Tugas Kimia Fisik Klp I.docx

  • Uploaded by: Hartarti Uminah
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Kimia Fisik Klp I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,234
  • Pages: 13
Tugas Kimia Fisik (Kesetimbangan kimia) 1. Diketahui reaksi kesetimbangan : BiCl3 (aq) + H2O(l) ↔ BiOCl (s) + 2 HCl(aq) ΔH = + A kJ Kearah mana setimbang bergeser jika : a. Pada suhu dan tekanan tetap ditambahkan HCl b. Tekanan diperkecil , bagaimana pengaruhnya terhadap konsentrasi HCl c. Volume diperkecil d. Suhu dinaikkan, bagaimana pengaruhnya terhadap konsentrasi HCl e. ditambahkan katalis untuk bagian a – d bagaimana pengaruhnya terhadap konsentrasi BiCl3 5. At temperature of 300 K there is an equilibrium of : 2 HCl(g) + ½ O2(g) ↔ 2 H2O(g) + Cl2(g) Kc = 100 Calculate the value of Kp , if R = 0,082 L.atm/mole.K 9. Diketahui data tentang harga Kc untuk berbagai suhu dari reaksi kesetimbangan : 2 NO2(g) ↔ N2O4(g) Suhu (0C) Kc

100 2,1

250 170

0 1400

Berdasarkan data tersebut jelaskan apakah reaksi tersebut eksoterm atau endoterm ? 13. Dalam suatu ruangan V liter suhu T1K, terdapat dalam keadaan setimbang 4 mol NH3, 7 mol O2,5 mol NO, dan 6 mol H2O menurut reaksi : 4NH3(g) + 5O2(g) 4NO(g) + 6 H2O(g) = - 904,5 kJ H Kemudian suhu sistem diubah menjadi T2K. Pada keadaan setimbang , pada T2K, jumlah mol NO menjadi 6 mol. Manakah suhu yang lebih tinggi T1 atau T2 ? Tentukan susunan kesetimbangan pada T2K.

17. Dalam volume 2 liter terdapat 4,8 mol gas AB yang dibiarkan terurai menurut reaksi : 2 AB (g) ↔ A2 (g) + B2 (g) Jika kesetimbangan dicapai setelah diperoleh 0,8 mol gas B, maka : : a. Tentukan derajat disosiasi AB b. Tentukan harga Kc c. Jika pada kesetimbangan diatas dimasukkan 1,5 mol gas AB, tentukan komposisi zat dalam kesetimbangan yang baru

Jawab : 1.a. ke kiri. [BiCl3] bertambah b. ke kanan. [HCl] bertambah dan [BiCl3] berkurang c. ke kiri. [BiCl3] bertambah d. ke kanan. [HCl] bertambah dan [BiCl3] berkurang e.Tidak terjadi pergeseran kesetimbangan.

5. Dik : Kc = 100 R = 0,082 L.atm/mol.K T = 3000K ∆n = 3 – 2½ = ½ Dit : Kp = ? Peny: Kp = Kc x (RT)∆n = 100 x (0,082 x 300)½ = 100 x (24,6) ½ = 495,98 atm

9. Suhu semakin turun,harga Kc meningkat. Maka reaksi: 2 NO2(g)  reaksi eksoterm.

13. a. Reaksi

N2O4(g)

merupakan

: 4NH3(g) + 5O2(g)  4NO(g) + 6H2O(g)

Mula-mula

: 8 mol

12 mol

1 mol

Reaksi

: -4 mol

-5 mol

+4 mol

+6 mol

Kesetimbangan pada T1

: 4 mol

7 mol

5 mol

6 mol

Kesetimbangan pada T2 :

-

6 mol

Jika diketahui bahwa pada T2 mol NO meningkat menjadi 6 mol berarti reaksi bergeser ke kanan. Karena reaksi eksoterm, untuk menggeser reaksi ke kanan (menambah produk) diperlukan suhu sistem yang lebih rendah, jadi T1 > T2.

b. Komposisi kesetimbangan yang baru. Reaksi

: 4NH3(g) + 5O2(g)  4NO(g) + 6H2O(g)

Mula-mula

: 8 mol

12 mol

1 mol

Reaksi

: -5 mol

-6,25 mol

+5 mol

Kesetimbangan pada T2

:

3 mol

2 AB(g)  A2(g) + B2(g)

17. Reaksi Mula-mula :

4,8

-

-

terurai

:

1,6

0,8

0,8

Setimbang :

3,2

0,8

0,8

a. α = jumlah mol zat yang terurai jumlah mol zat mula-mula = 1,6 4,8 = 0,33 b.

Kc = [A2][B2] [AB]2 = (0,8 ) (0,8 ) 2 2 (3,2 ) 2

2

= (0,4)(0,4) 2,56 = 0,0625

c. Kesetimbangan ke-2 : Reaksi : 2AB 3,2+1,5

 A2 + B2 0,8 0,8

5,75 mol

6 mol

+7,5 mol 7,5 mol

Mula-mula Terurai Setimbang

: 2AB 4,7 : 2x : 4,7-2x

Kc = (0,8+x)2 (4,7-2x)2 0,0625= (0,8+x)2 (4,7-2x)2 0,25 = 0,8+x 4,7-2x

 A2 + 0,8 x 0,8+x

B2 0,8 x 0,8+x

1. Perubahan konsentrasi Bila suatu sistem kesetimbangan konsentrasi salah satu komponen dalam sistem ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari arah penambahan itu, dan bila salah satu komponen dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pengurangan itu. Contoh : Pada sistem kesetimbangan antara larutan Fe3+ (kuning) , SCN 2- (tak berwarna) dengan FeSCN2+ (merah ), dengan reaksi kesetimbangan :

Jika ke dalam sistem tersebut ditambahkan larutan SCN2- maka campuran akan semakin merah, karena SCN– yang ditambahkan akan bereaksi dengan Fe3+ dalam sistem dan membentuk FeSCN 2+ , ini berarti terjadi pergeseran kesetimbangan ke arah kanan, yang berakibat bertambahnya [FeSCN 2-] dan berkurangnya [ Fe3+ ] Dengan menggunakan hukum kesetimbangan dapat dijelaskan sebagai berikut, untuk reaksi setimbang:

Pada suhu yang tetap adalah tetap. Jika pada suhu yang sama ditambahkan ion SCN– , maka [SCN –] bertambah besar, sehingga

Dengan bertambahnya [SCN – ] Harga K2 menjadi lebih kecil daripada K1, karena harga K tetap pada suhu yang tetap, maka untuk mendapatkan harga K1 = K2 , [Fe3+] akan berkurang bersamaan dengan bertambahnya [FeSCN2+], dan itu berarti terjadi pergeseran kesetimbangan kekanan. Hal yang sebaliknya bila [Fe3+ ] dikurangi (misalnya dengan mengikat Fe3+ dengan ion HPO4 2–) akan mengakibatkan K2 lebih besar daripada K1, dan untuk mengubah harga K2 agar menjadi sama dengan K1 konsentrasi ion Fe3+ akan bertambah bersamaan dengan bertambahnya ion FeSCN2+, dan itu berarti kesetimbangan bergeser kekiri. 2. Perubahan Volume

Bila Sistem Kesetimbangan ,

Volumenya diperbesar dua kali dengan cara menambahkan air kedalamnya maka warna merahnya menjadi lebih muda, ini menunjukkan bahwa [FeSCN2+] berkurang sedangkan [Fe3+] dan [SCN – ] bertambah, atau kesetimbangan bergeser kekiri. Dengan menggunakan hukum kesetimbangan peristiwa tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut,

Dengan penambahan air sehingga volume larutan menjadi dua kali lebih besar, maka konsentrasi masing-masing komponen akan mengalami perubahan sebagai berikut, [Fe3+] menjadi = [Fe3+]/2 [SCN –] menjadi = [ SCN–]/2 [FeSCN2+] menjadi = [FeSCN2+]/2 maka setelah volume diperbesar didapat harga K2,

Sehingga K2 menjadi lebih besar daripada K1. Karena suhunya tetap K1 = K2, maka untuk mendapatkan harga K1 sama dengan K2 konsentrasi ion FeSCN2+ akan berkurang dan disertai dengan bertambahnya konsentrasi ion Fe3+ dan SCN — , dan itu berarti kesetimbangan bergeser kekiri. Marilah sekarang dengan cara yang sama kita selidiki untuk kesetimbangan,

Sebelum diadakan perubahan volume harga tetapan kesetimbangannya adalah K1

Setelah volumenya diperbesar menjadi dua kali lebih besar maka terjadi perubahan konsentrasi sebagai berikut, [ HI [H2 ] [I2 ] menjadi = [ I2 ]/2

]

menjadi menjadi

= =

harga tetapan kesetimbangan setelah diadakan perubahan volume menjadi K2

[HI]/2 [H2]/2

ni menunjukkan bahwa adanya perubahan volume tidak menyebabkan pergeseran kesetimbangan untuk reaksi diatas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, 

Bila suatu reaksi jumlah molekul-molekul atau partikel-partikel sebelum dan sesudah reaksi sama perubahan volume tidak merubah harga K.  Untuk reaksi yang jumlah partikel – partikel sebelum dan sesudah reaksi tidak sama maka,  Bila Volume diperbesar kesetimbangan akan bergeser menuju ke ruas yang jumlah molekul atau partikel (jumlah koefisien reaksi) yang besar.  Bila Volume diperkecil kesetimbangan akan bergeser menuju ke ruas yang jumlah molekul atau partikel (jumlah koefisien reaksi) yang kecil. 3. Perubahan Tekanan Perubahan tekanan akan berpengaruh pada konsnetrasi gas-gas yang ada pada kesetimbangan, oleh karena itu pada sistem reaksi setimbang yang tidak melibatkan gas perubahan volume tidak menggeser letak kesetimbangaan. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan tekanan terhadap sistem kesetimbangan gas dapat diingat kembali tentang persamaan gas ideal PV = n RT P = (n/V ) RT Dari persamaan itu menunjukkan bahwa perubahan tekanan akan berakibat yang sebaliknya dengan perubahan volume, artinya bila tekanan diperbesar akan sama pengaruhnya dengan bila volume diperkecil dan sebaliknya bila tekanan diperkecil akan berakibat yang sama dengan bila volume diperbesar. Jadi dapat disimpulkan bahwa, 

Untuk reaksi kesetimbangan yang jumlah partikel sebelum reaksi sama dengan jumlah partikel sesudah reaksi, perubahan tekanan tidak akan merubah harga K.  Untuk reaksi kesetimbangan yang jumlah partikel sebelum reaksi tidak sama dengan jumlah partikel sesudah reaksi jika,  Tekanan diperbesar kesetimbangan akan bergeser ke jumlah partikel yang kecil  Tekanan diperkecil kesetimbangan akan bergeser ke jumlah partikel yang besar Perhitungan jumlah partikel ini hanya dilakukan terhadap komponen kesetimbangan yang mudah berubah konsnetrasinya, artinya untuk kesetimbangan heterogen jumlah partikel hanya dihitung untuk zat-zat yang masuk pada rumusan harga tetapan kesetimbangan. 4. Perubahan Suhu

Perubahan suhu pada suatu reaksi setimbang akan menyebabkan terjadinya perubahan harga tetapan kesetimbangan (K). Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan suhu terhadap pergeseran kesetimbangan berikut disajikan data harga K untuk berbagai suhu dari dua reaksi kesetimbangan yang berbeda, Tabel 2. Harga Kp pada Berbagai Suhu untuk Reaksi Setimbang

Dari kedua tabel tersebut terdapat perbedaan, pada reaksi pertama jika suhunya diperbesar harga Kp makin kecil, ini berarti zat hasil makin sedikit yang diakibatkan oleh terjadinya pergeseran reaksi kekiri. Pada reaksi kedua justru terjadi sebaliknya, yaitu bila suhunya diperbesar harga harga Kp menjadi makin besar, berarti jumlah zat hasil makin banyak yang diakibatkan terjadinya pergeseran kesetimbangan kekanan. Perbedaan dari kedua reaksi tersebut adalah harga perubahan entalpinya. Untuk reaksi pembentukan gas NH3 perubahan entalpinya negatif (Reaksi endoterm) yang menunjukkan bahwa reaksi kekanan melepaskan kalor. Sedangkan pada reaksi antara gas H2 dengan gas CO2 harga perubahan entalpinya berharga postip (Reaksi endoterm) yang menunjukkan bahwa reaksi kekanan adalah reaksi yang menyerap kalor. Dengan demikian pergeseran reaksi kesetimbangan akibat perubahan suhu ditentukan oleh jenis reaksinya endoterm atau eksoterm. Menurut Azas Le Chatelier , JIka sistem dalam keadaan kesetimbangan terjadi kenaikan suhu, maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan ke arah reaksi yang menyerap kalor (ΔH positif). 5. Penambahan Katalisator pada Reaksi Setimbang Reaksi pembuatan amonia dengan reaksi,

pada suhu 100 C akan mencapai keadaan setimbang bertahun – tahun. Bila kedalam reaksi tersebut diberi katalis kesetimbangan akan dapat tercapai hanya dalam waktu 5 menit sampai 10 menit. Dengan demikian katalisator dapat mempercepat tercapainya suatu keadaan setimbang. Apakah pengaruhnya jika suatu reaksi yang sudah dalam keadaan setimbang ditambahkan katalistor ke dalamnya. Katalisator akan mempercepat laju reaksi pembentukan NH3 tetapi sekaligus juga akan mempercepat laju reaksi peruraiannya menjadi gas N2 dan gas H2. Pengaruh ini sama kuatnya, dengan demikian dalam reaksi kesetimbangan katalisator tidak terjadi pergeseran letak kesetimbangan tetapi hanya mempercepat tercapainya keadaan setimbang.

1. Kesetimbangan Homogen Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan kimia dimana seluruh zat yang terlibat dalam persamaan reaksi mempunyai wujud sama. Misalnya,

1.1. Kesetimbangan antara gas-gas Contoh :

N2(g) + 3H2(g) ↔ 2 NH3(g) 1.2. Kesetimbangan antara ion-ion dalam larutan Contoh :

Fe3+(aq) + SCN-(aq) ↔ Fe(SCN)2+(aq) 2. Kesetimbangan Heterogen Kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan kimia dimana zat-zat yang terlibat dalam persamaan reaksi mempunyai wujud berbeda-beda. Misalnya, 2.1. Kesetimbangan dalam sistem padat dan gas Contoh :

CaO(s) + SO2(g) ↔ CaSO3(s)

A. Kesetimbangan Kimia Bersifat Dinamis. Reaksi setimbang adalah reaksi yang berlansung secara dua arah atau reaksi yang berlansung bolak-balik. Reaksi setimbang berlansung secara dinamis, berlansung secara terus-menerus tanpa henti denagn konsentrasi zat berlansung pada arah reaksinya. 1. Reaksi Satu Arah (Irreversible) Reaksi yang berlansung searah, atau reaksi yang tidak dapat balik, artinya: zat-zat hasil reaksi tidak dapat kembali membentuk zat pereaksi. Contohnya kertas yang terbakar, tidak mungkin menjadi kertas lagi. Ciri-ciri reaksi satu arah sebagai berikut : 1.

Reaksi ditulis dengan satu anak panah ( → )

2.

Reaksi berlansung satu arah dari kiri ke kanan.

3.

Zat hasil reaksi tidak dapat dikembalikan seperti zat mula-mula.

4.

Reaksi baru berhenti apabila salah satu atau semua reaktan habis.

Contoh: 1. NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) Pada reaksi tersebut NaOH habis bereaksi denagn HCl membentuk NaCl dan air. NaCl dan air tidak dapat bereaksi kembali menjadi NaOH dan HCl. 2. Mg(s) + 2 HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) Mg habis bereaksi denagn HCl membentuk MgCl2 dan gas H2. MgCl2 dan H2 tidak dapat bereaksi kembali membentuk Mg dan HCl.

2. Reaksi Bolak-balik ( Reversible) Reaksi yang berlansung dua arah, dan zat-zat hasil reaksi dapat kembali membentuk zat pereaksi. Kesetimbangan dinamis dapat terjadi bila reaksi yang terjadi merupakan reaksi bolak-balik. Contohnya: es mencair, memasak air dalam wadah tertutup, air hujan, dan lain-lain. Ciri-ciri reaksi bolak-balik sebagai berikut : 1.

Reaksi ditulis dengan dua anak panah ( ↔ )

2.

Reaksi berlansung dari dua arah, yaitu dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri.

3.

Zat hasil reaksi dapat dikembalikan seperti zat mula-mula.

4.

Reaksi tidak pernah berhenti karena komponen zat tidak pernah habis.

Contoh: Reaksi : PbSO4(s) + 2NaI(aq) → PbI2(s) + Na2SO4(aq) Endapan PbI yang ternebtuk dapat direaksikan denagn cara menambahkan larutan Na2SO4 berlebih. PbI2(s) + Na2SO4(aq) → PbSO4(s) + 2NaI(aq) Dalam menuliskan reaksi bolak-balik, kedua reaksi dapat digabungkan sebagai berikut: + 2NaI(aq) ↔ PbI2(s) + 2NaI(aq)

PbSO4(s)-

B. Jenis Kesetimbangan Berdasarkan Wujud. Berdasarkan wujud zat yang ada dalam keadaan setimbang, reaksi kesetimbangan terdiri dari dua jenis, yaitu kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. 1.

Kesetimbangan Homogen

Kesetimbangan homogen adalah suatu kesetimbangan yang didalamnya terdapat zat-zar dengan wujud yang sama, terdiri dari: a. Kesetimbangan antara larutan dan larutan Contoh: Fe3+(aq) + SCN(aq) → Fe(SCN)(aq) b. Kesetimbangan anatar gas dan gas Contoh : 2SO2(g) + O2(g) → 2SO2(g) N2(g) + O2(g) → 2NO(g) 2. Kesetimbangan Heterogen Kesetimbangan Heterogen adalah kesetimbngan yang di dalamnya terdapat zat-zat dengan wujud yang berbeda, terdiri dari: 1. Kesetimbangan antara padat dan gas merupakan kesetimbangan yang di dalamnya terdapat zat padat dan zat gas Contoh: CaCO3(s) ↔

CaO(s) + CO2(g)

2. Kesetimbangan antara gas dengan cair merupakan kesetimbangan yang di dalamnya terdapat zat gas dan zat cair Contoh: H2O(g) ↔ H2O(l) 3. Kesetimbangan antara padat dengan larutan merupakan kesetimbangan yang di dalamnya terdapat zat padat dan zat larutan Contoh: AgCl(s) ↔

Ag+(aq) + Cl–(aq)

4. Kesetimbangan antara gas, zat cair, dan zat padat merupakan kesetimbangan yang di dalamnya terdapat zat gas, zat cair dan zat gas Contoh: NaHCO3(s) ↔

Na2CO3(s) + H2O(l) + CO2(g)

Faktor-faktor yang Dapat Mempengaruhi Kesetimbangan. Pergeseran kesetimbangan dapat dijelaskan berdasarkan azas yang dirumuskan oleh Henry Louis Le Chatelier yang dikenal dengan azas Le Chatelier. ”jika terhadap keadaan kesetimbangan dilakukan aksi, maka kesetimbangan akan bergeser untuk menghilangkan pengaruh aksi tersebut dengan membentuk kesetimbangan yang baru”. Reaksi dalam keadaan setimbang akan selalu berusaha berada dalam keadaan setimbang sehingga jika ada gangguan , maka kan berusaha mengalami reaksi / pengaruh agar kesetimbangan tercapai kembali. Azas Le Chatelier berbunyi ”jikadiberi dia memberi, jika diambil dia mengambil”. 1. Perubahan Konsentrasi. Jika konsentrasi zat diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser menjauhi zat yang ditambah konsentrasinya. Jika konsentrasi zat diperkecil, maka reaksi akan bergeser mendekati zat yang konsentrasinya dikurangi. Pada persamaan reaksi kesetimbangan berikut: A ↔ B

 

Jika konsentrasi A ditambah, kesetimbangan bergeser ke arah B, dan sebaliknya. Jika konsentrasi A dikurangi, kesetimbangan bergeser dari B ke A, dan sebaliknya. Contoh soal: Diketahui reaksi kesetimbangan : BiCl3(aq) + H2O(aq) ↔ BiOCl(s) + 2 HCl(aq) Kemana kesetimbangan bergeser jika pada temperatir tetap: a. BiCl3 ditambah, dan b. HCl dikurangi. Jawab: 1. Jika BiCl3 ditambah maka pergeseran kesetimbangan bergeser dari arah BiCl, jadi dari kiri ke kanan. 2. Jika HCl dikurangi maka kesetimbangan bergeser ke arah HCl, jadi dari kiri ke kanan. 2. Perubahan Volume atau Perubahan Tekanan. Menurut hukum gas ideal, tekanan berbandung terbalik dengan volume.

 

Jika tekanan diperbesar, volume mnegecil, reaksi bergeser ke jumlah koefisien kecil. Jika tekanan diperkecil, volume membesar, reaksi bergeser ke jumlah koefisien besar. Contoh: N2(g) + 3H2(g) ↔ 2 NH3(g)



Jika tekanan diperbesar, reaksi bergeser ke kanan. Di kiri koefisien molekulnya = 4, sedangkan sebelah kanan koefisiennya = 2. maka reaksi bergeser ke arah koefisien yang lebih kecil yaitu sebelah kanan.  Jika volume diperbesar, reaksi bergeser ke kiri kejumlah koefisien yang lebih besar. Kesimpulan: Jika volume diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih besar. Jika volume diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih kecil. 3. Pengaruh Perubahan Suhu Jika suhu dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang membutuhkan kalor yaitu ke reaksi endoterm. Jika suhu diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang membebaskan kalor yaitu ke reaksi endoterm. Contoh: N2(g) + 3H2(g) ↔ 2 NH3(g)

ΔH = -92 KJ

Jika temperatur diturunkan, ke arah mana kesetimbangan bergeser, dan bagaimana pengaruhnya terhadap konsentrasi N2, H2, dan NH3? Jawab: Jika temperatur diturunkan mak kesetimbangan akan bergeser dari kiri ke kanan, ke arah reaksi aksoterm. Akibatnya konsentrasi N2, dan H2 berkurang, sedangkan NH3bertambah. 4. Pengaruh Katalis Katalis tidak menyebabkan kesetimbangan bergeser, melainkan hanya mempercepat tercapainya kesetimbangan. Hal itu karena katalis mempercepat laju reaksi, baik ke kiri maupun ke kanan dengan pengaruh yang sama.

Kesetimbangan kimia dalam bidang industri Dalam dunia industri, kesetimbangan kimia banyak dipergunakan khususnya dalam pembuatan gas maupun produk-produk industri lainnya. Proses Haber, merupakan proses pembuatan amoniak dari gas Nitrogen dan Hidrogen. N2 + 3 H2 ⇄ 2 NH3 ΔH = -22.13 kkal Persamaan ini mengindikasikan bahwa 2 mol amoniak terbentuk dari 1 mol gas N2 dan 3 mol gas H2, dari persamaan ini juga mengindikasikan bahwa reaksi adalah eksoterm, sehingga amoniak akan terbentuk dengan baik pada suhu rendah. Namun pada suhu rendah reaksi berjalan lambat. Usaha untuk meningkatkan jumlah dengan kecepatan yang cukup dilakukan dengan mengatur tekanan dan suhu dan menambahkan katalisator. Untuk proses yang optimal didapat dengan mengatur suhu sebesar 500ºC dan dengan tekanan 350 atm, dengan kondisi ini didapatkan produk amoniak sebesar 30%. Proses Kontak Proses kontak dipergunakan oleh industri untuk memproduksi asam sulfat. Proses berlangsung dalam dua tahap reaksi. Tahap pertama, pembentukan gas belerang trioksida: 2SO2(g) + O2(g) ⇄ 2 SO3(g) ΔH = -94.97 kkal dilanjutkan dengan melarutkan gas belerang trioksida ke dalam air, sesuai dengan reaksi: SO3(g) + H2O(g) ⇄ H2SO4 (l) Belerang trioksida merupakan produk yang vital sebagai bahan pembentuk asam sulfat. Dari persamaan reaksi di atas diketahui reaksi bersifat eksoterm. Reaksi lebih baik berlangsung pada suhu rendah, namun reaksi ini berjalan sangat lambat. Untuk mempercepat reaksi pembentukan belerang trioksida dipergunakan katalisator Vanadium oksida (V2O5) dan berlangsung pada suhu 400ºC. Dalam industri makanan, reaksi kesetimbangan juga berlangsung, seperti pada pembuatan tape, dan minuman beralkohol, Pada prinsipnya yang dipergunakan adalah ragi atau jamur, selanjutnya ragi menghasilkan enzim pembongkar karbohidrat membentuk molekul kecil glukosa dan fruktosa. Namun dalam prosesnya juga dihasilkan senyawasenyawa lain seperti alkohol, aldehid yang menyebabkan aroma minuman atau tape menjadi harum. Selain itu enzim juga dapat mengoksidasi secara sempurna dan dihasilkan asam-asam karboksilat. Sehingga kita juga rasakan tape yang terasa asam. Jika kita coba mencermati, maka kita dapat menemukan bahan makanan atau bumbu masak yang lain yang merupakan produk hasil dari reaksi kesetimbangan dan juga zat-zat yang berfungsi sebagai katalisator.

Ciri-Ciri Kesetimbangan kimia  

Hanya terjadi dalam wadah tertutup, pada suhu dan tekanan tetap Reaksinya berlangsung terus-menerus (dinamis) dalam dua arah yang berlawanan

  

Laju reaksi maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi balik (ke kiri) Semua komponen yang terlibat dalam reaksi tetap ada Tidak terjadi perubahan yang sifatnya dapat diukur maupun diamati. Katalis Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat atau memperlambat reaksi. Katalis sengaja ditambahkan dalam jumlah sedikit ke dalam suatu sistem reaksi untuk mempercepat reaksi. Pada reaksi akhir, zat katalis diperoleh kembali dalam bentuk zat semula. Dalam suatu reaksi, katalis tidak mengalami perubahan kimia (tidak ikut bereaksi). Katalis juga tidak dapat memicu reaksi, tetapi hanya membantu reaksi yang berlangsung lambat menjadi cepat. Katalis bekerja dengan cara turut terlibat dalam setiap tahap reaksi dengan cara mengubah mekanisme reaksi, tetapi pada akhir tahap, katalis terbentuk kembali. Katalis yang memperlambat reaksi disebut inhibitor. Jenis-jenis katalis dibagi menjadi tiga jenis, yaitu katalis homogen, katalis heterogen, dan biokatalis (enzim):



 

Katalis Homogen: Katalis homogen adalah katalis yang wujudnya sama dengan wujud zat-zat pereaksi. Katalis homogen berfungsi sebagai zat perantara (fasilitator). Katalis homogen bekerja dengan cara berinteraksi dengan partikel pereaksi membentuk fase transisi. Selanjutnya, fase transisi bergabung dengan pereaksi lain membentuk produk, dan setelah produk dihasilkan katalis beregenerasi menjadi zat semula. Katalis Heterogen: Katalis heterogen adalah katalis yang wujudnya berbeda dengan pereaksi. Katalis heterogen bekerja pada pereaksi berupa gas atau cairan, dan reaksi katalis terjadi pada permukaan katalis. Katalis heterogen biasanya berbentuk padatan. Biokatalis (enzim): Enzim adalah katalis yang mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam makhluk hidup. Terdapat bermacam-macam enzim, dan masing-masing enzim hanya dapat mengkatalis satu reaksi tertentu.

Related Documents


More Documents from "adelia dwi yanti"