Tugas geografi El nino dan La nina El nino =>fenomena alam dalam memanaskan air di Samudera Atlantik
La nina =>fenomena alam dalam pendinginan air di Samudera Atlantik El nino Hujan dan banjir di sepanjang pantai Pasifik Air hangat mengganggu rantai makanan ikan, burung, dan mamalia laut Tornadoes dan badai di selatan US Kurang dari normal badai di Atlantik
La nina Salju dan hujan di pantai barat Luar biasa cuaca dingin di Alaska Cuaca panas luar biasa di bagian Amerika Serikat Kekeringan di barat daya lebih tinggi daripada biasa jumlah badai di Atlantik
Tahun El Nino 1902-1903 1918-1919 1932-1933 1953-1954 1972-1973 1991-1992
1905-1906 1923-1924 1939-1940 1957-1958 1976-1977 1994-1995
1911-1912 1925-1926 1941-1942 1965-1966 1982-1983 1997-1998
1914-1915 1930-1931 1951-1952 1969-1970 1986-1987 ???
Tahun La nina 1904-1905 1917-1918 1950-1951 1970-1971 1988-1989
1909-1910 1924-1925 1955-1956 1971-1972 1995-1996
1910-1911 1928-1929 1956-1957 1973-1974 1998-1999
1915-1916 1938-1939 1964-1965 1975-1976 ???
Nama El Niño diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “anak laki-laki”, merujuk pada bayi Yesus Kristus dan digunakan karena arus ini biasanya muncul selama musim Natal; sedangkan La Niña berarti "gadis kecil". Karena fluktuasi dari tekanan udara dan pola angin di Selatan Pasifik yang menyertai El Niño, fenomena ini dikenal dengan nama El Niño Southern Oscillation (ENSO).
El nino terjadi karena pemanasan di ekuator samudra pasifik dan pemanasan global juga menjadi salah satu unsurnya. Selain memberikan kerugian, el nino juga memberikan keuntungan pada Indonesia. Contohnya, ikan tuna di Pasifik bergerak ketimur. Namun, ikan yang berada di Samudera Hindia bergerak masuk ke selatan Indonesia. Hal itu karena perairan di timur samudera ini mendingin, sedangkan yang berada di barat Sumatera dan selatan Jawa menghangat. Hal ini membuat indonesia mendapat banyak ikan tuna. Nilai indeks antara -1 sampai +1 berarti normal, artinya tidak terjadi El-Nino atau LaNina. Jika nilai indeks di atas +1 maka terjadi El-Nino. Sebab, hal ini menunjukkan bahwa di Pasifik telah terjadi pemanasan suhu yang melebihi suhu rata-rata. Sebaliknya, jika nilai indeks di bawah -1, maka La-Nina sedang berlangsung. La-Nina menunjukkan telah terjadi penurunan suhu di Pasifik yang melebihi suhu rata-rata. El-Nino membangkitkan angin panas sehingga berdampak pada kekeringan yang berkepanjangan. Sementara La-Nina membawa uap air yang berlimpah sehingga hujan akan turun secara ekstrem dan banjir pun terjadi. Pengamatan terhadap indeks ENSO di wilayah Nino 3.4 (Nino 3.4 adalah daerah di tengah Pasifik yang paling dominan mempengaruhi wilayah Indonesia) menunjukkan, nilai indeks pada 1 Agustus 2008 berada di kisaran +0,1. Artinya, suhu permukaan laut di Pasifik normal. Bahkan, berdasarkan prediksi model International Research Institute Columbia, peluang terjadinya kondisi normal ini adalah 75 persen, El-Nino 15 persen, La-Nina 10 persen hingga Oktober mendatang. Dengan demikian, peluang musim kemarau normal sangat dominan yaitu 75 persen. Sementara munculnya El-Nino sangat kecil, dan dapat diabaikan.