Tugas Kesehatan Reproduksi Lansia.docx

  • Uploaded by: ARINI SETIAWATY
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Kesehatan Reproduksi Lansia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,875
  • Pages: 23
Menopause dan Andropause

Kelompok 4 Mata Kuliah: Kesehatan Reproduksi Lansia Dosen Pengajar: Tarianna Ginting,SKM.,M.Kes Disusun oleh: 1.Agreyes Ganika Bangun(173313010001) 2.Arini Setiawaty Pardede(173313010005) 3.Endah Ansylla Panggabean(173313010022) 4.Aisyah Pratiwi Pardede(173313010020) 5.Moch. Afdilah Husein(173313010016) 6.Ermilia Laurensya Tarigan(173313010032)

Fakultas S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Prima Indonesia 2019

Kata Pengantar Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sehinggga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “ Menopause dan Andropause.” Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata kuliah Kesehatan Reproduksi Lansia. Pada makalah ini akan dibahas mengenai apa itu defenisi menopause dan andropause ,bagaimana gejala gejala yang dirasakan seseorang yang mengalaminya,apa apa saja faktor resiko yang berperan besar terhadap menopause dan andropause,dan bagaimana tahap tahap terjadinya. Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak banyaknya kepada orang orang yang berkenan untuk membaca makalah kami. Dengan kerendahan hati kami meminta kesediaan pembaca untuk memberikan kritik serta saran yang membangun mengenai penulisan makalah ini. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.

Medan,21 Maret 2019

Penyusun

Daftar Isi Kata pengantar........................................................................................................ Daftar isi.................................................................................................................. Bab I Pendahuluan a.latar belakang masalah............................................................................ b.rumusan masalah..................................................................................... c.tujuan penulisan....................................................................................... d.manfaat.................................................................................................... Bab II Pembahasan a.menopause................................................................................................. b.andropause................................................................................................. Bab III Penutup a.kesimpulan.................................................................................................. b.saran............................................................................................................ Daftar pustaka............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Menopause merupakan keadaan dimana seorang perempuan tidak lagi mengalami menstruasi yang terjadi pada rentang usia 50 sampai 59 tahun (Harlow, 2012). Pada masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena akan mengalami perubahan kesehatan fisik yang akan mempengaruhi kesehatan psikologisnya. Namun banyak wanita yang menganggap bahwa menopause merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tua, tidak sehat, dan tidak cantik lagi. Selain itu, wanita dalam masa menopause mengalami perubahan besar dalam kehidupannya dan beradaptasi terhadap perubahan peran dalam keluarga maupun masyarakat, serta harus menghadapi perubahan tubuh dan harapannya dalam hidup (Safitri, 2009). Menopause menandakan bahwa masa menstruasi dan reproduksi seorang wanita telah berakhir. Hal ini terjadi karena indung telur mengalami penuaan.Penuaan ovarium ini menyebabkan produksi hormon estrogen menurun sehingga terjadi kenaikan hormon FSH dan LH. Peningkatan hormon FSH ini menyebabkan fase folikular dari siklus menstruasi memendek sampai menstruasi tidak terjadi lagi. Menopause menurut WHO berarti berhentinya siklus menstruasi untuk selamanya bagi wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi setiap bulan, yang disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami atresia terus meningkat, sampai tidak tersedia lagi folikel, serta dalam 12 bulan terakhir mengalami amenorea, dan bukan disebabkan oleh keadaan patologis (Prawirohardjo, 2008). Andropause atau kadang disebut “menopause pria” umumnya terjadi pada pria separuh baya, kira-kira waktunya sama ketika seorang wanita mengalami menopause. Namun tidak seperti menopause pada wanita, dimana hormon estrogen mengalami penurunan secara tiba – tiba, hormon testosteron pada pria menurun perlahan sesuai dengan pertambahan usia (proses penuaan). Penurunan dimulai usia 30 tahunan, menurun sekitar 1-2% walaupun bervariasi pada tiap individu. Andropause dialami setengah dari pria yang berusia 50 tahun ke atas. Namun usia Andropause dipengaruhi banyak faktor, diantaranya gaya hidup. Jika hidupnya selalu senang atau sehat, Andropause dialami pada usia lebih tua lagi. Jika gaya hidupnya tidak sehat, misalnya merokok, mengonsumsi minuman keras, seseorang akan lebih cepat mencapai Andropause (Saryono, 2010: 67). Pria selama ini tidak mengetahui tanda

gejala dari Andropause sehingga para pria sering meminum obat “kuat” untuk mempertahankan kejantanannya.

B.Rumusan Masalah 1.Defenisi menopause,gejala,penyebab,faktor resiko 2.Defenisi andropause,gejala,penyebab,faktor resiko

C.Tujuan Adapun tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah sistem reproduksi dan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai menopause dan andropause.

D.Manfaat

1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan perubahan fisik dan psikologis pada wanita menopause. 2. Secara Praktis a. Bagi keluarga atau masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan dan menambah pengetahuan wanita mengenai perubahan fisik dan psikologis pada wanita menopause. b. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan referensi bagi peneliti yang memiliki tema yang sama.

c. Instansi Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam meningkatkan kegiatan pemberian pendidikan kesehatan kepada wanita yang mengalami menopause.

BAB II PEMBAHASAN A. Defenisi Menopause Menopause menurut WHO didefinisikan sebagai berarti berhentinya siklus menstruasi untuk selamanya bagi wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi sebagi akibat dari hilangnya aktivitas folikel ovarium. Menopause diartikan sebagai tidak dijumpainya menstruasi selama 12 bulan berturut-turut dimana ovarium secara progresif telah gagal dalam memproduksi estrogen.22 Jumlah folikel yang mengalami atresia terus meningkat, hingga pada suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Menopause berasal dari bahasa Yunani yaitu Men Dan Pauseis yang menggambarkan berhentinya haid.Menurut kepustakaan abad 17 dan 18, menopause dianggap tidak berguna dan tidak menarik lagi. Webster’s Ninth New Collgiate Dictionary mendefinisikan menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 40 – 50 tahun. Menopause kadang-kadang juga dinyatakan sebagai masa berhentinya haid sama sekali. Dapat didiagnosa setelah 1 tahun tidak mengalami menstruasi.Masa pancaroba ini disertai dengan gejala-gejala yang khas.Pada premenopause timbul kelainan haid, sedangkan dalam postmenopause terjadi gangguan vegetatif seperti panas, berkeringat dan palpitari, gangguan psikis berupa labilitas emosi dan gangguan organis yang bersifat atrofi alat kandungan dan tulang. Menopause alamiah (Natural menopause) adalah berhentinya menstruasi secara permanen sebagai akibat hilangnya aktivitasnya (martaadisoebrata, dkk, 2005). Menopause adalah titik dimana menstruasi berhenti yang dihadapi wanita ketika tahun-tahun kesuburannya menurun, sehingga bagi sebagian wanita menimbulkan rasa cemas dan risau sementara bagi yang lain menimbulkan percaya diri (Bobak, dkk, 2004). Menopause didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode ketika seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi karena produksi hormonnya berkurang atau berhenti.Menopause merupakan suatu fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur. Penyebab menopause adalah “matinya” (burning out) ovarium. Sepanjang kehidupan seksual seorang wanita kira kira 400 folikel primodial tubuh menjadi folikel vesikuler dan berevulasi. Sementara beratus ratus dan ribuan ovum berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun, hanya tinggal beberapa folikel primodial tetap tertinggal untuk dirangsang oleh FSH dan LH, dan pembentukan estrogen oleh ovarium berkurang bila

jumlah folikel primodial mendekati nol. Bila pembentukan estrogen turun sampai tingkat kritis, estrogen tidak dapat lagi menghambat pembentukan FSH dan LH yang cukup untuk menyebabkan siklus ovulasi. Akibatnya, FSH dan LH (terutama FSH) setelah itu dihasilkan dulu jumlah besar dan tetap. Estrogen dihasilkan dalam jumlah subkritis dalam waktu pendek setelah menopause, tetapi setelah beberapa tahun, waktu sisa terakhir. Folikel primodial menjadi atretis, pembentukan estrogen oleh ovarium turun sampai nol (Guyton, 2002, p.150) Faktor resiko 1. Penurunan Hormon Reproduksi secara Alami Saat wanita mendekati usia 30-an akhir, ovarium mengalami penurunan produksi estrogen dan progesteron, hormon pengatur haid. Selama periode ini, kemampuan pematangan telur berkurang dalam ovarium setiap bulannya dan ovulasi kurang dapat diprediksi. 2.Histerektomi Histerektomi yang mengangkat uterus tetapi tanpa mengangkat ovarium biasanya tidak menyebabkan menopause karena ovarium masih dapat menghasilkan estrogen dan progesteron.Tetapi pada operasi pengangkatan uterus beserta ovarium (histerektomi total dan ooforektomi bilateral) menyebabkan menopause tanpa tahap transisi. Menstruasi segera berhenti dan mengalami hot flashes dan tanda-tanda dan gejala menopause lainnya. Histerektomi dapat menyebabkan terjadinya menopause lebih awal dari ratarata. 3.Kemoterapi dan Terapi Radiasi Terapi kanker dapat memicu menopause, menyebabkan gejala seperti hot flashes selama pengobatan atau dalam waktu 3-6 bulan. 4.Insufisiensi Primer Ovarium Sekitar 1% dari wanita mengalami menopause sebelum usia 40 tahun. Menopause dapat terjadi karena kekurangan ovarium primer ketika ovarium gagal untuk menghasilkan tingkat normal hormon reproduksi yang disebabkan oleh faktor genetik atau penyakit autoimun. 5.Merokok Terjadinya menopause terjadi 1-2 tahun lebih awal pada wanita yang merokok, dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.

6. Riwayat Keluarga Perempuan cenderung mengalami menopause sekitar usia yang sama dengan ibu atau saudaranya, meskipun hubungan antara riwayat keluarga dan usia menopause masih perlu penelitian lebih lanjut. 7.Tidak pernah melahirkan Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang tidak pernah melahirkan dapat menyebabkan menopause dini.

Jenis-Jenis Menopause Menopause

dapat

dibedakan

menjadi

dua

jenis,

yaitu menopause

alamiah dan menopause prematur (dini). 1. Menopause Alamiah Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55 tahun. Menopause alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur.Durasinya sekitar 5-10 tahun. Meskipun seluruh proses itu kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas tahun. Selama itu menstruasi mungkin akan berhenti beberapa bulan kemudian akan kembali lagi. Menstruasi datang secara fluktuatif.Lamanya, intensitasnya, dan alirannya mungkin bertambah atau berkurang.Wanita yang mengalami menopause alamiah mungkin membutuhkan perawatan atau mungkin tidak membutuhkan perawatan apapun.Hal ini karena kesehatan mereka secara menyeluruh cukup baik. Selain itu proses menopause berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan yang terjadi pada saat menopause. 2. Menopause Dini Menurut dr. ali Baziad, Sp.O.G KFFR, staf pada Bagian Obstetri dan Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta “menopause dini adalah berhentinya haid di bawah usia 40 tahun”. Kalau wanita itu sudah berusia di atas 40 tahun, misalnya pada usia di atas 40 tahun, misalnya usia 42 dan 43, ia tidak dikategorikan sebagai wanita yang mengalami menopause dini. Demikian juga pada wanita usia produktif yang tidak lagi haid karena pengangkatan rahim, ia tidak dapat disebut sebagai penderita menopause dini. Ini disebabkan indung telurnya masih ada dan masih memproduksi sel-sel telur serta mengeluarkan hormon estrogen.Sementara itu, jika kedua indung telurnya di angkat, otomatis produksi hormon estrogen terhenti pula. Otomatis tidak akan mengalami haid lagi untuk seterusnya sehingga dapat disebut telah mengalami menopause dini.

Menopause ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor.Pertama, bisa karena indung telurnya diangkat, misalnya karena menderita kanker indung telur. Kedua, diduga karena gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol, makanan yang tidak sehat, dan kurang berolah raga. Ketiga bisa karena pengaruh obat-obatan seperti obat pelangsing dan jamu-jamu yang tidak jelas zat kimianya.Pada umumnya, obatobatan pelangsing memang mengandung zat kimia yang dapat menghambat produksi hormon. Gejala menopause dini dengan menopause biasa tidak ada bedanya, walaupun setiap orang mengalami gejala dalam waktu yang sama. Tetapi dari segi perubahan fisik penderita menopause biasanya tampak lebih parah.Ini terlihat dari keluhan –keluhan yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan penyakit jantung koroner yang datang lebih cepat.Oleh karena itu datangnya menopause dini perlu diwaspadai. Faktor – faktor yang mempengaruhi menopause Menurut Baziad, 2008, p.116. Saat masuknya seorang dalam fase menopause sangat berbeda –beda. Faktor genetik kemungkinan berperan terhadap usia menopause. Faktorfaktornya yaitu : b. Menarche (umur haid pertama kali) Beberapa penelitian menemukan hubungan antara umur pertama mendapat haid pertama dengan umur sewaktu memasuki menopause. Semakin muda umur sewaktu mendapat haid pertama kali, semakin tua usia memasuki menopause. c. Kondisi kejiwaan dan pekerjaan Ada peneliti yang menemukan pada wanita yang tidak menikah dan bekerja, umur memasuki menopause lebih muda disbanding dengan wanita sebaya yang tidak bekerja dan menikah. d. Jumlah anak Meskipun kenyataan ini masih kontronersial, ada peneliti yang menemukan, semakin sering melahirkan.makin tua baru memasuki usia menopause. Kelihatanya kenyataan ini lebih terjadi pada golongan ekonomi berkecukupan dibandingkan pada golongan masyarakat ekonomi kurang mampu. e. Penggunaan Obat-obat Keluarga berencana (KB) Karena obat-obat KB menekan fungsi hormone dari indung telur, kelihatannya wanita yang menggunakan pil KB lebih lama baru memasuki umur menopause. f. Merokok

Wanita perokok kelihatannya akan lebih muda memasuki usia menopause dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. g. Cuaca dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut Dari penelitian yang masih sedikit dilakukan, kelihatannya wanita yang tinggal diketinggian lebih dari 2000-3000m dari permukaan laut lebih cepat 1-2 tahun memasuki usia menopause dibanding dengan wanita yang tinggal diketinggian <1000m dari permukaan laut. h. Sosial-ekonomi Seperti juga usia pertama mendapat haid, menopause juga kelihatannya dipengaruhi oleh faktor status sosial-ekonomi, disamping pendidikan dan pekerjaan suami.

Tahap- Tahap Menopause Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa pramenopause, menopause dan pasca menopause. 1. Pramenopause a. Pengertian Merupakan masa perubahan antara pramenopause dan pasca menopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pada kebanyakan wanita siklus haidnya >38 hari dan sisanya <18 hari. Sebanyak 40% wanita mengalami siklus haid yang anovulatorik. b. Tanda tanda pre menopause Wanita yang mengalami masa menopause, baik menopause dini, pre-menopause dan post menopause, umumnya mengalami gejala puncak (klimakterium) dan mempunyai masa transisi atau masa peralihan. Fase ini disebut dengan periode klimakterium (climacterium= tahun perubahan, pergantian tahun yang berbahaya). Periode klimakterium ini disebut pula sebagai periode kritis yang ditandai dengan rasa terbakar (hot flush), haid tidak teratur, jantung berdebar dan nyeri saat berkemih. Hal ini disebabkan karena keluarnya hormon dari ovarium (indung telur) berkurang, masa haid menjadi tidak teratur dan kemudian hilang sama sekali. Perubahan-perubahan dalam system hormonal ini mempengaruhi segenap konstitusi psikosomatis (rohani dan jasmani),sehingga berlangsung proses kemunduran. Banyaknya perubahan dan kemunduran tersebut menimbulkan krisis dalam kehidupan psikis pribadi yang bersangkutan Pada umumnya, menopause ini

diawali dengan suatu proses “pengakhiran” maka munculah tanda –tanda .antara lain: a) Menstruasi menjadi tidak lancar dan tidak teratur b) “Kotoran” haid yang keluar banyak sekali,ataupun sangat sedikit. c) Muncul gangguan-gangguan vasomotoris berupa penyempitan atau pelebaran pada pembuluh-pembuluh darah d) Merasa pusing disertai sakit kepala e) Berkeringat tiada hentinya f) Neuralgia atau gangguan/sakit syaraf. Semua keluhan ini disebut fenomena klimakteris, akibat dari timbulnya modifikasi atau perubahan fungsi kelenjar-kelenjar selainterjadi perubahan-perubahan fisik, pada tahap pre menopause terjadipula pergeseran atau erosi dalam kehidupan psikis pribadi yangbersangkutan. (Proverawati, 2010, p.32). 2. Menopause Masa menopause menandakan haid terakhir.Penentuan masa menopause hanya bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun penuh.Jumlah folikel yang mengalami atresia semakin meningkat. Hingga pada suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogen berkurang dan haid tidak terjadi lagi. Yang berakhir dengan terjadinya menopause. Setelah memasuki usia menopause selalu ditemukan kadar FSH yang tinggi (>35 mIU/ml). Perubahan dan keluhan psikologi baik fisik makin menonjol. Terjadi pada usia 56-60 tahun 

Pada Fisik terjadi : ketidakteraturan siklus haid, gejolak panas, kekeringan vagina, perubahan kulit, keringat dimalam hari, sulit tidur, perubahan pada mulut, kerapuhan tulang, penyakit mulai muncul.



Pada psikologis terjadi : Ingatan menurun, kecemasan, mudah tersinggung, stress, depresi. Terjadi pada usia 56-60 tahun. Tandatanda terjadinya menopause antara lain Perdarahan, Rasa panas dan keringat malam, gangguan berkemih, gejala emosional, perubahan fisik yang lain (Baziad, 2008, p.116).

3. Pascamenopause Adalah setelah menopause sampai senium yang dimulai setelah 12 bulan amenorea. Kadar FSH dan LH sangat tinggi (>35mIU) dan kadar estradiol sangat

rendah (<30pg/ml). Rendahnya kadar estradiol mengakibatkan endometrium menjadi atropi sehingga haid tidak mungkin terjadi lagi (Baziad, 2008, p.117). Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita.Dengan kata lain, pascamenopause terjadi setelah masa menopause.Biasanya, keadaan fisik dan psikologisnya

sudah

dapat

menyesuaikan

dii

dengan

perubahan-perubahan

hormonalnya. 4. Senium Seorang wanita dikatakan senium bila telah memasuki usia pascamenopause lanjut sampai usia >65 tahun. (Ali baziad, 2008, p117).

Gejala – Gejala Menopause Gejala-gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen/progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium. Perubahan hormonal pada tubuh tersebut berakibat munculnya gejala-gejala seperti nyeri sendi & sakit pada punggung, pengeringan pada vagina (sehingga sakit saat melakukan hubungan seksual), sulit menahan kencing, gangguan mood & emosi tinggi sehingga menimbulkan stres, selain itu penurunan kadar estrogen juga mengakibatkan kecenderungan peningkatan tekanan darah, pertambahan berat badan & peningkatan

kadar kolesterol. Pada jangka panjang keluhan akibat menurunnya kadar estrogen ini dapat menyebabkan osteoporosis, penyakit jantung koroner, dementia tipe Alzheimer, stroke, kanker usus besar, gigi rontok & katarak.Adapun gejala lain yang terjadi selama menopause yaitu : a. Ketidakteraturan siklus haid b. Gejolak rasa panas c. Perubahan kulit d. Keringat dimalam hari e. Sulit tidur f. Perubahan pada mulut g. Kerapuhan tulang h. Penyakit Bagi kebanyakan wanita keluhan-keluhan tersebut terutama yang bersinggungan dengan kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan dampak negatif pada kualitas hidup & rasa percaya diri.Untuk itu perlu penanganan menopause yang tepat dalam menghadapinya.Saat ini pengobatan yang paling efektif untuk mengobati gejala menopause & sekaligus sebagai pencegahan terhadap osteoporosis adalah dengan terapi berbasis hormon estrogen yang bertujuan untuk menggantikan penurunan estrogen yang terjadi saat menopause.Dan untuk wanita menopause yang masih memiliki uterus (rahim) maka terapi tersebut dikombinasikan dengan progestogen.

Tanda Awal Menopause 1. Perubahan kejiwaan Perubahan yang dialami oleh wanita dengan menjelang menopause adalah : merasa tua, mudah tersinggunga, mudah kaget sehingga jantung berdebar, takut tidak bisa memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng. Keinginan seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan (orgasme), dan juga merasa tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain. 2. Perubahan fisik Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit.Lemak bawah kulit menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga jatuh dan lembek.Kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam.pada kulit

tumbuh bintik hitam, kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput. Karena menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat, dan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus halus yang semakin berkurang maka akan menimbulkan gangguan buang air besar berupa obstipasi. Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi liang senggama terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi (infeksi kandung kemih dan liang senggama). Daerah sensitive makin sulit untuk dirangsang.Saat berhubungan seksual dapat menjadi nyeri. Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon paratiroid.Tulang mengalami pengapuran, artinya kalium menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang terutama terjadi pada persendian paha.

Perubahan-Perubahan Masa Menopause 1. Perubahan fisik Ketika seseorang memasuki masa menopause, fisik mengalami ketidak nyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba disekujur tubuh (Spencer, 2006).Beberapa keluhan fisik merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu : a.

Uterus Uterus mengecil selain disebabkan oleh menciutnya selaput lendir rahim (Atrofi endometrium ) juga disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat antar sel.

b.

Tuba falopi Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis, dan mengerut, endosalping menipis, mendatar serta rambut getar dalam tuba (silia) menghilang

c.

Ovarium (indung telur) Semakin tua jumlah folikel primodial tersebut akan makin berkurang sehingga siklus haid menjadi anovulasi

d.

Serviks Servik akan mengerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripea servikal menjadi atropik, kanalis servikalis memendek.

e.

Ketidakteraturan siklus haid

Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah sangat banyak, tidak seperti volume darah haid yang normal (Ibrahim, 2002). f.

Gejolak rasa panas Arus panas biasanya timbul pada saat haid mulai berkurang dan berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Munculnya hot flases ini sering diawali pada daerah dada, leher atau wajah menjalar ke beberapa daerah tubuh yang lain. Hal ini berlangsung selama dua atau tiga menit yang disertai pula oleh keringat banyak (Ibrahim, 2002).

g.

Kekeringan vagina Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikitsekali mensekresi lendir. Penyebabnya adalah kekuranganestrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi tipis, lebihkering, dan kurang elastis alat kelamin mulai mengerut. Liangsenggama kering sehingga menimbulkan nyeri pada waktusenggama, keputihan, rasa sakit pada saat kencing. Keadaan inimembuat hubungan seksual terasa sakit dan tidak nyaman(Suparto, 2000).

h.

Perubahan kulit Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit,ketika menstruasi berhenti, maka kulit akan terasa lebih tipis,kurang elastis terutama pada daerah wajah, leher

dan

lengan.Kulit

dibagian

bawah

mata

menjadi

mengembang

sepertikantong dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebihpermanen dan jelas (Suparto, 2000). i.

Keringat dimalam hari Berkeringat dimalam hari, bangun bersimpuh peluh.Sehingga perlu mengganti pakaian dimalam hari, mengganggupasangan tidur. Akibatnya diantara keduanya mudah lelah dantersinggung, karena tidak dapat tidur nyenyak (Reitz, 1993).

j.

Sulit tidur Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada masamenopause, tetapi mungkin hal ini ada kaitannya dengan rasategang akibat berkeringat pada malam hari, wajah memerahdan perubahan yang lain (Reitz, 1993).

k.

Perubahan pada mulut Kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadikurang peka, sementara mengalami gangguan gusi dan gigimenjadi lebih mudah tanggal (Indarti, 2004).

l.

Kerapuhan tulang Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab prosesosteoporoses (kerapuhan tulang). Osteoporoses merupakanpenyakit kerangka yang paling umum dan merupakanpersoalan bagi yang berumur, paling banyak menyerang wanitayang telah menopause. Biasanya kita kehilangan 1% tulangdalam setahun akibat proses penuaan (Indarti, 2004 ).

m. Badan menjadi gemuk Banyak wanita menjadi gemuk dalam menopause. Rasaletih yang dialami pada masa menopause, diperburuk denganperilaku makan yang sembarangan. Banyak wanita yangbertambah berat badannya pada masa menopause, hal inidisebabkan oleh faktor makanan dan kurang olahraga (Indarti,2004). n.

Penyakit Beberapa penyakit yang sering kali dialami oleh wanitamenopause diantaranya adalah penyakit jantung, dan kankerrahim (Indarti, 2004).

2. Perubahan psikologi Aspek psikologi yang terjadi pada wanita menopause amat penting perananya pada kehidupan sosial, terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun,hilangnya jabatan, atau pekerjaan sebelumnya sangat menjadi kebanggaan (Brien,1994).Beberapa gejolak psikologi yang menonjol ketika menopauseadalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian,tidak sabar, tegang, cemas dan depresi sampai kehilangan hargadiri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual (Brien, 1994).Menurut buku Populer Nirmala (2003) beberapa keluhan psikologiyang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu: a. Ingatan menurun Gejala ini terlihat bahwa sebelumnya wanita menopause dapat menginat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahwa sering lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya otomatis langsung ingat. b. Kecemasan Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekawatiran pada ibu-ibu menopause yang bersifat relatif, artinya ada orang yang kembali cemas dan dapat kembali tenang, setelah mendapat semangat atau dukungan dari orang sekitarnya. Akan tetapi banyak juga wanita mengalami menopause namun tidak mengalami perubahan yang tidak berarti dalam kehidupannya. Menopause

rupanya mirip atau sama saja dengan pubertas yang dialami oleh seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat reproduksi, dimana ada remaja yangcemas, ada yang kawatir, namun juga yang biasa-biasa saja sehingga tidak menimbulkan gejolak (Nirmala, 2003).Adapun gejolak-gejolak psikologi adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Wade (2007) adalah : a) Suasana hati Yaitu keadaan yang menunjukkan ketidak tenangan psikisseperti mudah marah dan perasaan sedang. b) Pikiran Yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu seperti khawatir,sukar konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkanancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasatidak berdaya. c) Motivasi Yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, sepertimenghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, inginmelarikan diri, lari dari kenyataan. d) Perilaku gelisah Yaitu keadaan diri yang tidak terkendali, seperti gugup,kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.Reaksi-reaksi biologi yang tidak terkendali e) Gangguan kecemasan Dianggap berasal dan suatu mekanisme pertahanan dinyang dipilih secara alamiah oleh mahiuk hidup bila= menghadapi sesuatu yang mengancam dan berbahaya. f) Mudah tersinggung Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan.Wanita menopause lebih mudah tersinggung dan marahterhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidakmengganggu. g) Stress Tidak ada orang bisa lepas sama sekali dan was-was darirasa cemas, termasuk para menopause. Keteganganperasaan atau stress selalu beredar dalam lingkunganpekerjaan. Pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga danbahkan menyelusup kedalam tidur. h) Depresi

Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih.Karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedihkarena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekankarena kehilangan sluruh perannya sebagai wanita danharus menghadapi masa tuanya.

B.Andropause

Kata andropause diambil dari bahasa Yunani, yaitu andro yang berarti pria dan pause yang artinya penghentian. Jadi, secara harfiah andropause dapat diartikan sebagai berhentinya proses fisiologis pada pria (Setiawati, 2006). Mekanisme terjadinya andropause adalah karena menurunnya fungsi reproduksi pria yang berakibat menurunnya kadar testosteron dalam darah dibawah angka normal. Keadaan ini disebut juga hypogonadism. Selain andropause, istilah lain yang sering digunakan untuk keadaan menururnya kadar testosteron yaitu menopause pria, viropause, Partial Androgen Deficiency in Aging Male (PADAM), Partial Testosterone Deficiency in Aging Male (PTDAM), adrenopause (deficiency dehydroapiandrosteron/DHEA dan DHEA Sulphate/ DHEAS), somatopause (deficiency growth hormon/GH dan Insulin like Growth Factor 1/IGF-1), dan penopause (Setiawan, 2007).

Gejala dan tanda

Menurut Setiawan (2010) Gejala dan keluhan yang timbul pada pria andropause bersifat kompleks. Gejala dan keluhan tersebut meliputi: 1. Aspek Vasomotor Gejala dan keluhan yang timbul antara lain gejolak panas, berkeringat, susah tidur (insomnia), dan rasa gelisah dan takut. 2. Aspek Fungsi Kognitif dan Suasana Hati Gejala dan keluhan yang timbul antara lain mudah lelah, menurunnya motivasi, berkurangnya ketajaman mental/intuisi, keluhan depresi, hilangnya rasa percaya diri.

3. Aspek Virilitas Gejala dan keluhan yang timbul antara lain menurunnya kekuatan dan berkurangnya tenaga, menurunnya kekuatan dan massa otot, kehilangan bulu-bulu seksual tubuh, penumpukan lemak pada daerah abdominal, serta osteoporosis.

4. Aspek Seksual Gejala dan keluhan yang timbul antara lain menurunnya minat terhadap seksual, perubahan tingkah laku dan aktifitas seksual, kualitas orgasme menurun, berkurangnya kemampuan ereksi, berkurangnya kemampuan ejakulasi, dan menurunnya volume ejakulasi.

Faktor Menurut Setiawan (2010), andropause dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: 1. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang berperan dalam terjadinya andropause ialah adanya pencemaran lingkungan yang bersifat kimia, psikis, dan faktor diet atau makanan. Faktor yang bersifat kimia yaitu pengaruh bahan kimia yang bersifat estrogenic. Bahan kimia tersebut antara lain DDT, asam sulfur, difocol, pestisida, insektisida, herbisida, dan pupuk kimia. Efek estrogenik yang ditimbulkan dari bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan penurunan hormon testosteron. Sedangkan faktor psikis yang berperan yaitu kebisingan, ketidaknyamanan, dan keamanan tempat tinggal. Dan faktor diet yang berpengaruh yaitu kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan diet yang tidak seimbang.

2. Faktor Organik Faktor organik yang berperan dalam terjadinya andropause yaitu adanya perubahan hormonal. Pada pria yang telah mengalami penuaan, perubahan hormonal yang terjadi antara lain: a. Hormon Testosteron

Hormon Testosteron adalah zat androgen utama yang tidak hanya diproduksi oleh testis, tapi juga oleh ovarium pada wanita dan kelenjar adrenal. Dalam keadaan normal, kira-kira hanya 2% hormon testosteron berada dalam bentuk bebas (tidak terikat), sisanya terikat pada Sex Hormone Binding Globulin (SHBG), dan hanya sedikit yang terikat pada albumin serta cortisol binding globulin. Sedangkan yang menunjukkan bioavailabilitas testosteron ialah yang memiliki bentuk bebas dan terikat pada albumin, bukan yang terikat pada SHBG. Pada usia lanjut terdapat penurunan jumlah testosteron bebas dan bioavailabilitasnya, seiring dengan meningkatnya SHBG. Kondisi yang dapat mempengaruhi penurunan kadar hormon

testosteron ialah penuaan, keturunan, peningkatan BMI, stress fisik maupun psikis, dan atrofi testis akibat trauma, orchitis, serta varikokel. Sedangkan kondisi yang mempengaruhi peningkatan SHBG, sehingga dapat mempengaruhi jumlah testosteron bebas adalah obatobatan. Obat yang dapat meningkatkan SHBG antara lain estrogen, obat anti epilepsi, serta golongan barbiturate. Selain itu SHBG dapat meningkat akibat penurunan Insulin Growth Factor-1 (IGF-1).

b. Hormon dehydroepiandrosteron (DHEA) dan dehydroepiandrosteron sulphate (DHEAS) Hormon DHEA dan DHEAS merupakan hormon yang berbentuk steroid C-19 dan merupakan steroid terbesar dalam tubuh manusia. Hormon ini terutama disekresi oleh zona retikularis kelenjar adrenal. Dalam darah, hormon ini terutama berbentuk ikatan dengan sulfat disebut sebagai dehydroepiandrosteron sulfat (DHEAS). Konsentrasi DHEAS dalam darah kira-kira 300-500 kali konsentrasi konsentrasi DHEA. Sekresi DHEAS selain oleh kelenjar adrenal, sebagian kecil berasal dari konversi DHEA jaringan perifer. Hormon DHEAS, terutama akan dimetabolisir menjadi DHEA, kemudian berubah lagi menjadi α5androstenedion, kemudian akhirnya menjadi testosteron. Sisanya, sebagian kecil akan dimetabolisir menjadi α5-androstenediol sulfat tanpa kehilangan gugus sulfatnya dan atau sebaliknya. DHEA dalam sirkulasi kebanyakan berasal dari DHEAS dan sebagian kecil berasal dari kelenjar adrenal. DHEA yang berasal dalam sirkulasi sebagian besar terikat albumin, sisanya pada SHBG dan dalam bentuk bebas. Puncak kadar DHEA/DHEAS ialah pada umur 20-30 tahun. Berikutnya mulai terjadi penurunan secara perlahan-lahan dengan kecepatan kira-kira 2% per tahun.

3. Faktor Psikogenik Faktor-faktor psikogenik yang sering dianggap dapat mendorong timbulnya keluhan adropause antara lain: 1) Pensiun; 2) Penolakkan terhadap kemunduran; 3) Stress tubuh atau fisik; Untuk mekanisme pasti mengenai hubungan berbagai gangguan psikologis dalam terjadinya berbagai keluhan pria andropause, belumlah begitu jelas. Akan tetapi berbagai gangguan psikologis tersebut dapat menurunkan kadar testosteron dalam darah perifer.

Diagnosis Menurut Indrayanto (2009) dalam menegakkan diagnosa andropause dapat dilakukan dengan cara yaitu: 1. Perubahan Hormonal, dengan pemeriksaan laboratorium mengukur kadar testosteron serum, total testosteron, testosteron bebas, SHBG, DHEA, DHEAs, dll. 2. Perubahan Mental dan Fisik, dikonfirmasi dengan pemeriksaan fisik, fungsi tubuh, dan pemeriksaan psikologi. 3. Perubahan Tingkah Laku, dikonfirmasi dengan alloanmnesa. Cara lain untuk mempermudah penegakan diagnosa andropause dapat dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan mengenai gejala-gejala hipoandrogen yang dikembangkan oleh kelompok studi St. Louis-ADAM dari Kanada. ADAM test memuat 10 pertanyaan tentang gejala andropause, ”ya/tidak’ yang dijawab oleh subjek penelitian. Bila menjawab ”ya” untuk pertanyaan 1 dan 7 atau ada 3 jawaban ”ya” selain nomor tersebut, maka kemungkinan besar pria tersebut mengalami andropause. Sepuluh daftar pertanyaan ADAM dari program St. Louis ini terbukti mempunyai sensitivitas 88% dan spesifitas 60% serta akan mengenal andropause simptomatik pada sebagian besar kasus.

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan Menopause merupakan salah satu hal penting di kehidupan wanita, akibat penurunan fungsi folikel di ovarium atau sering disebut siklus menstruasi, sehingga diperlukan suatu penanganan agar seorang wanita mampu mengatasi fase ini.Menopouse terdiri dari tiga fase, yaitu pra menopouse, menopause dan pasca menopause.Gejala menopause diantaranya ketidakstabilan vaskular, menstruasi yang tidak teratur, gejala berkemih, perubahan perilaku seksual, gejala emosional dan kognitif, gejala psikologis, perubahan fisik dan komplikasi lainya.Menopause tidak dapat dicegah dan diobati, tetapi dapat dilakukan perawatan untuk mengurangi gejala yang dirasakan. Andropause atau kadang disebut “menopause pria” umumnya terjadi pada pria separuh baya, kira-kira waktunya sama ketika seorang wanita mengalami menopause. Namun tidak seperti menopause pada wanita, dimana hormon estrogen mengalami penurunan secara tiba – tiba,hormon testosteron pada pria menurun perlahan sesuai dengan pertambahan usia (proses penuaan). Penurunan dimulai usia 30 tahunan, menurun sekitar 1-2% walaupun bervariasi pada tiap individu.Andropause dialami setengah dari pria yang berusia 50 tahun ke atas.

B.Saran Menjadi tua dan keriput memang hal yang sepantasnya terjadi, namun, hal ini bukan berarti seseorang kehilangan kebahagiaannya , justru sadar bahwa seseorang yang mengalami masa menopause dan andropause melalui fase kehidupan baru sebagai seseorang yang matang dalam berpikir, namun, memang tidak dapat dipungkiri bahwa saat memasuki masa menopause dan andropause akan terjadi perubahan fisik dan emosi, oleh karena itu, masa menopause dan andropause merupakan masa yang membutuhkan penyesuaian diri dan pengertian dari berbagai pihak, terutama keluarga. Selain hal tersebut penting diingat bahwa gaya hidup semasa muda sangat mempengaruhi gejala menopause dan andropause yang akan dirasakan kelak.Berikut beberapa tips supaya tetap sehat saat memasuki masa menopause dan andropause, yaitu: tidak merokok (bila merokok cobalah untuk berhenti), tidak minum alkohol, sering berolah raga secara teratur, makan makanan yang sehat (terutama yang berasal dari kacang,kedelai sebagai sumber fitoestrogen).

Daftar Pustaka http://id.pdfcoke.com/doc/147068433/makalah-andropause https://www.academia.edu/31478266/Makalah_Andropause_and_Menopause https://www.kompasiana.com>djuhartono

Related Documents


More Documents from "rinny gusnimar"