Sayyid Abdullah Marzuqi 12016044 TUGAS GEOKIMIA PETROLEUM Terlampir dibawah ini gambar kromatogram serta rincian senyawa yang dikandung di dalamnya untuk sebuah sampel minyak yang diambil dari pulau Seram.
Gambari 1. Grafik kromatogram sampel Seram
Gambar 2. Data n-alkana kromatogram sampel Seram
Interpretasi data Dari data kromatogram secara umum dapat dilihat bahwa kecenderungan grafiknya menurun serta tidak memiliki hump, puncaknya bersifat unimodal, berada di sebelah kiri C20.
Tabel 1. Selektif biodegradasi berdasarkan komponen senyawanya
1. Analisis asal material organik Puncak yang berada di sebelah kiri C20 menunjukkan bahwa material organik berasal dari organisme yang berukuran kecil (bakteri/alga), dengan grafik unimodal. Terlihat dari grafik diatas bahwa nilai C8-C12 (dalam hal ini karbon berantai pendek) masih bisa terekam oleh alat gas kromatografi, pada tabel 1, kemunculan dari C8-C12 ini mengindikasikan bahwa sampel minyak tidak terbiodegradasi (Petters,2007). Grafik yang memiliki kecenderungan menurun ini menunjukkan bahwa sampel tidak mengalami biodegradasi. Grafik yang tidak memiliki hump juga memberikan informasi bahwa sampel minyak tidak mengalami biodegradasi.
Tabel 2. sifati geokimia minyak mentah yang tidak terbiodegradasi dengan lingkungan pengendapannya
Tabel 3. Sifat geokimia minyak mentah yang tidak terbiodegradasi dimodifikasi Peters dan Moldowan,1993
Tabel 4. Karakteristik geokimia yang menyatakan tipe batuan induk
Gambar 3. Gambar lingkungan keoksikan berdasarkan pristane dan phytane
2. Analisis lingkungan pengendapan Perbandingan dari nilai Pristane/Phytane memiliki nilai 0.83 yang berarti nilai Phytane ini lebih besar dari Pristane, ini menyatakan bahwa lingkungan pengendapan sampel bersifat anoxic (Lihat gambar 3). Dari tabel 3, perbandingan dari nilai Pristane/Phytane yang lebih kecil dari 2, menyatakan bahwa lingkungan pengendapannya adalah laut.
Dengan cara lain, menggunakan degree of waxiness yang merupakan nilai perbandingan dari ∑ C21 − C. 31 ∑ C15 − C20
jika nilai degree of waxiness ini lebih kecil dari 1 (dalam perhitungan pada data diperoleh nilai 0,6) menunjukkan bahwa sampel merupakan low waxy ratio dan lebih cenderung berasal dari laut. (Moldowan,1993) Dari tabel 3, jika nilai Pristane/nC17 lebih kecil dari 0,5 menunjukkan lingkungan pengendapan laut (Moldowan,1983). Pada data n-alkana yang terdapat pulai Seram, nilai perbandingan dari Pristane/nC17 ini sebesar 0,15, ini mengindikasikan bahwa lingkungan pengendapan sampel ini adalah laut. Nilai perbandingan phytane/nC18 yang lebih rendah dari 0,3 mengindikasikan bahwa lingkungan pengendapannya marine shale bisa dilihat pada tabel 2 (Petters,1993). Pada data n-alkana sampel pulau Seram tersebut diperoleh nilai perbandingan Phytane/nC18 sebesar 0,2, ini membuktikan bahwa lingkungan pengendapannya adalah laut, batuan induknya berupa serpih. Menurut Moldowan pada tahun 1983, dia menyatakan bahwa jika nilai n-alkana C21C35 menurun (tabel 3) mengindikasikan bahwa lingkungan pengendapannya laut.
NAR (normal alkane ratio) akan mendekati 0 jika dia terendapkan di lingkungan laut. Pada hasil perhitungan diperoleh nilai NAR data sebesar 0,083. Ini membuktikan bahwa benar, sampel diendapkan di laut.
3, Analisis kematangan sampel
Pada grafik kromatogram tersebut memiliki puncak unimodal, yang memberikan informasi bahwa sampel tersebut matang. Kecenderungan dari kurvanya cenderung menurun juga memberikan informasi bahwa material organik tersebut berasal dari organisme yang telah lama mati. Dimana ini mengindikasikan bahwa sampel sudah bisa dikatakan matang.
Nilai TAR (Terrigenous / Aquatic Ratio ) yang bernilai lebih kecil dari 1 mengindikasikan bahwa sampel matang dan berasal dari lingkungan pengendapan marine dengan organisme penyusunnya algae (bourboniero & meyer, 1966). Akan tetapi dalam penggunaannya TAR harus digunakan secara hati-hati, karena TAR ini di kontrol oleh tingkat kematangan minyak serta
Nilai CPI (Carbon Preference Index) yang lebih besar dari 1,2 mengindikasikan bahwa kondisi sampel belum matang. Pada sampel di pulau Seram diatas, diperoleh nilai CPI1 & CPI2 yang memiliki nilai lebih kecil dari 1,2. Ini menyatakan bahwa sampel sudah matang.
4. Analisis zona kedalaman lubang bor
Gambar 4. Sampel bor dari reservoir sandstone yang berumur jura tengah Jika kita membandingkan analisis kramotogram sampel Seram dengan tabel diatas, diperoleh kesamaan bentuk grafik antara kromatogram sampel Seram dengan oil zone, kesimpulannya bahwa zona kedalaman pemborannya terdapat pada oil zone.
KESIMPULAN Sampel minyak di pulau seram ini kemungkinan besar berasal dari material organik berupa organisme kecil, yang merupakan kelompok alga yang tidak mengalami biodegradasi. Lingkungan pengendapan dari sampel minyak Seram ini berasal dari lingkungan yang anoxic karena nilai phytane yang lebih besar pristane, perbandingan dari nilai pristane/phytane yang lebih kecil dari 2, Mengindikasikan lingkungan pengendapannya marine. Kondisi minyak pada sampel Seram tersebut sudah matang. Zona kedalaman pemboran dari sampel minyak ini adalah oil zone. REFERENSI El Nemr, A. 2016. Distribution and sources of n-alkanes and polycyclic aromatic ini Shellfix of the Egyptian Red Sea Coast, Egyptian Journal Aquatic Research. Moustoufa, M.Y. 2012. Biomarkers. Cairo: In-Tech Company Kenneth, E.P.2005. The Biomarker Guidance vol. 2 : Biomarkers and Isotopes in Petroleum Exploration and Earth History. Cambridge : Cambridge University Press. Subroto, E. A. 2012. Catatan Kuliah: GL4192 Pengenalan Geokimia Petroleum. Bandung: Penerbit ITB.