TUGAS KELOMPOK KOMUNITAS Pembahasan Kelompok Rentan dan Kelompok dengan Tumbuh Kembang
Nama Kelompok : 1. Taufik Mustofa
(1601100056)
2. Tri Wulan W
(1601100069)
3. Adinda Eka N
(1601100075)
4. Qurril Dyah M
(1601100081)
5. Heny Indra K
(1601100082)
Pembahasan 1. Pengertian Kelompok Rentan Kelompok rentan adalah Kelompok masyarakat berisiko tinggi, karena berada dalam situasi dan kondisi yang kurang memiliki kemampuan mempersiapkan diri dalam menghadapi risiko bencana atau ancaman bencana. Penekanan pada “berisiko tinggi” karena kelompok jenis ini akan menanggung dampak terbesar dari munculnya risiko bencana atau akan terdampak oleh sebuah ancaman bencana dibanding kelompok masyarakat lain. Bahkan, dalam situasi normal saja, kelompok rentan sudah mesti dilihat menghadapi risiko karena keterbatasan tertentu yang dimilikinya. Kelompok rentan ini bisa ada di dalam setiap wilayah tertentu, suku, ras, dan agama, yang eksistensinya bisa saja disebabkan oleh kebijakan pembangunan yang tidak adil, kepercayaan
terhadap
tradisi,
agama
dan
kepercayaan
tertentu
yang
mendskriminasikannya.
2. Pengertian Kelompok dengan Tumbuh Kembang Merupakan suatu upaya dibidang keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan kesehatan serta rawan terhadap masalah tersebut, yang dilaksanakan secara terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat kesehatannya, mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan kepada mereka yang tinggal dipanti dan
kepada kelompok yang ada di masyarakat, diberikan oleh tenaga keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah melalui proses keperawatan.
3. Jenis-Jenis Kelompok a) Kelompok rentan
Diffabel Mereka ini memiliki kemampuan yang berbeda karena adanya keterbatasan fisik yang dimiliki, seperti keterbatasan karena mata tidak bisa melihat, kaki tidak bisa berjalan, telinga tidak bisa mendengar, dan lain-lain. Keterbatasan fisik akan menghalangi mereka untuk bisa melakukan aktivitas dan berkompetisi, sehingga memerlukan perlakuan khusus, seperti diperlukan jalan dan tangga khusus untuk kaum diffabel dalam bangunan-bangunan publik
Perempuan Mereka ini telah lama hidup dalam situasi dan sistem sosial patriarki, di mana mereka yang berjenis kelamin laki-laki dianggap super dan memperoleh perlakuan istimewa dengan meminggirkan kaum perempuan. Dalam jangka panjang, perempuan telah mengalami marjinalisasi, bukan hanya oleh tradisi tertentu di setiap masyarakat, tetapi juga kebijakan-kebijakan politik. Ibu Hamil dan Menyusui. Secara lebih khusus di kalangan perempuan, ibu hamil dan ibu menyusui, memiliki risiko lebih besar lagi, karena dia bukan hanya hidup sendiri, tetapi juga membawa anak yang dikandung dan disusui itu. Peningkatan asupan gizi yang seimbang diperlukan untuk menjamin kelayakan hidup keduanya, sang ibu dan anak.
Anak-anak Anak-anak adalah orang yang memerlukan kegembiraan, kasih sayang, perlakuan yang santun, dan asupan gizi seimbang untuk memastikan potensi-potensi dalam dirinya bisa tumbuh dengan baik. Bencana atau ancaman bencana akan bisa merampas ini semua, sehingga kebijakan berkaitan dengan kebencanaan harus memastikan bisa menjamin dan melindungi mereka
Kaum miskin Kaum miskin adalah kelompok rentan berikutnya, dilihat dari sudut ekonomi dan kesejahteraan sosial. Dalam kehidupan normal saja, mereka selalu hidup dalam kemiskinan. Terlebih lagi, ketika ada bencana atau ancaman bencana jelas akan berdampak pada mata pencarian, kemampuan menghidupi keluarga, dan keberlangsungan keseluruhan keluarga miskin.
Lansia Manusia usia lanjut juga kelompok rentan. Keterbatasn fisik dalam diri mereka adalah kelemahan fisik atau penurunan dari keadaan normal karena dimakan usia. Penurunan kualitas fisik itu akan mempengaruhi indera-indera dan respon mereka terhadap situasi sosial, termasuk berkaitan dengan kebencanaan.
Lain-lain Di antaranya adalah kelompok minoritas suku, agama, ras, dan orientasi seksual. Perlakuan yang tidak adil bisa saja dan mungkin terjadi karena jumlah mereka sedikit yang hidup di tengah mayoritas masyarakat. Jenis-jenis kelompok rentan ini, menunjukkan adanya keragaman penyebabnya, tetapi kebijakan pembangunan yang tidak berorientasi dan tidak berpihak kepada mereka, perlu memperoleh perhatian utama untuk dilihat; di samping factor kepercayaan, tradisi, penafsiran agama, dan bawaan alam. Dalam jangka panjang dan pendek kebijakan pembangunan yang tidak berpihak itu akan menempatkan kelompok rentan terus menerus dalam situasi bahaya, sehingga dalam kondisi bencana atau tidak,mereka berhak memperoleh perlindungan.
b) Kelompok dengan Tumbuh Kembang a. Kelompok ibu hamil b. Kelompok ibu bersalin c. Kelompok ibu nifas d. Kelompok bayi dan anak balita e. Kelompok anak usia sekolah f. Kelompok usia lanjut
4. Pembahasan kelompok yang dapat dijadikan Komunitas Binaan Komunitas binaan adalah sederet kegiatan yang diberikan pada suatu komunitas dengan tujuan untuk memandirikan dan memberdayakan komunitas tersebut dalam mengatasi masalah yang dihadapinya terutama dibidang kesehatan. Pada pembahasan kali ini, kelompok memilih kelompok rentan dengan jenis kelompok difabel atau kelompok penyandang cacat yang menurut kelompok dapat dijadikan komunitas binaan. Hal ini karena Penyandang cacat juga mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan, diantaranya adalah berhak memperoleh pekerjaan sesuai dengan jenis dan derajat kecacatan yang ada pada mereka. Perhatian masyarakat akan keterbatasan yang dimiliki Penyandang cacat masih sangat kurang, bahkan seringkali diabaikan dan dianggap sebagai beban. Tidak jarang ketersediaan lapangan pekerjaan yang layak sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki menjadi masalah tersendiri yang perlu mendapat perhatian. Jadi dengan adanya komunitas binaan untuk penyandang cacat diharapkan penyandang cacat mampu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan fisik, mental dan sosialnya sehingga yang bersangkutan mampu bekerja sesuai dengan tingkat kemampuan, pendidikan dan keterampilan yang dimiliki serta sesuai dengan minat dan pengalamannya, sehingga mencapai kemandirian di tengah kehidupan masyarakat Menurut Pasal 14 UU No.4 tahun 1997 Pasal 28 - Pasal 31 PP No.43 tahun 1998 tentang "Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat" mewajibkan bahwa setiap pengusaha yang memiliki jumlah karyawan 100 orang atau lebih pada perusahaannya wajib mempekerjakan minimal satu orang penyandang cacat untuk memenuhi persyaratan jabatan dan kualifikasi pekerjaan, atau kurang dari 100 orang jika perusahaan tersebut menggunakan teknologi tinggi. Hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan HAM di Medan dan Surabaya tahun 2002 menunjukkan, bahwa kuota tenaga kerja bagi penyandang cacat yang diwajibkan oleh UU tersebut di atas belum dipatuhi oleh perusahaan. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa komunitas binaan penyandang cacat atau difabel sangat perlu, karena dengan adanya komunitas binaan tersebut penyandang cacat akan terbantu untuk memandirikan dan memberdayakan
dirinya sehingga mereka dapat memdapatkan hak yang sama dengan orang yang normal, bekerja sesuai kemampuannya dan tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto, A. 2016. Tumbuh Kembang Keluarga. (Online) (https://www.academia.edu/17081525/tumbuh_kembang_keluarga) diakses pada tanggal 11 Desember 2018 Hosein, I. 2001. Perlindungan Terhadap Kelompok Rentan (Wanita, anak, Minoritas, Suku Terasing, DLL) dalam Prespektif Hak Asasi. (Online) (http://www.lfip.org/english/pdf/baliseminar/Perlindungan%20terhadap%20kelompok%20 rentan%20-%20iskandar%20hosein.pdf) diakses pada tanggal 11 Desember 2018 Pauli, A. 2017. Keluarga Rentan. (Online) (https://www.pdfcoke.com/document/337485382/Keluarga-rentan) diakses pada tanggal 11 Desember 2018 Setiawati, S & Dermawan, A C. 2008. Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Infu Media