Tugas Keselamatan Industri: Hazard

  • Uploaded by: septiadhi wirawan
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Keselamatan Industri: Hazard as PDF for free.

More details

  • Words: 1,208
  • Pages: 7
TUGAS KESELAMATAN INDUSTRI STRUCTURAL HAZARD

Disusun oleh : Akbar Husein R (06/198049/TK/32208) Eddy Himawan S (06/196307/TK/31996)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2009

Definisi dari bahaya struktural adalah dampak negatif dari segala bentuk konstruksi fisik yang dapat menyebabkan ancaman, bahaya ataupun bencana di industri. structural measures adalah segala konstruksi fisik untuk mengurangi atau menghindarkan kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh ancaman, bahaya, atau penerapan teknik-teknik rekayasa untuk mewujudkan ketangguhan dan daya tahan strukturstruktur atau sistem-sistem. Pembahasan structural disini tergolong dalam 2 kategori, yaitu : 1. Struktur bangunan 2. Struktur susunan peralatan dalam industry

Untuk permasalahan pertama pembahasan tentang struktur bangunan meliputi : Langkah-langkah struktural/nonstruktural (Structural/non structural measures): –

Langkah-langkah struktural (Structural measures): Segala konstruksi fisik untuk mengurangi atau menghindarkan kemungkinan dampak yang ditimbulkan oleh ancaman bahaya, atau penerapan teknik-teknik rekayasa untuk mewujudkan ketangguhan dan daya tahan struktur-struktur atau sistemsistem.



Langkah-langkah nonstruktural (non structural measures): Segala langkah yang tidak melibatkan konstruksi fisik yang menggunakan pengetahuan, praktik atau kesepakatan untuk mengurangi risiko dan dampak, khususnya melalui kebijakan dan hukum, peningkatan kesadaran masyarakat, pelatihan dan pendidikan. Bahaya struktural terjadi ketika pengendali proses memerlukan dua atau lebih instruksi dalam waktu yang bersamaan.

Berikut merupakan kutipan permasalahan yang berhubungan dengan struktur bangunan di industri yang dikutip dari Koran ‘Rakyat Merdeka’ Akibat robohnya empat tower saluran udara tegangan tinggi 150 KV Garuda SaktiDuri di Riau, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero) diperkirakan mengalami kerugian mencapai Rp 4-5 miliar. Kerugian tersebut hanya mencakup biaya pembangunan kembali tower permanen dan tower darurat (emergency tower) atau belum menghitung potensi kerugian akibat

kehilangan kesempatan menjual listrik hingga 3,2 juta KwH selama empat hari. Hal tersebut diungkapkan Direktur Transmisi dan Distribusi PLN Herman Darnel Ibrahim, dalam siaramn pers yang diterima Situs Berita Rakyat Merdeka di Jakarta. Menurutnya, dari pemeriksaan sementara ditemukan 10 batang diagonal yang digergaji dan 19 batang diagonal sudah terbuka bautnya pada T 317 oleh orang tidak dikenal (OTK). Menurut Herman, saat ini pihaknya telah meminta kepada pihak kepolisian setempat untuk melakukan penyelidikan penyebab robohnya T 317 yang membuat tiga tower lainnya T 318, T 319, T 320 ikut roboh. Dikatakannya, akibat kejadian itu Gardu Induk (GI) Duri (22 MW), GI Dumai (24 MW), dan GI Bagan Batu (7 MW) padam sekitar 53 MW. "Kami minta maaf akibat ini sebanyak 75.700 pelanggan akan mengalami mati listrik selama empat hari dengan energy loss opportunity sebesar 840 MwH per hari, tapi kami akan upayakan fasilitas umum seperti rumah sakit, pom bensin, dan tempat ibadah tetap beroperasi, kami akan nyalakan lebih dari sembilan genset," janjinya. Menurutnya, mulai Jumat (16/2) pagi pembangunan tower darurat dengan panjang 1,5 kilometer akan selesai pada Senin (19/2) dan mampu mensuplai 50 MW. "Jadi pada Selasa semuanya akan kembali normal, tentunya apabila cuaca cerah akan berjalan lancar karena di sana wilayahnya becek dan berawa, sementara pembangunan tower permanen butuh tiga bulan, biayanya untuk dua hal itu Rp 4-5 miliar," jelasnya. Biaya termasuk untuk menyalakan genset dan lain-lain. Selain genset, kata Herman, pihaknya juga mengoperasikan sejumlah pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) kapasitas 5 MW yang diharapkan mampu melayani 5.000 pelanggan. "Kami akan layani pelanggan secara bergantian setiap 3 jam," jelasnya. Diketahui GI Duri melayani 34.000 pelanggan dan potensi jual listrik 350.000 KwH per hari, GI Bagan Batu melayani 4.700 pelanggan dan potensi jual listrik 110.000 KwH per hari, GI, Dumai melayani 37.000 pelanggan dan potensi jual listrik 380.000 KWH per hari.

SUTTI Garuda Sakti-Duri dioperasikan pada 2001 dengan kondukstor ACSR 1x240 mm2 jaraknya 2 kilometer dari jalan raya. Lokasi dari GI Dumai 1,5 kilometer dan 128 kilometer dan GI Garuda Sakti. Menurut Herman, peristiwa tower roboh pernah juga terjadi di Kalimantan Selatan, Jawa Tengah, Cilegon, dan Aceh. "Atas kejadian ini kami akan memberikan kompensasi pada pelanggan berupa pemotongan biaya beban hingga 10 persen," terangnya. Berdasarkan contoh di atas sumber permasalahan diatas bisa meliputi : –

Kriminalitas dari oknum yang ingin mengambil keuntungan



Kurang kuatnya struktur bangunan tower

Penanggulangan terhadap bahaya struktural bangunan : –

Melakukan pengecekan kondisi bangunan fisik dalam selang waktu tertentu.



Melakukan perenovasian bangunan fisik yang sudah rusak



Mendirikan konstruksi fisik yang kokoh agar terhindar dari ancaman bahaya



Melakukan pengawasan yang lebih ketat

Penanganan terhadap dampak dari struktural bangunan : –

Bila ada orang yang tertimpa bangunan yang runtuh maka segera dibantu memindahkan bangunan yang menimpanya dan bila mengalami luka serius dibawa ke rumah sakit agar diberikan pertolongan



Segera memperbaiki tower yang ada agar penyaluran listrik ke masyarakat berlangsung dengan baik dan tidak terganggu

Permasalahan kedua mengenai struktur susunan peralatan yaitu :

Indonesia sejak era tahun 60-an dikenal sebagai negara penghasil minyak atsiri terbesar di dunia terutama minyak atsiri nilam dan hingga sekarang minyak atsiri nilam dari Indonesia masih sangat dikenal di pasar dunia. Produk ini mempunyai orientasi export. Minyak atsiri nilam digunakan di industri parfum sebagai zat pengikat aroma dan perannya belum mampu digantikan oleh zat sintetis, sehingga kebutuhan minyak atsiri nilam di dunia besar sekali. Selain digunakan di industri parfum minyak atsiri nilam juga digunakan di industri kosmetik dan farmasi. Selain nilam, komoditas yang bisa diambil minyak atsirinya antara lain : daun cengkeh, bunga melati, serei dll, minyak atsiri dari komoditas ini digunakan utk bahan di industri farmasi dan di manfaatkan untuk aroma terapi. Kami menawarkan Pembangunan Industri Minyak Atsiri secara Komprehensif mulai konstruksi pabrik, mesin pengolahan atsiri hingga instalasi pengolahan limbah. Untuk proses pengolahan ada beberapa macam al : Destilasi, Refine atau CO2 extract - Produk yang dihasilkan dalam bentuk Minyak Atsiri. - Bahan Baku : daun nilam, daun cengkeh, serei, melati dll. - Kapasitas Bahan Baku : Menyesuailan sesuai permintaan. Contoh Mesin Pengolahan Atsiri Nilam : Penyedia segala perlengkapan industri kecil, menengah dan besar Spesifikasi (Kapasitas kecil) : 1. Jenis : Sistem Kukus Dimesi Mesin : (DxT) 76.5 x 175 cm Bahan Utama : Stainlees Steel 2 mm, 304 (Las Argon, halus) Bahan Rangka : Pipa besi Kapasitas : 50-80 kg/batch (6jam) Pemanas : LPG/Minyak tanah/Kayu Bakar/batubara

Kelengkapan : Pemisah minyak, pendingin Garansi : 6 bulan Berat alat : Sekitar <1 ton 2. Jenis : Sistem Boiler Dimesi Mesin : (DxT) 76.5 x 175 cm Bahan Utama : Stainlees Steel 2 mm, 304 (Las Argon, halus) Bahan Rangka : Pipa besi Kapasitas : 50-80 kg/batch (6jam) Pemanas : pembangkit steam (boiler) Kelengkapan : Pemisah minyak, pendingin, isolator Garansi : 6 bulan Berat alat : Sekitar 1 ton Tangki : sistem molen Berdasarkan susunan alat di industri minyak atsiri perlu adanya perlatan komponen tambahan seperti condenser dan komputerisasi untuk pendeteksi suhu dan tekanan operasi yang bekerja pada proses. Bila alat pengendali tidak berfungsi dengan baik, dan variable takanan dan suhu operasi melewati batas yang ditentukan akan terjadi hal yang tidak diinginkan salah satunya hasil minyak yang dihasilkan tidak sesuai yang diharapkan dan alat bisa rusak dan akan menggangu proses. Berdasarkan contoh di atas sumber permasalahan diatas bisa meliputi : –

Tidak berfungsinya alat dengan baik



Kondisi operasi mengalami over design

Penanggulangan terhadap bahaya struktural bangunan : –

Melakukan pengecekan kondisi peralatan dalam selang waktu tertentu.



Melakukan penggantian alat yang sudah rusak



Melakukan pengecekan alat dalm periode tertentu



Melakukan pengawasan yang lebih ketat pada proses

Penanganan terhadap dampak dari struktural susunan alat: –

Bila peralatan mengalami kerusakan yang fatal dan menggangu proses sehingga mengakibatkan kerugian maka sebaiknya proses dihentikan



Segera memperbaiki peralatan agar dapat berfungsi dengan baik dan tidak terganggu

Related Documents


More Documents from "Annyssa Maylia"