BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk biopsikososial dan spriritual memiliki banyak kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan dari kebutuhan yang paling dasar seperti makan, minum, bernapas, elimininasi, reproduksi dan istirahat.Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis
maupuan
psikologis,
yang
tentunya
bertujuan
untuk
mempertahankan kehidupan dan kesehatan.Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam teori Hirarki.Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia (KDM) yang dapat digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan.Beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar dari pada kebutuhan lainnya.Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan dasar fisiologis, keamanan, cinta dimiliki dan memiliki, harga diri, dan aktualisasi diri Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen.Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama, walaupun masing-masing memiliki latar belakang sosial, budaya, persepsi, dan pengetahuan yang berbeda. Manusia akan memenuhi kebutuhan dasarnya sesuai dengan tingkat prioritas masing-masing. Kebutuhan dasar yang harus segera dipenuhi adalah kebutuhan dasar dengan tingkat prioritas yang paling tinggi/utama. Walaupun kebutuhan dasar umumnya harus dipenuhi, Banyak penyakit yang menganggu kelangsungan hidup masyarakat banyak. Penyakit-penyakit ini bukan hanya muncul dikarenakan keteledoran dari pada pengidap itu sendiri. Melainkan juga dari lingkungan luar yang ada di sekitarnya. Biasanya para pasien yang ada di rumah sakit paling gampang tertular dengan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kehidupannya sendiri. Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang praktikum mikrobiologi adalah sterilisasi. Bahan atau peralatan yang
1
digunakan harus dalam keadaan steril. Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik
yang
membunuh
semua
bentuk
kehidupan
terutama
mikroorganisme disebut sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya sterilisasi. Sterilisasi
didesain
untuk
membunuh
atau
menghilangkan
mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membrane mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi,2006). Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik, kimia dan mekanik. Setiap proses (baik fisika, kimia maupun mekanik) yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikrooranisme disebut dengan sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme
menunjukkan
bahwa
pertumbuhan
bakteri
masih
berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba, akan diluluhkan (Cappuccino, 1983). Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme.
Zat hara
digunakan
oleh
mikroorganisme
untuk
pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya. Dalam bahan dasar medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau nukleotida (Lim, 1998).
2
1.2. Rumusan Masalah 1. Apakah Pengertian dari kebutuhan dasar manusia? 2. Bagaimanakah Kebutuhan memiliki dan dimiliki? 3. Bagaiamanakah konsep kebutuhan harga diri? 4. Bagaimanakah konsep kebutuhan aktualisasi diri? 5. Apa saja jenis dan tipe Alat Kesehatan? 6. Apa saja manfaat dan fungsi Alat Kesehatan? 7. Bagaimana prinsip dan prosedur penggunaan alat Kesehatan? 8. Bagaimana perawatan dan penyimpanan alat kesehatan? 9. Apa yang dimaksud dengan kalibrasi dan bagaimana prinsip dan cara pelaksanaan kalibrasi alat?
1.3. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari kebutuhan dasar manusia 2. Untuk mengetahui kebutuhan memiliki dan dimiliki 3. Untuk mengetahui konsep kebutuhan harga diri 4. Untuk mengetahui konsep kebutuhan aktualisasi diri 5. Untuk mengetahui jenis dan tipe Alat Kesehatan 6. Untuk mengetahui manfaat dan fungsi Alat Kesehatan 7. Untuk mengetahui prinsip dan prosedur penggunaan alat Kesehatan 8. Untuk mengetahui perawatan dan penyimpanan alat kesehatan 9. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kalibrasi dan untuk mengetahui prinsip dan cara pelaksanaan kalibrasi alat
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kebutuhan Dasar Manusia Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan (Murray dalam Bherm, 1996).Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan dan cinta yang merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan. King (1987, dalam Potter, 2005) mengatakan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar manusia berfokus pada tiga sistem yakni, sistem personal, interpersonal, dan sistem sosial. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupuan psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Dalam hal ini Abraham Maslow mengemukakan Teori Hierarki Kebutuhan yang menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis; kebutuhan rasa aman dan perlindungan; kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki; kebutuhan harga diri; serta kebutuhan aktualisasi diri (Potter dan Perry 1997). Adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasar, yang dipengaruhi oleh stimulus internal maupun eksternal.Kebutuhan dasar saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia dapat merasakan adanya kebutuhan dan akan beruasaha memenuhinya dengan segera (Asmadi, 2008).
2.2. Kebutuhan Memiliki dan dimiliki (Belonging needs) Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan
4
untuk memberi dan menerima cinta. Seseorang yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat menolak cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa dirinya akan diterima orang-orang yangmemang penting bagi dirinya
2.3. Konsep Kebutuhan Harga diri (esteem needs) Maslow menemukan bahwa setiap orang memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan yakni: A. Harga Diri penilaian terhadap hasil yang di capai dengan analisis, sejauh mana memenuhi ideal diri. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga dirinya akan tinggi dan jika mengalami kegagalan harga diri menjadi rendah. Harga diri di peroleh dari diri sendiri dan orang lain. Harga diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidak tergantungan dan kebebasan Kebutuhan harga diri meliputi: a. Menghargai diri sendiri b. Menghargai orang lain c. Dihargai orang lain d. Kebebasan yang mandiri e. Preshies f. Di kenal dan di akui g. Penghargaan B. Penghargaan dari orang lain Meliputi
prestis,
pengakuan,
penerimaan,perhatian,
kedudukan,nama baik serta penghargaan. Penghargaan dari orang lain sanggat di perlukan dalam kehidupan karena dengan penghargaan itu seseorang akan menjadi lebih kreatif, mandiri, percayaakan diri sendiri dan juga lebih produktif.
5
Kebutuhan penghargaan dari orang lain meliputi : a. Kekuatan b.Pencapaian c. Rasa cukup d.Kompetisi e. Rasa percaya diri f. kemerdekaan Sebagai conoh:Seorang pemahat di puji oleh pelanggannya maka iya akan lebih semangat dalam membuatmemproduksi karyanya dalam jumlah maupun model atau Seorang guru yang mengajar,
mengabdi
bertahun-tahun
dan
mendapatkan
pengangkatan pegawai negeri oleh pemerintah 2.4. Konsep Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization needs) Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari yang dia bisa.tingkatan tertinggi dari perkembangan psikologis yang bisa dicapai bila semua kebutuhan dasar sudah dipenuhi dan pengaktualisasian seluruh potensi dirinya mulai dilakukan.Pada saat manusia sudah memenuhi seluruh kebutuhan pada semua tingkatan yang lebih rendah , melalui aktualisasi diri di katakan bahwa mereka mencapai potensi yang paling maksimal. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai “Self Actualization is the intrinsic growth of what is already in the organism, or more accurately, of what the organism is”. (Psychological Review, 1949). Selain menggambarkan apa yang dimaksud dengan aktualisasi diri dalam teorinya, Maslow juga mengidentifikasi beberapa karakteristik kunci dari aktualisasi diri seseorang, antara lain: a) Acceptance and Realism Mempunyai persepsi realistis dari diri mereka sendiri, orang lain dan lingkungan di sekitar mereka.
6
b) Problem-centering Prihatin dengan pemecahan masalah di luar diri mereka, termasuk membantu orang lain dan mencari solusi terhadap permasalahan di lingkungan luar mereka. Orang-orang seperti ini sering termotivasi oleh tangggung jawab pribadi dan etika. c) Spontaneity Spontan dalam pikiran internal dan perilaku mereka keluar.Mereka dapat menyesuaikan diri dengan aturan dan harapan sosial, cenderung terbuka dan tidak konvensional. d) Autonomy and Solitude Karakteristik lain dari aktualisasi diri seseorang adalah kebutuhan akan kebebasan dan privasi. e) Continued Freshness of Appreciation Melihat dunia dengan penghargaan, kekaguman yang berlangsung terus menerus. Bahkan, pengalaman sederhana terus menjadi sumber inspirasi dan kesenangan. f) Peak Experiences Individu yang mencapai aktualisasi diri sering memiliki apa yang dimaksud pengalaman puncak Maslow, atau saat suka cita. Setelah semua pengalaman ini orang merasa terinspirasi, diperkuat, diperbaharui atau ditransformasikan. Untuk tingkatan yang terakhir (Aktualisasi) ini sedikit berbeda.Maslow telah menggunakan berbagai istilah untuk merujuk ke tingkat ini. Dia menyebutnyagrowth motivation (berbeda dengan motivasi defisit), being needs (atauB-needs , berbeda denganD-needs), danself-actualizationitu sendiri.Maslow percaya bahwa satu-satunya alasan bahwa orang tidak akan bergerak dengan baik dari arah aktualisasi diri adalah karena kendala di masyarakat. Maslow menyatakan bahwa pendidik harus menanggapi potensi individu telah untuk tumbuh menjadi orang yang mengaktualisasi dirinya sendiri. Sepuluh poin yang harusnya menjadi acuan bagi pendidik adalah sebagai berikut:
7
1) Kita harus mengajar orang untuk menjadi otentik, untuk menyadari diri batin mereka dan mendengar perasaan mereka. 2) Kita
harus
mengajar
orang
untuk
mengatasi
pengkondisian budaya mereka dan menjadi warga negara dunia. 3) Kita harus membantu orang menemukan panggilan mereka dalam hidup, nasib atau takdir. Hal ini terutama difokuskan pada menemukan karir dan pasangan yang tepat. 4) Kita harus mengajarkan orang bahwa hidup ini berharga, bahwa ada sukacita yang harus dialami dalam kehidupan, dan jika orang yang terbuka untuk melihat yang baik dan gembira dalam semua jenis situasi, itu membuat hidup layak. 5) Kita harus menerima orang seperti dia dan membantu orang belajar sifat batin mereka. Dari
pengetahuan
bakat dan keterbatasan, kita potensi apa yang membangun. 6) Kita harus melihat kebutuhan dasar orang dipenuhi. 7) Mengajarkan orang untuk menghargai keindahan dan hal-hal baik lainnya di alam dan dalam hidup. 8) Mengajarkan kontrol yang baik, dan meninggalkan yang buruk. Dibutuhkan kontrol untuk meningkatkan kualitas hidup di semua daerah. 9) Mengajarkan untuk mengatasi masalah sederhana dan bergulat dengan masalah serius dalam kehidupan. 10) Mengajarkan untuk menjadi pemilih yang baik.
8
2.5 Jenis dan tipe alat kesehatan a. Alat dari kaca
: Tabung kimia
b. Alat dari logam
: Refleks hammer, pinset, gunting
c. Alat dari plastic
: Selang infus
d. Alat dari kain
: Elastis perban, sprei
e. Alat dari bahan campuran
: Pipet
f. Alat dari karet
: Kateter
2.6 Manfaat dan fungsi Alat Kesehatan 1.
Push/basin/ bengkok Fungsinya untuk tempat membuang sampah bekas kapas, nanah, muntahan dan lain lain
2.
Suction Catether. Fungsinya untuk menyedot lendir dari trachea misalnya pada bayi baru lahir, untuk menyedot cairan amniotic
3.
Infusion set Fungsinya digunakan untuk pemberian cairan infus.
4.
Urinal pria Fungsinya adalah sebagai tempat air kencing untuk pasien pria. Lubangnya lebih sempit
9
5.
Urinal wanita Fungsinya adalah sebagai tempat air kencing untuk pasien wanita. Lubangnya lebih lebar
6.
Reflex Hummer Fungsinya adalah untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian-bagian tertentu tubuh kita.
7.
8.
Scalpel -
Scalpel Blade yaitu mata pisau operasi
-
Scalpel Haldel yaitu gagang pisau operasi
Brost pomp Fungsinya untuk membantu air susu keluar dari tubuh wanita yang sedang menyususi karena air susunya terlalu banyak.
9.
Pembalut elastis. Fungsinya untuk membalut, untuk menutupi sesuatu biasanya luka pada tubuh.
10. Disposable syringe. Fungsinya untuk menyuntik. Merupakan jarum suntik sekali pakai
10
11. Warm Water Zak/ Buli-buli Merupakan kantong berisi air panas atau disebut juga Hot Water Bottle
12. Oxy Set. Berfungsi untuk terapi oksigen.
13. Pembalut Gips Sebelum pasien diberi Gips, maka bagian tubuh tersebut diberi lapisan kapas gips yang terbuat dari bahan nonwoven yang dikenal dengan nama velban, sofbann
14. Doek Klem Fungsinya untuk menjepin kain, terutama kain linen yang tengahnya berlobang yang diletakkan diatas tubuh yang mau dioperasi
15. Colostomy Bag Fungsinya untuk menampung feses
11
16. Umbilical cord scissors Fungsinya untuk memotong pusar bayi
17. Pinset - Pinset Sirurgis. Fungsinyauntuk menjepit jaringan pada waktu penjahitan luka - Pinset anatomis.fungsinya adalah untuk menjepit kasa sewaktu menekan luka, menjepin jaringan yang tipis dan lunak.
18. Tensimeter/ Sfygmomanometer Fungsinya untuk mengukur tekanan darah tubuh.
19. Stetoskop Fungsinya untuk mendeteksi, mempelajari, mendengarkan bunyi yang timbul dari rongga tubuh.
12
20. Nebulizer Fungsinya untuk pengobatan penyakit asma dan saluran pernapasan lainnya. Cara kerja alat ini merubah cairan obat pada medication cup menjadi mist-mist yang disemprotkan ke mulut melalui masker yang terhubung dengan medication
21. Ampul/vial Fungsinya untuk terapi atau pengobatan.
22. Glukometer Fungsinya untuk mengukur kadar glukosa dalam darah.
23. Bandage scissors. Fungsinya untuk mengunting perban(gaas)
13
24. Surgical scissors Digunakan untuk pembedahan.
25. Pean atau/ klem arteri. Ada dua jenis yaitu klem yang lurus dan yang bengkok. Berfungsi untuk arteri klem untuk memegang jarum. Bedanya dengan kocher ujungnya tidak bergerigi.
26. Klem Kocher Ada dua jenis yaitu klem yang lurus dan yang bengkok. Fungsinya tidak ditujukan untuk hemostasis. Sifat khasnya adalah mempunyai gigi pada , ujungnya (mirip gigi pada pinset sirurgis ). Gunanya adalah untuk menjepit jaringan , terutama agar jaringan tidak meleset dari klem, dan hal ini dimungkinkan dengan adanya gigi pada ujung klem .
27. Klem Mosquito Fungsinya mirip dengan klem arteri pean tetapi ukurannya lebih kecil. Penggunannya adalah tuntuk hemostasis terutama untuk jaringan tipis dan lunak.
14
28. Epsiotomy scissors. Fungsinya untuk obstertric , untuk memotong vulva pada waktu melahirkan , untuk mencegah robeknya dinding perinium
29. Suture forcep. Fungsinya untuk menjepit luka yang terbuka
30. Stomach tube. Fungsinya mengeluarkan cairan yang berada di lambung, dapatjuga untuk membersihkan isi lambung pasien, dan untuk pemberian obat.
31. Feeding tube. Fungsinya untuk nitrisi / pemberian cairan makan melalui mulut atau hidung.
32. Bedpan. Fungsinya untuk menampung feses pada pasien yang tidak boleh atau tidak bisa ke wc.
15
33. Bak instrument. Fungsinya untuk menaruh peralatan steril saat melakukan tindakan.
34. Tongual spatel. Fungsinya untuk mencegah lidah agar tidak jatuh ke belakang.
35. Needle holder. Fungsinya untuk menjepit jarum jahit serta menjahit luka terbuka seperti luka bekas pembedahan.
36. Blood administration set. Fungsinya di gunakan saat melakukan trasfusi darah
37. Iv catether. Fungsinya sebagai vena tambahan untuk pengobatan secara intra vena.
38. Thermometer klinik. Fungsinya untuk mengkur suhu tubuh.
16
39. Korentang Fungsinya untuk mengambil alat kesehatan lainnya yang bersifat steril dalam suatu tindakan operasi
40. Cathether. Fungsinya untuk mengeluarkan atau pengambilan urine.
41. Urine bag Fungsinya untuk menampung urine pada pemasangan kateter
42. Pipet tetes Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
43. Sprei Bed sheet atau sprei adalah kain lembaran untuk menutupi Kasur
17
44. Speculum, berfungsi untuk memeriksa atau melihat bagian yang berada di dalam liang rongga tubuh :
-
Nasal speculum . untuk memeriksa rongga hidung
-
Ear speculum, untuk memeriksa rongga telinga
-
Rectum speculum, untuk memeriksa lubang anus
-
Vagina speculum. Untuk memeriksa lubang vagina
18
2.7 Prinsip dan prosedur penggunaan alat Beberapa prinsip dan prosedur penggunaan alat kesehatan 1. Tabung reaksi Prinsip kerja: Yaitusebagai tempat dimana kita mereaksikan bahan kimia dalam laboratorium 2. Refleks hammer Prinsip kerja : Yaitu digunakan untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian-bagian tertentu tubuh kita, biasanya lutut kita. 3. Infus set Prinsip kerja : Yaitu digunakan oleh petugas medis untuk melakukanpemasangan infus. 4. Sprei Prinsip kerja : Yaitu digunakan untuk menutupi kasur 5. Pipet Prinsip kerja : Yaitu digunakan dalam pengujian-pengujian biologi molekul, kimia analitik, juga kedokteran 6. Cathether Prinsip kerja : Yaitu digunakan untuk mengeluarkan/ pengambilan urine.
2.8 Perawatan alat Perawatan peralatan kesehatan dilakukan dengan melaksanakan pemeliharaan alat-alat kesehatan dengan cara membersihkan, mendesinfektan, menyeterilkan dan menyimpannya. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan perawatan dalam keadaan siappakai, mencegah peralatan rusak dan mencegah terjadinya infeksi silang. 2.8.1 Perawatan alat kesehatan dari logam. a. Membersihkan dan desinfektan 1) Peralatan : Alat kotor, Larutan desinfektan, gelas ukur, bak/ember tempat merendam dan air mengalir 2) Prosedur : a) Memakai sarung tangan
19
b) Membersihkan alat yang dari kotoran yang melekat dibawah air kran mengalir b. Menyeterilkan dan penyimpanan alat logam 1) Peralatan : alat-alat logam, sterilisator, kain pembungkus bila perlu 2) Prosedur a) Memakai panas kering (sterilisator) b) Menyusun alat-alat ke dalam bak instrument dalam keadaan bersih/kering c) Membungkus bak instrument berisi alat dengan kain. d) Memasukan alat ke dalam autoklaf (sentral) selama 30 menit untuk yang dibungkus, 20 menit untuk yang tidak dibungkus Mengangkat alat sterilisator dan menyimpan dalam tempatnya
2.8.2 Perawatan Elektronika Perawatan elektronika yang dimaksudkan adalah peralatan yang menggunakan sumber daya listrik, misalnya alat electrocardiography, electro encephalography, unit thermography, ventilator, unit monitor EKG, dan lain-lain. Peralatan elektronik sangat peka terhadap goncangan sehingga perlu dihindari dari goncangan. Hindari penggunaan alat dari medan magnet sensivitas meter tidak berubah. Alat-alat elektronika tidak tahan pada suhu 25°C, sehingga pada waktu menggunakan suhu ruangan sebaiknya berkisar antara 18°C sampai dengan 25°C, rata-rata pada temperatur 21°C. Untuk menghindari suhu terlalu tinggi, pada alat perlu tempati kipas anging di sekitar power supply / sumber daya alat tersebut. Pengetahuan dan keterampilan penggunaan peralatan memengang peranan penting dalam perawatan peralatan agar peralatan berjalan dengan baik dan kerusakan dapat dihindari sejauh mungkin. Pengetahuan dan keterampilan meliputi: Sasaran pengukuran telah dipahami terlebih dahulu Persiapan metode, waktu dan program pengukuran Kondisi peralatan baik atau tidak Pemeliharaan Tensi Meter a. Mengunci air raksa setelah pemakaian alat
20
b. Menggulung kain beserta manset dan disusun/dimasukkan ke dalam bak tensimter c. Menutup tensimeter dan menyimpan pada tempatnya d. Kain manset dicuci bila kotor atau satu kali seminggu. e. Perhatikan kaca pengukur harus tetap dalam keadaan bersih dan mudah dibaca 2.8.3. Perawatan Alat dari Bahan Baku Gelas Bahan gelas banyak dipakai dalam laboratorium medis. Ada beberapa keuntungan maupun kelemahan dari bahan baku gelas tersebut. Keuntungannya : Bahan gelas tahan terhadap reaksi kimia, terutama bahan gelas pyrex, tahan terhadap perubahan temperatur yang mendadak, koefisien mulai yang kecil dan tembus cahaya yang besar. Kelemahan : Mudah pecah terhadap tekanan mekanik, dan mudah tumbuh jamur sehingga menggangu daya tembus sinar, kadang-kadang dengan menggunakan kain katun untuk membersihkan saja mudah timbul goresan. Dengan memperhatikan keuntungan dan kelemahan dari bahan gelas, maka dalam segi perawatan maupun memperlakukan alat-alat gelas harus perhatikan: a. Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27°C-37°C dan diberi tambahan lampu b. Ruang tempat penyimpanan diberikan silikon sebagai zat higroskopis c. Gunakan alkohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin untuk membersihkan lensa sampai merusak lapisan lensa d. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan diatas kawat kasa, atau boleh melakukan pemanasan secara langsung asalkan bahan gelas terbuat dari pyrex e. Gelas yang akan direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung kedalam air yang sedang mendidih melainkan gelas dimasukkan kedalam air dingin kemudian dipanaskan secara perlahan-lahan. Sebaliknya untuk pendingin mendadak tidak diperkenangkan.
21
f. Membersihkan bahan/kotoran dari gelas sebaiknya segera setelah dipakai dapat menggunakan: Air yang bersih Detergent : dapat menghilangkan lemak dan tidak membawa efek perubahan fisik. Larutan : Kalium dishromat 10 gram Asam belerang 25 ml Aquadest 75 ml Kadang-kadang memerlukan perendam sampai beberapa jam, kemudian dibilas dengan air bersih, dikeringkan dengan udara panas lalu disimpan ditempat yang kering. 2.8.4 Perawatan Alat dari Bahan Baku Karet Sarung tangan dari karet/hand schoen mudah sekali meleleh atau melengket apabila disimpan terlalu lama. Untuk menghidari kerusakan dari bahan karet, sebelum melakukan penyimpanan mulamula bersihkan kotoran darah atau cairan obat dengan cara mencuci dengan sabun kemudian dikeringkan dengan menjemur dibawah sinar matahari atau hembusan udara hangat. Setelah itu taburi talk pada seluruh permukaan karet. Perawatan serta penyimpan Pispot a. Peralatan 1) Pispot dan urinal kotor 2) Sarung tangan 3) Larutan desinfektan (bayclin) 4) Bak septik tank 5) Keranjang sampah 6) Bak/ ember tempat merendam 7) Lap bersih dan kering 8) Sikat bertangkai b. Prosedur 1) Membawa pispot yang kotor ke dalam spoel hoek 2) Memakai sarung tangan 3) Membuang tissue bekas pakai keranjang ke keranjang sampah, dengan memakai korentang spoel hoek
22
4) Membuang kotoran ke bak septik tank, kemudian mengalirkan air kran supaya kotoran masuk tangki septik tank. Membilas alat dari kotoran yang masuk, melekat dengan mempergunakan sikat bertangkai 5) Larutan desinfektan sampai semua permukaan pispot terendam. 6) Membersihkan pispot dengan cara menyikat memakai air sabun/detergen 7) Membilas pispot dibawah air mengalir 8) Merendam pispot dengan kain lap. 9) Menyimpan pot pada tempatnya. Perawatan dan penyimpan urinal a. Peralatan 1) Urinal yang kotor 2) Sarung tangan 3) Larutan desinfeksi 4) Bak septik tank 5) Bak/ember perendam 6) Lab bersih dan kering 7) Sikat b. Prosedur 1) Membawa urinal ke kamar spoel hoek 2) Memakai sarung tangan 3) Membuang urinal dengan ke bak septik tank 4) Membilas urinal dengan air 5) Merendam urinal dalam bak/ember yang berisi larutan desinfektan sampai semua permukaan urinal terendam( konsentrasi sama dengan perendaman pispot) 6) Membersihkan dengan cara menyikat memakai sabun/detergen 7) Membilas urinal dibawah air mengalir
23
8) Mengeringkan urinal dan menggantungkan ditempatnya.
2.8.5 Penyimpanan alat alat yag telah disterilkan Penyimpanan berarti mengelolah barang yang ada dalam persediaan, dengan maksud selalu dapat menjamin ketersediannya bila
sewaktu
–
waktu
dibutuhkan
presiden.
Pada
tahap
penyimpanan, seluruh alat steril disimpan pada ruangan dengan kaidah ‘clean room’, dimana suhu dan kelembapan diatur, pembatasan lalu lintas personel, fentilasi agar pertekanan positif, dan mekanisme lain agar terbebas dari kotoran dan debu sampai alat akan digunakn kembali. Distribusi alat keluar dari tempat penyimpanan harus dengan lalu lintas personel minimal diwilayah steril untuk menjaga kondisi alat tetap steril. Untuk distribusi, petugas pelaksanaan operasional dan pemeliharaan alat sterilisasi sentral menyerahkan alat alat yang telah steril kepetugas administrasi sterilisasi sentral yang kemudian alat dapat diambil petugas rungan agar dapa digunakan operator. Ada dua macam alat yang dilihat dari cara penyimpanan, yakni : 1.
Alat yang dibungkus Dalam kondisis penyimpanan yang optimal dan penanganan yang minimal, dinyatakan steril sepanjang bungkus tetap kering dan utuh. Untuk penyimpanan yang optimal,simpan bungkusan seteril dalam lemari tertutup dibagian yang tidak terlalu sering dijamah, suhu udara dan seajuk atau kelembapan rendah. Jika alat-alat tersebut tidak dipakai dalam waktu yang lama, alat tersebut harus disterilkan kembali sebelum pemakaian. Alat yang tidak dibungkus harus segera diguanakan setelah dikeluarkan .jangan menyimpan alat dengan merendam dalam larutan .
24
2. Pengelolaan benda tajam Benda tajam sangat beresiko untuk menyebabkan perlukaan sehingga meningkatkan terjadinya penularan penyakit melalui kontak darah, untuk menghindari perlukaan atau kecelaan kerja maka semua benda tajam harus digunakan sekali pakai, dengan demikian jarum suntik bekas tidak boleh digunakan
lagi. Tidak dianjurkan untuk
melakukan daur ulang atas pertimbangan penghematan karena 17% kecelakaan kerja disebabkan oleh luka tusukan sebelum atau selama pemakaian. salah satu contoh cara yang dianjurkan untuk mencegah perlukaan akibat penggunaan jarum suntik yaitu jarum suntik tersebut langsung dibuang ketempat sementaranya tanpa menyentuh atau memanipulasi bagian tajamnya sperti dibengkokkan. Dipatahkan ata ditutup kembali. Jika jarum terpaksa ditutup kembali, gunakanlah cara penutupan dengan satu tangan untuk mencegah jari tertusuk jarum. 2.9 Kalibrasi alat, prinsip, dan cara pelaksanaan 2.9.1 Kalibrasi alat Pengertian kalibrasi menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan
Vocabulary
of
International
Metrology
(VIM) adalah
serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain, kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standarukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional.
25
Tujuan kalibrasi adalah untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus. Untuk kalibrasi alat ukur digunakan alat standar kalibrasi yaitu kolimator. Alat kesehatan yang dapat dikalibrasi (permenkes 363) 1.
After Loading
2.
Alat
Bedah
Frekuensi
13.
Analytical Balance
14.
Automatic
Tinggi 3.
Alat Hisap Medik
Microplate
laser 15.
(Suction Pump)
Blood
Chemistry
Analyzer
4.
Anaesthesi Unit
16.
Blood Gas Analyzer
5.
Audiometer
17.
Blood Pressure Monitor
6.
Arrythmia Monitor
18.
Blood Solution Warmer
7.
Autoclave Table
19.
Bed Side Monitor
8.
Asma Bronchial
20.
Bronchoscope
9.
Amnioscope
21.
Blood Cell Counter
10.
Automatic Film
22.
Cardiac Stress Tes
Processing
23.
ENT.Treatment
11.
AcupuntureTheraphy
24.
Examination Lamp
12.
Analgesia
25.
Electro Coutry Treatment
35.
Telegama Therapy
26.
Electrogravimetri
36.
Gas Cromatograph
27.
Foetal Detector
37.
Haemodialysia
28.
Head Lamp
38.
Hydrotubator
29.
Horizontal Sterilizer
39.
Instrument Washer
30.
Hydro Extractor
40.
Infra Red Lamp
31.
Infusion Pump
41.
IsoEnzym Electrophoresis
32.
Inkubator Perawatan
42.
Imno Electrophoresis
33.
Finger Muscle Therapy
43.
Laboratory Incubator
34.
Flame Photometer
44.
Laboratory Refrigerator
26
45.
Cardiotocograph
52.
Echocardiograph
46.
Central Monitor
53.
Elektrokardiograf
25Centrifuge
Monitor
47.
CT. Scaner Whole Body
54.
CT. Scanar Head
48.
CT. Scanar Head
55.
Central Gas Medik
49.
Dental Unit
56.
Cough Examination
50.
Diathermy
57.
Cardio Pulmonary
51.
Duadeno Fiberscope
58.
CO2 Analyzer
Therapy 59.
Defibrillator
69.
Laser Surgical Unit
60.
Defibrillator Monitor
70.
Light Source
61.
Elektrokardiograf
71.
LINAC
Monitor
72.
Laser Lithotripsy
62.
Elektrokardiograf
73.
Laser Therapy
63.
Elektroconvulsion
74.
Nebulizer
Therapy
75.
Nasofaringoscope
64.
Electrolite Analyzer
76.
Operating Lamp Ceiling
65.
Electromyograph
66.
Electrostimulator
77.
Operating Microscope
67.
Endoscopy Unit
78.
Oxygen Tent
68.
Laser Coagulator
79.
Limpatic Physiotherapy
80.
Microscope laboratory
91.
Pleurel Biopsy
81.
Microtome
92.
Photo Fundus Unit
82.
Mobile Operating Lamp
93.
Precesion Balance
83.
Magnetic Resonance
94.
Photometer
Imaging
95.
Respiration Apparatus
84.
Oxygen Tent
96.
Stirrer
85.
Pace Maker
97.
Suction Thorax
86.
PH Meter
98.
Thyroid Up Take
87.
Phototeraphy Unit
99.
Trombelastograph
88.
Protombin Meter
100. TL. Chromatograph
89.
Pulse Oxymeter
101. Resuscitator
90.
Phoncardiograph
102. Refractometer
Type
27
103. Retinoscope
120. X –ray Simulator
104. Refrigerator
121. Water destilator
105. Spectrophotometer
122. X –ray Angiography
106. Spirometer
123. X –ray Dental
107. Ultrasonic Cleaner
Panoramic
108. Ultrasonography
124. X –ray Dental Unit
109. Ultrasonic Pachymeter
125. X –ray Teraphy
110. Ultra Violet Unit
126. X –ray Tomography
111. UV. Sterilizer
127. X –ray Mamograph
112. VacumExtracto
128. Anak Timbangan Kelas
113. Vector Cardiograph
E2
114. Ventilator
129. Anak Timbangan KelasF
115. Viscometer
130. Anak Timbangan
116. Water Bath
Kelas M
117. X –ray Mobile C-Arm
131. Baby CPAP
118. X –ray Mobile Unit
132. Billow
119. X –ray General Purpose 133. Computed radiography 134. Defibrilator with ECG 135. Digital pressure meter
147. Film badge
136. Digital radiography
148. Flow meter
137. Dosemeter
149. GelasUkur
138. Blood bank
150. Grounding
139. Blood Pressure Pump
151. Hearth Rate Monitor
140. Bone densitometer
152. Infant warmer
141. Chilling unit 135CO2
153. Infra Red Lamp
laser surgery
154. Micropipet
142. Cobalt-60
155. Microwave diathermy
143. ECG Simulator
156. Mixer
144. Electrical safety analyzer
157. Oksigen
145. Electrostimulator
158. Oksigen Konsentrator
146. Elektro Enchepalograph
159. Instalasi Gas Medis
(EEG)
160. Lab. Rotator 28
161. Lux meter
190. Vaporizer d/ halothane
162. Mammography
191. Vaporizer d/ isoflurane
163. MSCT X-Ray
192. Vaporizer d/ gas
164. Medical Air 165. Outlet gas medik N2O
sevoflurane 193. Xraycephalometric
166. Outlet gas medik O2 167. Outlet Gas medis 168. Oven 169. Paraffin Bath 170. PengujianTLD badge 2 elemen 171. Timbangan Bayi 172. Timbangan Analitical Elektronik(Analitical B) 173. Timbangan Digital 174. Timbangan Mekanik 175. Timer 176. Ultrasound Theraphy 177. Ultrasound Watt meter 178. Vacuum Gauge 179. Vaporizer (dgn liquid) 180. Vaporizer (tanpa gas anaesthesi) 181. Timpanometer 182. Traksi 183. Treadmill 184. Treadmill with ECG/Cardiac Stress Test 185. Tube dryer 186. Ultra Violet Sterilizer 187. Vaporizer (tanpa liquid) 188. Vaporizer d/ desflurane 189. Vaporizer d/ enflurane 29
2.9.2 Prinsip dasar kalibrasi Beberapa hal yang harus disiapkan sebelum kegiatan kalibrasi dilakukan adalah: a. Obyek Ukur (Unit Under Test ) b. Standar Ukur (Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metode standar yang mengacu ke standar kalibrasi internasional atau prosedur yangdikembangkan sendiri oleh laboratorium yangsudahteruji/diverifikasi) c. Operator/Teknisi ( Dipersyaratkan operator / teknisi yang mempunyai kemampuan teknis kalibrasi / bersertifikat) d. Lingkungan yang dikondisikan ( Suhu dan kelembaban selalu dikontrol, Gangguan faktor lingkungan luar selalu diminimalkan sebagai sumber ketidakpastian pengukuran). Hasil kalibrasi dikatakan memenuhi standar apabila berisi informasi sebagai berikut: a.Nilai Obyek Ukur b.Nilai Koreksi/Penyimpangan. c.Nilai Ketidakpastian Pengukuran d.Sifat metrologi lain,faktor kalibrasi, kurva kalibrasi. TUR (Test Uncertainty Ratio) adalah perbandingan antaraketidakpastian karakteristik ( specified)dari instrumen yang
dikalibrasiterhadap
kalibratornya.
Spesifikasi
ketidakpastian alat
bisadianggap
instrumen sebagai
ketidakpastianterbesar.
30
2.9.3 Cara Pelaksanaan a. Otoklaf ( Autoclave ) Digunakan untuk menguji apakah fungsi alat, suhu, waktu dan tekanannya sudah benar. Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan : 1.
Autoclave indicator tape. Cara :
Rekatkan indicator tape secara melingkar pada kemasan yang aikan disterilisasi. Pada otoklaf yang besar, kemasan diletakkan pada bagian atas dan bagian bawah otoklaf.
Atur suhu, waktu dan tekanan
Hidupkan otoklaf
Setelah selesai baca indicator tape dengan melihat perubahan warna ang terjadi pada garis – garis diagonal. Bila proses sterilisasi berjalan dengan baik, garis – garis diagonal berubah warna dari putih menjadi coklat kehitam – hitaman.
31
32
33
BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan. Terdapat beberapa Jenis dan tipe alat kesehatan. Alat dari kaca, alat dari logam alat dari plastic, alat dari kain, alat dari bahan campuran, alat dari karet. Perawatan peralatan kesehatan dilakukan dengan melaksanakan pemeliharaan
alat-alat
kesehatan
dengan
cara
membersihkan,
mendesinfektan, menyeterilkan dan menyimpannya. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan perawatan dalam keadaan siappakai, mencegah peralatan rusak dan mencegah terjadinya infeksi silang.Ada dua macam alat yang dilihat dari cara penyimpanan, yakni : 1. Alat yang dibungkus. Dalam kondisis penyimpanan yang optimal dan penanganan yang minimal, dinyatakan steril sepanjang bungkus tetap kering dan utuh. 2. Pengelolaan benda tajam. Benda tajam sangat beresiko untuk menyebabkan
perlukaan
sehingga
meningkatkan
terjadinya
penularan penyakit melalui kontak darah, untuk menghindari perlukaan atau kecelaan kerja maka semua benda tajam harus digunakan sekali pakai, dengan demikian jarum suntik bekas tidak boleh digunakan lagi.Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional.Tujuan ketertelusuran
kalibrasi adalah
pengukuran.
Hasil
untuk
mencapai
pengukuran
dapat
dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti
34
3.2 Saran Bagi perawat diharapkan mamu memahami jenis, manfaat dan cara pengunaan alat Kesehatan dalam praktik lapangan. Bagi pendidikan diharapan perlunya menyediakan buku referensi yang ada kaitan dengan judul sehingga bisa menamnah wawasan yang lebih luas. Bagi mahasiswa keperawatan diharapkan mampu memahami tentang jenis, manfaat dan cara pengunaan alat Kesehatan agar nantinya bisa mengaplikasikan di dalam hal nyata.
35
DAFTAR PUSTAKA
Alimun, Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia,Jakarta : Salemba Medikal, 2006. Mubarok, Wahit Iqbal. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Teori dan aplikasi dalam praktek. Jakarta: EGC. Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC http://www.herusetianto.com/2015/01/kebutuhan-dasar-manusia.html Diakses pada hari senin, 12 maret 2018 pkl 20.15 wita http://www.academia.edu/6671317/HIERARKI_DARI_KEBUTUHAN_MANUS IA_MENURUT_MASLOW Diakses pada hari selasa, 13 maret 2018 pkl 16.31 wita http://www.kapukonline.com/2012/02/kebutuhandasarmanusiaabrahammaslow.ht ml Diakses pada hari selasa, 13 maret 2018 pkl 17.45 wita Budiningsih, C. Asri. 2005. Modul Keperawatan Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rinea Cipta. Iklas. All . Modul Keperawatan dasar. 2016. Cisarua ; Yayasan Raudatul Sagala, Saiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Yulaela, Ella. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi, Teori dan Aplikasi. Jakarta : Pakar Raya
36