Tugas Makalah B.indo Kelompok Blm Jadi.docx

  • Uploaded by: citra
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Makalah B.indo Kelompok Blm Jadi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,430
  • Pages: 20
MAKALAH BAHASA INDONESIA (Kesehatan Reproduksi)

ALDINA ISLAMI

201510104165

TIWI WIDYA NINGRUM

201510104166

CITRA DEWI ANGGITA

201510104167

SALWA ANNISAA

201510104168

SYIFA NUUR ANNISA

201510104169

HEMA MALINI

201510104170

ERTA AGUSTINA HIDAYANTI

201510104171

REGIZA FEBRIASARI

201510104172

NUR EMA PRABAWATI

201510104173

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK 2017

1

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kesehatan Reproduksi”. Dalam penyusunannya penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kepada ibu Enny Fitriahadi dan terimkasih kepada teman-teman karena banyak dukungan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca. Yogyakarta, April 2017

Penulis

2

DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4 Latar Belakang................................................................................................................. 4 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 6 Tujuan Masalah ............................................................................................................... 6 BAB II ................................................................................................................................... 7 TINJAUAN TEORI ............................................................................................................. 7 KESEHATAN REPRODUKSI ............................................................................................... 7 KB IUD ............................................................................................................................. 8 PENGERTIAN FLOUR ALBUS .......................................................................................... 12 MACAM-MACAM FLOUR ALBUS ................................................................................... 13 PENATALAKSANAAN ..................................................................................................... 16 BAB III ................................................................................................................................ 19 PENUTUP ........................................................................................................................... 19 Kesimpulan.................................................................................................................... 19 Saran ............................................................................................................................. 19 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 20

3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk Negara dengan jumlah penduduk terpadat di Dunia. Menurut, Pusat Data dan Informasi, Kementrian Kesehatan RI mengestimasi jumlah penduduk tahun 2013 sebanyak 248,4 juta jiwa. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, tingginya jumlah penduduk di Indonesia karena beberapa faktor seperti kemiskinan, pendidikan rendah, buta huruf, sehingga perlu dilakukan penekanan jumlah penduduk di Indonesia untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas dan mencegah terjadinya ledakan penduduk. Pemerintah membentuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai badan yang menjalankan program keluarga berencana untuk menekan pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kualitas penduduk. Data BKKBN (2014), menunjukkan pada tahun 2013 peserta KB terbanyak adalah suntik (48,56%), pil (26,60%), AKDR (7,75%), implant (9,23%), kondom (6,09%), MOW (1,52%), MOP (0,25%) Pada pasangan usia subur yang merupakan peserta KB baru. Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan praktik bidan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/IX/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan (PERMENKES, 2010). Ini bertujuan untuk

4

membantu

terwujudnya

program

pemerintah

dalam

menekan

laju

pertumbuhan penduduk di Indonesia. IUD (Intra UterineDevices) memiliki keunggulan yaitu penggunaan jangka panjang, kontrol medis yang ringan, dan efektifitasnya cukup tinggi. Namun, penggunaan metode kontrasepsi IUD menimbulkan keluhan keputihan yang berlebih setelah menggunakan kontrasepsi IUD. Rasa ketidaknyamanan in imembuat akseptor KB IUD memilih untuk ganti cara dengan menggunakan alat kotrasepsi lain atau memilih untuk drop out. Kejadian drop out pada akseptor KB IUD akan meningkatkan kehamilan tidak diinginkan pada pasangan suami istri, diperoleh data UNFPA (United Nations Populations Fund) dalam compas 2008 mengungkap bahwa, 75 juta atau sepertiga kehamilan dari sekitar 200 juta kehamilan setiap tahun di seluruh dunia adalah kehamilan tidak diinginkan baik dari pasangan suami istri maupun kehamilan diluar nikah. Data yang diperoleh dari WHO dalam compas 2008, tiap tahun terjadi 50 juta pengguguran kandungan diseluruh dunia, 20 juta diantaranya dengan kategori unsafe (tidak aman) dan 95% dilakukan di Indonesia. Berdasarkan data Bimantara DC (2000) dalam Susanto (2012)melaporkan bahwa keputihan merupakan keluhan yang paling banyak ditemui pada kelompok pemakai AKDR CuT – 380 A yaitu sebanyak 30%. Hal ini disebabkan karena pada kelompok akseptor AKDR, dengan adanya AKDR, dapat menimbulkan terjadinya reaksi terhadap benda asing dan memicu pertumbuhan jamur kandida yang semula saprofit menjadi patogen sehingga terjadi kandidiasis vagina dengan gejala timbulnya keputihan yang berlebihan.

5

B. Rumusan Masalah 1.

Siapa sajakah sasaran kesehatan reproduksi?

2.

Bagaimana kesehatan reproduksi pada Pasangan Usia Subur?

3.

Bagaimana masalah kesehatan reproduksi pada Pasangan Usia Subur dengan kontrasepsi IUD?

4.

Masalah apa saja yang akan timbul pada PUS dengan kontrasepsi IUD?

5.

Bagaimana peran bidan dalam menangani masalah tersebut?

C. Tujuan Masalah 1.

Mengidentifikasi sasaran kesehatan reproduksi.

2.

Mengidentifikasi kesehatan reproduksi pada Pasangan Usia Subur.

3.

Mengidentifikasi kesehatan reproduksi Pasangan Usia Subur dengan kontrasepsi IUD.

4.

Mengidentifikasi masalah dengan aseptor IUD.

5.

Mengidentifikasi peran bidan dalam masalah tersebut.

6

BAB II TINJAUAN TEORI A. KESEHATAN REPRODUKSI Kesehatan reproduksi terdiri dari 2 kata yaitu kesehatan dan reproduksi. Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU Kesehatan No.23) Reproduksi berasaal dari kata “re” yang artinya kembali dan kata produksi yang artinya membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental fisik dan sejahtera sosial yang utuh pada semua hal yang berhuungan dengan sistem dan fungsi serta proses dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan asas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa, spiritual memiliki hubungan yang serasi, selaras, seimbang antara anggota keluarga dan antara masyarakat dan lingkungan. Kesehatan reproduksi mencakup tiga kompenen yaitu kemmapuan, keberhasilan, dan keamanan. Kemampuan berarti dapat bereproduksi. Keberhasilan berarti dapat menghasilkan anak sehat yang tumbuh dan berkembang. Keamanan berarti semua proses reproduksi termasuk hubungan

7

seks, kehamilan, persalinan, kontrasepsi, dan abortus seyogyanya bukan merupakan aktivitas yang berbahaya.

B. KB IUD 1. Pengertian IUD Intra Uterine Devices (IUD) adalah alat yang terbuat dari benang sutra tebal yang dimasukkan ke dalam rahim untuk menghindari kehamilan. 2. Jenis-jenis IUD Jenis alat kontrasepsi dalam rahim/ IUD yang sering digunakan di Indonesia menurut Prawirohardjo (2012), antara lain : a. Copper-T

Gambar 2.1 Contoh Copper-T 10

8

IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus yang mempunyai efek anti pembuahan yang cukup baik. b. Copper-7

Gambar 2.2 Contoh Copper-7 IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertical 32 mm² dan ditabahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm², fugsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T. c. Multi Load

9

Gambar 2.3 Contoh Multi Load IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm² atau 375 mm² untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil) dan mini. 11 d. Lippes Loop

Gambar 2.4 Contoh Lippes Loop

10

AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung.Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Keuntungan lain dari spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. 3. Efek Samping, Komplikasi dan Penanggulangan Efek samping menurut Prawirohardjo (2012), yaitu : 1) Amenorea Pengobatan : Pemeriksaan ke tenaga medis. 2) Kejang Pengobatan : Pemberian Analgetik dan pelepasan IUD. 3) Pendarahan vagina yang hebat dan tidak teratur Pengobatan : Pemantauan pendarahan oleh tenaga medis, pemberian ibuprofen (800 mg, 3 kali sehari selama 1 minggu) 14 untuk mengurangi pendarahan, tablet zat besi (1 tablet , sehari selama 1 sampai 3 bulan), pelepasan IUD apabila akseptor mengalami anemia. 4) Benang yang hilang Pengobatan : Periksa ke tenaga medis (bidan/ dokter), lakukan pemeriksaan X-ray atau ultrasound. 5) Adanya pengeluaran cairan dari vagina/ dicurigai adanya Penyakit Radang Panggul (PRP). Pengobatan : Pemeriksaan IMS, pelepasan IUD, pengobatan sesuai ahli medis.

11

Komplikasi dan Penanggulangan menyertai pemakaian IUD menurut Sulistyawati (2012), adalah sebagai berikut : 1) Perforasi dinding uterus. Penanganan : Pengobatan oleh ahli medis dan pelepasan IUD melalui laparoskopi atau laparotomi. 2) Pelvik Inflamatori Disease (PID) merupakan kelanjutan dari infeksi yang tidak ditangani dengan baik. Penanganan (PID) meliputi : a)

Diagnosa dini.

b)

Pengangkatan IUD.

c)

Terapi antibiotic.

d)

Follow-up yang teratur.

e)

Pengobatan patner seksual .

f)

Endometritis

Pengobatan : pemeriksaan bakteriolagik dari endoserviks dan uterus serta pengeluaran IUD.

C. PENGERTIAN FLOUR ALBUS Keputihan merupakan istilah umum bagi keluarnya cairan yang berlebihan dari jalan lahir/vagina selain darah menstruasi. Warnanya biasanya jernih, putih, kekuning-kuningan, kehijauan, coklat, abu-abu sampai warna keruh, kadang berbau dan kadang terasa gatal. Flour albus adalah nama lain dari keputihan. Setiap waktu pasti pernah mengalami keputihan. Normalnya keputihan dialami sebelum atau sesudah

12

menstruasi. Namun, banyak

juga

wanita

yang

mengalami keputihan

abnormal. Yang dimaksud abnormal disini adalah keputihan menimbulkan rasa tak nyaman pada vagina. Perlu diingat bahwa keptuihan itu tak mengenal factor usia, biasa muda, biasa tua, bahkan bayi. Keputihan merupakan keluhan yang sering ditemukan pada perempuan. Keputihan dapat terjadi dalam keadaan yang normal, tetapi dapat juga merupakan gejala dari suatu kelainan atau keadaan yang patologis.

D. MACAM-MACAM FLOUR ALBUS 1. Keputihan fisiologis Vagina yang normal selalu berada dalam kondisi lembab danpermukaan

basah

oleh

secret),dinding

vagina

dan

bibir

kemaluan,

yang

lepas

serta

sel-sel

dinding vagina

cairan/lendir

(selanjutnya menyatu

bakteri

yang

disebut dengan normal

berada dalam vagina, bersifat asam dan berperan penting dalam menjamin fungsi yang optimal dari organ ini. Keputihan

pada

wanita

sebenarnya

merupakan

reaksi

yangkeluar karena suatu rangsangan, seperti halnya pilek atau batuk atau gatal-gatal pada kulit. Banyak penyebab keputihan dari yang bersifat psikologis (stress) sampai yang bersifat organic (jamur, virus, bakteri) atau mungkin karena factor hormonal (menjelang/sesudah mens, masa subur). Keputihan fisiologis juga disebut keputihan normal. Vagina mengeluarkan sejumlah cairan yang berguna untuk melindungi diri dari

13

infeksi ditandai keluarnya lendir encer dan bening. Lendir ini tidak menimbulkan rasa gatal di sekitar vagina dan tidak menimbulkan bau anyir. Keputihan jenis ini pada umumnya pernah dialami wanita dan bersifat normal. Namun gangguan ini sedini mungkin harus

dicegah.Penyebabnya

terlalu lelah,

adalah

pengaruh

psikis

misalnya

cemas, stress, depresi dan biasanya timbul pada saat

menjelang atau setelah menstruasi. Kondisi normal yang dapat menyebabkan secret keluar berlebih adalah pada keadaan: a. Bayi baru lahir hingga berusia kira-kira 10 hari, hal ini karena pengaruh estrogen dari ibunya. b. Masa sekitar manarch atau pertama kali haid datang. Keadaan ini ditunjang oleh hormon estrogen. c. Seorang wanita yang mengalami gairah seksual. Hal ini berkaitandengan

persiapan

vagina

untuk

menerima

penetrasi pada senggama. d. Masa

sekita

ovulasi

Karena

produksi

kelenjar-kelanjar

mulut rahim. e. Kehamilan

yang

mengakibatkan

meningkatnya

suplai

darah kedaerah vagina ke mulut Rahim, serta penebalan dan melunaknya selaput lendir vagina. f. Akseptor kontrasepsi pil dan akseptor IUD.

14

g. Pengeluaran lendir yang bertambah pada wanita yang sedangmenderita

penyakit

kronik,

atau

pada

wanita

yang mengalamistress. 2. Keputihan patologis Biasanya keputihan patologis atau keputihan tidak normal ditandai dengan secret yang berbeda dengan menimbulkan gejala lain pada penderita. Beberapa perubahan yang dapat ditemukan misalnya: bau yang tidak enak, secret berwarna, keputihan bersemu darah atau keputihan yang menimbulkan rasa gatal, terasa perih atau panas pada kemaluan apalagi bila tersentuh air saat berkemih. Keputihan berbau,

patologis

berwarna,

sedikitnya

cairan

perlu

dan

diwaspadai

gatal.

keputihan

seperti

Sedangkan keluar,

cairan

yang

banyanya

atau

tergantung

dari

masing-masing. Sebabsemua orang berbeda penyebab keputihan yang

abnormal

adanya indikasi

baik

jamurn

bakteri

dan

penyebablainnya, sperti tumor atau kanker Rahim.Tanda dan gejala keputihan patologis a. Secret berlebihan, putih seperti susu dan menyebabkan bibir kemaluan

gatal.

Kemungkinan

penyebab

jamur candida. Sering terjadi pada kelamin

infeksi

dan pada

pengobatan dengan antibiotic, penderita diabetes militus, dan akseptor KB pil.

15

b. Secret berlebih, warna putih kehijauan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap. c. Keputihan

disertai

nyeri

perut

bagian

bawah

atau

nyeri panggul bagian belakang, dan badan terasa sakit atau meriang. d. Secret sedikit atau banyak, berupa nanah, rasa sakit sepertiterbakar saat berkemih, terjadi beberapa waktu setelah hubungan seksual

dengan

pasangan

yang

sedang

ada

keluhan pada kemaluannya. e. Secret kecoklatan seperti darah terjadi pada senggama. f. Secret

bercampur

darah

terjadi

ditengah

siklus

haid

atau setelah senggama. g. Secret bercampur darah disertai bau yang khas akibat banyaknya sel-sel yang mati.

E. PENATALAKSANAAN 1. Perencanaan

asuhan

pada

akseptor

KB

IUD dengan keputihan

adalah : a.

Jelaskan keputihan yang dialami dan kondisi IUD yang di pakai.

b.

Jelaskan bagaimana menjaga daerah pribadi atau genetalia agartetap bersih dan kering.

c.

Jelaskan kepada klien agar tetap memakai kontrasepsi IUD .

d.

Jelaskan tentang hubungan seksual.

e.

Beri dukungan moril pada ibu.

16

2. Pengobatan Keputihan Pengobatan penyebabnya, (antibiotic, diselesaikan

keputihan bila

yang

karena

anti jamur),

dilakukan

infeksi

bila

penyebabnya,

tergantung

diberi

karena

obat

psikologis

kalu faktor

hormonal

anti dicari selama

pada infeksi dan tidak

menimbulkan infeksi biasannya tidak perlu pengobatan. Tujuan pengobatan flour albus pada dasarnya terdiri dari 3 tahap yaitu

menghilangkan

gejala,

membrantas

penyebab

dan

mencegah timbulnya kembali flour albus. Untuk itu upaya yang dilakukan

adalah anamnesa,

laboraturium

pemeriksaan

serta pemeriksaan

lainnya.

fisik, Khusus

pemeriksaan untuk

flour

albus akibat infeksi maka pasangan seksual penderita harus diperiksa dan diobati. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi fenomena pingpong. Sesuai

gejala

dan

tanda

diatas

kepastian

diagnose

perlu

ditegaskan oleh dokter. a. Bila

keputihan

abnormal,

jangan

nambah

permasalahn

dengan menyiramkannya dengan air hangat atau pansa, di garuk, disabuni dengan menggosok secara berlebihan. Bersihkan dengan air dingin, pakai pakaian dalam katun yang agak longgar, jangan pakai stoking atau celana ketat. b. Pemakaian

jamu,

berendam

dengan

air

sirih

dan

lain-lain umumnya hanya mengurani gejala. Bila ada infeksi

17

jamur kurangi konsumsi gula, cari pertolongan untuk kepastian diagnosis.

18

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental fisik dan sejahtera sosial yang utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan. Kesehatan

reproduksi

mencakup

tiga

komponen

yaitu

kemampuan,

keberhasilan, dan keamanan. Keputihan merupakan istilah umum bagi keluarnya cairan yang berlebihan dari jalan lahir / vagina selain darah menstruasi. Terdapat dua macam keputihan yaitu keputihan fisiologis atau dalam kondisi normal dan keputihan patologis atau keputihan yang tidak normal. Keputihan patologis dapat disebabkan karena pemakaian kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device). Asuhan yang diberikan kepada ibu yang mengalami keputihan akibat pemakaian kontrasepsi IUD yaitu dengan memberikan tentang keputihan yang dialami dan kondisi IUD, menjelaskan bagaimana cara menjada area genetalia, menjelaskan agar tetap menggunakan kontrasepsi IUD, menjelaskan tentang hubungan seksual, dan juga memberikan dukungan kepada ibu.

B. Saran Saran dari makalah yang sudah diuraikan bahwa kepada setiap wanita dengan usia prosuktif diharapkan agar selalu menjaga area genetalia dan menjaga kesehatan reproduksi supaya tidak terjadi gangguan-gangguan yang sering muncul. Dan kepada wanita yang sudah mengalami keputihan ini diharapkan agar datang ke tenaga kesehatan supaya keputihan ini dapat terdeteksi dan mendapatkan pengobatan atau asuhan yang sesuai dan tepat.

19

DAFTAR PUSTAKA Ekayani, N.P.K. 2014.HubunganPenggunaan KB IUD denganErosiPorsio di Poli KB danKandungan RSUP NTB tahun 2012-2014.JurnalKesehatan Prima. Vol. 8,No. 2:1316-1321. Manuaba, dkk. 2009. MemahamiKesehatanReproduksiWanita. Jakarta: EGC Marmi. 2015. KesehatanReproduksi.Yogyakarta: PustakaBelajar. Sallika, N.S. 2010. Serba-serbiKesehatanPerempuan.Cetakan ke-2, Bukune.

20

Related Documents

Tugas Bindo Resna.docx
November 2019 29
Makalah Bindo .docx
December 2019 21
Bindo
October 2019 55

More Documents from "Alihzan Lahini"

Presentasi Sekretaris
June 2020 25
Asf.docx
November 2019 42
Klasifikasi Arsip 2017.pdf
December 2019 39
Seminar Bahasa .docx
November 2019 41