Tugas I

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas I as PDF for free.

More details

  • Words: 747
  • Pages: 2
5. Ada dua hipotesis yang memberi penjelasan gejala heterosis, yaitu hipotesis dominan dan hipotesis over dominan. Hipotesis dominan menjelaskan bahwa vigor hibrida atau heterosis merupakan hasil terkumpulnya gengen dominan yang baik (favourable dominant genes) dalam satu genotipe. Konsep over dominan menjelaskan bahwa heterosis merupakan hasil penampilan superioritas heterozygositas terhadap homozygositas, artinya individu tanaman yang superior adalah individu yang memiliki jumlah alel dalam keadaan heterozygos terbanyak. Ada dua hal yang terkait dengan gejala heterosis yang perlu mendapat penjelasan, yaitu kenyataan bahwa apabila dua genotipe homozygos disilangkan menghasilkan genotipe hibrida yang penampilannya melebihi tetuanya, dan yang berikutnya adalah tidak terdapat kemungkinan menyeleksi (memilih) genotipe tanaman F2 atau pada generasi selanjutnya yang homozygos dan sama penampilannya dengan penampilan hibrida F1. 1PERBAIKAN POPULASI Langkah awal dalam program hibrida adalah mencari populasi-populasi superior yang merupakan pasangan heterotik (heterotic pattern) dan atau melakukan pembentukan populasi baru. Pembentukan populasi dan program seleksi bertujuan untuk memaksimalkan karakter penting, selain mempertahankan karakter lain pada tingkat yang sama, atau di atas standar minimum untuk diterima sebagai varietas komersial. Misalnya, kalau karakter hasil yang menjadi tujuan utama, maka populasi harus memiliki daya hasil yang beragam, tetapi karakter lainnya seperti saat berbunga, umur panen, ketahanan terhadap penyakit, dan kualitas hasil harus lebih seragam. Hal Efisiensi pemilihan populasi sebagai sumber genetik inbrida dalam pembentukan hibrida bergantung kepada kemampuan populasi untuk menghasilkan vigor yang tinggi, karakter ideotipe yang stabil, galur inbred produktif dengan penampilan baik dan daya gabung yang tinggi. Seleksi dari populasi yang tidak memiliki gen-gen yang diinginkan tidak menjamin keberhasilan program pemuliaan meskipun secara teliti dengan metode yang baik. 2Prosedur seleksi yang digunakan untuk mengidentifikasi genotype-genotipe yang baik dari keturunan yang bersegregasi hasil tanaman menyerbuk sendiri salah satunya dalah dengan menggunakan seleksi pedigree dan Single Seed Descent (SSD) Seleksi Pedigree: Metode ini disebut pedigree atau silsilah karena dilakukan pencatatan pada setiap anggota populasi bersegregasi dari hasil persilangan. Silsilah diperlukan untuk menyatukan galur tersebut serupa dengan individu tanaman generasai sebelumnya. Individu akan menghasilkan seleksi yang terbaik, maka seleksi dapat dimulai pada generasi F2. dari generasi F3 dan F4 banyak losi yang menjadi homosigot dan ciri famili mulai tampil. Walaupun demikian heterozigositas tanaman masih kuat pada generasi-generasi ini sehingga dalam famili antara tanaman yang satu dnegan tanaman yang lain mungkin secara geneti maih berbeda. Maka pada generasi F5 atau F6 kebanyakan famili diharapkan menjadi homosigot pada banyak losi, jadi seleksi antar famili sudah dapat dilakukan.

Seleksi Single Seed Descent (SSD) Seleksi Single Seed Descent, yaitu satu keturunan satu biji. Pada prinsipnya, individu tanaman terpilih dari hasil suatu persilangan pada F2 dan selanjutnya ditanam cukup satu biji satu keturunan. Cara ini dilakukan sampai generasi yang ke-5 atau ke-6 (F5 atau F6). Bila pada generasi tersebut sudah diperoleh tingkat keseragaman yang diinginkan maka pada generasi berikutnya pertanaman tidak dilakukan satu biji satu keturunan tetapi ditingkatkan menjadi satu baris satu populasi keturunan, kemudian meningkat lagi menjadi satu plot satu populasi keturunan. Prosedur Single Seed Descent (SSD) mempunyai tujuan mempertahankan keturunan dari sejumlah besar tanaman F2, dengan mengurangi hilangnya genotip selama generasi segregasi. Hanya satu biji yang dipanen dari masing-masing tanaman, perkembangan tanaman optimum dari generasi F2 sampai dengan F4.. Metode seleksi Single Seed Descent (SSD) banyak dilakukan dalam pemuliaan tanaman kedelai di Amerika Serikat (Fehr, 1978). Metode SSD Descent mempunyai beberapa keuntungan, sebagi berikut : 1. karena yang ditanam setiap generasi satu biji satu keturunan, dengan sendirinya luas lahan yang diperlukan jauh lebih sempit. 2. waktu dan tenaga yang diperlukan pada saat panen lebih sedikit, karena populasinya lebih kecil. 3. pencatatan dan pengamatan lebih mudah dan sederhana. 4. seleksi untuk karakter-karakter yang heritabilitasnya tinggi, misalnya tinggi tanaman, umur, penyakit dan beberapa aspek kualitas dapat dikerjakan dengan efektif berdasarkan satu tanaman tunggal. 5. tiap tahun dapat ditanam beberapa generasi, bila keadaan lingkungan dapat dikuasai. 6. hanya diperlukan sedikit usaha dalam memperoleh tipe homozigot untuk karakterkarakter yang pewarisannya sederhana. Keadaan homozigot cepat tercapai. 7. penanganan persilangan dapat lebih banyak. Adapun kekurangan dari metode SSD, yaitu pada generasi F2 kemungkinan lebih banyak tanaman yang superior tidak teramati atau hilang, karena setiap genotip disini hanya mewakili satu tanaman pada F3 sehingga tidak diketahui identitasnya. Pada metode SSD, setiap tanaman mulai generasi F2 sampai generasi F6. diambil satu biji dari satu tanaman pada setiap generasi untuk ditanam pada generasi selanjutnya. Jumlah tanaman dalam populasi F2 sampai F6 akan tetap atau bisa berkurang karena adanya daya tumbuh benih yang kurang baik. Ciri lain dari metode SSD, adalah adanya kemungkinan untuk menghasilkan sejumlah besar galur murni pada areal yang sempit dan tenaga kerja yang terbatas (Fehr, 1987, dikutip dari Ai Komariah).

Related Documents

Tugas I
June 2020 14
Tugas Ppl I Angga.doc
June 2020 1
Tugas I Paper.docx
June 2020 9
Tugas Askeb I Chelsea
October 2019 31