. Karea ia sebagai jalan, maka konsekuensi logisnya, hasil yang diharapkan akan diserahkan sepenuhnya pada Sang Penentu, Allah Tuhan semesta Alam. Tugas manusia (manajer) adalah mengusahakannya dengan memaksimalkan semua sumber daya yang ada.

17

1. Filsafat adalah pengetahuan-pengetahuan penyelidikan akal budi mengenai sebab-sebab, asas-asas, hukum-hukum tentang segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. 2. Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan kausalitas (hubungan sebab akibat) dari suatu obyek menurut metode-metode tertentu yang merupakan suatu kesatuan yang sistematis. 3. Filsafat ilmu adalah suatu analisis, prosedur-prosedur dalam logika tentang penjelasan ilmiah. 4. Peranan filsafat ilmu dalam mengembangkan sumber daya manusia adalah semakin tinggi daya pikir manusia maka sumber daya yang dimiliki juga semakin tinggi pula.

18

19

Related Documents


More Documents from "Annisa Rahmah"

41-80
June 2020 30
Aithsh-seminario
June 2020 27
Pembahasan.docx
November 2019 41
June 2020 35
June 2020 27
Elefantes.docx
May 2020 27