SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN IFRS 1
DISUSUN OLEH : Dimas Nursyaraya (1711070220)
PERBANAS INSTITUTE JAKARTA 2019
1
1. Penyesuaian yang Diperlukan dalam Menyusun Laporan Keuangan 1.1. Langkah-Langkah melakukan Transisi ke IFRS
Langkah 1 - Identifikasi tanggal-tanggal utama dan laporan keuangan IFRS pertama.
Langkah 2 - Identifikasi perbedaan antara kebijakan akuntansi yang diterapkan berdasarkan GAAP dan yang sesuai dengan IFRS, dan pilih kebijakan akuntansi yang akan diterapkan di bawah IFRS.
Langkah 3 - Pertimbangkan apakah akan menerapkan salah satu dari 10 pengecualian dari retrospektif wajib diaplikasikan.
Langkah 4 - Menerapkan empat pengecualian wajib untuk pengaplikasian retrospektif dan menentukan apakah terdapat informasi untuk menerapkan pada tanggal yang lebih awal.
Langkah 5 - Menyiapkan neraca pembukaan pada tanggal transisi ke IFRS.
Langkah 6 - Identifikasi pengungkapan yang diperlukan IFRS 1.
1.1.1. Opening Balance Sheet IFRS Opening Balance Sheet IFRS adalah titik awal untuk semua periode akuntansi berikutnya di bawah IFRS. Perusahaan harus menyiapkan neraca IFRS pembukaan pada ‘tanggal transisi ke IFRS’. Ini adalah awal dari periode paling awal dimana informasi
komparatif
lengkap
disajikan
sesuai
dengan
IFRS,
bukan
lagi
menggunakan GAAP. Ketika perusahaan menyiapkan laporan keuangan IFRS pertamanya untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2005 dengan perbandingan satu tahun, tanggal transisi ke IFRS 1 Januari 2004 dan neraca pembukaan IFRS akan disiapkan pada tanggal tersebut. Suatu perusahaan diharuskan untuk menyajikan dua tahun informasi komparatif penuh yang harus disiapkan neraca pembukaan. Neraca pembukaan IFRS mencakup hal-hal sebagai berikut:
Semua aset dan liabilitas yang sesuai dengan IFRS.
Mengecualikan aset dan liabilitas apa pun yang tidak sesuai dengan IFRS.
Mengklasifikasikan semua aset, kewajiban, dan ekuitas sesuai dengan IFRS.
Mengukur semua instrumen sesuai dengan IFRS.
2
Pengecualian untuk hal ini adalah apabila salah satu pengecualian opsional atau pengecualian wajib tidak mengharuskan atau mengizinkan pengakuan, klasifikasi, dan pengukuran sesuai dengan IFRS. Tanggal adopsi perusahaan adalah awal tahun keuangan yang laporan keuangan IFRSnya pertama kali disiapkan. Maka dari itu, sebuah perusahaan yang menyiapkan laporan keuangan IFRS pertamanya untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2005 memiliki tanggal adopsi 1 Januari 2005. Penyesuaian sebagai hasil dari penerapan IFRS untuk pertama kali dicatat dalam laba ditahan atau kategori ekuitas lainnya. Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang diharuskan untuk mengukur kembali investasi yang tersedia untuk dijual (available for sale) dengan nilai wajar harus mengakui penyesuaian dalam cadangan nilai wajar. Apabila perusahaan memilih untuk mengadopsi perlakuan alternatif yang diperbolehkan dalam IAS 16 harus mengakui perbedaan antara biaya dan nilai wajar aset tetap pada cadangan revaluasi. 1.2 Implikasi Transisi ke IFRS Perusahaan mungkin juga diminta untuk melakukan konsolidasi entitas yang tidak dikonsolidasikan berdasarkan GAAP. Tidak ada pengecualian dari persyaratan IAS 27 dan SIC-12. Anak perusahaan yang sebelumnya dikeluarkan dari laporan keuangan grup dikonsolidasikan seolah-olah mereka adalah pengadopsi pertama kali pada tanggal yang sama dengan induknya. Perbedaan antara biaya investasi induk perusahaan di anak perusahaan dan aset bersih anak perusahaan berdasarkan IFRS diperlakukan sebagai goodwill. Pajak tangguhan dan saldo bunga minoritas yang termasuk dalam neraca pembukaan IFRS akan tergantung pada penyesuaian lain yang dilakukan. Karenanya, saldo ini harus dihitung setelah semua penyesuaian saat transisi lainnya telah selesai dilakukan. Penyusunan neraca pembukaan IFRS mungkin memerlukan perhitungan atau pengumpulan informasi yang tidak dihitung atau dikumpulkan berdasarkan GAAP perusahaan sebelumnya. Perusahaan harus merencanakan transisi mereka dan mengidentifikasi perbedaan antara IFRS dan GAAP mereka sebelumnya terlebih dahulu, sehingga semua informasi yang diperlukan dapat dikumpulkan. Saat perusahaan melakukan transisi ke IFRS, akan terjadi beberapa Implikasi pada neraca pembukaan IFRS, antara lain : 3
Implikasi Penyajian Aset dan Liabilitas sesuai dengan IFRS Perusahaan akan menemukan akun asset dan liabilitas baru yang sebelumnya tidak ditemukan, yaitu : o Defined benefit pension plans o Deferred taxation o Assets and liabilities under finance leases o Provisions where there is a legal or constructive o obligation o Derivative financial instruments o Acquired intangible assets o Share-based payments (IFRS 2)
Mengecualikan aset dan liabilitas apa pun yang tidak sesuai dengan IFRS. Beberapa aset dan liabilitas yang sebelumnya diakui berdasarkan GAAP perusahaan sebelumnya, harus di berhentikan pengakuannya, antara lain: o Provisi yang tidak memiliki hukum atau kewajiban konstruktif o Cadangan umum o Aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal o Aset pajak tangguhan yang tidak dapat dipulihkan
Mengklasifikasikan semua aset, kewajiban, dan ekuitas sesuai dengan IFRS Aset dan liabilitas yang mungkin akan direklasifikasi karena transisi dari GAAP jadi IFRS , antara lain : o Investasi harus di klasifikasikan sesuai dengan IAS 39 o Beberapa
instrumen
keuangan
yang
sebelumnya
diklasifikasikan sebagai ekuitas harus diklasifikasi ulang o Aset dan liabilitas apa pun yang telah dilakukan offset yang tidak sesuai dalam IFRS. o Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual (IFRS 5) 4
Mengukur semua instrumen sesuai dengan IFRS. Pengukuran atas Aset dan liabilitas mungkin dilakukan pengukuran secara berbeda, antara lain pengukuran mengenai : o Piutang (IAS 18) o Kewajiban imbalan kerja (IAS 19) o Pajak tangguhan (IAS 12) o Instrumen keuangan (IAS 39) o Provisi (IAS 37) o Penurunan nilai aset tetap dan aset tidak berwujud (IAS 36) o Aset yang dimiliki untuk dijual (IFRS 5) o Pembayaran berbasis saham (IFRS 2)
2. Accounting Policies Laporan keuangan IFRS pertama disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang mematuhi IFRS yang berlaku pada 'tanggal pelaporan'. Tanggal pelaporan adalah tanggal neraca akhir tahun untuk laporan keuangan IFRS pertama. Kebijakan ini harus diterapkan secara retrospektif ke neraca pembukaan IFRS dan untuk semua periode yang disajikan dalam laporan keuangan IFRS pertama. Pengecualian atau pengecualian tertentu berlaku untuk persyaratan ini, yang utama adalah bahwa penerapan IAS 32 dan IAS 39 dapat ditunda hingga 1 Januari 2005.
Perusahaan dapat melakukan penerapkan standar yang telah
dikeluarkan pada tanggal pelaporan, bahkan jika standar itu tidak wajib, selama standar tersebut mengizinkan adopsi awal. Panduan transisi dalam IAS 8 untuk perubahan kebijakan akuntansi, berlaku untuk pengguna IFRS yang ada dan tidak digunakan oleh perusahaan yang baru melakukan transisi pertama kali ke IFRS, kecuali jika standar atau IFRS 1 mensyaratkan sebaliknya. IASB telah menyatakan bahwa akan memberikan panduan khusus untuk pengadopsi pertama kali pada semua standar baru. Beberapa standar memungkinkan perusahaan untuk memilih antara kebijakan alternatif. Perusahaan harus memilih kebijakan akuntansi yang akan diterapkan pada neraca IFRS pembukaan dengan hati-hati, dengan pemahaman penuh tentang implikasi pada neraca pembukaan IFRS dan laporan keuangan periode mendatang.
5
3. Optional Exemptions Pengecualian opsional dari prinsip pengukuran dasar dalam IFRS 1. Ada beberapa pengecualian opsional lebih lanjut untuk penyajian kembali dan prinsip pengukuran yang ditetapkan. Suatu entitas dapat memilih untuk menggunakan satu atau lebih pengecualian berikut: 1. Pembayaran Berbasis Saham (share-based payment transactions)
Setelah pertama kali melakukan adopsi IFRS dianjurkan bagi entitas tetapi tidak diharuskan, untuk menerapkan Transaksi Pembayaran Berbasis Saham. Karena pada poin ini diberlakukan pada IFRS 2 untuk Transaksi Pembayaran Berbasis Saham dan dilakukan setelah tanggal transisi atau 1 Januari 2015. Sekilas tentang definisi pembayaran berbasis saham adalah suatu transaksi di mana entitas menerima barang atau jasa baik sebagai pertimbangan untuk instrumen ekuitasnya atau dengan menimbulkan kewajiban untuk jumlah berdasarkan harga saham entitas atau instrumen ekuitas lainnya dari entitas. Dalam pembayaran berbasis saham tergantung pada bagaimana transaksi akan diselesaikan oleh suatu entitas, apakah dengan penerbitan ekuitas (menerbitkan saham), dilakukan dengan uang tunai, atau ekuitas dan uang tunai.
2. Kontrak Asuransi (Insurance Contracts) Dalam kontrak asuransi (insurance contracts) hanya diperuntukan kepada entitas yang melakukan adopsi terhadap IFRS pada tahun 2005.
3. Biaya Perolehan (Deemed cost) Aset tetap yang dimiliki oleh suatu entitas (PPE) dapat memilih untuk mengukur suatu aset tetap tersebut pada waktu transisi ke IFRS dengan nilai wajar asset tersebut. Nilai wajar tersebut akan menjadi biaya perolehan dan menjadi dasar perhitungan penyusutan untuk periode selanjutnya. Entitas dapat diberikan pilihan dalam hal ini, antara lain :
6
Menggunakan Biaya Perolehan sesuai IFRS
Menggunakan nilai wajar pada tanggal transisi sebagai biaya perolehan
Melakukan revaluasi yang dilakukan pada tanggal transisi sebagai perolehan.
Revaluasi sebelumnya dapat digunakan sebagai biaya perolehan hanya jika revalusi menghasilkan jumlah tercatat yang secara umum sebanding dengan nilai wajar atau didasarkan pada indeks harga yang diterapkan pada biaya. Pengecualian ini juga dapat diterapkan pada aset tidak berwujud yang memenuhi kriteria untuk revaluasi dalam IAS 38 dan properti investasi di mana metode biaya dalam IAS 40 diterapkan. Pengecualian mungkin tidak digunakan untuk aset lainnya. 4. Leases Entitas dalam melakukan transisi dapat menerapkan ketentuan transisi dalam IFRIC 4 menentukan apakah suatu Perjanjian mengandung Sewa. Oleh karena itu, entitas dapat menentukan apakah pengaturan yang ada pada tanggal transisi ke IFRS berisi sewa berdasarkan fakta dan keadaan yang ada pada tanggal tersebut. Untuk entitas yang telah membuat penentuan yang sama apakah pengaturan mengandung sewa sesuai dengan GAAP sebelumnya, penentuan itu harus memberikan hasil yang sama seperti yang dihasilkan dari menerapkan IAS 17 Sewa dan IFRIC 4. 5. Cumulative translation differences Cumulative translation differences dilakukan adjustment ke angka nol. Pengecualian ini harus dilakukan kepada semua anak perusahaan. Semua keuntungan maupun kerugian dari translasi (translation) harus dilakukan adjustment ke angka nol.
7
6. Investasi pada anak perusahaan, entitas dan entitas bersama yang dikendalikan bersama Ketika suatu entitas membuat laporan keuangan yang terpisah, IAS 27 diharuskan
untuk
mempertanggungjawabkan
investasinya
pada
anak
perusahaan, entitas yang dikendalikan bersama, dan entitas asosiasi dengan biaya perolehan atau sesuai dengan IAS 39. Jika pada saat transisi entitas mengukur investasi tersebut berdasarkan biaya perolehan atau sesuai dengan IAS 39, entitas akan mengukur investasi tersebut pada salah satu dari jumlah berikut :
biaya ditentukan sesuai dengan IAS 27 atau
biaya perolehan. Biaya investasi tersebut dianggap sebagai: o nilai wajar (ditentukan sesuai dengan IAS 39) pada tanggal transisi entitas ke IFRS dalam laporan keuangannya yang terpisah atau o jumlah tercatat GAAP sebelumnya pada tanggal tersebut.
Entitas dapat memilih satu dari dua pilihan diatas untuk mengukur investasinya di masing-masing anak perusahaan.
7. Assets and liabilities of subsidiaries, associates and joint ventures Induk perusahan dan anak perusahaan mungkin akan melakukan adopsi IFRS pada periode yang berbeda. Ada dua hal yang mungkin terjadi yaitu :
Anak perusahaan melakukan adopsi IFRS setelah induk perusahaan.
Induk perusahaan melakukan adopsi IFRS setelah anak perusahaan
Jika terjadi poin pertama, maka anak perusahaan dapat memilih
dalam
pengukuran asset dan liabiliatasnya dengan :
Jumlah tercatat yang akan dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasi induk perusahaan,
Berdasarkan
IFRS
1
diterapkan
pada
tanggal
transisi
anak
perusahaan.
8
Namun, Apabila yang terjadi adalah poin kedua, maka dalam laporan keuangan konsolidasiannya, aset dan liabilitas entitas anak menggunakan nilai tercatat anak perusahaan. 8. Compound financial instruments Instrumen keuangan majemuk dianalisiske dalam komponen hutang dan ekuitas berdasarkan keadaan pada awal sebelum transisi. Entitas tidak diharuskan untuk mengidentifikasi secara terpisah dua elemen yaitu laba ditahan dan bunga kumulatif dari komponen ekuitas jika tidak ada komponen kewajiban pada tanggal transisi IAS 32/39. 9. Designation of previously recognised financial instruments IAS 39 memungkinkan aset keuangan ditetapkan pada pengakuan awal sebagai tersedia untuk dijual atau instrumen keuangan (asalkan memenuhi kriteria tertentu) untuk ditetapkan sebagai aset keuangan atau liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi. Entitas harus melakukan klasifikasi pada tanggal transisi IAS 32/39 10. Fair value measurement of financial assets or financial liabilities at initial recognition Financial asset atau financial liabilities diukur menggunakan nilai wajar berdasarkan pasar yang dapat dilakukan observasi melalui transaksi pasar terkini dalam instrument yang sama.
11. Decommissioning liabilities included in the cost of property, plant and equipment Entitas baru melakukan transisi atau adopsi pertama kali, tidak perlu mematuhi persyaratan untuk perubahan dalam kewajiban yang terjadi sebelum tanggal transisi ke IFRS. Jika Entitas menggunakan pengecualian ini, Entitas diharuskan:
Mengukur Liabiliatas pada tanggal transisi ke IFRS sesuai dengan IAS 37;
9
Perkirakan jumlah yang akan dimasukkan dalam biaya perolehan aset terkait ketika kewajiban pertama kali muncul, dengan mendiskontokan kewajiban pada tanggal tersebut dengan menggunakan estimasi terbaik untuk tingkat diskonto sepanjang liabilitas tersebut berada dalam ruang lingkup IFRIC 1
Menghitung akumulasi penyusutan pada jumlah tersebut, seperti pada tanggal transisi ke IFRS, berdasarkan estimasi saat ini dari masa manfaat aset, menggunakan kebijakan penyusutan yang diadopsi oleh entitas sesuai dengan IFRS.
12. Financial assets or intangible assets accounted for in accordance with IFRIC 12 Entitas dalam melakukan transisi ke IFRS dapat menerapkan ketentuan berdasarkan IFRIC 12. IFRIC 12 Menjelaskan tentang Pengaturan konsesi layanan yaitu pengaturan di mana pemerintah atau badan sektor publik lainnya melakukan kontrak dengan swasta untuk mengembangkan (atau meningkatkan), mengoperasikan aset infrastruktur pemberi hibah seperti jalan, jembatan, terowongan, bandara, jaringan distribusi energi, penjara atau rumah sakit. Terdapat dua jenis pengaturan konsesi layanan yaitu pihak swasta menerima asset keuangan atau pihak swasta menerima asset tidak berwujud. 13. Borrowing costs Entitas dapat menerapkan ketentuan transisi yang diatur dalam IAS 23, Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau produksi aset yang memenuhi syarat merupakan bagian dari biaya aset tersebut dan, oleh karena itu, harus dikapitalisasi. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban. [IAS 23.8] 14. Transfers of assets from customers Entitas dapat menerapkan ketentuan transisi yang diatur dalam IFRIC 18 Transfer Aset dari Pelanggan. Prinsip dasar IFRIC 18 adalah ketika aset tetap yang ditransfer dari pelanggan memenuhi definisi aset, entitas harus 10
mencatatkan aset tersebut dalam laporan keuangannya. Jika pelanggan terus mengontrol item yang ditransfer, definisi aset tidak akan terpenuhi bahkan jika kepemilikan aset ditransfer ke utilitas atau entitas penerima lainnya. Biaya perolehan aset tersebut adalah nilai wajarnya pada tanggal transfer.
15. Extinguishing financial liabilities with equity instruments Entitas dapat menerapkan ketentuan transisi berdasarkan IFRIC 19. IFRIC 19 membahas akuntansi tentang entitas yang menerbitkan instrumen ekuitas untuk menyelesaikan, sebagian atau seluruh liabilitas keuangan. Penejelasan singkat tentang peneribitan instrument ekuitas untuk penyelesaian liabiliatas sebagai contoh, jika debitur menerbitkan instrumen ekuitas kepada kreditur untuk melunasi seluruh atau sebagian dari liabilitas keuangan, instrumen ekuitas tersebut 'dibayar berdasarkan pertimbangan' sesuai dengan IAS 39.41. Oleh karena itu, debitur harus menghentikan pengakuan liabilitas keuangan secara penuh atau sebagian. Debitur harus mengukur instrumen ekuitas yang diterbitkan kepada kreditur pada nilai wajar.
4. Pengecualian Wajib Ada empat pengecualian wajib untuk pengaplikasian dengan retrospective.
Estimates IFRS 1 melarang melakukan adjustment ke masa lampau untuk memperbaiki estimasi yang dibuat berdasarkan SAK sebelumnya kecuali kesalahan memiliki bukti objektif. Perusahaan seharusnya hanya menyesuaikan taksiran yang dibuat di bawah GAAP sebelumnya saat dasar perhitungan tidak sesuai IFRS. IFRS 1 mewajibkan kepada perusahaan antara lain : Estimasi dibuat pada tanggal yang sama saat GAAP sebelumnya yang akan digunakan untuk pembukaan Neraca IFRS, kecuali ada bukti yang objected tentang kesalahan. Estimasi yang dibuat berdasarkan GAAP harus direvisi jika diperlukan apabila tidak sesuai dengan IFRS, tetapi harus mencerminkan kondisi pada tanggal transisi. Sebagai contoh, pengahapusan kewajiban yang tidak didiskontokan 11
berdasarkan SAK sebelumnya harus disajikan kembali sejumlah net present value pada neraca pembukaan IFRS.
Aset dimiliki untuk dijual dan discontinued operation IFRS 5 diberlakukan untuk perusahaan yang melakukan transisi pertama kali dari 1 Januari 2005. Perusahaan melakukan transisi sebelum 1 Januari 2006 tidak boleh menyajikan kembali secara komparatif untuk aset tidak lancar yang akan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual di tanggal yang lebih awal. Namun, perbandingan dalam laporan laba rugi harus diklasifikasikan kembali untuk discontinued operation. Perusahaan dengan tanggal adopsi sesudah tanggal 31 Desember 2005 harus menyatakan kembali komparatif untuk IFRS 5.
Penghentian pengakuan aset keuangan dan liabilitas keuangan Pedoman IAS 39 berkaitan dengan pengakuan aset keuangan dan kewajiban keuangan harus berlaku untuk transaksi sejak 1 Januari 2004. Panduan hanya dapat diterapkan untuk transaksi yang terjadi sebelum tanggal tersebut jika informasi yang dibutuhkan oleh IAS 39 diperoleh di tanggal transaksi. Namun, dalam pengecualian opsional menginstruksikan untuk tidak menyatakan kembali perbandingan untuk IAS 32 dan IAS 39 hal karena akan dijelaskan pada aturan GAAP sebelumnya untuk penghentian pengakuan diterapkan saat menyiapkan komparatif
Akuntansi lindung nilai Akuntansi lindung nilai IAS 32/39 pada tanggal setelah transisi hanya dapat diterapkan jika semua kriteria lindung nilai pada IAS 39 terpenuhi. Standar GAAP sebelumnya harus diikuti untuk periode apa pun sebelum tanggal transisi IAS 32/39. Pada tanggal transisi IAS 32/39, perusahaan harus mempertimbangkan apakah lindung nilai saat GAAP adalah tipe yang memenuhi syarat untuk akuntansi lindung nilai berdasarkan IFRS. Jika ya, perusahaan harus mengikuti panduan terperinci dalam IFRS 1 untuk mengenali instrumen lindung nilai dan hubungan lindung nilai.
12
5. Penyajian dan Pengungkapan Laporan keuangan IFRS pertama harus memberikan semua pengungkapan yang disyaratkan IFRS di samping pengungkapan khusus yang diperlukan oleh IFRS 1. IFRS 1 membutuhkan pengungkapan khusus untuk menjelaskan dampak transisi ke IFRS. Laporan keuangan IFRS pertama harus termasuk rekonsiliasi dari:
Ekuitas dari GAAP ke IFRS di tanggal transisi dan pada periode sebelumnya berdasarkan GAAP.
Laba bersih dari GAAP ke IFRS untuk periode terbaru setelah transisi dan laporan keuangan berdasarkan GAAP sebelumnya.
Rekonsiliasi harus memberikan detail yang cukup untuk memungkinkan pengguna memahami materi penyesuaian neraca dan pendapatan serta untuk membedakan perubahan dalam kebijakan akuntansi dari koreksi kesalahan yang diidentifikasi selama transisi. Pengungkapan
lain
dalam
Laporan
keuangan
IFRS
yang
pertama.
Pengungkapan yang dibutuhkan oleh IAS 36 harus diberikan ketika kerugian penurunan nilai diakui di neraca IFRS pembukaan. Kapan nilai wajar digunakan sebagai biaya perolehan, agregat nilai wajar dan penyesuaian agregat pada jumlah tercatat sebelumnya harus diungkapkan untuk setiap instrumen. Perusahaan juga harus jelaskan penyesuaian material terhadap arus kas. Perusahaan yang menerapkan pengecualian opsional untuk mengklasifikasikan aset keuangan atau liabilitas keuangan “at fair value through profit or loss” harus mengungkapkan :
Nilai wajar
Jumlah tercatat sebelumnya berdasarkan GAAP
Klasifikasi sebelumnya berdasarkan GAAP
Sebagai contoh, kami menggunakan laporan tahunan Michelin Tahun 2005. Pada tahun tersebut Michelin mengganti standard akuntansi menggunakan IFRS. Dapat dilihat pada gambar dibawah :
13
Sumber : Annual Report Michelin 2005
14
Daftar Pustaka
PricewatehouseCoopers. 2004. A step-by-step illustration of the transition to IFRS. June 2004 https://www.iasplus.com/en/standards/ifrs/ifrs1 https://www.michelin.com/en/publications/?search-input=&filter-year=2005
15