Tugas Kmb 2.docx

  • Uploaded by: Fanny Desfa Hapsari II
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Kmb 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,585
  • Pages: 25
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II TENTANG HIV/AIDS

Kelompok 2 : 1. Adinda Safitri P.

(1603003)

2. Fanny Desfa H.

(1603031)

3. Nurul Kisna K

(1603061)

4. Fariq Choirul M.

(1603093)

PROGAM S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG 2018/2019

ii

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya makalah dengan judul “HIV/AIDS” ini dapat diselesaikan. Pembuatan makalah ini dimaksudkan sebagai tugas kelompok Keperawatan Medikal Bedah II . Maka dari itu, makalah ini akan menjelaskan semua yang berhubungan dengan penyakit AIDS. Hal ini bertujuan untuk memudahkan siswa-siswi untuk memahami salah satu penyakit HIV/AIDS yang sangat berbahaya untuk tubuh manusia.

Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dalam bentuk penyajian , kelengkapan isi, dan lain-lainnya. Untuk itu dengan senang hati kami akan menerima segala saran, kritik dari para pembaca guna memperbaikan makalah ini di kemudian hari. Pembuatan makalah ini diharapkan dapat berguna bagi para siswa yang ingin mempelajari tentang imunitas lebih dalam. Saya mengharapkan partisipasi dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi setiap orang yang membacanya.

Semarang, 3 Maret 2018

Penulis

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3 A.

Sejarah HIV/AIDS .................................................................................................... 3

B.

Pengertian .................................................................................................................. 3

C.

Bahaya AIDS ............................................................................................................. 4

D.

Gejala Virus HIV/AIDS ............................................................................................ 5

E.

Cara Penularan Virus HIV/AIDS............................................................................ 5

F.

Pencegahan HIV/AIDS ............................................................................................. 6

BAB III LAPORAN PENDAHULUAN ................................................................................... 7 BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................................... 15 BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 21 A.

Kesimpulan .............................................................................................................. 21

B.

Saran......................................................................................................................... 21

Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 22

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung mikroba pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan penyakit infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respon imun tubuh manusia terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya gambaran biologic spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan untuk proteksi. Begitu juga respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri ekstraseluler atau bakteri intraseluler mempunyai karakteriskik tertentu pula. Seperti yang diketahui , AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang. Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media cetak, elektronik, ataupun seminar-seminar, tentang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru dapat kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan. Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu masalah besar dari kehidupan kita semua. Dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan itulah kami sebagai pelajar, sebagai bagian dari anggota masyarakat dan sebagai generasi penerus bangsa, merasa perlu memperhatikan hal tersebut.

1

B.

Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah: 1. Bagaimana sejarah HIV/AIDS itu? 2. Apakah pengertian HIV/AIDS itu? 3. Apakah bahaya HIV/AIDS itu? 4. Bagaimana gejala HIV/AIDS itu? 5. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS itu? 6. Bagaimana pencegahan HIV/AIDS itu?

C.

Tujuan Adapun tujuan penulis mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui sejarah HIV/AIDS tersebut. 2. Untuk mengetahui pengertian HIV/AIDS tersebut. 3. Untuk mengetahui bahaya HIV/AIDS tersebut 4. Untuk mengetahui gejala HIV/AIDS tersebut 5. Untuk mengetahui cara penularan HIV/AIDS tersebut 6. Untuk mengetahui pencegahan HIV/AIDS tersebut

D. Manfaat Adapun manfaat yang ingin saya sampaikan adalah untuk memberikan informasi kepada para pembaca , utamanya bagi sesama pelajar dan generasi muda tentang AIDS, sehingga dengan demikian kita semua berusaha untuk menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa saja menyebabkan penyakit AIDS. Dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya dan akibat dari HIV/AIDS itu.

2

BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah HIV/AIDS Virus HIV dikenal secara terpisah oleh para peneliti di Institut Pasteur Perancis pada tahun 1983 dan NIH yaitu sebuah institut kesehatan nasional di Amerika Serikat pada tahun 1984. Meskipun tim dari Institute Pasteur Perancis yang dipimpin oleh Dr. Luc Montagnie, yang pertama kali mengumumkan penemuan ini di awal tahun 1983 namun penghargaan untuk penemuan virus ini tetap diberikan kepada para peneliti baik yang berasal dari Perancis maupun Amerika. Peneliti Perancis memberi nama virus ini LAV atau lymphadenopathy associated virus. Tim dari Amerika yang dipimpin Dr. Robert Gallo menyebut virus ini HTLV-3 atau human T-cell lymphotropic virus type-3. Kemudian Komite Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan untuk menetapkan nama human immunodeficiency virus (HIV) sebagai nama yang dikenal sampai sekarang makapara peneliti tersebut juga sepakat untuk menggunakan istilah HIV. Sesuai dengan namanya, virus ini “memakan” imunitas tubuh. Penyakit AIDS telah menjadi masalah internasional karena dalam waktu singkat terjadi peningkatan jumlah penderita dan melanda semakin banyak negara. Dikatakan pula bahwa epidemic yang terjadi tidak saja mengenal penyakit (AIDS), virus (HIV) tetapi juga reaksi/dampak negative berbagai bidang seperti kesehatan, social, ekonomi, politik, kebudayaan dan demografi. Hal ini merupakan tantangan yang harus diharapi baik oleh negara maju maupun negara berkembang.

B. Pengertian HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro virus dan kemudian melakukan replikasi.

3

Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia akibat terkena pilek biasa. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV. Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS.

C. Bahaya AIDS Orang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular AIDS selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga dikatakan penyakit yang berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah virus AIDS. Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan penderitaan batin karena sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan atau menjauhinya. Dan penderitaan itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS yang lain adalah menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal.

4

Secara etiologi, HIV, yang dahulu disebut virus limfotrofik sel-T manusia tipe III (HTLV-III) atau virus limfadenopati (LAV), adalah suatu retrovirus manusia sitopatik dari famili lentivirus. Retrovirus mengubah asam ribonukleatnya (RNA) menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) setelah masuk ke dalam sel pejamu. HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS di seluruh dunia.

D. Gejala Virus HIV/AIDS Geajala penyakit HIV/AIDS tidak selalu muncul ketika terinfeksi AIDS, beberapa orang menderita sakit mirip flu dalam waktu beberapa hari hingga beberapa minggu setelah terpapar virus. Mereka mengeluh deman sakit kepala, kelelahan dan kelenjar getah bening membesar di leher. Gejala HIV AIDS bias jadi salah satu/lebih dari ini semua biasanya hilang dalam beberapa minggu . Perkembangan penyakit sangat bervariasi setiap orangnya. Kondisi ini dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai lebih dari 10 tahun. Selama periode ini ,virus terus berkembang secara aktif menginfeksi dan memebunuh sel-sel kekebalan tubuh . Sistem kekebalan memungkinkan kita untuk melawan bakteri, virus, dan peyebab infeksi lainnya. Virus HIV menghancurkan sel-sel yang berfungsi sebagai “pejuang” infeksi primer, yang disebut sebagai CD4 + atau sel T4. Setelah system kekebalan melemah gejala HIV/AIDS akan muncul. Gejala AIDS adalah tahap yang paling maju dalam infeksi HIV. Definisi AIDS termasuk semua orang yang terinfeksi HIV yang memeiliki kurang 200 CD4 + sel per mikroliter darah. Adapun tanda-tanda klinis penderita AIDS : 1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan 2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan 3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan 4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis 5. Dimensia/HIV ensefalopati

E. Cara Penularan Virus HIV/AIDS Virus HIV terdapat dalam darah, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua yang berupa cara tubuh yang bersal dari tubuh penderita HIV dapat dipastikan infeksius dan sangat berpotensial untuk menularkan virus ini pada orang lain, termasuk ketika 5

seseorang penderita HIV positif melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Dan bukan tidak mungkin jika pasangan seksual itu juga terjangkit penyakit HIV/AIDS apalagi tidak menggunakan kondom. Baik penderita pria maupun wanita sangat beresiko menularkan virus HIV ini ketika pasangan melakukan hubungan badan, yakni melalu cairan sperma(laki-laki) dan melalu darah menstruasi pada vagina(perempuan). Selain itu HIV juga ditularkan melalui jarum suntik yang digunakan bersamaan dengan penderita HIV dengan yang bukan penderita(kemungkinan besar akan terinfeksi). Dan juga virus HIV bias ditularkan oleh seorang ibu yang positif menderita HIV/AIDS ketika ia hamil dan memberi ASI untuk anakanya.

F. Pencegahan HIV/AIDS Beberapa hal yang bisa dilakukan agar semakin sedikit orang yang terkena, yaitu dengan: 

Menghindari Free Sex sebisa mungkin



Usahakan hanya melakukan hunungan seksual dengan 1 pasangan



Memberikan vaksinanasi jika ibu hamil positif HIV agar bayi kemungkinan kecil terkena HIV



Tidak mendonorkan darah jika sudah terkena HIV

Adapun usaha lain yang dapat dilakukan yaitu : memberikan penyuluhan/informasi kepada seluruh masyarakat tentang HIV/AIDS , melalui penyebaran brosur, poster-poster yang berhubungan dengan HIV/AIDS , dan melalui iklan di media massa baik itu media cetak/ media elektronik.

6

BAB III LAPORAN PENDAHULUAN A. Pengertian Human Imunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis retrovirus yang termasuk dalam family lintavirus, retrovirus memiliki kemampuan menggunakan RNA nya dan DNA penjamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali selama masa inkubasi yang panjang. Seperti retrovirus lainnya HIV menginfeksi dalam proses yang panjang (klinik laten), dan utamanya penyebab munculnya tanda dan gejala AIDS. HIV menyebabkan beberapa kerusakan sistem imun dan menghancurkannya. Hal ini terjadi dengan menggunakan DNA dari CD4+ dan limfosit untuk mereplikasikan diri. Dalam proses itu, virus tersebut menghancurkan CD4+ dan limfosit (Nursalam 2007). HIV adalah sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut terutama limfosit yang memiliki CD4 sebagai sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel limfosit. Karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam mengatasi infeksi yang masuk ke tubuh manusia. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara 1400-1500. Sedangkan pada orang dengan sistem kekebalan yang terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4 semakin lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol) (KPA, 2007). AIDS

adalah

singkatan

dari acquired

immunodeficiency

syndrome dan

menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi virus HIV (Brooks, 2009). Virus HIV ini akan menyerang sel-sel sistem imun manusia, yaitu sel T dan sel CD4 yang berperan dalam melawan infeksi dan penyakit dalam tubuh manusia. Virus HIV akan menginvasi sel-sel ini, dan menggunakan mereka untuk mereplikasi lalu menghancurkannya. Sehingga pada suatu tahap, tubuh manusia tidak dapat lagi mengatasi infeksi akibat berkurangnya sel CD4 dan rentan terhadap berbagai jenis penyakit lain. Seseorang didiagnosa mengalami 7

AIDS apabila sistem pertahanan tubuh terlalu lemah untuk melawan infeksi, di mana infeksi HIV pada tahap lanjut (AVERT, 2011).

B. Etiologi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dianggap sebagai virus penyebab AIDS. Virus ini termaksuk dalam retrovirus anggota subfamili lentivirinae. Ciri khas morfologi yang unik dari HIV adalah adanya nukleoid yang berbentuk silindris dalam virion matur. Virus ini mengandung 3 gen yang dibutuhkan untuk replikasi retrovirus yaitu gag, pol, env. Terdapat lebih dari 6 gen tambahan pengatur ekspresi virus yang penting dalam patogenesis penyakit. Satu protein replikasi fase awal yaitu protein Tat, berfungsi dalam transaktivasi dimana produk gen virus terlibat dalam aktivasi transkripsional dari gen virus lainnya. Transaktivasi pada HIV sangat efisien untuk menentukan virulensi dari infeksi

HIV.

Protein Rev dibutuhkan

virus. Rev membantu

keluarnya

transkrip

untuk virus

ekspresi yang

protein

terlepas

dari

struktural nukleus.

Protein Nef menginduksi produksi khemokin oleh makrofag, yang dapat menginfeksi sel yang lain (Brooks, 2005).

C. Patofisiologi Sel T dan makrofag serta sel dendritik / langerhans ( sel imun ) adalah sel-sel yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) dan terkonsentrasi dikelenjar limfe, limpa dan sumsum tulang. Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) menginfeksi sel lewat pengikatan dengan protein perifer CD 4, dengan bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen grup 120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) menginfeksi sel lain dengan meningkatkan reproduksi dan banyaknya kematian sel T4 yang juga dipengaruhi respon imun sel killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi. Virus HIV dengan suatu enzim, reverse transkriptase, yang akan melakukan pemograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat doublestranded DNA. DNA ini akan disatukan kedalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen. Enzim inilah yang membuat sel T4 helper 8

tidak dapat mengenali virus HIV sebagai antigen. Sehingga keberadaan virus HIV didalam tubuh tidak dihancurkan oleh sel T4 helper. Kebalikannya, virus HIV yang menghancurkan sel T4 helper. Fungsi dari sel T4 helper adalah mengenali antigen yang asing, mengaktifkan limfosit B yang memproduksi antibodi, menstimulasi limfosit T sitotoksit, memproduksi limfokin, dan mempertahankan tubuh terhadap infeksi parasit. Kalau fungsi sel T4 helper terganggu, mikroorganisme yang biasanya tidak menimbulkan penyakit akan memiliki kesempatan untuk menginvasi dan menyebabkan penyakit yang serius. Dengan menurunya jumlah sel T4, maka system imun seluler makin lemah secara progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan menurunnya fungsi sel T penolong. Seseorang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV ) dapat tetap tidak memperlihatkan gejala (asimptomatik) selama bertahun-tahun. Selama waktu ini, jumlah sel T4 dapat berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi mencapai sekitar 200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi. Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi ( herpes zoster dan jamur oportunistik ) muncul, Jumlah T4 kemudian menurun akibat timbulnya penyakit baru akan menyebabkan virus berproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi yang parah. Seorang didiagnosis mengidap AIDS apabila jumlah sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml darah, atau apabila terjadi infeksi opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS.

9

Patway

D. Tanda dan Gejala Menurut Komunitas AIDS Indonesia (2010), gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu gejala mayor (umum terjadi) dan gejala minor (tidak umum terjadi): 1. Gejala mayor: a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan d. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis e. Demensia/ HIV ensefalopati 10

2. Gejala minor: a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan b. Dermatitis generalisata c. Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang d. Kandidias orofaringeal e. Herpes simpleks kronis progresif f. Limfadenopati generalisata g. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita h. Retinitis virus Sitomegalo E. Cara Penularan Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara (Zein, 2006): 1. Seksual Penularan melalui hubungan heteroseksual adalah yang paling dominan dari semua cara penularan. Penularan melalui hubungan seksual dapat terjadi selama senggama laki-laki dengan perempuan atau laki-laki dengan laki-laki. Senggama berarti kontak seksual dengan penetrasi vaginal, anal (anus), oral (mulut) antara dua individu. Resiko tertinggi adalah penetrasi vaginal atau anal yang tak terlindung dari individu yang terinfeksi HIV. 2. Melalui transfusi darah atau produk darah yang sudah tercemar dengan virus HIV 3. Melalui jarum suntik atau alat kesehatan lain yang ditusukkan atau tertusuk ke dalam tubuh yang terkontaminasi dengan virus HIV, seperti jarum tato atau pada pengguna narkotik suntik secara bergantian. Bisa juga terjadi ketika melakukan prosedur tindakan medik ataupun terjadi sebagai kecelakaan kerja (tidak sengaja) bagi petugas kesehatan. 4. Melalui silet atau pisau, pencukur jenggot secara bergantian hendaknya dihindarkan karena dapat menularkan virus HIV kecuali benda-benda tersebut disterilkan sepenuhnya sebelum digunakan. 5. Melalui transplantasi organ pengidap HIV

11

6. Penularan dari ibu ke anak 7. Kebanyakan infeksi HIV pada anak didapat dari ibunya saat ia dikandung, dilahirkan dan sesudah lahir melalui ASI. 8. Penularan HIV melalui pekerjaan: Pekerja kesehatan dan petugas laboratorium. Terdapat resiko penularan melalui pekerjaaan yang kecil namun defenitif, yaitu pekerja kesehatan, petugas laboratorium, dan orang lain yang bekerja dengan spesimen/bahan terinfeksi HIV, terutama bila menggunakan benda tajam (Fauci, 2000).

F. Pencegahan 

Menurut The National Women’s Health Information Center (2009), tiga cara untuk pencegahan HIV/AIDS secara seksual: 1. abstinence (A), artinya tidak melakukan hubungan seks 2. be faithful (B), artinya dalam hubungan seksual setia pada satu pasang yang juga setia padanya 3. condom (C) pada setiap melakukan hubungan seks.



Para pekerja kesehatan hendaknya mengikuti Kewaspadaan Universal (Universal Precaution) yang meliputi: 1. Cara penanganan dan pembuangan barang-barang tajam 2. Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah melakukannya semua prosedur 3. Menggunakan alat pelindung seperti sarung tangan, celemek, jubah, masker dan kacamata pelindung (goggles) saat harus bersentuhan langsung dengan darah dan cairan tubuh lainnya. 4. melakukan desinfeksi instrumen kerja dan peralatan yang terkontaminasi dan penanganan seprei kotor/bernoda secara tepat



Bagi seorang ibu yang terinfeksi HIV bisa menularkan virus tersebut kepada bayinya ketika masih dalam kandungan, melahirkan atau menyusui. Seorang ibu dapat mengambil pengobatan antiviral ketika trimester III yang dapat menghambat transmisi virus dari ibu ke bayi. Seterusnya ketika melahirkan, obat antiviral diberi 12

kepada ibu dan anak untuk mengurangkan risiko transmisi HIV yang bisa berlaku ketika proses partus. Selain itu, seorang ibu dengan HIV akan direkomendasikan untuk memberi susu formula karena virus ini dapat ditransmisi melalui ASI ( The Nemours Foundation, 1995).

G. Penatalaksanaan 1. Obat–obatan Antiretroviral (ARV) bukanlah suatu pengobatan untuk HIV/AIDS tetapi cukup memperpanjang hidup dari mereka yang mengidap HIV. Kombinasi dari ARV berikut ini dapat mengunakan: a. Nucleoside Analogue Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI'), mentargetkan pencegahan protein reverse transcriptase HIV dalam mencegah perpindahan dari viral RNA menjadi viral DNA (contohnya AZT, ddl, ddC & 3TC). b. Non–nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTI's) memperlambat reproduksi dari HIV dengan bercampur dengan reverse transcriptase, suatu enzim viral yang penting. Enzim tersebut sangat esensial untuk HIV dalam memasukan materi turunan kedalam sel–sel. Obat–obatan NNRTI termasuk: Nevirapine, delavirdine (Rescripta), efavirenza (Sustiva). c. Protease Inhibitors (PI) mengtargetkan protein protease HIV dan menahannya sehingga suatu virus baru tidak dapat berkumpul pada sel tuan rumah dan dilepaskan. 2. Pencegahan perpindahan dari ibu ke anak (PMTCT). Dua pilihan pengobatan tersedia untuk mengurangi penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak. Obat–obatan tersebut adalah: a. Ziduvidine (AZT) dapat diberikan sebagai suatu rangkaian panjang dari 14–28 minggu selama masa kehamilan b. Nevirapine: diberikan dalam dosis tunggal kepada ibu dalam masa persalinan dan satu dosis tunggal kepada bayi pada sekitar 2–3 hari.. 3. Post–exposure prophylaxis (PEP) adalah sebuah program dari beberapa obat antiviral, yang dikonsumsi beberapa kali setiap harinya, paling kurang 30 hari, untuk mencegah seseorang menjadi terinfeksi dengan HIV sesudah terinfeksi, baik melalui serangan 13

seksual maupun terinfeksi occupational. Dihubungankan dengan permulaan pengunaan dari PEP, maka suatu pengujian HIV harus dijalani untuk menetapkan status orang yang bersangkutan. Sesudah terkena infeksi yang potensial ke HIV, pengobatan PEP perlu dimulai sekurangnya selama 72 jam, sekalipun terdapat bukti untuk mengusulkan bahwa lebih awal seseorang memulai pengobatan, maka keuntungannya pun akan menjadi lebih besar 4. Vaksin terhadap HIV dapat diberikan pada individu yang tidak terinfeksi untuk mencegah baik infeksi maupun penyakit. Dipertimbangkan pula kemungkinan pemberian vaksin HIV terapeutik, dimana seseorang yang terinfeksi HIV akan diberi pengobatan untuk mendorong respon imun anti HIV, menurunkan jumlah sel-sel yang terinfeksi virus, atau menunda onset AIDS. Namun perkembangan vaksin sulit karena HIV cepat bermutasi, tidak diekspresi pada semua sel yang terinfeksi dan tidak tersingkirkan secara sempurna oleh respon imun inang setelah infeksi primer (Brooks, 2005). 5. Pengendalian Infeksi Opurtunistik, Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi opurtunistik, nasokomial, atau sepsis. Tindakan pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien di lingkungan perawatan kritis

14

BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN A. Identitas Klien Meliputi nama, umur jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, dan lain-lain.

B. Riwayat Kesehatan 1. Keluhan Utama/alasan masuk RS Klien sering mengalami diare, demam berkepanjangan dan nafsu makan berkurang. 2. Riwayat kesehatan sekarang Faktor pencetus HIV/ AIDS adalah sex bebas (seseorang yang terinfeksi hiv/aids), alat/jarum suntik yang terinfeksi darah seorang pengidap hiv) Sifat

Keluhan

(Mendadak/perlahan-lahan/terus

menerus/hilang

timbul

atau

berhubungan dengan waktu) : Terus-menerus, yaitu demam berkepanjangan, sariawan tak kunjung sembuh-sembuh, diare kronik selama 1 bulan terus-menerus. Lokalisasi dan sifatnya (menjalar/menyebar/ berpindah-pindah/ menetap): berpindahpindah tergantung daerah yang terinfeksi. Berat ringannya keluhan (menetap/cenderung bertambah/berkurang): keluhan cenderung bertambah yaitu demam semakin sering, berat badan jadi semakin berkurang, dan sariawan semakin bertambah. Lamanya keluhan : demam berkepanjangan,diare kronik, batuk menetap dan berate badan menurun terjadi selama lebih dari 1 bulan. Upaya yang telah dilakukan : hanya menggunakan obat generic sesuai penyakit yang dialami Diagnose Medik : HIV//AIDS 3.

Riwayat Kesehatan Dahulu Penyakit yang pernah dialami ( jenis penyakit, lama dan upaya untuk mengatasi, riwayat masuk RS) : klien merupakan pecandu narkoba ( pengguna jarum suntik bebas), klien suka merokok dan klien sering melakukan free sex.

15

4. Riwayat Kesehatan Keluarga Penyakit menular atau keturunan dalam keluarga :Keluarga klien tidak ada penyakit keturunan maupun penyakit menular C. Pengkajian Fungsional Gordon 

Pola persepsi dan manajemen Kesehatan Klien menyadari bahwa kesehatannya sangat dipengaruhi oleh pola prilakunya sehari-hari. Hanya saja, klien sering terlena dengan kebiasaannya akibatnya klien menderita suatu penyakit yang sangat ditakuti oleh semua orang. Saat ini, klien mengakui kesalahannya dalam berprilaku, dan klien patuh pada anjuran dokter dalam rangka penyembuhan penyakitnya.



Pola nutrisi metabolik Intake makan dan minum klien menurun. Klien mual, muntah, BB menurun, diare, inkontinensia, perut kram, hepatosplenomegali, kuning



Pola eliminasi Klien mengalami sedikit gangguan dalam pola eliminasi. Baik pola BAK dan pola BAB. Klien sering diare.



Pola aktivitas latihan Klien terlihat lemah, klien mengalami focal motor deifisit. Klien tidak mampu melakukan ADL. Klien agak sulit dalam beraktivitas.



Pola istirahat tidur Klien mengalami gangguan dalam pola tistirahat tidur. Klien susah tidur. Klien berkeringat malam sehingga mengganggu jam tidurnya.



Pola persepsi kognitif Klien mengalami gangguan dalam fungsi penginderaan. Pupil klien mengalami gangguan refleks pupil, photophobia, klien juga mengalami gangguan proses pikir, klien juga mengalami hilang ingatan atau memory.

D. Pemeriksaan Fisik a. Kepala: Sakit kepala, edem muka, ulser pada bibir atau mulut, mulut kering, suara berubah, epsitaksis.

16

b. Neurologis :gangguan refleks pupil, nystagmus, vertigo, ketidakseimbangan , kaku kuduk, kejang, paraplegia. c. Muskuloskletal : focal motor deifisit, lemah, tidak mampu melakukan ADL. d. Kardiovaskuler ; takikardi, sianosis, hipotensi. e. Pernapasan : dyspnea, takipnea, sianosis, menggunakan otot bantu pernapasan, batuk produktif atau non produktif. f. GI: intake makan dan minum menurun, mual, muntah, BB menurun, diare, inkontinensia, perut kram, hepatosplenomegali, kuning. g. Genital : lesi atau eksudat pada genital. h. Integument : kering, gatal, rash atau lesi, turgor jelek, petekie positif.

E. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul 1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, melemahnya otot pernafasan 2. Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan diare berat, status hipermetabolik. 3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hambatan asupan makanan (muntah/mual), gangguan intestinal, hipermetabolik.

17

F. Analisa Data NO 1

DATA

ETIOLOGI

MASALAH

DS: -

Menurunnya ekspansi paru

Pola nafas tidak

DO : -Dispnea; takipnea

dan melemahnya otot

-Periode apnea

efektif

pernafasan

-Pernapasan cuping hidung -Retraksi dinding dada -Sianosis -Kelelahan 2

DS:-

Infeksi pathogen dan

DO: -Diare yang

bakteri di usus yang

intermitten,terus menerus,sering

disebabkan oleh

dengan atau tanpa disertai kram

menurunnya imun tubuh

Defisit volume cairan

abdominalis -Nyeri panggul rasa tebakar saat miksi. -Diare pekat yang sering -Nyeri tekan abdominalis -Lesi atau abses rectal, perianal 3

DS: -

Hambatan dalam asupan

Perubahan nutrisi

DO : -mual dengan atau disertai

nutrisi ( mual dan muntah)

kurang dari

muntah

serta gangguan intestinal

kebutuhan tubuh.

-Disfagia dan nyeri restrosternal saat menelan -Lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih -Kesehatan gigi buruk dengan atau tanpa gigi yang tanggal -Turgor kulit yang buruk

18

G. INTERVENSI NO 1

2

Dx. Tujuan dan NOC Kep 1 Tujuan: Mempertahankan pola nafas yang efektif, dengan kriteria hasil: a. Mempertahankan pola napas yang efektif. b. Tidak mengalami sesak napas /sianosis.

2

Tujuan: Klien akan mempertahankan tingkat hidrasi yang adekuat, dengan kriteria hasil: a. Mempertahankan hidrasi dibuktikan oleh membrane mukosa lembab, tugor kulit baik, b. TTV stabil c. Haluaran urine 19

NIC a. Auskultasi bunyi nafas, tandai daerah paru yang mengalamai penurunan/kehilangan ventilasi , dan munculnya bunyi adventisius. b. Catat kecepatan/kedalaman pernapsan, sianosis, penggunaan otot aksesoris dan munculnya dispnea, ansietas. c. Tinggikan kepala tempat tidur. usahakan pasien untuk berbalik, batuk, menarik napas sesuai kebutuhan. d. Hisap jalan napas sesuai kebutuhan, gunakan tehnik steril dan lakukan tindakan pencegahan. e. Kaji perubahan tingkat kesadaran. f. Kolaborasi pantau/buat kurva hasil pemeriksaan GDA/nadi oksimetri g. Intruksikan untuk menggunakan spirometer insentif. h. Berikan tambahan O2yang dilembabkan melalui cara yang sesuai. a. Pantau tanda-tanda vital, termasuk CVP bila terpasang. b. Catat peningkatan suhu dan durasi demam, berikan kompres hangat sesuai indikasi, pertahankan pakaian tetap kering, kenyamanan suhu lingkungan. c. Kaji turgor kulit,

TTD

adekuat secara pribadi. d. e.

3

3

Tujuan, klien akan menunjukkan peningkatan BB ideal, dengan kriteria hasil: a. Mempertahankan berat badan atau memperlihatkan peningkatan berat badan yang mengacu pada tujuan yg diinginkan. b. Mendemostrasikan keseimbangan nitrogen positif, bebas dari tandatanda malnutrisi dan menunjukan perbaikan tingkat energy.

20

a.

b. c. d.

e.

f.

membrane mukosa dan rasa haus. Timbang BB setiap hari. Catat pemasukan cairan melalui oral sedikitnya 2500 ml/hr. Kaji kemampuan untuk mengunyah, merasakan, dan merasakan dan menelan. Auskultasi bising usus. Timbang berat badan sesuai kebutuhan. Hilangkan rangsang lingkungan yang berbahaya/kondisi yang memperburuk reflek gag. Berikan perawatan mulut, awasi tindakan pencegahan sekresi. Hindari obat kumur yang mengandung alcohol. Rencanakan makan diet bersama pasien/orang terdekat.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulannya adalah bahwa kita harus waspada terhadap virus HIV/AIDS. Makalah di atas juga menjelaskan pengertian, sejarah, cara penularan , gejala-gejal dan pencegahannya. Adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan mengenai makalah ini adalah: 1. HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. 2. AIDS (Acguired Immuno–Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar. 3. Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut. 4. Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS yang ada hanyalah pencegahannya saja. B. Saran Menurut kami sebaiknya anda sebagai pembaca janganlah sampai terkena virus HIV yang menyebabkan penyakit AIDS, karena penyakit ini sungguh berbahaya. Sebaiknya jangan melakukan hubungan seks jika anda belum menikah dan jika mau melakukannya sebaiknya ada memakai pelindung seperti kondom. Jangan juga seringsering berganti pasangan karena itu meningkat resiko terkena HIV/AIDS.

21

Daftar Pustaka



Arief Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta : EGC.

 Bruner & Suddarth.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3. Jakarta : EGC.

 Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta ; EGC.

 http://prasetya92metro.blogspot.com/2012/04/askep-hiv-aids.html 

http://deqwan1.blogspot.com/2013/10/contoh-makalah-tentang-hiv-aids.html



https://www.academia.edu/6373911/MAKALAH_IKM_HIV_AIDS



www.rijalhabibulloh.com/2014/08/makalah-hiv-aids.html



https://rahha.wordpress.com/2008/09/03/hiv-dan-aids/



http://lpkeperawatan.blogspot.co.id/2013/11/laporan-pendahuluan-hivaids.html#.WqPoOmpubIU

22

Related Documents

Tugas Kmb
August 2019 50
Tugas Kmb 3.docx
May 2020 21
Tugas Kmb Iii.docx
December 2019 29
Tugas Kmb Jee.docx
April 2020 23
Tugas Ibu Roes (kmb)
June 2020 21
Tugas Meningitis (kmb).docx
December 2019 34

More Documents from "sun fredrick sijabat"