Tugas Kelompok Rab 2a.docx

  • Uploaded by: gisela meisin
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Kelompok Rab 2a.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,315
  • Pages: 15
i

TUGAS KELOMPOK 2A RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PEMBANGUNAN/PROYEK

Oleh : 1. Gisela Meisin Rut (Ketua) 2. Ni Putu Okky Larashati 3. Ida Bagus Anom Manuaba 4. Ahmad Farid Syarifudin Irsyadi 5. Tutur Sudarsono 6. I Nyoman Adi Hermawan 7. Andri Widodo 8. Mochamad Novian Andri Saputro 9. Deky Maulida Subekty 10. Komang Sudiartana 11. Fidelis Jaman 12. Malerianus Irwan 13. Yudi Erwanto 14. Lailatul Ilham 15. Gusti Nyoman Janeyase 16. Ni Putu Yana Teja Pertiwi 17. I Wayan Gede Sulastra

NPM.1505222010007 NPM.1505222010029 NPM.1505222010020 NPM.1505222010001 NPM1505222010064 NPM.1505222010015 NPM.1505222010010 NPM.1505222010028 NPM.1505222010003 NPM.1505222010023 NPM.1505222010006 NPM.1505222010026 NPM.1505222010034 NPM.1505222010057 NPM.1505222010008 NPM.1705222010122 NPM.170522201121

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2017

i

ii

KATA PENGANTAR Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya Paper Tuga Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pembangunan/Proyek ini dapat terselesaikan. Adapun pembuatan paper ini bertujuan untuk memperoleh nilai mata kuliah RAB dan sebagai pedoman serta pegangan untuk Pendidikan Mahasiswa di Perguruan Tinggi. Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu meluangkan waktu dan tenaga dalam penyusunan paper ini terutama kepada Bapak Ir. I Gede Ngurah Sunatha, MT selaku dosen mata kuliah RAB yang telah memberikan penjelasan dan bimbingan sehingga paper ini dapat tersusun dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa pada paper ini masih memiliki banyak kekurangan mengingat waktu dan kemampuan penulis yang terbatas, oleh karena itu bila ada kesalahan dan kekeliruan dalam paper ini, penulis mengharapkan adanya kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan paper ini, dan penulis mengharapkan paper ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai tambahan ilmu pengetahuan.

Denpasar, 15 Desember 2017,

Penulis

ii

iii

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... KATA PENGANTAR ............................................................................................ DAFTAR ISI ........................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek ............................................................... 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 1.3 Tujuan Dan Manfaat Pembuatan Laporan ................................ 1.3.1 Tujuan Pembuatan Laporan ............................................ 1.3.2 Maanfaat Pembuatan Laporan........................................ 1.4 Batasan Penelitian ..................................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tentang Proyek .......................................................................... 2.2 Tentang Alat Berat Yang Dipakai ............................................... 2.3 Menghitung Produktivitas Alat .................................................. 2.3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Excavator ....... 2.3.2 Langkah-Langkah Menghitung Produktivitas excavator.... BAB III DESKRIPSI PROYEK 3.1 Gambaran Umum Proyek .......................................................... 3.2 Pekerjaan Penggalian ................................................................ BAB IV METODELOGI PENELITIAN7 4.1 Deskripsi penelitian ................................................................... 4.2 Jenis Dan sumber Data .............................................................. 4.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 4.4 Teknik Analisis Data ................................................................... 4.5 Teknik Penyajian Data ............................................................... DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

i ii iii 1 1 2 2 2 2 3 3 8 8 11 13 13 16 16 16 16 16 iv

iii

1

BAB I PENGERTIAN, FUNGSI, JENIS, DAN MACAM PENAKSIRAN RAB PEMBANGUNAN PROYEK 1.1 Pengertian RAB Pembangunan/Proyek RAB Pembangunan/Proyek adalah prakiraan biaya material, biaya upah, dan biaya lain-lain yang dibutuhkan untuk mendirikan suatu bangunan. RAB diperlukan sebagai pedoman pembangunan agar proses pembangunan tersebut berjalan secara efektif dan efisien. Penyusunan RAB yang buruk akan berimbas pada penggunaan dana yang tidak tepat dan mengacaukan jalannya pembangunan. Anggaran biaya bangunan pada masing- masing daerah berbeda, hal ini disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja. Walaupun memiliki bentuk bangunan yang sama tetapi anggaran biayanya akan tetap berbeda akibat faktor tersebut. (Sumber : arafuru.com/sipil/pengertian-rencana-anggaran-biaya-rab-proyekbangunan.html) Menurut Ir. A. Soedradjat Sastraatmadja, 1984 dalam bukunya “Analisa Anggaran Pelaksanaan”, bahwa Rencana Anggaran Biaya (RAB) dibagi menjadi dua, yaitu rencana anggaran biaya kasar dan rencana anggaran biaya terperinci. a) Rencana Anggaran Biaya Kasar Merupakan rencana anggaran biaya sementara dimana pekerjaan dihitung tiap ukuran luas. Pengalaman kerja sangat mempengaruhi penafsiran biaya secara kasar, hasil dari penafsiran ini apabila dibandingkan dengan rencana anggaran yang dihitung secara teliti didapat sedikit selisih. b) Rencana Anggaran Biaya Terperinci Dilaksanakan dengan menghitung volume dan harga dari seluruh pekerjaan yang dilaksanakan agar pekerjaan dapat diselesaikan secara memuaskan. Cara perhitungan pertama adalah dengan harga satuan, dimana semua harga satuan dan volume tiap jenis pekerjaan dihitung. Yang kedua dengan harga seluruhnya, kemudian dikalikan dengan harga serta dijumlahkan seluruhnya. Dapat dirumuskan sebagai berikut : RAB = [(Volume) x( Harga Satuan Pekerjaan)]

1.2 Fungsi RAB Pembangunan/Proyek Ada 5 fungsi utama dari Rencana Anggaran Biaya Pembangunan/Proyek antara lain sebagai berikut:  RAB sebagai penetap jumlah biaya masing-masing bidang pekerjaan pada proses pendirian suatu bangunan. RAB memuat biaya-biaya secara terperinci yang meliputi pengadaan bahan bangunan, upah pekerja, serta biaya lain-lain seperti biaya perijinan dan biaya sarana prasarana.  RAB sebagai penentu total kebutuhan material bahan bangunan yang diperlukan. Penghitungan kebutuhan material ini didasarkan pada pengukuran volume pembuatan struktur bangunan. 1

2

 RAB sebagai dasar pemilihan tenaga kerja yang digunakan. RAB menggambarkan pekerjaan-pekerjaan konstruksi yang akan dilakukan dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut.  RAB sebagai pemantau penghematan kegiatan pelaksanaan pembangunan. Dari RAB juga dapat diketahui model pengeluaran anggaran biaya yang menghasilkan keuntungan.  RAB sebagai acuan untuk menilai progress pekerjaan saat pelaksanaan. Dari RAB kita dapat melihat sejauh mana peningkatan pekerjaan proyek yang dijalankan, apa mengalami penurunan volume pekerjaan atau mengalami kenaikan volume pekerjaan. (Sumber : arafuru.com/sipil/pengertian-rencana-anggaran-biaya-rab-proyekbangunan.html ) 1.3 Jenis-jenis Penaksiran Biaya Pembanguna/Proyek Jenis penaksiran biaya pembangunan/proyek terbagi menjadi dua yaitu :  Angka Biaya kasar Adalah penaksiran biaya secara global dan menyeluruh yang dilakukan sebelum rancangan dibuat. Tujuan dari taksiran biaya kasar adalah untuk mempersiapkan biaya awal yang dapat digunakan untuk melaksanakan ide/gagasan untuk membangun proyek atau tidak (biasanya masih dibantu dengan studi kelayakan proyek). Komponen taksiran biaya kasar adalah luas bangunan (m²) dan harga bangunan per m², harga per m² tiap daerah berbeda tergantung peraturan yang dikeluarkan pemerintah tiap daerah. Biasanya perhitungan biaya per m² bangunan dan hasil hitungan tidak jauh beda dengan angka biaya teliti. Contoh harga kasar adalah :  Harga tanah  Harga per m² bangunan  Biaya kontraktor/konsultan Berikut tabel biaya pekerjaan standar bangunan Gedung Negara. Komponen Gedung Negara Pondasi 5% - 10% Struktur 25% - 35% Lantai 5% - 10% Dinding 7% - 10% Plafond 6% - 8% Atap 8% - 10% Utilitas 5% - 8% Finishing 10% -15% Sumber : Pedoman Teknis Bangunan Gedung Negara 2002 2

3

 Angka Biaya Teliti Adalah penaksiran biaya secara yang dihitung dengan teliti dan cermat sesuai ketentuan maupun syarat-syarat penyusunannya. Tujuan taksiran biaya teliti adalah untuk mengetahui berapa biaya yang akan dihabiskan berdasarkan perhitungan volume dari gambar bestek, harga bahan, dan harga upah dari proyek yang akan dibangun.Komponen taksiran biaya teliti adlah gambar bestek (gambar bangunan yang akan dibangun), volume tiap detail bangunan, harga satuan pekerjaan, harga upah, dan harga material. Angka biaya teliti dihitung berdasarkan harga yang wajar atau dengan kata lain memiliki standar harga tersendiri dalam tiap aspek perhitungannya. (Sumber :http://www.hdesignideas.com/2010/03/tahapan-perhitunganrencana-anggaran.html) 1.4 Macam – macam Penaksiran Biaya Pembangunan/Proyek Macam-macam penaksiran biaya pembangunan/proyek adalah sebagai berikut :  Taksiran biaya bahan-bahan, Harga bahan-bahan yang dipakai biasanya harga bahanbahan di tempat pekerjaan, jadi sudah termasuk biaya transportasi atau angkutan, biaya bongkar muat.  Taksiran biaya pekerja. Biaya pekerja sangat dipengaruhi oleh: panjangnya jam kerja, keadaan tempat pekerjaan, ketrampilan dan keahlian pekerja yang bersangkutan terutama dalam hal upah pekerja.  Taksiran biaya peralatan, Biaya peralatan yang diperlukan untuk suatu jenis konstruksi haruslah termasuk didalamnya biaya pembuatan bangunan-bangunan sementara (bedeng), mesin-mesin, dan alat-alat tangan.  Taksiran biaya tak terduga atau overhead cost, Biaya tak terduga biasanya dibagi menjadi dua jenis, yaitu: biaya tak terduga umum dan biaya tak terduga proyek.  Taksiran Keuntungan atau Profit, Biaya keuntungan untuk pemborong atau kontraktor dinyatakan dengan prosentase dari jumlah biaya total yang berkisar antara 8-15%. (Sumber :http://www.gudangart.com/2011/03/perhitunganrencanaanggaran-biaya-rab.html)

3

4

BAB II TAHAPAN PERHITUNGAN PENAKSIRAN DAN DASAR PERATURAN RAB PROYEK

2.1 Tahapan Perhitungan Penaksiran Biaya Pembangunan/Proyek Dalam perhitungan penaksiran biaya pembangunan/proyek dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Perhitungan Biaya Kasar Dalam perhitungan biaya kasar digunakan harga satuan tiap meter persegi (m²) luas lantai bangunan. Anggaran kasar dipakai sebagai pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti. Walaupun namanya anggoran biaya kasar, namun harga satuan tiap m² luas lantai bangunan tidak terlalu jauh Walaupun namanya anggaran biaya kasar, namun harga satuan tiap m² luas lantai bangunan tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti. Tahapan dalam perhitungan biaya kasar adalah :  Melakukan proses perhitungan luas bangunan yang akan di buat,  Harga satuan standar dari tipe bangunan dan kualitas fnishing bangunan yang akan dikerjakan Karena taksiran dibuat sebelum dimulainya rancangan bangunan, maka jumlah biaya yang diperoleh adalah taksiran kasar biaya bukan biaya sebenarnya atau actual, sebagai contoh: Jenis bangunan dengan standar bangunan kelas A, maka harga satuan standarnya adalah @ Rp 1.500.000,-/m2, Luas bangunan 100 m2, maka asumsi biaya yang dibuat adalah : luas bangunan dikalikan dengan harga satuan standar, yaitu: 100 x @Rp 1.500.000,-/m2 = Rp 150.000.000,Perhitungan biaya kasar dibagi kedalam 2 golongan proyek yaitu :  Proyek Swasta : berdasarkan pengalaman (jam terbang), berdasarkan peraturan tiap daerah.  Proyek Negeri : berdasarkan standar tiap tahun yang dikeluarkan pemerintah melalui UU yakni harga Nasional bangunan per m², kualitas bangunan, serta aturan penggunaan material. 2. Perhitungan Biaya Teliti Dalam perhitungan biaya teliti dilaksanakan dengan menghitung volume dan harga dari seluruh pekerjaan yang dilaksanakan agar pekerjaan dapat diselesaikan secara memuaskan. Perhitungan dilakukan dengan cara harga Satuan, dimana semua harga satuan dan volume tiap jenis pekerjaan di hitung. Jadi, kita mencari volume dari tiap satuan pekerjaan bangunan lalu mengalikan dengan harga satuan pekerjaan bangunan, atau dapat dirumuskan sebagai berikut : RAB = 𝛴(𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 × 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑗𝑎𝑎𝑛)

Tahapan pada perhitungan biaya teliti adalah : 4

5

  

Menghitung volume satuan pekerjaan Menentukan pekerjaan pada bangunan Menentukan harga dari tiap satuan pekerjaan

Contohnya : Misalkan Kolom beton dengan ukuran 0,4 m x 0,4 m x 3 m dengan jumlah kolom 15 buah, menghasilkan volume 0,48 m³ tiap 1 buah kolom beton. Tiap m³ pekerjaan beton dihargai Rp.3.000.000,00. Jadi, biaya pekerjaan kolom beton = Volume tiap m³ beton x 15 buah x harga beton per m³ = 0,48 m³ x 15 x Rp.3.000.000,00 = Rp.21.600.000,00. 2.2 Dasar dan Peraturan RAB Pembangunan/Proyek Dasar dan peraturan yang mengatur tentang RAB pembangunan/proyek adalah : 1. Kementerian Pekerjaan Umum telah mengeluarkan Peraturan Menteri PU ( Permen PU) Nomor 14/PRT/M/2013 yang merupakan Perubahan atas Permen PU Nomor 7/PRT/M/2011 Tentang standart dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultasi. Pada peraturan ini banyak perubahan cukup mendasar dari permen PU ini, diantaranya adalah :  Menambahakan pengertian mata pembayaran utama yang merupakan mata pembayaran yang pokok dan penting yang nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai bobotnya terbesar. (Pasal 1 angka 12b)  Menegaskan pengertian pekerjaan konstruksi terintegrasi yang merupakan pekerjaan yang menggabungkan pekerjaan perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan/atau pengadaan barang konstruksi dan/atau pengoperasian dan layanan pemeliharaan (Pasal 1 angka 12a)  Menegaskan bahwa kontrak kerja konstruksi selanjutnya disebut dengan kontrak dan pada Peraturan ini berlaku untuk Pekerjaan Kosntruksi dan Jasa Konsultansi (Pasal 1 angka 13), dsb. 2. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 11/PRT/M/2013 TENTANG PEDOMAN ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BIDANG PEKERJAAN UMUM Pada peraturan ini memiliki ketentuan umum :  Analisis harga satuan pekerjaan yang selanjutnya disingkat AHSP adalah ; Perhitungan kebuthan biaya tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk mendapatkan harga satuan atau jenis pekerjaan tertentu.  Harga perkiraan perencana yang selanjutnya disingkat HPP adalah : Perhitungan biaya perkejaan yang 5

6





Dihitung secara professional oleh perencana yang digunakan sebagai salah satu acuan dalam melakukan penawaran suatu pekerjaan tertentu. Harga satuan dasar yang selanjutnya disingkat HSD adalah : Harga komponen dari mata pembayaran dalam satuan tertentu : bahan (m, m², m³, kg, ton, zak, dll) dan upah tenaga kerja (jam, hari, bulan dll) Daftar kuantitas dan harga atau Bill Of Quantity (BOQ) adalah : Daftar rincian kebutuhan bahan pekerjaan yang disusun secara sistematis menurut kelompok/bagian pekerjaan, disertai keterangan mengenai volume dan satuan setiap jenis pekerjaan, mata uang, harga satuan, hasil kali volume dengan harga satuan setiap jenis pekerjaan.

6

7

BAB III TAHAPAN PERHITUNGAN DAN DASAR PERATURAN RAB PROYEK

3.1 Tahapan Persiapan RAB Proyek Sebelum menghitung RAB, setidaknya ada beberapa hal yang harus kita persiapkan diantaranya adalah sebagai berikut : a. Desain bangunan dalam bentuk gambar. Tujuan dari desain bangunan dalam bentuk gambar yang sering disebut gambar bestek adalah sebagai acuan untuk proses hitungan dalam rab. Dalam gambar tersebut akan ada berbagai macam gambar yaitu gambar lokasi, gambar tampak, gambar potongan, dsb.  Dari gambar denah dapat dihitung antara lain : 1. Volume galian atau tanah (diukur panjangnya) 2. Volume pondasi pasangan batu belah (diukur panjangnya) 3. Volume sloof beton (diukur panjangnya) 4. Volume kolom beton atau tiang kayu (dihitung jumlahnya) 5. Volume pasangan batu bata (dihitung panjangnya) 6. Jumlah pintu, jendela. 7. Luas lantai dan plafon, serta 8. Jumlah peralatan sanitair (kloset, wastafel, bak kamar mandi, kran, dll)  Dari gambar potongan dapat dihitung : 1. Luas dinding bagian dalam, termasuk plesteran dan cat. 2. Luas dan macam pintu serta jendela 3. Panjang kebutuhan kayu kuda-kuda 4. Ketinggian bangunan, dll b. Rencana kerja dan Syarat-syarat yang biasa dikenal dengan RKS yang merupakan spesifikasi kerja secara tekniks Rencana Kerja dan Syarat atau yang sering disebut RKS merupakan dokumen yang berisi sekumpulan persyaratan baik persyaratan administratif maupun persyaratan teknis yang diberlakukan pada perencanaan bangunan tertentu. Dimana dalam RKS tersebut terdapat standar persyaratan bahan seperti SNI yang sangat penting dalam perhitungan RAB c. Volume dari tiap item pekerjaan yang akan dilaksanakan Berdasarkan gambar bestek yang sudah ada, kita dapat menghitung volume dari item pekerjaan yang sangat dibutuhkan dalam perhitungan RAB. d. Daftar kuantitas harga masing-masing material bangunan dan harga upah pekerja Harga material juga dibutuhkan dalam perhitungan rab, karena dalam membangun bangunan tentunya membutuhkan bahan/material yang mendukung pembangunan dan semuanya memerlukan biaya. Sama halnya dengan upah pekerja sangat dibutuhkan agar pekerjaan pembangunan dapat terlaksana sesuai target . 7

8

e. Harga untuk satuan pekerjaan Harga untuk satuan pekerjaan sangat diperlukan dalam perhitungan rab. Dengan adanya harga satuan pekerjaan maka biaya pembangunan untuk suatu bangunan dapat diketahui. (http://www.desainrumahsederhana.com/pentingnya-membuat-gambar-perencanaan-danrab-sebelum-membangun-rumah/) 3.2 Dasar-Dasar Perhitungan Dalam Membuat RAB Proyek 1. Perhitungan volume bangunan sesuai gambar rencana bangunan yang akan dibangun Dalam rab volume bangunan atau sering disebut volume pekerjaan sangat diperlukan dalam perhitungan rab, hal ini dikarenakan dengan menghitung volume pekerjaan suatu bangunan kita dapat menentukan berapa biaya yang akan dihabiskan untuk menyelesaikan pekerjaan bangunan. Contohnya volume galian tanah, volume pondasi batu kali, volume pengecatan dsb. 2. Harga bahan/material Dalam rab harga bahan atau material diperlukan dalam menentukan rab. Tentunya dalam pembangunan kita membutuhkan bahan /material agar pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Namun harga bahan/material dari tiap daerah berbeda dan ini menyebabkan biaya pembangunan dari tiap daerah akan berbeda walaupun bangunan dengan tipe ataupun bentuk yang sama. 3. Harga upah/tenaga kerja Dalam membangun suatu bangunan tentunya tenaga kerja sangat diperlukan. Dalam perhitungan RAB, upah tenaga kerja juga dihitung. Upah tenaga kerja tiap daerah berbeda tergantung UMR (Upah Minimum Regional) yang dikeluarkan tiap daerah.

8

9

BAB IV VOLUME PEKERJAAN

4.1 Pengertian Volume Pekerjaan Volume pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan. Volume juga disebut sebagai kubikasi pekerjaan. Volume (kubikasi) yang dimaksud dalam pengertian ini bukanlah merupakan volume (isi sesungguhnya), melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu kesatuan. Biasanya dalam kontraktorkontraktor besar atau profesional memiliki profesi khusus yang menjalankan tugas estimasi/ menghitung volume yang disebut quantity surveyor atau disingkat QS. 4.2 Tujuan Volume Pekerjaan Tujuan dari volume pekerjaan ini adalah agar kita dapat menghitung rancangan anggaran biaya untuk suatu proyek, jika volume pekerjaan tidak ada maka kita tidak dapat menghitung rab secara detail dari tiap aspek/bagian bangunan yang dikerjakan pada proyek. 4.3 Contoh Volume Pekerjaan  Volume pondasi batu kali = 25 m³  Volume atap = 140 m²  Volume Listplank = 28 m  Volume Angker besi = 40 kg  Volume kunci taman. Masing-masing volume di atas mempunyai pengertian sebagai berikut :  Volume pondasi batu kali dihitung berdasarkan isi, yaitu panjang x luas penampang yang sama  Volume atap dihitung berdasarkan luas, yaitu jumlah luas bidang-bidang atap seperti segitiga, persegi panjang, trapezium, dan sebagainya.  Volume listplank dihitung berdasarkan panjang atau luas  Volume angker besi dihitung berdasarkan berat, yaitu jumlah panjang angker x berat/m  Volume kunci dihitung berdasarkan jumlah banyaknya kunci

4.4 Menghitung Volume Menghitung volume pekerjaan saat membangun rumah atau bangunan lainnya harus ada sarana dasar, yaitu gambar. Sebenarnya dari gambar denah, tampak, dan potongan dapat dihitung volume dan biaya total pembangunannya yang diwujudkan dalam rencana anggran biaya (RAB). Dengan luas bangunan dikalikan harga satuan per meter persegi sudah diperoleh nilai global kebutuhan dana untuk membangun. Harga satuan per meter persegi 9

10

untuk pembangunan di masing-masing daerah berbeda tergantung kondisi wilayah serta kekayaan hasil alam yang menyangkut material dasar. Biasanya, harga standar tersebut dikeluarkan oleh pemerintah daerh (pemda) melalui kantor dinas teknisnya . Ada beberapa cara untuk menghitung volume setiap jenis pekerjaan. Cara perhitungan tersebut antara lain sebagai berikut : 1.) Penghitungan volume pekerjaan yang mempunyai luas dan ketebalan atau mempunyai penampang dan panjang menggunakan satuan m³, contohnya pasangan batu kali, pasangan batu-bata (bisa juga m²), kuda-kuda, dan kusen 2.) Penghitungan volume pekerjaan yang hanya mempunyai luas dan ketebalan yang relatif tipis menggunakan satuan m², contohnya plesteran, pasangan lantai, pasangan plafon, pasangan atap, dan pengecatan. 3.) Penghitungan volume pekerjaan yang sifatnya dominan memanjang menggunakan satuan m, contohnya listpank, lisplafon, instalasi pipa atau kabel, dan nok genteng. 4.) Perhitungan volume bahan-bahan satuan menggunakan satuan ukuran buah (bh), contohnya lampu, saklar, stop kontak, kunci, engsel, kloset, wastafel, dank ran air. 5.) Perhitungan volume bahan satuan yang terdiri dari beberapa komponen bahan yang dirakit menjadi satu menggunakan satuan unit, contohnya panel listrik dan meja dapur cuci. 4.5 Contoh Perhitungan Volume Berikut ini beberapa contoh perhitungan volume bangunan yang dihitung tanpa penambahan factor keamanan dan material terbuang yang biasanya ditambahkan dalam perhitungan volume material.  Perhitungan volume beton Dalam perncanaan anggaran biaya bangunan besarnya kebutuhan beton sering dihitung dengan satuan m³. Contohnya : Sebuah kolom beton berukuran 0,25 m x 0,25 m dengan tinggi 3 m maka volume beton adalah 0,25 m x 0,25 m x 3 m = 0,1875 m³  Perhitungan volume besi beton Besarnya volume besi beton dapat dihitung dengan satuan kg atau batang. Contohnya : sebuah kolom setinggi 3 m mempunyai 4 buah besi diameter 10 sebagai tulangan pokok, sebelumnya kita lihat tabel besi dahulu untuk mengetahui berat besi diameter 10 per m atau bisa kita hitung dengan rumus 0,00065 x (10 x 10). Selanjutnya kita hitung volume besi beton 4 bh x 3 m = 12 m, jika panjang besi per batang yang dijual dipasaran adalah 12 m maka kita membutuhkan 1 btg yang jika dikonversi ke kg sama dengan 12 m x berat besi per m.  Perhitungan volume kayu Besarnya volume kayu sebagai material bangunan dapat dihitung dengan satuan m³ atau m. Contohnya : Sebuah balok tarik kuda-kuda kayu ukuran 8/12 dengan bentang 6 m mempunyai volume sebesar 0,08 x 0,12 x 0,6 = 0,0576 m³. Jika panjang kayu yang 10

11







dijual dipasaran per batang adalah 4 m maka kita membutuhkan kayu sebesar 6 : 4 = 1, 5 btg Perhitungan volume kaca Volume material kaca dihitung dengan satuan m², misalnya sebuah jendela mempunyai kaca berukuran 60 cm x 150 cm maka volume kaca adalah 0,6 m x 1,5 m = 0,9 m², namun untuk memudahkan pembuatan rencana anggaran biaya seringkali volume kaca dihitung dalam satuan unit. Perhitungan volume urugan dan galian Dihitung dalam satuan m³, misalnya kita akan melakukan pekerjaan urugan tanah pada lahan berukur 6 m x 12 m dengan ketinggian urugan tanah 2 m maka besarnya volume tanah adalah 6 m x 12 m x 2 m = 144 m³ Perhitungan volume batu bata Dihitung dengan ukuran m², misalnya sebuah pekerjaan pemasangan dinding bata berukuran 3 m x 3 m maka volume pasangan batu bata adalah 3 m x 3 m = 9 m, untuk menghitung jumlah batu bata dapat dilakukan dengan cara mengalikan luas pasangan batu bata dengan jumlah kebutuhan batu bata per m², untuk lebih tepatnya sebaiknya dilakukan jumlah bata per m² sesuai pengalaman masing-masing. Namun dalam standar nasional Indonesia (SNI) memberikan data jumlah bata ukuran per m² = 70 bh, jika kita kalikan 9 m x 70 bh = 630 bh batu bata.

11

iv

DAFTAR PUSTAKA

arafuru.com/sipil/pengertian-rencana-anggaran-biaya-rab-proyek-bangunan.html http://www.hdesignideas.com/2010/03/tahapan-perhitungan-rencana-anggaran.html http://www.gudangart.com/2011/03/perhitunganrencana-anggaran-biaya-rab.html http://www.desainrumahsederhana.com/pentingnya-membuat-gambar-perencanaan-danrab-sebelum-membangun-rumah/ Susanta, Gatut. 2012. Cara Cepat Menghitung Biaya Membangun Rumah. Jakarta: ISBN

iv

Related Documents

Tugas-kelompok
May 2020 45
Tugas Kelompok
October 2019 59
Tugas Kelompok
August 2019 67
Rab
June 2020 33

More Documents from "lisa evangelista"

Bab I-6.docx
April 2020 12
Mekanika Tanah Oleh
April 2020 14
Bab 1 2 3.docx
April 2020 11
Dasar-dasar Perencanan
April 2020 12
Struktur Beton 1.docx
April 2020 11