Sistem Ekonomi Proses pembentukan dan perkembangan dalam suatu masyarakat tidak dapat terlepas dari aspek ekonomi. Masyarakat terbentuk karena keinginan untuk secara bersama-sama dalam memenuhi kebutuhannya masing – masing dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Pemenuhan kebutuhan akan terasa berat dan terkadang tidak mungkin dilakukan secara individual atau pun oleh masingmasing keluarga. Pemenuhan kebutuhan dengan membentuk masyarakat akan lebih cepat (hemat waktu), efisien (hemat sumber daya atau lebih banyak hasil), dan kualitas yang lebih baik (akibat spesialisasi yang menghasilkan keterampilan). Demikian pula, perkembangan masyarakat di suatu lokasi bergeser dari masyarakat berburu dan peramu menjadi masyarakat post-industri, dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern, dari masyarakat pedesaan menjadi masyarakat perkotaan, dan sebagainya. Perkembangan ini terjadi karena perubahan cara pemenuhan kebutuhan dan kondisi yang ada pada sumber daya pemenuh kebutuhan tersebut. Dengan adanya perkembangan mengenai cara pemenuhan kebutuhan dan kondisi yang ada pada sumber daya dalam suatu masyarakat di suatu lokasi, maka dibentuk suatu sistem ekonomi, meliputi aspek-aspek berikut ini: 1. Value system Sistem nilai yang dipergunakan masyarakat. Sistem nilai ini selanjutnya merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, kepemilikan sumber daya, sistem insentif yang digunakan, serta system alokasi yang diberlakukan. Sistem nilai yang dianut bisa berupa sistem nilai utilitarian, egalitarian, syariah, Pancasila, atau sistem nilai lainnya.
2. System of objectives Tujuan yang ingin dicapai masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai bias berupa kesejahteraan (welfare), keadilan (justice), pemerataan (equality), kebebasan (liberty), stabilitas (stability), perlindungan terhadap lingkungan hidup, dan tujuan-tujuan lainnya.
3. System of ownership Sistem pemilikan sumber daya oleh masyarakat. Pemilikan sumber daya bisa berupa pemilikan bersama (common ownership), swasta (private ownership), publik (public ownership), dan
kooperatif (cooperative
ownership).
4. System of incentives Sistem insentif dalam kegiatan ekonomi masyarakat yang dapat berupa insentif materi (uang, barang, atau jasa), atau insentif moral, atau insentif berupa kekuasaan, atau insentif bentuk lainnya.
5. System of coordination/allocation Sistem alokasi sumber daya dan hasil-hasil kegiatan ekonomi masyarakat, yang bisa dengan cara yang merupakan tradisi, atau dengan mekanisme pasar bebas, atau dengan perencanaan baik perencanaan komando, terpimpin atau lainnya. Sebagai contoh yaitu sistem nilai utilitarian, dirumuskan tujuan yang ingin dicapai adalah kesejahteraan dimana suatu kesejahteraan diukur dari kepuasan atau kebahagiaan yang diperoleh masing-masing individu dari mengkonsumsi barang dan jasa. Untuk mencapai tujuan tersebut pemilikan sumber daya umumnya oleh swasta, dengan system insentif yang bersifat materi (uang atau kekayaan), dan mekanisme pasar bebas yang utama dalam pengalokasian sumber daya dan hasilhasil kegiatan ekonomi masyarakat. Sebaliknya, sistem nilai egalitarian merumuskan tujuan juga kesejahteraan tapi yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat. Untuk mencapai tujuan ini pemilikan oleh publik dan kooperasi lebih dominan dengan insentif moral juga dipergunakan, serta system alokasi dengan perencanaan. Manusia dan ekonomi saling berkaitan satu sama lain, hal ini disebabkan karena manusia ini adalah pelaku utama dari kegiatan ekonomi. Dikarenakan seiring peradaban manusia yang terus berkembang, maka ekonomi pun akan ikut berkembang seiring berjalannya waktu. Hal ini dapat kita lihat pada kehidupan kita
sehari-hari, di mana manusia pasti membutuhkan barang ataupun jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Oleh karena itu manusia dan ekonomi tidak dapat di pisahkan, karena secara otomatis manusia adalah penggerak dari kegiatan ekonomi itu sendiri dan manusia pun akan mendapatkan hasil dari kegiatan ekonomi yang ia lakukan.